Suatu pasangan yang akan menikah pasti ingin menjadikan keluarganya menjadi keluarga sakinah.Yang dimaksud dengan keluarga
sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara serasi dan seimbang, diliputi
suasana kasih sayang antara internal kelurga dan lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai keimanan,
ketakwaan dan akhlaqul karimah.
12
Sebagian orang masih banyak yang bingung antara kursus calon pengantin dengan kursus pra nikah padahal dua hal itu berbeda. Kursus
calon pengantin adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang difokuskan kepada calon pengantin yang akan
melangsungkan perkawinan dalam waktu dekat. Sedangkan kursus pra nikah adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
penumbuhan kesadaran kepada remaja usia nikah tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga.
13
Tampak perbedaannya bahwa pra nikah tersebut bukan hanya untuk calon pengantin saja melainkan untuk orang yang sudah
masuk usia nikah seperti anak sekolah SMA, mereka-mereka ini sudah perlu untuk diberikan pemahaman tentang keluarga atau rumah tangga, bagaimana
12
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, Pasal 1 ayat 3
13
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, h. 3
dalam menjalani biduk rumah tangga yang baik sehingga dapat tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah di kemudian hari.
2. Tujuan Suscatin
Tujuan suscatin adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam
mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam
rumah tangga.
14
Tujuan suscatin ini sejalan dengan tujuan perkawinan seperti yang dicantumkan dalam Undang-undang. Dalam Undang-undang perkawinan di
Indonesia disebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia serta kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
15
Begitu juga, tujuan tersebut sesuai dengan panduan ayat Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21 disebutkan bahwa:
. م و ﺮ ﻟ ا
: ٢ ١
Artinya: “Dan diantara tanda-tanda Kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
14
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, Pasal 2
15
UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1
dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. Q.S. Ar-Ruum:21
Agar tujuan itu tercapai maka dilakukan suscatin, yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan calon suami istri tentang
kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah serta mengurangi angka perselisihan,
perceraian, dan kerasan dalam rumah tangga.
3. Dasar Hukum Penetapan Suscatin
Dalam peraturan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam tentang kursus calon pengantin Nomor DJ.sII 2009 tanggal 10 Desember 2009 yang
berwenang menyelenggarakan kursus calon pengantin adalah Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinaan BP4 atau Badan
dan lembaga lain yang telah mendapat Akredritasi dari Kementerian Agama. Merujuk kepada peraturan Direktur Jendral Dirjen tersebut maka
kegiatan suscatin sesungguhnya dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Selain itu, mengurangi angka perselisihan,
perceraian. Adapun dasar hukum yang menjadi dasar penetapan kursus calon
pengantin adalah : 1.
UU Nomor I Tahun 1974 tentang Perkawinan.