Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Rumah Sangat Sederhana (RSS) pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERMINTAAN RUMAH SANGAT SEDERHANA (RSS) PADA PERUMAHAN

TOZAI BARU PEMATANGSIANTAR

SKRIPSI Diajukan Oleh:

Titah Ifdansah 060501111 Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Titah Ifdansah NIM : 060501111

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Rumah Sangat Sederhana (RSS) pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar

Tanggal, ________________

Pembimbing

NIP. 196309071988032002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

BERITA ACARA UJIAN

Hari : Kamis

Tanggal : 18 Maret 2010 Nama : Titah Ifdansah NIM : 060501111

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Rumah Sangat Sederhana (RSS) pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar

Ketua Departemen Pembimbing Skripsi

(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec)

NIP. 195104211982031002 NIP. 196309071988032002 (Drs. Raina Linda Sari, MSi)

Penguji I Penguji II

(Drs. Rujiman, MA)

NIP. 195104211982031002 NIP. 195304081998021001 (Ilyda Sudardjat, SSi,MSi)


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Titah Ifdansah

NIM : 060501111

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Rumah Sangat Sederhan (RSS) pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar

Tanggal, ________________ Ketua Departemen

NIP.195104211982031002 (Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec)

Tanggal, ________________ Dekan

NIP. 195508101983031004 (Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec)


(5)

ABSTRACT

Housing is one basic necessities of human being. Each people knowledge the importance of housing for live, therefore they make the effort in order to have a house for living. This perhaps stimulate the government sustainable to improve and build up the house’s facilities for people.

This research entitled “The Analisist Factors Influencing the Demand Decision for very Simple House in Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar”.

The result indicated that some factors give effect for demand of house. There are income factor, price factor, location factor and facilities factor. In partial test only facilities factor give effect significant for the decision of demand for very simple house in Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, but in simultan test income factor. Price factor and facilities factor give a significant effect for the decision of demand for very simple house in Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar.


(6)

ABSTRAK

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Setiap orang tahu bahwa rumah merupakan aspek penting dalam hidup, untuk itu mereka berusaha untuk memiliki rumah. Hal ini diharapkan dapat menstimulasi kemampuan pemerintah untuk meningkatkan dan membangun fasilitas perumahan bagi masyarakat.

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Rumah Sangat Sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar”

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan permintaan rumah sangat sederhana. Yaitu, pendapatan, harga, lokasi dan fasilitas. Dalam uji parsial hanya faktor fasilitas yang memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, tapi dalam uji secara serempak faktor pendapatan, harga dan fasilitas memberikan efek yang signifikan terhadap keputusan permintaan pembelian rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar.


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Rumah Sangat Sederhana (RSS) pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu pelaksanaan akademis untuk memenuhi syarat perkuliahan di jenjang studi strata – 1 dalam rangka meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini, disebabkan keterbatasan penulis. Untuk itu penulis memohon maaf, kritik serta saran yang membangun dari seluruh pihak untuk membantu dan memotivasi penulis agar lebih baik di masa yang akan datang.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta sumbangsih wawasan dan pemikiran bagi seluruh pihak yang membacanya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu secara moril dan materil dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Ibu Dra. Raina Linda Sari, MSi selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, memberikan saran dan petunjuk yang sangat berarti bagi penulis.

4. Bapak Drs. Rudjiman, MA selaku dosen penguji I yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ilyda Sudardjat, SSi, MSi selaku dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Irsyad Lubis, SE, MSoc.Sc, Ph.D selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Drs. Mananti Panjaitan selaku Dirut PT. Tozai Pematangsiantar dan seluruh staff karyawan PT. Tozai Pematangsiantar yang telah membantu penulis memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh staf pengajar (dosen) Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah

memberikan pendidikan yang sangat berguna bagi penulis yang dapat digunakan pada masa yang akan datang serta seluruh karyawan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani perkuliahan.

9. Kepada orang tua penulis, Ayahanda Ifwan dan Ibunda Sri Asih atas cinta, kasih sayang, doa, serta dukungan moril dan materil yang telah diberikan kepada penulis.

10.Seluruh keluarga besar penulis Kakek dan Nenek tercinta, Ibu Yanti dan Bapak Romi Sawalludin, serta adik-adikku tersayang (Vivi, Uci, Tisa, Roelly dan Adhitya).

11.Sahabat-sahabat penulis Adit, Anum, Eka, Ega, Desi, Prieska, Wulan, Yenni dan Yesi atas kasih sayang, doa, semangat yang telah diberikan kepada penulis


(9)

dan telah menemani hari-hari penulis selama berada pada bangku kuliah serta banyak membantu penulis baik dalam penyusunan skripsi maupun dalam perkuliahan dan teman-teman Departemen Ekonomi Pembangunan khusus stambuk 2006 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan warna, kebersamaan dan kenangan pada penulis.

12.Kepada Natasha atas kontribusinya yang sangat besar dalam penyususnan skripsi ini.

13.Kepada Seluruh pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama rekan mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Medan, Maret 2010 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Hipotesis ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Permintaan ... 7

2.1.1. Konsep Pengertian Permintaan ... 7

2.1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ... 8

2.1.3. Hukum Permintaan ... 10

2.1.4. Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan ... 12

2.1.5. Perubahan Permintaan ... 14

2.1.6. Elastisitas Permintaan ... 16

2.2. Barang ... 21

2.2.1. Barang Ekonomi dan Barang Bebas ... 22

2.2.2. barang akhir, barang modal dan barang antara ... 22

2.3. Perumahan dan Pemukiman... 23

2.4. Pendapatan ... 24


(11)

2.5.1. Tujuan Peneapan Harga... 26

2.6. Lokasi Perumahan ... 27

2.7. Fasilitas Perumahan ... . 27

2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 29

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.3. Penentuan Populasi dan Sampel ... 29

3.4. Jenis Variabel ... 31

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 31

3.6. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.7. Pengolahan Data ... 32

3.8. Analisa Data ... 32

3.8.1. Model Analisis Data ... 33

3.8.2. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 34

3.8.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R-square) ... 34

3.8.2.2. Uji t-statistik ... 35

3.8.2.3. Uji F-statistik... 36

3.8.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 38

3.8.3.1 Uji Multikolinieritas ... 38

3.8.3.2. Uji Heteroskedastisitas ... 39

3.9. Defenisi Operasional ... 42

3.10. Skala Pengukuran Variabel ... 44

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Daerah Penelitian ... 46

4.2. Gambaran Umum Kompleks Perumahan Tozai Baru ... 46

4.2.1. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 46

4.2.2. Jumlah Rumah pada Perumahan Tozai Baru ... 51

4.3. Perkembangan Perumahan di Propinsi Sumatera Utara ... 55

4.4. Perkembangan Penduduk ... 56


(12)

4.5.2. Analisa Statistik ... 63

4.5.2.1. Hasil Estimasi Model ... 63

4.5.2.2. Interpretasi model ... 63

4.5.2.3. Test of Goodness of Fit (uji Kesesuaian) ... 65

4.5.2.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 74

5.2. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1. Skedul Permintaan 12

4.1. Pembangunan Sesuai Tipe Rumah 53

4.2. Daftar Harga Jual Sesuai Tipe Rumah 54

4.3. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar 57

4.4. Karakteristik Pekerjaan Responden 58

4.5. Karakteristik Umur Responden 59

4.6. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden 60 4.7. Karakteristik Sumber Pendanaan Responden 61

4.8. Karakteristik Pendapatan Responden 62

4.9. Hasil White Heterocedasticity Test 72

4.10. Hasil J-B Test 72


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Kurva Permintaan 13

2.2. Perubahan Jumlah yang diminta 14

2.3. Pergeseran Kurva Permintaan 15

2.4. Kurva Permintaan Tidak Elastis 16

2.5. Kurva Permintaan Elastis 17

2.6. Kurva Permintaan Elastis Unitary 17

2.7. Kurva Permintaan Inelastis Sempurna 17

2.8. Kurva Permintaan Elastis Sempurna 18

3.1. Kurva Uji t-Statistik 35

3.2. Kurva Uji F-Statistik 37

4.1. Struktur Organisasi Perum Perumnas 48

4.2. Uji t-statistik Pendapatan 66

4.3. Uji t-statistik Harga 67

4.4. Uji t-statistik Fasilitas 68

4.5. Uji F-statistik 69


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Data Regresi

LAMPIRAN 2 Hasil Regresi

LAMPIRAN 3 White Heteroskedasticity test

LAMPIRAN 4 Uji Normalitas

LAMPIRAN 5 Ramsey Reset-Test


(16)

ABSTRACT

Housing is one basic necessities of human being. Each people knowledge the importance of housing for live, therefore they make the effort in order to have a house for living. This perhaps stimulate the government sustainable to improve and build up the house’s facilities for people.

This research entitled “The Analisist Factors Influencing the Demand Decision for very Simple House in Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar”.

