Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

MIE INSTAN MEREK SEDAAP PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DRAFT SKRIPSI OLEH

RIZKI AFFANDI NASUTION 070521070

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Rizki Affandi Nasution (2010) “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara”, di bawah bimbingan Dra. Marhayanie MSi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Drs. Raja Bongsu Hutagalung (Penguji I), dan Liasta Ginting, SE, MSi (Penguji II).

Proses pengambilan keputusan seseorang dalam membeli suatu produk dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Akan tetapi beberapa faktor perilaku konsumen diantaranya adalah faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis. Salah satu dari faktor-faktor tersebut dapat memberikan pengaruh yang lebih besar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi konsumen, untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, uji asumsi klasik dengan uji normalitas, uji heteroskedastisitas dengan pendekatan grafik dan statistik, uji multikolinearitas, metode analisis regresi berganda dengan uji f, uji t, dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda serta pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0.490 berarti hubungan antara afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi terhadap kepuasan pelanggan sebesar 49.0 %. Artinya hubungan antar variabel cukup erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.203 berarti 20.3 % faktor-faktor keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis. Sedangkan sisanya 79.7 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Kata Kunci : Keputusan Pembelian, Faktor Kebudayaan, Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Faktor Psikologis.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas kesempatan dan berkat yang diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan draft skripsi ini.

Penulisan serta penyelesaian draft skripsi ini tidak terlepas dari kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, M,Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang selama ini telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan draft skripsi ini.

4. Para Dosen Penguji, Bapak. Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi. Selaku dosen penguji 1 dan bapak Liasta Ginting, SE, MSi. Selaku dosen penguji 2 saya. Terima kasih atas masukan dan saran-saran yang telah bapak/ibu berikan untuk kesempurnaan draft skripsi saya ini.

5. Seluruh staf departemen Ilmu Manajemen yang membantu proses kelancaran penyelesaian draft skripsi ini.

6. Untuk Orang tua penulis yang terhebat, Putri E. Nazlia Nst dan M. Khuzaifah Nst. Terima kasih atas dukungannya selama ini.


(4)

8. Terima kasih yang sebenar-besarnya untuk teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, program ekstensi Manajemen 2007 dan sahabat-sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam menyusun draft skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat berharap agar nantinya siapapun yang akan membacanya dapat mengoreksi hal-hal apa saja yang masih kurang dalam melengkapi data ini di lapangan.

Akhir kata penulis berharap draft skripsi ini dapat bermanfat bagi pembaca khususnya mahasiswa departemen Manajemen.

Medan, Februari 2010 Penulis

Rizki Affandi Nasution


(5)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional Variabel ... 9

2. Definisi Operasional Variabel ... 10

3. Skala Pengukuran Variabel ... 11

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

5. Populasi dan Sampel ... 12

6. Jenis dan Sumber Data ... 14

7. Teknik Pengumpulan Data ... 15

8. Uji Instrumen Penelitian ... 15

9. Metode Analisis Data ... 16

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Pengertian Pemasaran ... 21

C. Pengertian Produk ... 21

D. Perilaku Konsumen ... 22

1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 22

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 22

E. Proses Keputusan Membeli ... 29

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ……….. 32


(6)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif ... 39

1. Analisis Deskriptif Responden ………. 39

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur ………. 39

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ……… 40

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Produk Mie Instan Merek Sedaap ... 41

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan ... 42

2. Analisis Deskriptif Variabel ………. 42

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Kebudayaan ………. 43

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Sosial ……….. 44

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Pribadi ………. 45

d. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Psikologis ... 46

e. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 47

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

C. Uji Asumsi Klasik ... 49

1. Uji Normalitas ... 49

a. Pendekatan Histogram ... 50

b. Pendekatan Grafik ... 51

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov ... 52

2. Uji Heteroskedastisitas ………. 52

a. Pendekatan Grafik ………. 53

b. Pendekatan Statisitik ……….. 54

3. Uji Multikolinearitas ……… 54

D. Analisis Regresi Linear Berganda ……….. 55

1. Uji secara serempak / simultan (Uji F) ………. 55

2. Uji Secara Parsial (Uji t) ……….. 56

3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 60

B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Daftar Harga Mie Instan Pada Indomaret Jamin Ginting ... 3

Tabel 1.2 Operasional Variabel ... 10

Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert ... 11

Tabel 1.4 Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Tahun 2006 Sampai dengan Tahun 2008 ... 12

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur .. 39

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ... 40

Tabel 4.3 Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Produk Mie Instan Merek Sedaap Dalam Sehari ... 41

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 42

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Kebudayaan ... 43

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Sosial ... 44

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Pribadi ... 45

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Psikologis ... 46

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 47

Tabel 4.10 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

Tabel 4.11 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 52

Tabel 4.12 Uji Glejser ... 54

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ... 55

Tabel 4.14 Uji Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) ... 55

Tabel 4.15 Uji Regresi Secara Parsial ( Uji t ) ... 56


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 6

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen ... 22

Gambar 4.1 Pengujian Normalitas Histogram ... 50

Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 51

Gambar 4.3 Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot ... 53


(9)

ABSTRAK

Rizki Affandi Nasution (2010) “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara”, di bawah bimbingan Dra. Marhayanie MSi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Drs. Raja Bongsu Hutagalung (Penguji I), dan Liasta Ginting, SE, MSi (Penguji II).

