Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

menyampaikan informasi inilah yang menjadikan media massa kerap kali sebagai objek penelitian ilmu komunikasi massa dan ilmu-ilmu lainnya. Dikutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, proses di mana organisasi media membuat dan menyebarluaskan pesan kepada khalayak disebut dengan komunikasi massa. 2 Organisasi media inilah yang akan menyebarluaskan dan memengaruhi pesan tersebut kepada khalayak. Media massa merefleksikan kebudayaan suatu masyarakat, lalu mereka menghadirkan informasi yang serentak pada beragam khalayak luas. Hal ini menjadikan media massa sebagai salah satu institusi yang kuat di masyarakat.Dalam sebuah komunikasi masa, media menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi dan menyampaikan pesan-pesan pada khalayak. 3 Sejak kali pertama muncul, media massa telah membawa kemajuan bagi proses berkomunikasi. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat yang dengan mudah menerima dan mengirim informasi. Media massa juga membantu masyarakat untuk melepaskan cara berkomunikasi tradisional yang prosesnya lebih rumit dan memakan waktu lama. Sebagai sarana berbagi informasi, media massa menghadirkan beragam berita. Dengan hadirnya media massa, khalayak dapat memperoleh berita dan informasi mengenai apa saja dengan mudah. 2 Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, Seventh edition diakses pada 4 Februari 2013 dari http:id.wikipedia.orgwikiKomunikasi_massa 3 Wikipedia, “Komunikasi Massa,” artikel diakses pada 5 Februari 2013 pukul 23.27 dari http:id.wikipedia.orgwikiKomunikasi_massa Berita merupakan pesan yang disalurkan oleh media kepada khalayak luas. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa berita merupakan salah satu isi yang disajikan oleh media massa. Terdapat dua hal dalam berita, yaitu peristiwa dan alur cerita. Sebuah peristiwa tanpa alur cerita tidak tak dapat disebut sebagai berita, begitupun sebaliknya. 4 Penggunaan bahasa serta pemilihan kata yang baik dan benar juga dapat memudahkan khalayak dalam menyerap informasi dari suatu berita. Di kehidupan sehari-hari, banyak orang kerap megaitkan berita dengan jurnalistik. Begitu pula dengan pekerjaan wartawan yang erat kaitannya dengan dunia jurnalistik. Pendapat tersebut memang benar adanya. Namun, jurnalistik dalam teori dan praktisnya tak hanya bersangkutan dengan berita dan wartawan. Jurnalistik juga menyangkut kepada komunikasi, di mana hal itu bisa berarti sebuah kegiatan yang berkaitan dengan proses penyampaian berita. Secara sosial, berita merupakan segala hal yang terjadi di seluruh dunia. Ringkasnya, berita adalah apa yang ditulis dalam media cetak, apa yang ditayangkan televisi, dan apa yang disiarkan radio. Berita kerap menampilkan bermacam fakta, namun tidak semua fakta mampu menjadi berita. Begitu pula mengenai sebuah peristiwa, berita juga merupakan laporan mengenai peristiwa dunia. Namun, tidak setiap peristiwa di dunia bisa dilaporkan melalui berita di media massa. Kebutuhan masyarakat akan informasi dapat terpenuhi melalui media massa. Beberapa media massa, baik cetak maupun elektronik memiliki beragam sajian berita. Dalam menyajikan berita, media massa memiliki beragam inovasi menarik. Inovasi 4 Sudirman Teba, Jurnalistik Baru Ciputat: Kalam Indonesia, 2005, h. 55. menarik tersebut hadir untuk memikat khalayak. Sebagai contoh, program berita pada televisi kini sudah banyak yang memakai konsep outdoor. Inovasi dari konsep tersebut menghasilkan sesuatu yang berbeda namun memiliki isi yang sama dengan tujuan agar khalayak tidak merasa bosan. Inovasi-inovasi ini tak hanya muncul pada media eletronik saja. Hal ini juga dilakukan oleh pengelola berita di media cetak. Konsep penyajiannya dibuat dengan bahasa yang ringkas, padat, jelas, dan menarik untuk dicerna oleh khalayak umum. Bahkan, pada beberapa berita di media cetak juga didukung oleh sejumlah foto dan gambar karikatur. Hal tersebut dilakukan sebagai penunjang eksistensi dari sebuah media cetak. Bahasa pada sebuah berita merupakan sarana untuk menyampaikan suatu informasi. Jelas atau tidaknya informasi yang disajikan dapat ditentukan oleh baik buruknya bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat memudahkan khalayak untuk menyerap informasi dari berita tersebut secara jelas. Jika suatu berita memiliki tatanan bahasa yang kacau, khalayak pun sulit mencerna informasi yang terkandung dalam berita tersebut. Bukan hanya sulit, salah mengartikan makna informasi juga dapat terjadi apabila berita memiliki tatanan bahasa yang kurang baik. Mengingat pentingnya bahasa dalam penulisan sebuah berita, dunia pers atau jurnalistik harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar khalayak dapat memahaminya dengan mudah. Selain itu, dunia pers juga memiliki pedoman dan kaidah bahasa agar informasi yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami dan tidak membosankan khalayak. Pada prinsipnya, bahasa jurnalistik itu harus jelas, padat, ringkas dan lugas. 5 Penggunaan prinsip-prinsip tersebut tak hanya berlaku pada media massa umum saja, tetapi juga berlaku pada media massa lokal yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Setiap wilayah di Indonesia, umumnya memiliki media massa lokal yang berfungsi sebagai penyampai informasi. Selain itu, media massa juga berfungsi sebagai sarana mobilitas sosial. Media massa lokal keberadaannya telah menjamur. Tak hanya media massa umum saja yang mampu berkiprah di dunia komunikasi massa, eksistensi dari media lokal kini sudah mulai menarik banyak khalayak. Baik dari media cetak, media elektronik, dan juga media online. Tak hanya Jakarta, Tangerang Selatan kini juga sudah dapat diakui sebagai kota yang maju. Salah satu media massa cetak yang dimiliki oleh Tangerang Selatan adalah surat kabar Tangsel Pos. Surat kabar ini memuat beragam informasi seputar wilayah Tangerang Selatan. Selain memuat berita utama, surat kabar Tangsel Pos juga memiliki sebuah rubrik bertema pendidikan untuk pembaca muda wilayah Tangerang Selatan, khususnya pelajar dan mahasiswa. Sebagai rubrik yang baru berdiri tahun 2012 silam, Newbie cukup menarik perhatian pembaca dengan beritanya yang khas dan ringan seputar mahasiswa. Terinspirasi oleh gerakan “Koran Masuk Sekolah” milik surat kabar Jawa Pos, surat kabar Tangsel Pos kemudian mendirikan Rubrik Newbie sebagai sumber informasi untuk pembaca muda. Tingginya minat baca para pembaca muda di 5 Sudirman Tebba, Jurnalistik BaruCiputat: Kalam Indonesia, 2005, h.118. Tangerang Selatan, membuat surat kabar Tangsel Pos menambah hari terbit Rubrik Newbie. Jika sebelumnya Rubrik Newbie hanya hadir pada hari Selasa dan Kamis, saat ini Rubrik Newbie hadir setiap hari, kecuali Sabtu. Berkaitan mengenai informasi Rubrik Newbie yang telah dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa Tangerang Selatan merupakan kota maju dengan perkembangan pesat yang mana masyarakatnya juga membutuhkan sebuah media yang mampu memberikan informasi secara lebih detail, nyata, dan bermutu. Untuk menjadi media yang bermutu, selain meningkatkan sisi beritanya, Surat Kabar Tangsel Pos juga perlu menguatkan sistem dan tata bahasa penulisan berita yang sesuai dengan bahasa jurnalistik. Sebagai mahasiswa jurnalistik yang mempelajari ilmu-ilmu jurnalistik, penulis menemukan adanya kejanggalan tata bahasa pada Rubrik Newbie. Maka dari itu, penulis berani mengangkat topik yang penulis anggap menarik sebagai bahan materi skripsi ini. Penulis rasa, sangat penting bagi Surat Kabar Tangsel Pos untuk memiliki aturan standar penulisan bahasa jurnalistik yang benar dan sesuai dengan kaidah pedoman penulisan bahasa jurnalistik menurut PWI, mengingat Surat Kabar Tangsel Pos bernani mengusung slogan Koran Nomor 1 di Tangerang Selatan. Penggunaan tata bahasa di luar jalur bahasa jurnalistik pada Rubrik Newbie yang dianggap dapat lebih dimengerti oleh pembacanya, tak lantas menjadi pengecualian bagi Surat Kabar Tangsel Pos untuk tidak menerapkan kaidah penulisan bahasa jurnalistik yang benar dan tepat berdasarkan aturan PWI. Media cetak seperti Surat Kabar Tangsel Pos seharusnya tak hanya bisa menjadi sumber informasi tetapi juga bisa menjadi contoh dan wadah belajar bagi pelajar tentang bagaimana cara belajar menulis bahasa jurnalistik di media cetak sedari dini. Jika tujuan dari Rubrik Newbie sejatinya memang sebagai jendela informasi bagi para pelajar, seharusnya Surat Kabar Tangsel Pos bisa lebih bijak dalam memilih tata dan gaya bahasa agar tidak menimbulkan kerancuan. Merujuk pada latar belakang pemikiran di atas, perlu adanya elaborasi mengenai penerapan bahasa jurnalistik pada media massa khususnya media cetak. Maka dari itu, penulis akan melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI BAHASA JURNALISTIK PADA RUBRIK NEWBIESURAT KABAR TANGSEL POS .