The result indicated that some factors give effect for demand of house. There are income factor, price factor, location factor and facilities factor. In partial test only facilities factor give effect significant for the decision of demand for very simple house in Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, but in simultan test income factor. Price factor and facilities factor give a significant effect for the decision of demand for very simple house in Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar.


(17)

ABSTRAK

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Setiap orang tahu bahwa rumah merupakan aspek penting dalam hidup, untuk itu mereka berusaha untuk memiliki rumah. Hal ini diharapkan dapat menstimulasi kemampuan pemerintah untuk meningkatkan dan membangun fasilitas perumahan bagi masyarakat.

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Rumah Sangat Sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar”

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan permintaan rumah sangat sederhana. Yaitu, pendapatan, harga, lokasi dan fasilitas. Dalam uji parsial hanya faktor fasilitas yang memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, tapi dalam uji secara serempak faktor pendapatan, harga dan fasilitas memberikan efek yang signifikan terhadap keputusan permintaan pembelian rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Rumah merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia disamping pendidikan dan kesehatan. Rumah merupakan hal yang sangat diperlukan oleh manusia sehingga setiap orang berusaha semaksimal mingkin untuk bisa mendapatkan rumah.

Pembangunan perumahan dan pemukiman merupakan upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup, mendirikan arah pertumbuhan wilayah, memperluas kesempatan kerja serta menggerakkan kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Mantan Mentri Negara Perumahan Rakyat (Menpera), Yusuf Asy’ari dalam situs kmenpera.com (2008) menegaskan bahwa penyelenggaraan perumahan dan permukiman diharapkan dapat dilaksanakan secara penuh dan efektif di semua tingkatan pemerintah. Hal ini sejalan dengan PP No.38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, yang menyatakan bahwa perumahan merupakan urusan wajib yang menjadi wewenang pemerintah daerah. Hal ini mengingat penyelenggaraan perumahan merupakan pelayanan dasar kepada masyarakat. Kurang memadainya perhatian pemerintah daerah terhadap penyelenggaraan perumahan dan permukiman di daerahnya masih banyak dirasakan.


(19)

Kebijakan-kebijakan yang disusun juga belum sepenuhnya menetapkan sektor perumahan sebagai prioritas penanganan. Apalagi kepentingan para stakeholder perumahan seperti para pengembang, perbankan, LSM, dan masyarakat, belum sepenuhnya diakomodasi dalam sistem pembangunan pemerintahan yang baik. Keterlibatan pihak swasta dalam pembangunan perumahan sangat dominan dari pada pemerintah sendiri. Keterlibatan ini berawal pada undang-undang penanaman modal asing (1967) dan modal dalam negeri (1968), sehingga untuk pelaksanaannya pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengeluarkan surat keputusan no.28/1974 tentang tata-cara penanaman modal di bidang perumahan. Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5/1974 tentang penyediaan dan pembelian tanah.

Sejak tahun 1974, di beberapa kota besar tampak kegiatan menonjol dari pihak swasta untuk membangun perumahan terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas. Hal ini dikuatkan dengan penghasilan negara yang berlimpah akibat naiknya harga minyak bumi. Kemudian keluar surat keputusan BKPM yang mengharuskan swasta dalam membangun perumahan memakai perbandingan 1: 3: 6 yang artinya bahwa pihak swasta membangun perumahan dengan komposisi 1 rumah mewah, 3 rumah sedang (rumah sederhana) dan 6 rumah murah (rumah sangat sangat sederhana).

Dengan demikian pembangunan perumahan oleh swasta juga diharapkan melayani masyarakat lebih merata, termasuk yang penghasilannya terbatas. Untuk enam bagian perumahan murah tersebut, didukung dengan Kredit Pemilikan Rumah dari Bank Tabungan Negara (KPR-BTN).

Perusahaan Perum Perumnas (termasuk di dalamnya Perumahan Tozai Baru), berusaha menata perumahan dan pemukiman berdasarkan asas manfaat adil dan


(20)

merata, kebersamaan dan kekeluargaan, keterjangkauan dan kelestarian lingkungan hidup, penataan perumahan serta pemukiman penduduk yang bertujuan untuk:

• Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

• Mewujudkan perumahan dan pemukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.

• Mewujudkan perumahan dan pemukiman yang layak huni dengan fasilitas yang memadai dan harga yang sesuai dengan pendapatan konsumen

• Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan penyebaran penduduk yang rasional.

• Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang-bidang lainnya.

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan terhadap rumah sangat sederhana. Oleh karena itu, peneliti memberi judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Rumah Sangat Sederhana (RSS), pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar.

1.2Perumusan Masalah

Dengan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh tingkat pendapatan terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar?

2. Bagaimana pengaruh tingkat harga terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar?


(21)

3. Bagaimana pengaruh faktor lokasi terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar?

4. Bagaimana pengaruh faktor fasilitas terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar?

1.3Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono, 2003 ; 306). Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan maka hipotesis yang akan diajukanpenulis adalah:

1. Tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, ceteris paribus

2. Tingkat harga berpengaruh negatif terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, ceteris paribus

3. Faktor lokasi mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, ceteris paribus

4. Faktor fasilitas mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, ceteris paribus

1.4Tujuan Penelitian


(22)

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat harga terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor lokasi terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor fasilitas terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, baik swasta maupun BUMN yang bergerak dalam bidang perumahan adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor tingkat pendapatan, harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan permintaan pembelian rumah sangat sederhana agar dapat ditentukan strategi apa yang akan digunakan dalam pemasaran rumah khususnya rumah sangat sederhana. 2. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan suatu kesempatan untuk menuangkan

teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah selama penyusunan skripsi. 3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Permintaan

2.1.1. Konsep Pengertian Permintaan

Fungsi permintaan timbul dari perilaku konsumen yaitu karena pendapatan yang terbatas sementara keinginannya adalah untuk mencapai kepuasan maksimal dengan jalan berusaha mengkonsumsi barang dan jasa yang sebanyak-banyaknya. (Tati Suhartati Jaesron dan M. Fathorrozi, 2003:11)

Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan secara absolut atau potensial yaitu jumlah barang yang dibutuhkan. Jalan pikiran ini berangkat dari titik tolak bahwa manusia mempunyai kebutuhan. Atas dasar kebutuhan ini individu tersebut mempunyai permintaan akan barang. Makin banyak penduduk suatu negara makin besar permintaan masyarakat akan sesuatu jenis barang.

Dilihat melalui sisi ekonomi, permintaan mempunyai pengertian yang sedikit berbeda dengan kata permintaan yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Permintaan dapat didefenisikan ”banyaknya barang yang diminta konsumen pada harga tertentu. Makin tinggi harga suatu barang makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dimana faktor-faktor lain dianggap tetap. Permintaan ini disebut juga dengan permintaan efektif, karena didukung oleh daya beli,sedangkan permintaan yang hanya didukung oleh kebutuhan saja disebut dengan permintaan absolut atau potensial.


(24)

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada sesuatu barang ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Harga barang itu sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan menurun. (Mandala Manurung, 2004:55)

2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut

1) Barang Pengganti (barang substitusi), sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan atau penurunan dan sebaliknya.

2) Barang Pelengkap (barang komplementer), kenaikan atau penurunan permintaan terhadap barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang dilengkapinya.

3) Barang Netral, perubahan terhadap permintaan salah satu barang tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya.

3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat

Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan permintaan berbagai jenis barang.


(25)

Cita rasa mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli barang-barang.

5. Jumlah penduduk

Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan.

6. Ramalan (estimasi) mengenai keadaan di masa yang akan datang

Perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan pada masa yang akan datang dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan para konsumen bahwa harga-harga akan menjadi bertambah tinggi pada masa depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa kini, untuk menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang. Sebaliknya, ramalan bahwa lowongan kerja akan bertambah sukar diperoleh dan kegiatan ekonomi akan mengalami resesi, akan mendorong orang lebih berhemat dalam pengeluarannya dan mengurangi permintaan. (Sadono Sukirno, 2005:80)

Dalam membicarakan teori permintaan, ahli ekonomi membuat analisis yang sederhana. Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh sebab itu, dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut. Dalam analisis diasumsikan bahwa “faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan” atau ceteris paribus. (Sadono Sukirno, 2005:76)


(26)

Secara matematis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dituliskan dalam persamaan yang dikenal dengan fungsi permintaan:

QD= f(Pq,Py,Y,T,C,Ed…)

Dimana:

QD= kuantitas permintaan Pq = harga barang itu sendiri Py = harga barang lain

Y = pendapatan rata-rata masyarakat dan rumah tangga T = cita rasa masyarakat

C = jumlah penduduk

Ed = ramalan (estimasi) mengenai keadaan di masa mendatang (Sadono Sukirno, 2005:76)

2.1.3. Hukum Permintaan

Hukum permintaan merupakan suatu hipotesa yang menjelaskan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang dibeli konsumen. Jimlah barang yang dibeli konsumen berbanding terbalik dengan harga. Makin tinggi harga suatu barang makin sedikit permintaan akan barang tersebut, sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak permintaan akan barang tersebut, dimana faktor-faktor lain dianggap tetap seperti pendapatan masyarakat, jumlah penduduk, selera masyarakat, tidak adanya barang substitusi dan ramalan (estimasi) harga di masa yang akan datang.