Proses pengambilan keputusan seseorang dalam membeli suatu produk dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Akan tetapi beberapa faktor perilaku konsumen diantaranya adalah faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis. Salah satu dari faktor-faktor tersebut dapat memberikan pengaruh yang lebih besar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi konsumen, untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, uji asumsi klasik dengan uji normalitas, uji heteroskedastisitas dengan pendekatan grafik dan statistik, uji multikolinearitas, metode analisis regresi berganda dengan uji f, uji t, dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda serta pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0.490 berarti hubungan antara afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi terhadap kepuasan pelanggan sebesar 49.0 %. Artinya hubungan antar variabel cukup erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.203 berarti 20.3 % faktor-faktor keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis. Sedangkan sisanya 79.7 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Kata Kunci : Keputusan Pembelian, Faktor Kebudayaan, Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Faktor Psikologis.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubungannya dengan organisasi atau perusahaan, konsumen menuntut tidak terbatas terpenuhinya kebutuhan tetapi juga yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan kemudahan konsumen untuk mengetahui, memahami, dan mempunyai berbagai macam alternatif pilihan. Perusahaan dituntut dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih baik dari pesaingnya. Perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk

masing-masing konsumen (http:

Keputusan pembelian merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu sebagai seorang konsumen, dalam memutuskan pembelian yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang di antaranya terdapat pada kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis (Sunarto, 2004 : 96).

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku, yang mencakup (kultur, sub budaya, dan kelas sosial). Setiap konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan harus menyesuaikan produk yang akan dipasarkan dengan kebudayaan pada daerah tersebut. Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga dan peran serta status. Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perilaku

1


(11)

konsumen. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembelian. Setiap orang akan menjalankan peran tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya, sehingga adanya perilaku yang berbeda dalam setiap peran. Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian. Faktor fisikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan sikap (Kotler dan Amstrong, 2001 : 197-212).

Produk mie instan adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Terdapat berbagai macam merek dan variasi dari mie instan antara lain: mie sedaap, indomie, sarimi, supermie, pop mie, mie abc, gaga mie, mie gelas, dan lain sebagainya. Banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Berikut ini dapat dilihat perbandingan harga dari berbagai macam jenis mie instan dalam tabel 1.1

Tabel 1.1

Daftar Harga Mie Instan Pada Indomaret Jamin Ginting

No Nama Produk Harga per

Satuan

Harga per Dus 1 PT. Wingsfood

Mie Sedaap Kuah Rp.1.100 Rp. 43.000

Mie Sedaap Goreng Rp.1.200 Rp. 46.500 2 PT. Indofood Sukses Makmur

a. Indomie Kuah Rp.1.400 Rp. 48.275

Indomie Goreng Rp.1.500 Rp. 49.500

b. Supermie Kuah Rp.1.200 Rp. 45.565

Supermie Goreng Rp.1.300 Rp. 46.500


(12)

No Nama Produk Harga per Satuan

Harga per Dus

d. Pop Mie Kuah Rp.3.000 Rp. 72.000

Pop Mie Goreng Rp.3.500 Rp. 84.000

3 PT. Jakarana Tama Medan

Gaga Mie Kuah Rp.1.400 Rp. 48.275

Gaga Mie Goreng Rp.1.500 Rp. 49.000

4 PT ABC President Enterprise Indonesia

Mie ABC Kuah Rp.1.400 Rp. 48.500

Mie ABC Goreng Rp.1.500 Rp. 49.500

5 PT Mayora Indah

Mie Gelas Rp.1.000 Rp. 47.250

Sumber: Indomaret Jamin Ginting No.490 Padang Bulan, 2009

Berbicara mengenai mie instan, PT. Indofood Sukses Makmur yang selama ini menguasai pangsa pasar mie instan, kini pangsa pasarnya semakin sempit dengan masuknya banyak pendatang baru mie instan.

