2.2 Pemahaman Guru Bimbingan dan Konseling
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 350 disebutkan bahwa “pemahaman mengandung arti proses, perbuatan, cara memahami atau
menanamkan”. Menurut Sardiman 2006: 43 “pemahaman comprehension adalah menguasai sesuatu dengan pikiran atau mengerti secara mental makna dan
filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasinya”. Dapat dimaknai bahwa pemahaman merupakan kerja pikiran yang mampu untuk menguasai sesuatu hal
dengan mengerti maksud dari hal tersebut, serta mengerti implikasi serta aplikasinya. Pengertian pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli Menurut
Taksonomi Bloom Daryanto, 2008: 106 mengemukakan bahwa : “Pemahaman comprehension kemampuan ini umumnya mendapat
penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal yang
sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda
dan uraian”. Sedangkan menurut Tyler dalam Awalya 1995:
31 “pemahaman adalah kemampuan memperoleh makna dan atau kemampuan untuk memprediksi,
sebagai tugas yang amat sulit”. Pemahaman adalah suatu proses, seperti ang dikemukakan oleh Gilmore dalam Awalya, 1995: 32 bahwa terdapat tiga fase
proses pemahaman yang dapat dilakukan guru BK. Proses pemahaman dapat dilakukan dengan tiga tahapan yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Fase I Data Input, yaitu guru BK menerima informasi verbal dan non verbal.
2. Fase II Data Processing, yaitu informasi yang telah diperoleh kemudian diproses melalui sistem konstruk guru BK, diorganisir dan disimpan.
3. Fase III Data Output, yaitu melakukan koreksi, konfirmasi, dan kemudian tindak lanjut terhadap informasi yang telah diperoleh guru BK.
Dari tiga fase yang disebutkan dia atas dapat dijelaskan bahwa dalam memperoleh pemahaman maka tahap pertama yang harus dilakukan yaitu guru
BK mencari informasi baik verbal dan non verbal tentang suatu hal. Setelah mendapatkan informasi kemudian mulai diproses dan diorganisir sesuai
kebutuhan serta disimpan. Proses berlanjut pada pengkoreksian serta pencarian kebenaran atau konfirmasi dari informasi tersebut, setelah mendapatkan dasar
kebenaran informasi tersebut dan berbagi penguatan maka fase dalam pemahaman diikuti tindak lanjut. Tindak lanjut ini dapat berupa tindak lanjut yang mendukung
informasi atau justru menolak informasinya. Memahami Understand adalah mengkonstruk makna atau pengertian
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang
baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran. Karena penyusun skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman.
Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif menurut Bloom dalam
Widodo, 2006: 7 yaitu :
1 Menafsirkan interpreting Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang
lainya, misalnya dari kata-kata ke grafik atau gambar, dari kata- kata ke angka, maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya
meringkas atau membuat parafrase. Informasi yang disajikan dalam
tes haruslah “baru” sehingga dengan mengingat saja siswa tidak akan bisa menjawab soal yang diberikan. Istilah lain untuk
menafsirkan adalah
mengklarifikasi, memparafrase,
menerjemahkan, menyajikan kembali. 2 Memberikan contoh exemplifying
Memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum.
Memberikan contoh
menuntut kemampuan
mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggnakan ciri tersebut untuk membuat contoh. Istila lain untuk
memberikan contoh
adalah memberikan
ilustrasi dan
mencontohkan. 3 Mengklarifikasikan classifying
Mengenali bahwa sesuatu benda atau fenomena dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengkelasifikasikan atau
mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain
untuk mengkelasifikasikan
adalah mengkategorikan
categorising. 4 Meringkas summarising
Membuat suatu pernyataan yang mengawali seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari sebuah tulisan. Meringkas menuntut
siswa untuk memilih inti dari suatu informasi dan meringkasnya. Istilah lain untuk merngkas adalah membuat generalisasi
generalising dan mengabstraksi abstracting.
5 Menarik inferensi inferring Menemukan sustu pola dari sederetan contoh atau fakta. Untuk
dapat melakkan inferensi siswa harus terlebih dapat menarik abstraksi suatu konsepprinsip berdasarkan sejumlah contoh yang
ada. Istilah lain untuk menarik inferensi adalah mengekploitasi extrapolating, menginterpolasi interpolating, mempresiksi
predicting, dan menarik kesimpulan concluding.
6 Membandingkan comparing Medeteksi persamaan dan perbedaan yang dimili dua objek, ide,
ataupun situasi. Membandingkan mencangkup juga menemukan kaitan antara unsur-unsur satu objek atau keadaan dengan unsur
yang dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain untuk
membandingkan adalah
mengkontraskan contrasting,
mencocokkan matching, dan memetakan mapping. 7 Menjelaskan explaining
Mengkontruk dan menggunakan model sebab-akibat dala suatu sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan
model tersebut unutk mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan
adalah mengkontruksi model constructing model.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat, memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengatakan apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa
keharusan menghubungkannya dengan hal –hal lain. Dengan kata lain, memahami
adalah mengerti tentang sesuatu yang dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman guru BK dapat diperoleh dengan pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru menyatakan “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada penfifikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah”. Guru BK adalah guru yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. Guru BK merupakan salah satu profesi yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan
seperti yang tercantum dalam Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maupun Undang –undang tentang
Guru dan Dosen. Menurut Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03VPB2010 Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya
pasal 1 menyebutkan ada tiga jenis guru yaitu : 1 Guru Kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggungjawab,
wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran selutuh mata pelajaran di kelas tertentu di TKRABATKI.B dan
SDMISDLB dan sederajad, kecuali mata pelajaran pendidikan jasmani dan keshatan serta pengigikan agama.
2 Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hal secara penuh dalam proses pembelajaran
pada semua mata pelajaran tertentu di sekolah atau madrasah. 3 Guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah guru yang
mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hal secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta
didik.
Tugas guru BK diadakan agar guru BK mengetahui tugas – tugasnya
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun tugas – tugas guru BK
menurut Mugiarso 2009: 114, yaitu: 1 Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling
2 Merencanakan program bimbingan dan konseling 3 Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling
4 Melaksanakan layanan pada berbagai bidang bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa yang menjadi
tanggungjawabnya. 5 Melaksanakan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan
konseling. 6 Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan
konseling. 7 Menganalisis hasil evaluasi
8 Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi 9 Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling dan,
10 Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas guru BK atau konselor adalah melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dan konseling
dimulai dari menyusun program bimbingan dan konseling, mengevaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut
dalam program
bimbingan terhadap
peserta didik
yang menjadi
tanggungjawabnya yaitu sekurang – kurangnya 150 peserta didik asuh setiap guru
BK dan paling banyak 250 peserta didik asuh. Bagi guru BK yang memliki peserta didik asuh kurang dari jumlah minimal maka guru BK diperkenankan
unutk memberikan layanan terhadap sekolah lain baik negeri maupun swasta. Maka pemahaman guru bimbingan dan konseling adalah kemampuan
seseorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan dan
konseling untuk mengerti, mengingat, memperoleh makna dari pengetahuan atau intervensi yang diperoleh kemudian dapat menjelaskan apa yang dipahami.
2.3 Layanan Bimbingan dan Konseling Format Klasikal