Penyebab utama berlakunya hukum permintaan ini karena terbatasnya pendapatan konsumen. Hubungan terbalik antara harga dan jumlah permintaan dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, kenaikan harga menyebabkan para pembeli


(27)

mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga. Kedua, kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang, dan terutama barang yang mengalami kenaikan harga. (Sadono Sukirno, 2005:76)

Namun demikian terdapat beberapa perkecualian sehingga hukum permintan ini tidak berlaku, yaitu:

1. Kasus barang giffen

Barang giffen adalah barang inferior, tetapi tidak semua barang inferior adalah barang giffen. Dalam kasus ini ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat harga menyebabkan permintaan terhadap barang ini menunjukkan harga yang semakin meningkat. Oleh karena itu barang giffen dikatakan sebagai barang yang mempunyai slope kurva permintaan positif.

2. Kasus pengaruh harapan dinamis

Dalam hal ini, perubahan jumlah yang diminta dipengaruhi oleh perubahan harga yang terkait dengan harapan konsumen. Artinya, kenaikan harga suatu barang hari ini akan diikuti kenaikan permintaan terhadap barang tersebut, karena terselip adanya harapan bahwa barang tersebut akan terus mengalami kenaikan, contoh: valas.

3. Kasus barang prestise

Pada kasus ini memasukkan kepuasan konsumen dalam pembelian suatu barang. Semakin tinggi harga suatu barang semakin tinggi kepuasan konsumen


(28)

sehingga meningkatkan unsur prestise, akibatnya semakin tinggi pula kesediaan konsumen untuk membayar harga barang tersebut, contoh: permata.

2.1.4. Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan

Suatu skedul permintaan (a demand schedule) adalah suatu tabel yang memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubungan antara jumlah yang diminta dan harga barang yang bersangkutan, ceteris paribus.

Tabel 2.1. Skedul Permintaan

Jenis barang Harga/Unit Jumlah Barang Yang Diminta

A 8 25

B 7 50

C 6 75

D 5 100

E 4 125

F 3 150

G 2 175

Sumber: Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Sadono Sukirno (2002)

Dengan menggunakan data yang terdapat dalam daftar permintaan kita dapat membuat kurva permintaan. Suatu Kurva Permintaan (a demand curve) dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.

Dalam menganalisis permintaan perlu disadari perbedaan antara dua istilah berikut: permintaan dan jumlah yang diminta. Apabila ahli ekonomi mengatakan “permintaan” yang mereka maksudkan adalah keseluruhan dari kurva permintaan.


(29)

Jadi, permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan “jumlah barang yang diminta” dimaksudka n sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu.

P D

8 A

7 B

6 C

5 D

4 E

3 F

2 G

25 50 75 100 125 150 175 Q

Gambar 2.1. Kurva Permintaan

Kurva permintaan berbagai jenis barang berbentuk garis lurus yang miring dari kiri atas ke kanan bawah atau mempunyai lereng (slope) yang negatif . Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta, yang mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau salah satu variabel naik (misalnya harga) maka variabel yang lainnya akan turun (misalnya jumlah yang diminta). (Sadono Sukirno, 2005:77)

2.1.5. Perubahan Permintaan

Perubahan permintaan dapat dibedakan dalam dua pengertian:


(30)

2. Gerakan seluruh kurva permintaan (shift of the demand curve)

1. Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan (Shift a Long Demand Curve)

Perubahan seperti ini berlaku apabila harga barang yang diminta menjadi tinggi atau semakin menurun. Ini berarti bahwa permintaan akan meningkat jika harga yang bersangkutan turun. Penurunan harga dari P1 ke P2 mengakibatkan permintaan naik dari Q1 ke Q2 . perubahan ini terjadi pada kurva yang sama (sepanjang kurva permintaan).

Gambar 2.2. Perubahan Jumlah yang Diminta

2. Gerakan Seluruh Kurva Permintaan (Shift of the Demand Curve)

Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri apabila terdapat perubahan-perubahan atas permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga. Pergeseran dapat di sebabkan oleh kenaikan pendapatan, terjadinya perubahan selera masyarakat dan kenaikan jumlah penduduk.

Untuk melihat pergeseran kurva permintaan dapat kita lihat pada gambar 2.3 berikut ini:

P

Q

P1

P2


(31)

P

D2 D D1

D2 D D1

Q Gambar 2.3. Pergeseran Kurva Permintaan

Suatu pergeseran kurva permintaan dari DD ke D1D1 , menunjukkan kenaikan permintaan dan pergeseran kurva permintaan dari DD ke D2D2 menunjukkan penurunan permintaan. Kenaikan permintaan berarti lebih banyak yang diminta pada setiap harga.

Elastisitas permintaan

Elastisitas permintaan merupakan suatu pengukuran kuantitatif yang digunakan untuk menunujukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga ke atas perubahan permintaan. (Sadono Sukirno, 1994:99)

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan:

• Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk menggantikan barang yang bersangkutan


(32)

• Persentasi pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang tersebut

• Jangka waktu analisis

Barang

Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah beras, minuman, buku, dan lain-lain. Sedangkan contoh barang yang akan digunakan untuk menghasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah mesin-mesin, peralatan, bangunan pabrik. Barang-barang tersebut merupakan barang-barang berwujud. Selain itu ada juga barang-barang tidak berwujud seperti sinar matahari dan udara.

2.2.1.Barang ekonomi dan barang bebas

Barang ekonomi (economic good) adalah barang yang mempunyai kegunaan dan langka, yaitu jumlah yang tersedia lebih sedikit dibandingkan jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan oleh karena itu barang ekonomi mempunyai harga. Produksi barang ekonomi membutuhkan sumber daya ekonomi yang terbatas jimlahnya, oleh karena itu tidak dapat diperoleh atau diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas. Dengan demikian barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.

Barang bebas (free good) adalah barang yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan. Oleh karena itu, barang bebas tidak mempunyai harga. Contohnya: udara, sinar matahari, dan lain-lain. Meskipun udara sangat dibutuhkan manusia dan sangat berguna, namun udara tersedia dalam jumlah yang melimpah dan


(33)

untuk mendapatkannya tidak dibutuhkan pengorbanan maka udara termasuk ke dalam golongan barang bebas.

Namun demikian, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi karena perbedaan tempat dan waktu. Di pedesaan, air bersih merupakan barang bebas, tetapi di kota menjadi barang ekonomi. Begitu pula sinar matahari menjadi barang ekonomi dalam musim dingin, sehingga banyak wisatawan yang bersedia membayar untuk datang ke daerah-daerah tropis.

2.2.2. Barang akhir, barang modal, dan barang antara

Barang akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu:

• Barang tahan lama (durable good), misalnya mobil, televisi, lemari es, dan lain-lain.

• Barang tidak tahan lama (non-durable good), misalnya makanan segar, buah-buahan, sayur-sayuran

Barang modal (capital good). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi langsung kebutuhan konsumen, melainkan digunakan untuk menghasilkan barang-barang lain. Contohnya adalah mesin-mesin traktor, bangunan pabrik, dan lain-lain

Barang antara (intermediate good). Barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen dinamakan barang antara, contohnya adalah baja, tekstil, dan lain-lain. (Prathama Rahardja, 2004:4)


(34)

Rumah atau perumahan (papan) merupakan kebutuhan pokok manusia selain pangan dan sandang. Sehingga kebutuhan ini harus terpenuhi meskipun dalam keadaan yang paling sederhana. Perumahan berasal dari kata rumah yang mendapatkan imbuhan per-an. Rumah adalah tempat tinggal untuk berlindung manusia dari lingkungan alam luar. Per-an adalah imbuhan yang berarti kata benda yang menunjukkan kumpulan. Jadi perumahan adalah kumpulan dari rumah-rumah yang digunakan untuk berlindung bagi keluarga yang layak huni (dilengkapi sarana dan prasarana).

Pengertian rumah juga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang rumah dan permukiman Indonesia yang tertuang dalam Bab I pasal 1 yang berbunyi sebagai berikut:

• Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau tempat hunian dan membina keluarga.

• Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan huni yang dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan.

Menurut Sinulingga (seperti dikutip oleh Slamat Riadi Bako), pemukiman pada garis besarnya terdiri dari berbagai komponen antara lain:

1. Lahan atau tanah yang diperuntukkan untuk permukiman itu, dimana kondisi tanah akan mempunyai harga daru satuan rumah yang dibangun di atas lahan itu. Missalnya, apabila ada tanah yang sangat lembek akan memerlukan pekerjaan perbaikan tanah ataupun konstruksi pondasi yang mahal.


