Tinjauan Pustaka Literatur Review

15 responden. 27 Peneliti melakukanwawancara dengan Pengamat Politik Timur Tengah Hamdan Basyar, Zuhairi Misrawi, dan Trias Kuncahyono.

b. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data sekunder, lalu melalui literatur dengan tujuan memeroleh bahan-bahan yang memberikan penjelasan dari bahan primer ataupun hasil penelitian seperti, jurnal, karya tulis, dan sebagainya. 28

4. Analisis Data Penelitian

Analisis data penelitian untuk mengelola data yang sudah dikumpulkan, menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode yang menggambarkan hal- hal yang menjadi objek penelitianyang diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan tersebut. 29

F. Sistematika Penelitian

Untuk menjelaskan penelitian ini secara lengkap, peneliti memberikan sistematika penelitian. Sistematika penelitian ini terangkum dalam beberapa bab, disertai beberapa sub-bab yang terangkum secara garis besar.Adapun deskripsi dari sistematika penelitian ini dilampirkan sebagai berikut: 27 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, h. 67. 28 Pupuh Fathurrahman, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: CV Pustaka Setia, 2011, h. 146. 29 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta: Erlangga, 2009 h. 148. 16  BAB 1 : Pendahuluan meliputi: Pernyataan Masalah, Pertanyaan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, danSistematika Penelitian.  BAB II : Kerangka Teori bahasannya meliputi: PenjelasanTeori Hubungan Sipil Militer dalam Perspektif Modern, Kontrol Sipil Atas Militer dan Intervensi Militer, Konsep dan Sebab-Sebab Terjadinya Kudeta, Penjelasan Definisi Militer Jenis Pretorian Moderator, Jenis Pretorian Pengawal, dan Jenis Pretorian Penguasa.  BAB III :Pada bab ini membahas seputar Dinamika Kekuasaan dan Demokratisasi di Mesir, yang bahasannya meliputi Peran Militer dalam Peta Kekuasaan di Mesir, dan Perkembangan Demokratisasi dalam Transisi Demokrasi.  BAB IV :Pada bab ini membahas tentang teknis bagaimana militer mengkudeta Mursi yang bahasannya meliputi Krisis Pemerintahan Sipil, Politik Militer dan Oposisi, dan Militer Pasca Kejatuhan Mursi.  BAB V : Pada bab ini berisi kesimpulan dan Saran untuk menyimpulkan pembahasan, guna tercapainya kefahaman yang komprehensif. 17

BAB II KERANGKA TEORI

A. Hubungan Sipil Militer Dalam Perspektif Modern

1. Kontrol Sipil Atas Militer dan Intervensi Militer

Berbicara tentara yang ikut campur dalam politik sama dengan mengamati hubungan antara sipil dan militer, hubungan sipil militer merupakan kajian yang baru populer pada pertengahan abad 20 pasca Perang Dunia II. Barulah setelah pasca perang itu para mahasiswa, sarjana sosial, dan ahli sejarah membahas hubungan sipil militer. Mereka menganalisis secara ilmiah tentang hubungan sipil militer menyangkut dua aspek, yaitu: kontrol sipil atas militer dan intervensi militer pada domain polittik. 1 Dalam pandangan Huntington, ia melihat bahwa ada dua bentuk hubungan sipil militer. Pertama, kontrol sipil obyektif Objective Civilian Control. Istilah ini mengandung makna profesionalisme militer yang tinggi dan memiliki pengakuan dari pejabat militer terhadap batas-batas profesionalisme yang menjadi bidang mereka, subordinasi yang efektif dari militer pada pemimpin politik yang membuat keputusan pokok tentang kebijakan luar negeri dan militer, pengakuan dan persetujuan dari pihak pemimpin politik atas kewenangan profesional dan otonomi bagi militer, minimalisasi intervensi militer dalam politik dan negara. 2 Kedua, kontrol sipil subyektif Subjective Civilian Control, bentuk kontrol ini 1 Amos Perlmutter, Militer dan Politik Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, h. XLIII. 2 Larry Diamond dan Marc F. Plattner, Hubungan Sipil-Militer dan Konsolidasi Demokrasi Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, h. 4.