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Merujuk pada fokus latar belakang yang telah dipaparkan, penulis membatasi pembahasan masalah agar penelitian lebih fokus dan terperinci. Batasan masalah tersebut yaitu mengenai implementasi kaidah penulisan bahasa jurnalistik pada Rubrik Newbie surat kabar Tangsel Pos Edisi Kamis, 27 September 2012. Pembatasan masalah ini juga meliputi penulisan bahasa jurnalistik yang benar dan mengacu padapedoman kajian penulisan bahasa jurnalistik yang telah disepakati oleh Persatuan Wartawan Indonesia PWI.

2. Perumusan Masalah

Mengacu dari pembatasan masalah diatas, didapatkan rumusan masalah berupa: 1. Bagaimana standar operasional sistematika penulisan bahasa jurnalistik yang berlaku di surat kabar Tangsel Pos? 2. Bagaimana implementasi bahasa jurnalistik pada Rubrik Newbie surat kabar Tangsel Pos berdasarkan kajian pedoman bahasa jurnalistik menurut PWI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui standar operasional sistematika penulisan bahasa jurnalistik yang berlaku di surat kabar Tangsel Pos. b. Untuk mengetahui seberapa jauh penerapan bahasa jurnalistik digunakan pada Rubrik Newbie surat kabar Tangsel Pos.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi kontribusi yang positif pada khazanah keilmuan, khususnya mengenai penerapan bahasa jurnalistik dalam bidang ilmu komunikasi.

b. Manfaat praktis

- Penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi penelitian serupa di waktu mendatang.