(35)

2. Prasarana permukiman yaitu jalan lokal, saluran drainase, saluran air kotor, saluran air bersih, serta jaringan listrik dan telepon yang semuanya juga menentukan kualitas permukiman yang dibangun

3. Perumahan yang dibangun

4. Fasilitas umum dan fasilitas sosial yaitu fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadahan, lapangan bermain dan lain-lain dalam lingkungan permukiman itu sendiri.

2.4. Pendapatan

Pandapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu. Satuan waktu tertentu yang umum digunakan biasanya satu bulan. Tingkat pendapatan ini sering dihubungkan dengan suatu standar kehidupan umum yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Masyarakat berdasarkan pendapatan sering digolongkan kedalam beberapa golongan yaitu: masyarakat berpendapatan rendah, masyarakat berpendapatan golongan menengah, serta masyarakat berpendapatan tinggi. Pendapatan masyarakat ini searah langsung berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, pendidikan, kehidupan moral dan rasa harga diri ataustatus sosial seseorang dibandingkan dengan orang lain yang mempunyai golongan pendapatan berbeda.

Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dimiliki. Adanya perbedaan distribusi pemilikan faktor-faktor ekonomi yang dapat menyebabkan ketimpangan dalam jumlah pendapatan yang diterima masing-masing individu, karena balas jasa yang diterima dari berbagai faktor ekonomi seperti keahlian (skill), modal (capital), dan tanah (land) juga akan berbeda satu sama lain.


(36)

Sumber pendapatan dan penerimaan menurut BPS dibedakan dalam: 1. Pendapatan yang bersumber dari:

a. Penghasilan gaji dan upah

b. Penghasilan dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas c. Penghasilan dari pemilikan harta

2. Transfer yang bersifat redistributif, terutama terjadi dari transfer pendapatan yang tidak mengikat dan biasanya bukan merupakan imbalan atas penyerahan barang, jasa atau harta milik. (Sumber:

2.5. Harga

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah salah satu dari empat bauran pemasaran (marketing mix) yaitu product, price, place, and promotion. Harga dalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan. Karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang akan diperoleh organisasi perusahaan

2.5.1. Tujuan penetapan harga

1. Mendapatkan Keuntungan yang Sebesar-besarnya

Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.


(37)

Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Misalnya, untuk gaji/upah karyawan, tagihan rekening air dan listrik, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.

3. Menggapai Return On Investment

Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali.

4. Menguasai Pangsa Pasar

Dengan menetapkan harga yang lebih rendah dibandingkan produk pesaing dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.

5. Mempertahankan Status Quo

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada. (organisasi.org)

2.6. Lokasi Perumahan

Lokasi perumahan juga merupakan faktor yang paling penting dalam pemilihan rumah yang akan dibeli oleh calon pembeli. Lokasi yang lebih prestisius atau strategis menuntut harga yang lebih mahal, namun demikian hal tersebut tidak menjadi masalah bagi sebagian orang, bila mereka memang mempunyai dana yang cukup. Orang mempertimbangkan lokasi ketika ingin membeli rumah agar dapat memudahkan mereka untuk berpergian ke tempat bekerja, ke pusat-pusat perbelanjaan, ke sekolah dan fasilitas-fasilitas umum lainnya.


(38)

2.7. Fasilitas Perumahan

Sebuah permukiman haruslah memiliki fasilitas yang memadai bagi penghuninya. Hal ini dimaksudkan agar penghuni di kawasan tersebut merasa nyaman. Fasilitas-fasilitas yang dapat diberikan antara lain:

Jalan yang lebar. Lebar jalan dan kondisi jalan di depan rumah merupakan hal yang cukup penting dan diperhatikan oleh calon pembeli. Di sini terkandung pengertian bahwa kenyamanan itu penting dan bukan hal yang bisa disepelekan.

Keamanan. Keamanan lingkungan semakin diperhatikan sejalan dengan kesuksesan seseorang. Apalagi pada masa sekarang ini, di mana keamanan di kota-kota besar semakin berkurang dan tingkat kejahatan semakin tinggi. System keamanan terpadu dalam sebuah perumahan adalah hal yang sangat penting untuk dikembangkan.

Fasilitas penunjang kenyamanan dan kemudahan. Seperti pertokoan, pusat kebugaran, arena olahraga, tempat rekreasi, dan lain sebagainya. Semakin tinggi kualitas dan kuantitas fasilitas kenyamanan dan kemudahan ini semakin tinggi pula nilai jual dan lingkungan sebuah perumahan.

Fasilitas di dalam rumah. Fasilitas di dalam rumah seprti berapa jumlah kamar mandi, kamar tidur, serta ruang dan kelengkapan lainnya juga patut dipertimbangkan dalam desain sebuah rumah untuk meningkatkan kualitasnya.

2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Ainul Mardhiyah (2006) dalam penelitiannya tentang “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Perumahan di Kota Medan” mengemukakan hasil penelitiannya bahwa secara keseluruhan permintaan rumah di Kota Medan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan perkapita, tingkat harga dan jumlah rumah


(39)

tangga. Dimana tingkat pendapatan perkapita dan jumlah rumah tangga berpengaruh positif terhadap permintaan perumahan, sedangkan tingkat harga berpengaruh negatif terhadap permintaan perumahan. Pendapatan perkapita memberikan pengaruh yang paling besar terhadap permintaan perumahan di Kota Medan.

Slamat Riadi Bako (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rumah Sederhana di Kota Medan” mengemukakan penelitiannya bahwa variabel harga, pendapatan, lokasi dan fasilitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan permintaan rumah sangat sederhana. Faktor fasilitas merupakan faktor yang paling dominant dalam mempengaruhi keputusan permintaan rumah sangat sederhana.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembelian rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru. Adapun variabel yang diteliti meliputi faktor pendapatan, faktor harga, faktor lokasi, faktor fasilitas.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada Kompleks Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar dengan kantor pemasaran yang terletak di Jl. Radjamin Purba, Pematangsiantar dan penelitian dilakukan selama 1 bulan( Februari 2010)

3.3 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi


(41)

objek penelitian. Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi. (Kuncoro, 2003 :103). Pada penelitian ini, jumlah populasi yang digunakan sebanyak 100 orang yang termasuk sebagai pemilik Rumah Sangat Sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar. Dimana kriteria dalam pengambilan sampel dilakukan secara

purposive sampling yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 43 orang yang menjadi pemilik Rumah Sangat Sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, dengan pertimbangan seluruh sampel yang digunakan memiliki pendapatan tetap dan tinggal pada blok A hingga blok E. Banyaknya sampel dihitung dengan menggunakan rumus Solvin yaitu:

n =

Dimana :

n = jumlah sampel pemilik Rumah Sangat Sederhana N = jumlah populasi pemilik Rumah Sangat Sederhana d = presesi (10%)

Dengan rumus demikian maka jumlah sampel pemilik Rumah Sangat Sederhana dalam penelitian ini adalah :

n =

1 ) 1 . 0 ( 43

43

2 +

n = 43 . 1

43


(42)

n = 30

3.4 Jenis Variabel

Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independen variabel) dan variabel terikat (dependen variabel), variabel bebasnya terdiri dari pendapatan, harga, lokasi dan fasilitas, sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah permintaan Rumah Sangat Sederhana.

3.5 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer yang diperoleh dari subjek penelitian secara langsung melalui observasi dan wawancara serta kuisioner dengan responden.

2. Data sekunder diperoleh dari bagian pemasaran, internet, majalah ekonomi, dan kepustakaan.

3.6Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi dan data yang digunakan, dalam hal ini penulis melakukan beberapa cara pengumpulan dan informasi sebagai berikut:

1. Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Teknik yang dipakai dalam penelitian adalah pengamatan langsung terhadap fasilitas perumahan.

2. Wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan mewawancarai pemilik Rumah Sangat Sederhana serta staff dan karyawan bagian pemasaran pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar.

3. Kuisioner yaitu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk diisi oleh para responden dalam hal ini pemilik Rumah Sangat Sederhana pada Perumahan Tozai Baru.


(43)

4. Studi Kepustakaan yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui telaah berbagai literatur yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, internet dan lain-lain.

3.7Pengolahan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer Eviews 5.1. disamping itu juga digunakan aplikasi

Microsoft Office World 2007 dalam penulisan penelitian dan Microsoft Office Excel 2007 sebagai program pembantu, untuk meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan dengan pencatatan ulang secara manual.

3.8Analisa Data

Dalam upaya pembuktian atas hipotesis yang telah dibuat maka harus dilakukan pengujian atas hipotesis itu sendiri dengan menggunakan metode/ stategi/ pendekatan/ desain penelitian yang sesuai.

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang dibuat maka penelitian ini menerapkan metode analisa data deskriptif kuantitatif dengan pemodelan regresi linier berganda. Penerapan metode ini akan menghasilkan tingkat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian dapat ditunjukkan seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikatnya (variabel dependen) serta arah hubungan yang terjadi (hubungan negatif atau positif).


