Analisis Implementasi Bahasa Jurnalistik pada Rubrik Newbie Surat

Selain itu, terdapat pula pemborosan kata pada awal kalimat judul yaitu mengulang kata “Hy” sebanyak dua kali. Baik ditulis sekali ataupun dua kali, judul kalimat akan memiliki arti yang sama, sehingga pengulangan kata “Hy” tidak diperlukan lagi. Kedua, tidak digunakannya tanda baca koma , setelah kalimat “Hy”. Ketiga, penggabungan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang dicampur aduk secara asal. “Join” merupakan sebuah kata asal Bahasa Inggris yang mengandung arti “ikut, turut, gabung, dan kalimat ajakkan sejenisnya”. Kata “Join” sebaiknya tidak digunakan dalam judul kalimat surat kabar Harian Tangsel Pos yang notabene merupakan surat kabar lokal yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama penulisannya. Keempat, penulisan kata “Yukk” tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Agar sesuai dengan isinya, judul sebaiknya ditulis menjadi: “UFF 2012, Acara Fesyen Kreatif Mahasiswa UIN Jakarta ” Paragraf pertama Fenomena hijabers saat ini sedang melanda muslimah Indonesia. Tidak terkecuali mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.banyak mahasiswi yang berbusana modis dan trendi dengan berbagai macam model pakaian dan jilbab. Wowww, makin modis aja neh mahasiswi. Terdapat kesalahan pada paragraf pertama. Kata “jilbab” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mengandung arti kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Karena tidak semua mahasiswi mengenakan kerudung yang menutup sampai ke dada, ada baiknya kata “jilbab” diganti menjadi “kerudung”. Sehingga, kalimatnya akan menjadi seperti: Fenomena hijabers kini mulai marak bermunculan di Indonesia, tak terkecuali mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak mahasiswi UIN Jakarta yang kini mulai bergaya modis dan mengikuti tren, baik dari segi pakaian maupun kerudung mereka. Kemudian, kalimat “Wowww, makin modis aja neh mahasiswi.” Sebaiknya tidak perlu ditulis karena ada atau tidaknya kalimat ini tidak akan mengubah makna dari tujuan paragraf kesatu. Keseluruhan paragraf kesatu sebaiknya ditulis menjadi: Fenomena hijabers kini mulai marak bermunculan di Indonesia, tak terkecuali mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak mahasiswi UIN Jakarta yang kini mulai bergaya modis dan mengikuti tren, baik dari segi pakaian maupun kerudung mereka. Paragraf kedua Yaps,,, kecintaan para mahasiswi UIN terhadap fashion membuat mereka tergerak untuk membuat sebuah acara fashion, yaitu UIN Fashion Fair UFF 2012. Hmmmm, super duper kreatif bangat yah sahabat mahasiswi UIN ini. untuk diketahui sobat Newbie, acara ini baru pertama kali loh diselenggarakan oleh rekan kita di UIN. Kalimat pertama pada paragraf kedua telah melanggar kaidah tata bahasa dan penulisan jurnalistik. Seharusnya, kata “Yaps” dan tanda koma ,,, di belakangnya tidak perlu ditulis. Meski tergolong populis, kata “fashion” hendaknya ditulis sesuai dengan tata bahasa jurnalistik menjadi “fesyen”. Kalimat mubazir sebaiknya juga dihindari dalam penulisan berita atau artikel. Pada paragraf ini, kalimat “Hmmmm, super duper kreatif bangat yah sahabat mahasiswi UIN ini” sebaiknya ditiadakan. Kalimat yang sesuai untuk menggantikannya adalah: Hebatnya, ini merupakan kali pertama terselenggaranya acara fesyen besar yang dibuat secara khusus oleh mahasiswi UIN Jakarta berkat ide kreatif para krunya. Keseluruhan paragraf kedua sebaiknya ditulis menjadi: Kecintaan para mahasiswi UIN terhadap