X, yaitu sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kompetensi paedagogik.
2.4.3 Penelitian yang dilakukan oleh Sutopo Slamet 2007
Berjudul “Analisis Kepemimpinan, Kecerdasan Emosi, Kedisiplinan dan Kompetensi Terhadap Kinerja Guru SMPN 8 Purworejo
”. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh: 1 kepemimpinan
terhadap kinerja guru, 2 kecerdasan emosi terhadap kinerja guru, 3 kedisiplinan terhadap kinerja guru, 4 kompetensi terhadap kinerja guru, serta 5
kepemimpinan, kecerdasan emosi, kedisiplinan dan kompetensi secara simultan terhadap kinerja guru SMPN 8 Purworejo. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan
menggunakan metode ex post facto. Penelitian ini dengan menggunakan cara Proportional Random Sampling bahwa: 1 terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan terhadap kinerja guru sebesar 78,5; 2 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kecerdasan emosi terhadap kinerja guru
sebesar 70,1; 3 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kedisiplinan terhadap kinerja guru sebesar 86,7; 4 terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 72,3; 5 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan, kecerdasan emosi, kedisiplinan dan
kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 89,9. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah meneliti tentang kinerja guru sebagai
variabel terikat variabel Y, penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random
sampling sama seperti penelitian yang penulis lakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah penulis tidak meneliti pengaruh
antara kecerdasan emosi dan kompetensi terhadap kinerja guru, penelitian juga dilakukan di dalam konteks lingkungan yang berbeda dan penelitian ini lebih
kompleks dibandingkan dengan penelitian yang penulis lakukan karena menggunakan empat variabel bebas variabel X, yaitu kepemimpinan, kecerdasan
emosi, kedisiplinan dan kompetensi.
2.4 Kerangka Berpikir
2.4.1 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru
Sikap konsekuen harus diawali dari diri guru itu sendiri. Sikap itu dapat ditunjukkan dengan cara berperilaku tidak melanggar peraturan yang telah
ditetapkan. Hal ini merupakan bentuk disiplin diri terhadap pekerjaan, waktu maupun tata tertib yang berlaku.
Disiplin kerja pada dasarnya adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan danatau ketertiban. Oleh karena itu disiplin kerja melekat pada diri seseorang sehingga sikap, perbuatan dan pekerjaan yang
dilakukan tidak lagi dirasakan sebagai beban. Bahkan, bila tidak berdisiplin kerja, ia akan merasa bersalah dan merasa ada kekurangan pada dirinya. Sikap dan
perilaku ini terbentuk dari kebiasaan, proses pendidikan dalam keluarga, pengalaman, lingkungan dan keteladanan. Disiplin mempunyai tiga aspek yaitu:
sikap mental mental attitude, yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil dari latihan, pengendalian pikiran dan watak; pemahaman yang baik mengenai
sistem aturan perilaku, norma, kriteria dan standar, sehingga menumbuhkan kesadaran sebagai syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan; sikap dan kelakuan