(44)

Model analisis yang digunakan dalam menganalisa adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS (Ordinary Least Squares) atau metode kuadrat terkecil biasa. Metode ini dikemukakan oleh Carls Friedrich Gauss. Data-data yang digunakan, dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linier berganda. Variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut:

Y=f(X1, X2, X3, X4 )………1 Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan sebagai berikut: Y= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e………..2

Dimana:

Y = permintaan pembelian rumah oleh konsumen (skor) α = Konstanta

X1 = Tingkat Pendapatan (skor) X2 = Harga (skor)

X3 = Lokasi (skor) X4 = Fasilitas (skor)

b1,b2, b3, b4 = koefisien regresi yag akan dicari e = error term/ variabel pengganggu Bentuk hipotesisnya sebagai berikut;

1

X Y

∂ ∂

> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (tingkat pendapatan) maka Y (permintaan pembelian rumah) mengalami kenaikan, ceteris paribus.


(45)

2

X Y

∂ ∂

> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (harga) maka Y (permintaan pembelian rumah) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3

X Y

∂ ∂

> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (lokasi) maka Y (permintaan pembelian rumah) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

4 X Y ∂ ∂

> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X4 (fasilitas) maka Y (permintaan pembelian rumah) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.8.2. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)

Uji kesesuaian (Test of Goodness of Fit) merupakan pengujian kecocokan atau kebaikan antara .hasil pengamatan (frekuensi pengamatan) tertentu dengan frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya (frekuensi teoritis).

3.8.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R-square)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1(0≤R2≤1). Semakin bear nilai R2, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh variabel independen.

3.8.2.2. Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel. Dengan menganggap variabel independen lainya konstan.


(46)

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus: t hitung =

) (

) (

bi Se

b bi

Dimana :

bi = koefesien variabel ke – i b = nilai hipotesis nol

Se(bi) = simpangan baku dari variabel independent ke-i

Dalam uji t ini digunakan perumusan bentuk hipotesis sebagai berikut : Ho : bi = b

Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke I nilai parameter hipotesis, dan biasanya b dianggap=0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y.

Pengujian dilakukan melalui uji-t dengan membandingkan t-statistik dengan t tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan :

0

t-hitung t-hitung t-tabel t-tabel

Ho ditolak Ho diterima

Ho ditolak


(47)

a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t-hitung < t-tabel dengan tingkat

kepercayaan sebesar (α).

Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat, dimana tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengujian dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel dengan tingkat

kepercayaan (α).

Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, dimana terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan

dengan tingkat kepercayaan sebesar (α). 3.8.2.3. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:

F-hitung = ) /( ) 1 ( ) 1 /( 2 2 k n R k R − − − Dimana:

R2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sample

Ho ditolak Ho diterima


(48)

Gambar 3.2 kurva uji F-statistik

Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : b1 = b2 = bn………..bn=0(tidak ada pengaruh)

Ha : b1≠ 0………bi=1(ada pengaruh) Kriteria pengambilan keputusan:

Ho: b1 = b2 = 0 H0 diterima (F-hitung < F-tabel) artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha : b1≠ b2≠0 Ha diterima (F-hitung > F-tabel) artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.8.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Agar pengujian hipotesis berdasarkan model analisis tidak bias atau bahkan menyesatkan, maka perlu digunakan uji penyimpangan asumsi klasik.

3.8.3.1. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara independen variabel. Multikolinieritas dikenalkan oleh Ragnar Frisch (1934). Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinieritas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Adanya multikolinieritas ditandai dengan:

• Standart error tidak terhingga

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α= 1%, α= 5%, α= 10%

F-tabel 0


(49)

• Terjadi perubahan tanda atau berlawanan dengan teori

• R2 sangat tinggi

3.8.3.2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu (Error Term) tidak mempunyai varian yang konstan (sama) untuk semua observasi sehingga residual variabel pengganggu tidak bernilai nol atau

( )

µ 2 σ2

i

E .

Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang model regresi linier berdasarkan metode kuadrat terkecil biasa. Heterokedastisitas pada umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section yaitu data yang menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu misalnya data hasil suatu survei. Keberadaan heterokedastisitas akan dapat menyebabkan kesalahan dalam penaksiran sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan dapat meyesatkan. (Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:109)

Menguji Heteroskedastisitas.

Untuk menguji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara yaitu:

Uji White

Uji White memulai pengujiannya dengan membentuk model: Yi = β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + μi

Kemudian persamaan di atas, dimodifikasi dengan membentuk regresi bantuan (auxiliary regression) sehingga model menjadi:


(50)

i

X X X

X ν

α9 1 2 3 4 +

Pedoman dari penggunaan uji white ini adalah tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam hasil estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dikalikan dengan jumlah data atau (n.R2 = χ2hitung) lebih kecil dibandingkan χ2tabel. Sementara, akan terdapat masalah heterokedastisitas apabila hasil estimasi menunjukkan bahwa

2

χ hitung lebih besar dibandingkan χ2tabel. Apabila nilai probability lebih rendah dari 0.05 berarti terdapat heterokedastisitas pada hasil estimasi. Sebaliknya, apabila nilai probability-nya lebih tinggi dari 0.05, maka hasil estimasi tidak terkena heterokedastisitas. (Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007:98)

Cara Mengobati Masalah Heterokedastisitas

Heterokedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasaan dan sifat konsistensi dari hasil estimasi. Namun hasil estimasi tidak lagi efisien. Oleh karena tidak efisien lagi, maka pengujian hipotesa menjadi diragukan hasilnya. Dengan demikian, sangat perlu dilakukan perbaikan atau pengobatan pada masalah heterokedastisitas tersebut. Untuk mengatasi masalah heterokedastisitas adalah dengan menggunakan metode kuadrat terkecil tertimbang (Weighted Least Square/WLS).

Model estimasi regresi penelitian adalah:

Yi = β0+ β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + μi

Kemudian sisi kiri dan sisi kanan dari persamaan di atas dibagikan dengan varians (σ2), sehingga model estimasi menjadi:

+ = i i i Y σ β

σ 0 β1

1 1 σ

X

+ β2

2 2

σ X

+ β3

3 3

σ X

+ β4

4 4 σ X + i i σ µ


(51)

Nilai σi dalam ekonometrika disebut sum of squares residual = RSS dibagi dengan jumlah variabel penjelas (k).

k RSS

i =

σ

Nilai σikemudian ditransformasikan kedalam masing-masing variabel. Langkah-langkah untuk membuat regresi weighted least square adalah:

1. Klik Quick, Generate Series, kemudian ketik: vari=RSS/k 2. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx1=x1/vari 3. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx2=x2/vari 4. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx3=x3/vari 5. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx3=x3/vari 6. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wy=y/vari

7. Lakukan estimasi dengan perintah Quick, Estimation Equation, ketik: Wy c wx1 wx2 wx3 wx4

Sebagai rujukan untuk melihat apakah hasil estimasi regresi telah lolos dari masalah heterokedastisitas, maka perhatikan nilai sum of squared resid. Bila angka

sum of squared resid cenderung menurun, maka dapat dikatakan bahwa model yang diestimasi lolos dari masalah heterokedastisitas. (Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007: 100)

3.8.3.3. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah faktor pengganggu (µi) berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas digunakan Jarcue-Bera Test (JB- Test).


(52)

Untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan cara JB-Test ini adalah dengan membandingkan Jarcue Bera normality test statistics dengan χ2tabel,

jika Jarcue Bera normality test statistics lebih kecil dari χ2tabel maka µtadalah berdistribusi normal. Sebaliknya jika Jarcue Bera normality test statistics lebih besar dari χ2tabel maka µtadalah tidak berdistribusi normal.

Cara lain untuk melihat apakah data berdistribusi normal dengan menggunakan JB-Test adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka

probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka

probability < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. (Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007:92)

3.9Defenisi Operasional

Untuk menjelaskan variabel-vaiabel yang sudah diidentifikasi maka perlu defenisi operasional dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman dan penelitian. Defenisi dari variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

• Faktor pendapatan (X1) adalah seberapa besar penghasilan konsumen yang menjadi responden. Diukur dengan menanyakan secara langsung besar pendapatan responden. Kemudian dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu:

- Kelompok 1 : < Rp 1.000.000

- Kelompok 2 : Rp 1000.001-3.000.000 - Kelompok 3 : Rp 3.000.001-5.000.000 - Kelompok 4 : Rp 5.000.001-7.000.000 - Kelompok 5 : > Rp 7.000.000

• Faktor harga (X2) harga rumah atau sejumlah uang yang dibayarkan responden untuk membeli Rumah Sangat Sederhana pada Perumahan Tozai Baru


(53)

Pematangsiantar. Diukur dengan menanyakan pendapat responden tentang harga rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar, apakah:

- Sangat tinggi - Tinggi - Sedang - Murah

- Sangat murah

• Faktor lokasi (X3) adalah jarak lokasi perumahan dengan tempat kerja. Diukur dengan menanyakan jarak rumah responden dengan tempat kerjanya, apakah:

- Sangat jauh - Jauh

- Sedang - Dekat

- Sangat Dekat

• Faktor Fasilitas (X4) adalah sarana yang disediakan oleh Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar kepada konsumen.