fesyen membuat mereka tergerak untuk membuat sebuah acara fesyen, yaitu UIN Fashion Fair UFF 2012. Hebatnya, ini merupakan kali pertama terselenggaranya acara fesyen besar yang dibuat secara khusus oleh mahasiswi UIN Jakarta berkat ide kreatif para krunya. Paragraf ketiga “Tujuan utamanya ialah menyamakan persepsi masyarakat khususnya mahasiswi UIN bahwa dengan berjilbab bukan berarti tidak bisa tampil modis” ujar Qonitah, ketua pelaksana UFF 2012 saat ditemui Tangsel Pos di kampus UIN Jakarta, Selasa 259. Di paragraf ketiga tidak ditemukan kesalahan penulisan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat yang komunikatif, tidak adanya kata yang mubazir, bermakna jelas, serta penulisan tanda baca yang tepat. Pertama, kalimat bisa dikatakan komunikatif apabila langsung pada tujuannya dan tidak berbelit-belit. Kedua, tidak adanya kata mubazir berarti penulisan kalimat ini telah menerapkan prinsip ekonomi kata. Ketiga, bermakna jelas artinya pembaca dengan mudah dapat mengerti maksud dan tujuan penulis. Keempat, penggunaan tanda yang tepat juga penting dalam setiap tulisan. Fungsinya agar pembaca dapat membaca kalimat dengan mudah tanpa salah mengartikan makna isiya. Paragraf keempat UFF 2012 terdiri dari dua acara, yaitu pre-event dan main event. Pre-event atau acara awal terdiri dari empat acara yakni kelas hijab tutorial dan merias wajah hijab and beauty class, bincang-bincang talkshow, membeli baju sekaligus beramal fashion swap, dan lomba menata busana styling competition. Sedan-gkan main event atau acara puncak yaitu Islamic fashion show akan menampilkan peragaan busana dari beberapa desainer busana muslim Pertama, kata “pre-event” dan “main event” seharusnya ditulis miring karena kedua kata tersebut merupakan kata dalam bahasa Inggris. Kedua, kalimat tidak efektif yang terlalu berbelit-belit sebaiknya dihindari. Ketiga, kesalahan terdapat pada pemenggalan kata yang tidak tepat. Kata “Sedan-gkan” jika dipenggal seharusnya menjadi “se-dang-kan”. Keseluruhan paragraf keempat sebaiknya ditulis terkenal seperti Monika Jufry, Najwa Ramadhan, dan Jenahara. menjadi: “UFF 2012 terdiri dari dua acara, yaitu pre-event dan main event. Sebagai acara awal, pre-event terdiri dari empat rangkaian acara, yakni hijab and beauty class, talkshow, fashion swap, dan styling competition. Fashion swapsendiri merupakan konsep belanja sekaligus beramal. Uang hasil belanja nantinya mereka dikumpulkan, kemudian akan disumbangkan ke salah satu yayasan sebagai amal. Sedangkan main eventnya akan menampilkan Islamic fashion showyang menghadirkan peragaan busana dari beberapa desainer muslim terkenal seperti Monika Jufry, Najwa Ramadhan, dan Jenahara. ” Paragraf kelima Meski anggotanya sudah banyak, namun mereka enggan disebut sebagai komunitas loh. Why ??? Dan perkumpulan ini lebih senang disebut kru UFF aje. Emang napa sih kok ga mau disebut komunitas ? Tapi, whatever sebutanya, yang pasti para pecinta fashion ini akan makin berkembang dan eksis terus. Bahkan nantinya bisa Sama seperti judul dan paragraf-paragraf sebelumnya, penulisan berita hendaknya harus dilaksanakan secara konsisten mengikuti pedomanEYD dan bahasa Indonesia yang benar. Begitu pula dengan penulisan kalimat yang harus sesuai dengan unsur bahasa jurnalistik. Di antaranya, pemilihan diksi disebut komunitas lah. yang tepat, menghindari kata tutur, serta gramatikal yang sesuai dengan kaidah tata bahasa baku. Kata “Why” dan tanda tanya ??? tidak perlu ditulis lagi karena penggunaannya tidak tepat