merupakan elemen-elemen natural dari berita-berita yang mengandung konflik.
e. Oddity
Peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah sesuatu yang akan diperhatikan segera oleh masyarakat. Hal-hal yang tidak biasa itu mampu menarik
perhatian masyarakat. f.
Sex Kerap sex seks menjadi satu elemen utama dari sebuah pemberitaan.
Tapi, seks sering pula menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu, seperti pada berita olahraga, selebritis, atau kriminal.
g. Emotion
Elemen emotion ini kadang dinamakan dengan elemen human interest. Elemen ini menyangkut tentang kisah-kisah yang mengandung
kesedihan, kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagiaan, atau humor. Elemen emotion ini sama dengan komedi, atau tragedi.
h. Prominence
Elemen ini merupakan unsur yang menjadi dasar istilah “names make
news”, nama membuat berita. Ketika seseorang menjadi terkenal, maka ia akan selalu diburu oleh pembuat berita.
i. Suspence
Elemen ini menunjukkan sesuatu yang ditunggu-tunggu, terhadap sebuah peristiwa, oleh masyarakat. Kisah berita yang menyampaikan
fakta-fakta tetap merupakan hal terpenting. Kejelasan fakta dituntut masyarakat.
j. Progress
Elemen ini merupakan elemen “perkembangan” peristiwa yang ditunggu masyarakat.
5. Pengertian Rubrik
Dalam kamus bahasa Indonesia, rubrik adalah kepala karangan dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya.
25
Sedangkan menurut Onong Uchyana Effendy, rubrik adalah ruangan pada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya. Sedangkan menurut
Komaruddin, rubrik adalah kepala karangan, bab atau pasal. Di dalam surat kabar atau majalah rubrik sering diartikan sebagai “ruangan”. Misalnya saja rubrik tinjauan
luar negeri rubrik ekonomi, rubrik olah raga, dan rubrik kewanitaan.
26
Berdasarkan beberapa pendapat menurut para ahli yang telah dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan rubrik adalah kepala karangan
yang terdapat pada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya. Berdasarkan fungsi media, rubrik digolongkan ke dalam empat bagian yaitu rubrik
informatif, edukatif, persuasif, dan menghibur.
25
Anton Moeliono et,al, Kamus Besar Bahasa IndonesiaJakarta: Balai Pustaka, 1998, h.756.
26
Komaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis Bandung: Angkasa, 1985, h.74.
C. Bahasa Jurnalistik
1. Pengertian dan Fungsi Bahasa
Bahasa merupakan media untuk berkomunikasi. Secara terminologi, Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang
arbitrer dan digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi, bekerjasama, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa mencakup dua hal di dalamnya, yaitu bunyi vokal dan makna. Sebagai bunyi vokal, bahasa merupakan sesuatu yang dihasilkan dari alat ucap manusia
berupa bunyi yang merangsang pendengaran. Sedangkan sebagai makna, bahasa memiliki makna atau arti yang terkandung dari setiap bunyi yang menimbulkan reaksi
dari si pendengar.
27
Bahasa pers menjadi sebuah alat komunikasi. Bahasa, di dalam kehidupan jurnalistik tak lagi menjadi sebuah sarana pengantar pesan melainkan menjadi daya
dorong lain dalam perkembangannya mempengaruhi kegiatan pers sampai ke tingkat pengepingan realitas peristiwa berita. Bahasa jurnalistik mampu membentuk perilaku
pembacanya. Fungsi bahasa jurnalistik menurut AS Haris Sumadiria terbagi ke dalam empat
hal berikut
28
:
27
Suhaemi, M.Si dan Rulli Narullah, M.Si, Bahasa Jurnalistik Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.1.
28
AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik; Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 8.