Indikator pengukurannya:

- Fasilitas listrik, air dan telepon - Fasilitas keamanan

- Fasilitas tempat rekreasi dan bersantai - Fasilitas klinik kesehatan


(54)

- Fasilitas sarana jalan & angkutan umum - Fasilitas pasar tradisional

• Keputusan Permintaan Pembelian (Y)

Keputusan permintaan pembelian adalah variabel terikat, merupakan suatu tindakan pemilihan salah satu atau lebih dari alternatif yang ada. Variabel terikat diukur berdasarkan keputusan pembelian yang dilakukan responden terhadap produk, dalam hal ini adalah rumah.

Indikator pengukurannya:

- Kesadaran akan kebutuhan - Pencarian informasi

- Mengevaluasi informasi dari penawaran-penawaran yang ada - Ketepatan dalam pengambilan keputusan

- Dampak psikologis setelah melakukan keputusan pembelian rumah

3.10 Skala Pengukuran Variabel

Skala pegukuran variabel yang digunakan adalah sksla likert (likert scale) dan skala interval. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan


(55)

titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai ke negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

1. sangat setuju 1.sangat puas

2. setuju 2. puas

3. ragu-ragu 3. cukup puas

4. tidak setuju 4. tidak puas

5. sangat tidak setuju 5. sangat tidak puas (Sugiyono, 2006:86)

Skala interval digunakan untuk mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya adalah sama. (Husein Umar, 2000:45)

Contoh:

Pendapatan Nilai

< Rp. 100.000 1

Rp 100.000-200.000 2

Rp 200.000-300.000 3


(56)

> Rp 400.000 5

Pengukuran dengan skala likert dilakukan dengan pembagian: Untuk variabel harga:

• Jawaban sangat mahal mendapatkan nilai 5

• Jawaban mahal mendapatkan nilai 4

• Jawaban sedang mendapatkan nilai 3

• Jawaban murah mendapatkan nilai 2

• Jawaban sangat murah mendapatkan nilai 1

Untuk variabel lokasi:

• Jawaban sangat jauh mendapatkan nilai 5

• Jawaban jauh mendapatkan nilai 4

• Jawaban sedang mendapatkan nilai 3

• Jawaban dekat mendapatkan nilai 2

• Jawaban sangat dekat mendapatkan nilai 1

Untuk variabel fasilitas dan keputusan permintaan pembelian rumah sangat sederhana:


(57)

• Jawaban sangat setuju mendapat nilai 5

• Jawaban setuju mendapat nilai 4

• Jawaban ragu-ragu mendapat nilai 3

• Jawaban tidak setuju mendapat nilai 2

• Jawaban sangat tidak setuju mendapat nilai 1

Pengukuran dengan skala interval dilakukan dengan pembagian: - Nilai 1 : < Rp 1.000.000

- Nilai 2 : Rp 1000.001-3.000.000 - Nilai 3 : Rp 3.000.001-5.000.000 - Nilai 4 : Rp 5.000.001-7.000.000 - Nilai 5 : > Rp 7.000.000


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Daerah Penelitian

Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar merupakan salah satu dari sekian banyak cabang perumnas yang ada di Indonesia dimana lokasi perumnas ini terletak di wilayah Kota Pematangsiantar persisnya di daerah Kecamatan Siantar Sitalasari, Kelurahan Bah Kapul.

Pembangunan perumahan ini dimulai pada tahun 1991 dengan lahan seluas 96 Ha. Selanjutnya tahun 1992 dilakukan pematangan lahan yang sebelumnya merupakan areal perkebunan yang luas, dan tahun 1993 dilakukan pembangunan perumahan yang dinamakan Perumahan Tozai Baru. Pada tahun 1997 pembangunan tahap I sebanyak 1200 unit selesai dilaksanakan dan Perumahan Tozai Baru mulai ditempati oleh masyarakat yang telah membelinya. Sampai saat ini pembangunan Perumahan Tozai Baru telah dilakukan sebanyak 2 tahap. Pembangunan tahap II telah selesai dilaksanakan pada tahun 2002 dengan jumlah 410 unit.

4.2. Gambaran Umum Kompleks Perumahan Tozai Baru 4.2.1. Struktur organisasi dan uraian tugas

Suatu organisasi dapat terbentuk karena adanya kelompok manusia yang bekerja sama guna mencapai tujuan kelompok yang sudah ditetapkan. Agar tujuan


(59)

organisasi dapat dicapai dngan baik, maka perlu dibuat mekanisme dan struktur pembagian tugas dan wewenang serta hubungan setiap unit kerja.

Dalam mendukung pelaksanaan rencana serta program dari Perum Perumnas diperlukan adanya perangkat organisasi yang lengkap dengan personalia dan ditempatkan pada masing-masing bagian serta memiliki pengetahuan teknis dengan kecakapan yang cukup sesuai dengan volume dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

Struktur organisasi perusahaan hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga setiap bagian atau unit kerja dapat bertanggung jawab dan bekerja sama antara satu dengan lainnya. Masing-masing hendaklah diberi wewenang penuh dan sasaran yang cukup diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, lengkap, terarah dan mantap maka masing-masing bagian dapat mengetahui secara jelas wewenang dan tanggung jawabnya serta kepada siapa harus bertanggung jawab.

Berikut di bawah ini ditampilkan diagram struktur organisasi dari Perum Perumnas secara lengkap:


(60)

(61)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perum Perumnas GM. Regional

Deputi GM

Bagian Perencanaan & Pertahanan

Bagian P3L Bagian Pemasaran Bagian Keuangan

Subbag Perencanaan Subbag Pertanahan Subbag PRoduksi Subbag P3L Subbag Pemasaran Subbag KSO & Humas Subbag Dana Subbag akuntansi Subbag PUKK Subbag Program Usaha Subbag Kepegawaian Subbag Keuangan & Kearsipan Subbag Humas Unit Pengelolaan Kasiba Unit Pengelolaan RUSUN

Manager Cabang Unit Produksi dan

Komponen Bangunan

Proyek Seksi Produksi & PLP Seksi Pertanahan Seksi Penjualan & Jasa

Nilai Tambah


(62)

Berdasarkan struktur organisasi di atas maka tugas masing-masing secara garis besar dijelaskan sebagai berikut:

1. General Manager Regional

General manager regional adalah pimpinan perusahaan didalam mengelola perusahaan, sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat dicapai.

Tugas pokok General Manager Regional adalah:

• Memimpin para manager bagian, manager cabang dan manager unit untuk menyusun sasaran rencana kerja dan anggaran kantor regional.

• Memberikan penugasan, pengendalian, pembinaan dan penilaian kerja.

• Mengelola sumberdaya dan dana untk melaksanakan kegiatan usaha.

• Melaksanakan koordinasi dengan instansi dan institusi terkait untuk mencapai sasaran kegiatan usaha.

2. Deputi General Manager Regional

Deputi General Manager Regional merupakan wakil dari General Manager dalam membantu tugas General Manager agar dapat memperlancar tercapainya sasaran yang akan dicapai.

Tugas pokok Deputi General Manager Regional adalah:

• Memberikan penugasan, pengendalian, pembinaan dan penilaian kerja kepada asisten manager.

• Membantu General Manager Regional dalam melaksanakan kegiatan operasional kantor regional, cabang dan unit.

• Memimpin penyelenggaraan kegiatan kantor regional.

• Mewakili General Manager Regional dalam melaksanakan tugas-tugasnya apabila General Manager regional berhalangan hadir.


(63)

3. Bagian Perencanaan dan Pertanahan

Tugas bagian perencanaan dan pertanahan berhubungan dengan urusan persiapan awal sebelum semua kegiatan berlangsung.

Tugas pokok bagian perencanaan dan pertanahan adalah:

• Menyusun sasaran, rencana kerja dan menganalisa tempat atau lokasi yang dibutuhkan.

• Mengadakan kegiatan untuk urusan eksternal yang ada hubungannya dengan rencana kerja perusahaan.

• Mengurusi segala hal yang diperlukan untuk keperluan perusahaan terutama berkaitan dengan instansi-instansi yang ada hubungannya dengan pertanahan.

4. Bagian Produksi, Pengelolaan dan Peremajaan Lingkungan (P3L)

bagian P3L dikepalai oleh seorang kepala bagian yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

• Menjalankan proses kerja perusahaan dalam membangun perumahan yang baik kualitasnya.

• Mengadakan pengawasan atas kegiatan perusahaan agar dapat berjalan sesuai rencana.

