KUA DAN BP4 Tugas dan Kewenangan KUA 1.

Suatu pasangan yang akan menikah pasti ingin menjadikan keluarganya menjadi keluarga sakinah.Yang dimaksud dengan keluarga sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara serasi dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara internal kelurga dan lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlaqul karimah. 12 Sebagian orang masih banyak yang bingung antara kursus calon pengantin dengan kursus pra nikah padahal dua hal itu berbeda. Kursus calon pengantin adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang difokuskan kepada calon pengantin yang akan melangsungkan perkawinan dalam waktu dekat. Sedangkan kursus pra nikah adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan penumbuhan kesadaran kepada remaja usia nikah tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga. 13 Tampak perbedaannya bahwa pra nikah tersebut bukan hanya untuk calon pengantin saja melainkan untuk orang yang sudah masuk usia nikah seperti anak sekolah SMA, mereka-mereka ini sudah perlu untuk diberikan pemahaman tentang keluarga atau rumah tangga, bagaimana 12 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, Pasal 1 ayat 3 13 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, h. 3 dalam menjalani biduk rumah tangga yang baik sehingga dapat tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah di kemudian hari.

2. Tujuan Suscatin

Tujuan suscatin adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga. 14 Tujuan suscatin ini sejalan dengan tujuan perkawinan seperti yang dicantumkan dalam Undang-undang. Dalam Undang-undang perkawinan di Indonesia disebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia serta kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 15 Begitu juga, tujuan tersebut sesuai dengan panduan ayat Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21 disebutkan bahwa:                         . م و ﺮ ﻟ ا : ٢ ١ Artinya: “Dan diantara tanda-tanda Kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung 14 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, Pasal 2 15 UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. Q.S. Ar-Ruum:21 Agar tujuan itu tercapai maka dilakukan suscatin, yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan calon suami istri tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kerasan dalam rumah tangga.

3. Dasar Hukum Penetapan Suscatin

Dalam peraturan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam tentang kursus calon pengantin Nomor DJ.sII 2009 tanggal 10 Desember 2009 yang berwenang menyelenggarakan kursus calon pengantin adalah Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinaan BP4 atau Badan dan lembaga lain yang telah mendapat Akredritasi dari Kementerian Agama. Merujuk kepada peraturan Direktur Jendral Dirjen tersebut maka kegiatan suscatin sesungguhnya dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Selain itu, mengurangi angka perselisihan, perceraian. Adapun dasar hukum yang menjadi dasar penetapan kursus calon pengantin adalah : 1. UU Nomor I Tahun 1974 tentang Perkawinan.