dalam paragraf ini. Meski tujuannya agar pembaca muda lebih cepat paham dengan isi berita, penulisannya tetap harus sesuai dengan kaidah penulisan jurnalistik. Kalimat “Dan perkumpulan ini lebih senang disebut kru UFF aje. Emang napa sih kok ga mau disebut komunitas ? Tapi, whatever sebutanya, yang pasti para pecinta fashion ini akan makin berkembang dan eksis terus. Bahkan nantinya bisa disebut komunitas lah.” sebaiknya diubah menjadi: Perkumpulan ini memang lebih senang disebut kru UFF saja. Namun, apapun sebutannya, eksistensi para pecinta fesyen ini pasti akan terus berkembang sehingga nantinya bisa terlahir sebuah komunitas fesyen. Keseluruhan paragraf kelima sebaiknya diubah menjadi: “Meski anggotanya sudah banyak, namun mereka enggan disebut sebagai komunitas. Perkumpulan ini memang lebih senang disebut kru UFF saja. Namun, apapun sebutannya, eksistensi para pecinta fesyen ini pasti akan terus berkembang sehingga nantinya bisa terlahir sebuah komunitas fesyen. ” Paragraf keenam Jadi, sobat lain yang belum gabung, come on and join them now. “Sebenarnya kami belum bisa disebut komunitas fashion karena perkumpulan ini terbentuk dari UFF. Jadi, sebut saja kami kru UFF,” terang Qonitah. Namun, dia tidak menyangkal jika suatu saat perkumpulan ini bisa menjadi sebuah komunitas fashion. Kesalahan berulang kembali ditemukan dalam paragraf ini. Kalimat yang masih bisa ditulis dengan Bahasa Indonesia sebaiknya ditulis dengan bahasa Indonesia. Kalimat “Jadi, sobat lain yang belum gabung, come on and join them now.” sebaiknya diubah ke dalam bahasa Indonesia tanpa menambah atau mengurangi maksud dan tujuan asalnya. Keseluruhan paragraf keenam sebaiknya diubah menjadi: “UFF membuka kesempatan lebar bagi para pecinta fesyen yang ingin ikut serta dan belum bergabung.“Sebenarnya, untuk saat ini kami belum bisa dikatakan sebagai komunitas fesyen. Karena hingga saat ini pun kami masih menganggap diri kami sebagai kru UFF,” ungkap Qonitah.Namun, ia pun tak menyangkal jika suatu saat perkumpulan ini bisa menjadi sebuah komunitas fesyen. ” Paragraf ketujuh Kegiatan rutin kru UFF ini antara lain kumpul-kumpul setiap Jumat siang di kampus. Mereka mengenakan pakaian dengan warna yang sama. “Kami juga mengajak mahasiswa lain yang bukan kru untuk memakai warna pakaian sama dan memposting foto melalui akun twitter kami,” beber cewek modis ini. Paragraf ketujuh tidak ditulis secara lugas dan jelas. “Kegiatan rutin kru UFF ini antara lain kumpul- kumpul setiap Jumat siang di kampus. Mereka mengenakan pakaian dengan warna yang sama.” kalimat ini seharusnya disertai dengan penjelasan detail agar tujuannya lebih jelas sehinga tidak akan membingungkan pembaca. Kedua, kata “beber” sebaiknya diganti menjadi “ujar”. Ketiga, kata “cewek” lebih baik diganti menjadi “mahasiswi” agar lebih sesuai dengan kalimat sebelumnya. Sehingga, kalimat yang sesuai untuk paragraf ketujuh yaitu: “Kru UFF memiliki kegiatan berkumpul dan rapat rutin setiap Jumat siang di kampus. Setiap rapat, mereka selalu mengenakan pakaian dengan warna yang sama. “Kami juga mengajak mahasiswa lain yang bukan kru untuk memakai warna pakaian sama dan mem- posting foto melalui akun Twitter kami,” ujar mahasiswi modis ini. ” Paragraf kedelapan Foto-foto yang masuk ke akun Twitter UFF pun cukup banyak. “Kami senang sekali banyak teman yang antusias mengikuti kegiatan ini,” akunya sumringah. Pada paragraf kedelapan tidak terdapat kesalahan dalam penulisan. Kalimat dalam paragraf ini bermakna jelas, komunikatif, dan