• Mengatur kondisi lingkungan pada lokasi perumahan sehingga memberikan kelancaran kegiatan perusahaan.

5. Bagian Pemasaran

Tugas pemasaran yang dipegang oleh manager pemasaran yang berhubungan dengan konsumen atau pembeli.

Tugas pokok bagian pemasaran adalah:


(64)

• Mencari calon pembeli baru.

• Memberikan informasi kepada pemimpin perusahaan mengenai kondisi pembeli.

• Melakukan penagihan kredit perumahan.

• Menyelenggarakan administrasi pemasaran dan laporan secara periodik.

6. Bagian Keuangan

Dalam melakukan tugasnya bagian keuangan bertanggung jawab kepada General Manager Regional:

Adapun tugas pokoknya adalah:

• Melakukan penerimaan uang masuk dan uang keluar.

• Menyimpan dan memeriksa segala dokumen yang berhubungan dengan keuangan secara teratur

• Menyusun anggaran sesuai dana yang ada.

4.2.2. Jumlah rumah pada perumahan Tozai Baru Pematangsiantar

Seperti diketahui bahwa rumah perumnas terdiri dari 4 (empat) tipe dan setiap tipe mempunyai jenis yaitu:

1. Tipe RSS terdiri dari :

• RSS 21/54

• RSS 21/90

• RSS 36/100 2. Tipe RS

• RS 30

• RS 33


(65)

• RS 36/105

• RS 45/135

• RS 54/153

• RS 70/187 3. Tipe RI

• RI 09

• RI 12

• RI 15

• RI 18

• RI 21

• RI 25

4. Tipe Flat

• FL 18

• FL 21

• FL 36


(66)

Gambaran pembangunan rumah di Perumahan Tozai Baru berdasarkan jenis/tipe rumah disajikan dalam tabel 4.1 di bawah ini:

PEMBANGUNAN SESUAI TIPE RUMAH

TIPE PEMBANGUNAN RUMAH (UNIT)

RSS D 36/120 500

RS D 36/150 300

RS D 36/140 200

RS D 45/150 150

RS D 50/200 150

RS D 54/200 250

RS D 60/200 250

RUKO 2 Lt 10

TOTAL 1810

Tabel 4.1 Pembangunan Sesuai Tipe Rumah Sumber: Arsip PT. Tozai Pematangsiantar

Berdasarkan tabel di atas, memberi gambaran secara lengkap kepada pembaca tentang berapa banyak jumlah rumah yang dibangun di lokasi Tozai Baru. Dari table dapat dilihat bahwa pembangunan perumahan di lokasi Tozai Baru di dominasi oleh Rumah Sederhana dibanding Rumah Sangat Sederhana.

Dari keseluruhan tipe rumah di atas yang paling banyak dibangun adalah tipe Rumah Sangat Sederhana RSS D 36/120 dan RS D 36/150, yaitu masing-masing 500 unit dan 300 unit. Kedua tipe rumah ini mempunyai banyak kesamaan yaitu selain bentuk rumahnya cukup sederhana, fasilitas yang didapat seperti listrik, air dan jalan yang cukup memadai, kedua jenis rumah ini juga sama-sma mendapatkan subsidi bagi pemerintah bagi pembelinya. Namun ada perbedaan antara kedua rumah tersebut sehingga salah satunya masuk ke dalam kategori Rumah Sederhana, yaitu struktur


(67)

bangunan rumah RS D 136/150 sudah dirancang seperti rumah sederhana seperti atap yang sudah menggunakan genting dan luas tanah yang lebih luas disbanding rumah tipe RSS D 36/120.

DAFTAR HARGA JUAL SESUAI TIPE RUMAH

TIPE HARGA JUAL (Rp)

RSS D 36/120 46.000.000

RS D 36/150 52.500.000

RS D 36/140 50.000.000

RS D 45/150 55.900.000

RS D 50/200 60.700.000

RS D 54/200 65.900.000

RS D 60/200 70.000.000

RUKO 2 Lt 42.000.000

Tabel 4.2 Daftar Harga Jual Sesuai Tipe Rumah Sumber: Brosur Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar

Keterangan:

• Harga jual dan suku bunga dapat berubah-ubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan

• Uang muka dapat berubah tergantung hasil wawancara Bank pemberi kredit

• Harga sudah termasuk:

 Setifikat Hak Milik

 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

 Listrik 1300 watt*

 Air Minum (PDAM)*


(68)

 Kelebihan Luas tanah (bila memiliki kelebihan luas tanah diatas standar)

 Biaya proses Bank pemberi kredit.

* untuk ruko harga belum termasuk Listrik 1300 watt dan Air Minum (PDAM)

Pada tabel di atas menjelaskan tentang variasi harga rumah pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar pada tahun 2008. Variasi harga rumah yang ditawarkan diatas oleh pihak Perumnas merupakan harga rumah yang harus dibayar oleh calon pembeli sebelum ada subsidi dari pemerintah.

4.3. Perkembangan Perumahan di Propinsi Sumatera Utara

Propinsi Sumatera utara merupakan salah satu daerah tingkat I yang terdapat di pulau Sumatera yang memilki luas 7.168 Ha. Pertumbuhan dan perkembagan jumlah rumah yang dibangun di Propinsi Sumatera Utara secara garis besar telah menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Hal ini terlihat dari pola perubahan fisik kota yang cenderung tumbuh dan berkembang secara intensif.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi di setiap kota di Propinsi Sumatera Utara sekitar 1,5% pertahun merupakan permasalahan yang berpengaruh bagi pembangunan perumahan. Perumahan secara langsung meliputi berbagai aspek dan harkat hidup manusia. Perumahan merupakan kebutuhan dasar yang bersifat structural yaitu sebagai bagian dari peningkatan kualitas kehidupan, penghidupan dan kesejahteraan. Distribusi penduduk yang tidak merata dan terkonsentrasinya pada satu daerah yang merupakan masalah yang cukup serius pula.

Pertambahan jumlah penduduk akan mendorong permintaan terhadap perubahan dan merupakan potensi Sumber Daya Manusia bagi pembangunan


(69)

ekonomi karena manusia merupakan objek dan subjek pembangunan, maka kesejahteraannya harus diperhatikan.

Dengan jumlah penduduk 250.997 jiwa dan luas daerah 79.791 km2 maka kecendrungan pertumbuhan penduduk di kota Pematangsiantar selain mengikuti ketersediaan lahan yang ada, harga lahan yang terus meningkat menyebabkan pembangunan perumahan mengarah ke daerah pinggiran, daerah di mana lahan masih terjangkau oleh golongan menengah ke bawah yang memiliki pendapatan yang terbatas. Lain halnya dengan golongan menengah ke atas yang cenderung membangun rumah di daerah aksebilitas tinggi ke pusat kota.

Pada saat ini perumahan besar tumbuh dan berkembang di wilayah Kota Pematangsiantar baik dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta.

4.4. Perkembangan Penduduk

Menurut hasil sensus tahun 1999, Penduduk Sumatera Utara berjumlah 11.767.500 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 155 jiwa/km2 , dimana 238.518 jiwa diantara jumlah tersebut (sekitar 2,04%) berada di kota Pematangsiantar. Tingkat pertumbuhan penduduk tahun tersebut sebesar 1,68%. Penyebaran penduduk yang belum merata terlihat jelas dari tingkat kepadatan penduduk yang memiliki kesenjangan, hal ini biasa dimaklumi karena sifat manusia yang selalu mencari pekerjaan ke kota besar.

Di bawah ini akan terlihat jumlah penduduk di Kota Pematangsiantar mulai dari tahun 2000-2009 yang akan disusun dalam tabel 4.3 berikut ini.


(70)

TAHUN JUMLAH PENDUDUK PERTUMBUHAN

2000 240.831 -

2001 241.480 0,27%

2002 242.124 0,27%

2003 242.899 0,32%

2004 244.435 0,63%

2005 246.277 0,75%

2006 247.837 0,63%

2007 248.825 0,39%

2008 249.985 0,46%

2009 250.997 0,40%

Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Sumber: BPS Kota Pematangsiantar


(71)

4.5. Hasil Penelitian 4.5.1. Analisa deskriptif

Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang responden digunakan analisa deskriptif.

a.

Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan responden

Jumlah (Orang) Persentase PNS Peg. Swasta Wiraswasta Pensiunan Lain-lain Total 17 5 0 4 4 30 56.5% 16.5% 0 13% 13% 100%

Tabel 4.4. Karakteristik Pekerjaan Responden

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat responden yang melakukan pembelian rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar paling banyak pekerjaannya pada kategori Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan persentase 56.5 % dari keseluruhan responden. Kemudian disusul dengan pegawai swasta sebesar 16.5 % dari total responden. Selanjutnya di susul oleh pensiunan dan pekerjaan lain-lain, masing-masing sebesar 13 % dari total responden. Kategori pekerjaan lain-lain ini meliputi pekerjaan pegawai BUMN, Tenaga honorer, Polisi, Perwira, anggota DPRD dan lain-lain.


