Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian yang berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMP di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara” sebagai berikut: 1.7.1 Objek penelitian: kinerja guru, disiplin kerja dan persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah. 1.7.2 Subjek penelitian: guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara. 1.7.3 Tempat dan waktu penelitian: Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung Utara, yaitu SMPN 1 Kotabumi, SMPN 3 Kotabumi, SMPN 4 Kotabumi dan SMP Muhammadiyah Kotabumi . Penelitian ini akan dilaksanakan bulan November 2013 sampai dengan bulan Januari 2014. 1.7.4 Ruang Lingkup Ilmu Manajemen Pendidikan Sebagai proses dan fungsi manajemen, berikut substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan: 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian itu meliputi beberapa kegiatan, yaitu penugasan tanggung jawab tertentu dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas- tugasnya sehingga dibutuhkan disiplin kerja yang tinggi. 3. Pengarahan meliputi motivasi, kepemimpinan, kekuasaan, pe- ngambilan keputusan, komunikasi, koordinasi, negosiasi serta pengembangan organisasi. Sementara itu, Terry dan Rue menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan Husaini Usman, 2009: 273- 274. 4. Pengendalian meliputi pemantauan monitoring, penilaian, dan pelaporan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Guru

2.1.1 Teori Kinerja

Menurut Sinambela PL 2011: 136, mengemukakan bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan secara bersama-sama yang dijadikan sebagai acuan. Jika berdasarkan etimologi, kinerja berasal dari kata performance. Performance berasal dari kata “to perform” yang mempunyai beberapa masukan yang relevan dengan kinerja disini, yakni: 1 melakukan, 2 memenuhi atau menjalankan sesuatu, 3 melaksanakan suatu tanggung jawab, dan 4 melakukan sesuatu yang diharapkan seseorang. Dari masukan tersebut dapat diartikan bahwa kinerja adalah pelaksanaan suatu pekerjaan dan penyempurnaan pekerjaan tersebut sesuai dengan tanggungjawabnya sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Definisi ini menunjukkan bahwa kinerja lebih ditekankan pada proses, dimana selama pelaksanaan pekerjaan tersebut dilakukan penyempurnaan- penyempurnaan sehingga pencapaian hasil pekerjaan atau kinerja dapat dioptimalkan. Kinerja individu didefinisikan sebagai kemampuan individu dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu. Kinerja diartikan sebagai hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan individu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama. Kedua konsep di atas menunjukkan bahwa kinerja seseorang sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Untuk mengetahui hal itu diperlukan penentuan kriteria pencapaiannya yang ditetapkan secara bersama- sama. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Rumusan di atas menjelaskan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau lembaga dalam melaksanakan pekerjaannya. Dari definisi di atas, terdapat setidaknya empat elemen, yaitu: 1 hasil kerja yang dicapai secara individual atau secara institusi, yang berarti bahwa kinerja ters ebut adalah “hasil akhir” yang diperoleh secara sendiri-sendiri atau berkelompok, 2 dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan tanggung jawab, yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk bertindak sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik. Meskipun demikian orang atau lembaga tersebut tetap harus dalam kendali, yakni mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pemberi hak dan wewenang, sehingga dia tidak akan menyalahgunakan hak dan wewenangnya tersebut, 3 pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melaksanakan tugas-tugas individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan, dan 4 pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya selain mengikuti aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai dengan moral dan etika yang berlaku umum. Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, pimpinan melakukan tugas- tugasnya dibantu oleh pimpinan yang lain bersama dengan pegawai mereka. Keberhasilan pimpinan melaksanakan tugasnya akan dipengaruhi oleh kinerja individu, jika kinerja individu baik akan mempengaruhi kinerja pimpinan dan kinerja organisasi. Untuk mengetahui kinerja organisasi perlu dilakukan pengukuran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rivai 2005: 14 yang menyatakan kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran maupun kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Terdapat dua aspek penting yang perlu diperhatikan dalam mencapai kinerja kelompok yaitu: pertama, hubungan antara keterpaduan dengan kinerja kelompok; kedua, perbedaan-perbedaan antara pemecahan masalah dengan pengambilan keputusan secara individu dan kelompok. Oleh sebab itu keberhasilan atau kegagalan pegawai dalam memenuhi tujuan-tujuan organisasi ditentukan oleh

Dokumen yang terkait

THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP, WORK CLIMATE, AND WORK MOTIVATION TOWARDS THE TEACHERS PERFORMANCE IN BODHISATTVA SCHOOL BANDAR LAMPUNG

0 22 101

THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP, WORK CLIMATE, AND WORK MOTIVATION TOWARDS THE TEACHERS PERFORMANCE IN BODHISATTVA SCHOOL BANDAR LAMPUNG

0 12 100

THE INFLUENCE BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP AND QUALITY ASSURANCE TOWARD TEACHERS PERFORMANCE ON PUBLIC ELEMENTARY SCHOOLS IN SOUTH TELUK BETUNG DISTRICT BANDAR LAMPUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PENJAMINAN MUTU TERHADAP KINERJA GURU SD NEGER

0 11 109

INFLUENCES OF THE PRINCIPAL’S LEADERSHIP, WORK DISCIPLINE AND SCHOOL WORK CLIMATE, TOWARD TEACHERS’ PERFORMANCE SMPN SUB DISTRICT KOTABUMI KOTA REGENCY NORTH LAMPUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN KERJA DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP KIN

0 6 103

RELATION BETWEEN TEACHERS PERCEPTION OF HEAD MASTER MANAGERIAL SKILL AND WORK MOTIVATION WITH TEACHERS PERFORMANCE ON PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOLS IN NORTH LAMPUNG REGENCY HUBUNGAN PERSEPSI KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASYAH, MOTIVASI KERJA DENGAN KIN

0 14 90

THE INFLUENCE OF PRINCIPAL LEADERSHIP, WORK MOTIVATION AND SCHOOL CLIMATE TOWARD JUNIOR HIGH SCHOOL TEACHER’S PERFORMANCE IN SUMBEREJO SUB DISTRICT IN TANGGAMUS REGENCY

0 12 97

Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai ( Studi Kasus pada Pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Republik Indonesia)

0 2 147

THE EFFECT OF INCENTIVE REWARD, TEACHER PSYCHOLOGICAL COMPETENCE, AND SCHOOL PRINCIPAL LEADERSHIP ON TEACHER WORK MOTIVATION IN SENIOR HIGH SCHOOLS IN MEDAN.

0 15 24

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PROFESIONALISME GURU, DAN IKLIM SEKOLAH Contribution of Principal Leadership, Teacher Professionalism, and School Climate to the School Quality (Case Study Junior High School in Karanganyar Regency).

0 1 16

117 The Influence of Principal Leadership and Work Motivation to Teachers Performance at Elementary School in District Samarinda Ilir Samarinda Year 2017

0 0 8