hemat kata. Sehingga tidak ada kata yang berbelit-belit, maknanya mudah ditangkap, serta kalimatnya pendek. Paragraf kesembilan Dengan tampilan modis nan menawan anggota UFF, ternyata hal itu berdampak kepada mahasiswa lainnya juga. Jika yang tadinya hanya memakai hijab biasa-biasa saja, berubah seketika dan cenderung berani mengekspresikan diri berhijab dengan sangat bagus. Itu karena adanya kelas hijab tutorial dari UFF ini loh. Pada paragraf terakhir, terdapat kata “anggota UFF”, padahal di paragraf lima, enam, dan tujuh ditulis sebagai “kru UFF”. Hal ini merupakan ketidakseragaman pilihan kata dalam penulisan. Ada baiknya kata “anggota UFF” tetap ditulis sebagai “kru UFF”. Agar kalimat pada paragraf terakhir lebih efektif dan tidak berbeli-belit, sebaiknya diubah menjadi: “Ternyata, tampilan kru UFF yang modis dan menawan berdampak pada mahasiswa lainnya. Sebelumnya,hanya sedikit mahasiswi UIN Jakata yang berani memakai memakai hijab dengan berbagai gaya. Namun, setelah munculnya kelas tutorial hijab, banyak sekali mahasiswi yang mulai berani mengekspresikan gaya hijab mereka dalam berbagai macam gaya. ” 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menganalisa data pada bab sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan karakteristik penulisan bahasa jurnalistik menurut PWI, serta diperkuat oleh hasil wawancara langsung dengan Redaktur Pelaksana surat kabar Tangsel Pos, maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Bagaimana Standar Operasional Sistematika Penulisan Bahasa

Jurnalistik yang Berlaku di Surat Kabar Tangsel Pos? Surat kabar Tangsel Pos tidak memiliki standar operasional sistematika penulisannya sendiri, karena itu tulisan beritanya pun tidak sepenuhnya sesuai dengan kaidah penulisan bahasa jurnalistik. Meski tidak memiliki standar operasional sistematika penulisannya sendiri, surat kabar Tangsel Pos berusaha untuk mengacu pada standar operasional sistematika penulisan milik surat kabar Jawa Pos. Namun, hal ini rasanya belum cukup efektif, mengingat sistematika penulisan ini hanya diterapkan pada berita-berta utamanya saja. Pada rubrik surat kabar Tangsel Pos yang lain, rubrik Newbie salah satunya, acuan penulisan milik surat kabar Jawa Pos tidak diterapkan sehingga memiliki perbedaan sistem penulisan yang sangat signifikan.

2. Bagaimana Implementasi Bahasa Jurnalistik pada Rubrik Newbie Surat

Kabar Tangsel Pos Berdasarkan Kajian Pedoman Bahasa Jurnalistik Menurut PWI? Setelah menganalisis isi tulisan dengan menggunakan acuan kajian pedoman penulisan bahasa jurnalistik menurut PWI, peneliti menemukan dan menyimpulkan bahwa terdapat banyak perbedaan dalam hal penulisan. Dari segi efektivitas kata, kalimat jadi tidak banyak yang mubazir, pilihan diksinya tepat, serta lebih sesuai dengan kajian pedoman bahasa jurnalistik dan tentunya lebih mudah dimenegrti pembaca.

B. Saran

Sehubungan dengan analisis di atas, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan untuk penelitian mengenai bahasa jurnalistik ini. Saran ini ditujukan khusus kepada redaksi surat kabar Tangsel Pos, dan juga untuk seluruh mahasiswa jurnalistik. Berikut peneliti uraikan saran-sarannya: 1. Surat kabar Tangsel Pos sebagai media lokal nomor satu di Tangerang Selatan sebaiknya perlu memperhatikan kembali penulisan beritanya. Surat kabar Tangsel Pos perlu menyesuaikan antara karakteristik bahasa jurnalistik dan penerapan tulisannya. Meski Rubrik Newbie tidak sepenting berita utama, penulisannya tetap harus sesuai dengan kaidah