(72)

b.

Umur

karakteristik umur responden

Jumlah (orang) Persentase < 30 tahun

31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun > 60 tahun

total

2 14 10 1 3 30

7% 47% 33% 3% 10% 100%

Tabel 4.5. Karakteristik Umur Responden

Pada tabel di atas dapat dilihat karakteristik yang membeli rumah sangat sedrhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar paling banyak tingkat umur responden adalah 31-40 tahun dengan persentase 47 %. Disusul dengan tingkat umur 41-50 tahun sebanyak 10 orang dengan persentase 33 %. Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa responden yang membeli rumah pada kategori umur kurang dari 30 tahun hanya 2 orang responden yaitu sebesar 7 %, kemudian umur 51-60 tahun sebesar 3 % dan umur lebih dari 60 tahun sebesar 10 %. Hal ini berarti mayoritas yang melakukan permintaan terhadap rumah sangat sederhana adalah golongan umur produktif yang memiliki kesadaran tinggi terhadap kebutuhan akan rumah sebagai kebutuhan primer.


(73)

c.

Pendidikan

Karakteristik tingkat pendidikan responden

Jumlah (orang) Persentase SMP/SMA

D3 S1 S2/S3 Lain-Lain

Total

8 6 12

2 2 30

26% 20% 40% 7% 7% 100%

Tabel 4.6. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak yang membeli rumah sangat sedrhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar adalah Sarjana (S1) dengan persentase 40 % yaitu sebanyak 12 orang, kemudian disusul dengan tingkat pendidikan sekolah lanjutan sebanyak 8 orang dengan persentase 26 %. Kategori lain adalah tingkat pendidikan jenjang D3 sebanyak 6 orang atau sebesar 20 %, tingkat pendidikan S2 / S3 dan lain-lain masing-masing sebesar 2 orang atau 7 % dari total responden.


(74)

d.

Sumber pandanaan

Karakteristik sumber pendanaan responden

Jumlah (orang) Persentase Warisan

Jual asset Pendapatan

Tabungan Usaha lain

total

3 1 20

4 2 30

10% 3% 67% 13% 7% 100%

Tabel 4.7. Karakteristik Sumber Pendanaan Responden

Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa karakteristik sumber pendanaan pembelian rumah oleh responden yang paling utama berasal dari pendapatan, baik itu pendapatan perorangan maupun pendapatan bersama (suami dan istri). Adapun yang sumber pendanaan pembelian rumah yang berasal dari pendapatan sebanyak 20 orang atau sebesar 67 % dari total responden, kemudian disusul dengan sumber pendanaan dari tabungan yakni sebanyak 4 orang atau 13 %. Kategori sumber pendanaan berikutnya adalah yang bersumber dari warisan dan usaha lain.


(75)

Pendapatan

e. Karakteristik pendapatan responden

Jumlah (orang) Persentase < Rp 1000.000

Rp 1.000.001-3.000.000 Rp 3.000.001-5.000.000 Rp 5.000.001-7.000.000 > Rp 7.000.001

Total

5 12 6 5 2 30

16.5% 40% 20% 16.5% 7% 100%

Tabel 4.8. Karakteristik Pendapatan Responden

Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa tingkat pendapatan responden yang palin banyak dalam membeli rumah sangat sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar adalah golongan masyarakat yang memiliki pendapatan Rp 1000.000-3.000.000 dengan jumlah responden sebanyak 12 orang atau sebesar 40 % dari total responden. Kategori tingkat pendapatan responden yang membeli rumah selanjutnya adalaha golongan pendapatan Rp 3.000.001-5.000.000 dengan jumlah responden sebanyak 6 orang atau sebesar 20 %. Selanjutnya masyarakat yang berpendapatan di bawah Rp 1.000.000 dan Rp 5.000.001-7.000.000 masing-masing sebesar 16.5 % dari total responden. Yang terakhir adalah masyarakat yang berpendapatan di atas Rp 7.000.001.


(1)

Lampiran 5

Ramsey Reset-Test

Ramsey RESET Test:

F-statistic 1.431028 Probability 0.243282 Log likelihood ratio 1.737485 Probability 0.187458

Test Equation:

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 02/25/10 Time: 21:47 Sample: 1 30

Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.196547 6.756022 0.621157 0.5404 X1 -0.200509 0.352427 -0.568937 0.5747 X2 2.295367 2.285669 1.004243 0.3253 X3 -2.543148 2.548233 -0.998005 0.3282 X4 -2.286502 2.260590 -1.011463 0.3219 FITTED^2 0.153121 0.128000 1.196256 0.2433 R-squared 0.571978 Mean dependent var 20.76667 Adjusted R-squared 0.482807 S.D. dependent var 1.612095 S.E. of regression 1.159357 Akaike info criterion 3.310465 Sum squared resid 32.25861 Schwarz criterion 3.590704 Log likelihood -43.65697 F-statistic 6.414372 Durbin-Watson stat 1.622155 Prob(F-statistic) 0.000646


(2)

Lampiran 6

Survei Permintaan Pembelian Rumah Sangat Sederhana (RSS)

Perumahan

Saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang telah disediakan oleh Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. Survey ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan permintaan Rumah Sangat Sederhana pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar. Semua data akan digunakan untuk menyusun skripsi dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rumah Sangat Sederhana (Studi Kasus PT. Tozai Pematangsiantar)

PETUNJUK PENGISIAN

1. untuk pertanyaan pilihan berganda berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu

2. untuk pertanyaan tentang variabel-variabel seperti Harga, Pendapatan, Lokasi, dan Fasilitas yang disediakan pilihlah salah satu jawaban dengan kode STS, TS, RG, S, SS. Setiap responden cukup memilih satu jawaban saja setiap satu pertanyaan

MAKNA KODE :

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

RG : Ragu-Ragu

S : Setuju


(3)

II. Identifikasi Responden

1. NAMA :

2. PEKERJAAN :

a. Pegawai Negeri Sipil b. Pegawai Swasta c. Wiraswasta d. Pensiunan e. Lain-lain : 3. UMUR

a. < 30 tahun b. 31-40 tahun c. 41-50 tahun d. 51-60 tahun e. 61 tahun ke atas 4. PENDIDIKAN TERAKHIR

a. Sekolah Lanjutan (SMP/SMA) b. Sarjana Muda (D3)

c. Sarjana (S1)

d. Pasca Sarjana (S2/S3) e. Lain-lain

5. SUMBER PENDANAAN PEMBELIAN RUMAH a. Warisan

b. Jual Asset (seperti tanah, kendaraan, atau tempat tinggal sebelumnya) c. Pendapatan

d. Tabungan e. Usaha Lainnya


(4)

Pertanyaan Kuisioner

a. Variabel Pendapatan

PENDAPATAN RESPONDEN PERBULAN

Rp ………

b. Variabel Harga

bagaimanakah menurut bapak/ibu harga rumah sangat sederhana (RSS) pada Perumahan Tozai Baru Pematangsiantar?

a. harga RSS pada perumahan Tozai Baru Pematangsiantar sangat tinggi

b. harga RSS pada perumahan Tozai Baru Pematangsiantar tinggi

c. harga RSS pada perumahan Tozai Baru Pematangsiantar sedang

d. harga RSS pada perumahan Tozai Baru Pematangsiantar murah

e. harga RSS pada perumahan Tozai Baru Pematangsiantar sangat murah

c. Variabel Lokasi

bagaimana jarak antara lokasi rumah yang bapak/ibu tempati dengan tempat kerja bapak/ibu?

a. sangat jauh b. jauh

c. sedang d. dekat


(5)

d. Variabel Fasilitas

No Pernyataan STS TS RG S SS

1 Listrik, air dan telepon yang ditawarkan perumahan sangat memadai dan sesuai dengan kebutuhan rumah tangga

2 Saya sangat mempertimbangkan faktor keamanan dalam memilih perumahan

3 Saya mempertimbangkan adanya tempat rekreasi, bersantai seperti danau, taman dll

4 Fasilitas kesehatan seperti klinik, puskesmas sangat penting dalam perumahan

5 Fasilitas sarana jalan yang memadai di perumahan sehingga memuda hkan mobilitas

6 Fasilitas pasar tradisional yang ditawarkan sangat memudahkan dalam memenuhi kebutuhan


(6)

e. Variabel Keputusan Permintaan Pembelian Rumah

No pernyataan STS TS RG S SS

1 Saya memiliki kesadaran terhadap kebutuhan rumah pada perumahan

2 Saya selalu teliti dengan penawaran rumah, penawaran informasi yang saya terima

3 Saya selalu mencari informasi tentang keberadaan perumahan sebelum saya memiliki rumah pada perumahan

4 Saya yakin bahwa saya mengambil keputusan yang tepat saat membeli rumah pada Perumahan Tozai Baru

5 Saya merasa puas setelah memutuskan dan menempati rumah pada Perumahan Tozai Baru