Mie Sedaap adalah salah satu produk PT. Wingsfood yang sebagai pendatang baru berhasil melakukan penetrasi pasar dan menarik perhatian konsumen. Menurut Kasali, mie sedaap sebagai pendatang baru hadir dalam promosi yang agresif dan memiliki harga produknya di bawah harga produk Indofood, masih ditambah lagi dengan berbagai keunggulan lainnya. Mie sedaap yang berhasil melakukan penetrasi pasar saat ini menguasai pangsa pasar mie instan hingga 27% dan di prediksi akan terus memperluasnya, hal tersebut dapat di buktikan dengan diperolehnya penghargaan Top

Brand pada tahun 2005 hingga tahun 2007

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu pangsa pasar yang potensial dalam mengkonsumsi mie instan. Hasil pra survei yang menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu konsumen mie sedaap dengan tingkat konsumsi yang cukup tinggi dari mie instan yang lainnya.


(13)

Berdasarkan uraian diatas menjadi latar belakang penulis dalam menetapkan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sebagai tempat penelitian dan menetapkan judul penelitian ini adalah: ”Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek mie sedaap pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara?

2. Faktor-faktor manakah (kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis) yang memiliki pengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan pembelian mie instan merek sedaap pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara?

C. Kerangka Konseptual

Menurut Setiadi (2008 : 415), menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengatahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu di antaranya yang dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis dari pembeli.


(14)

Faktor kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku yang memberikan pengaruh paling luas dalam tingkah laku konsumen. Melalui masing-masing dari bagian kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut, maka pemasar dapat merancang produk dan program pemasaran yang dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang merupakan konsumen (Setiadi, 2008 : 11).

Faktor sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarki dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Anggota masyarakat dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka (Setiadi, 2008 : 12).

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan (Setiadi, 2008 : 13).

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang (Setiadi, 2008 : 14).

Berdasarkan pemaparan di atas, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(15)

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Setiadi (2008)

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap.

2. Faktor psikologis berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap.

E.

Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek mie sedaap pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi Kebudayaan (X1)

Sosial (X2)

Pribadi (X3)

Psikologis (X4)


(16)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis

Menambah khasanah pengetahuan penulis mengenai manajemen pemasaran khususnya mengenai perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai masukan atau referensi bagi para peneliti lain yang tertarik meneliti mengenai perilaku konsumen, yang diharapkan dapat memperkaya kajian penelitian di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

c. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dalam membuat strategi pemasaran dalam rangka memenuhi harapan konsumen.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, dibuat suatu batasan operasional antara lain:

a. Merek mie instan yang diteliti adalah merek sedaap

b. Yang menjadi variabel independen (X) adalah Kebudayaan (X1), Sosial (X2),

Pribadi (X3), Psikologi (X4).

c. Variabel dependen (Y) yaitu Keputusan Pembelian


(17)

d. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Esktensi Universitas Sumatera Utara angkatan 2006 sampai dengan 2008.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Y

Keputusan pembelian (Y)

Merupakan suatu tindakan konsumen dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya dalam mengkonsumsi suatu prosuk yang diikuti oleh kepuasan yang dirasakan oleh konsumen tersebut (Kotler dan Amstrong, 2001 : 224).

b. Variabel X

1. Kebudayaan (X1)

Merupakan keseluruhan yang kompleks (Complex whole) meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, dan setiap kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat (Mangkunegara, 2002 : 39).

2. Sosial (X2)

Merupakan tingkat status sosial masyarakat atau keadaan ekonomi seseorang yang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik kebanyakan, pekerjaan serta variabel-variabel yang lainnya (Mangkunegara, 2002 : 41).

3. Pribadi (X3)


(18)

bisa menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak lain (Mangkunegara, 2002 : 46).

4. Psikologis (X4)

Merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai keinginan-keinginan yang berasal dari diri pribadinya untuk menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya (Mangkunegara, 2002 : 48).

Tabel 1.2

Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Kebudayaan (X1)

1. Pergeseran budaya. 2. Sub Budaya. 3. Kelas sosial

Likert

Sosial (X2)

1. Pengaruh lingkungan.

2. Pengalaman dari anggota keluarga.

3. Pengaruh teman

Likert

Pribadi (X3)

1. Penghasilan. 2. Mudah diperoleh. 3. Konsep diri.

Likert Psikologi

(X4)

1. Motivasi. 2. Persepsi 3. Pengetahuan Likert Keputusan Pembelian (Y)

1. Menjatuhkan pilihan pada produk yang terbaik

2. Pengambilan keputusan rasional.

3. Pembelian kembali

Likert

Sumber : Setiadi (2008), Mangkunegara (2002), data diolah

3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian


(19)

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2005 : 86).

Skala Likert menggunakan lima tingkatan adalah sebagai berikut: Tabel 1.3

Instrumen Skala Likert

No. Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono (2005 : 86)

4. Tempat dan waktu Penelitian

Tempat dalam penelitian ini di lakukan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Prof. T.M. Hanafiah, SH Medan, sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan Januari 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program Ekstensi angkatan 2006 sampai dengan 2008 yang berjumlah 748 orang mahasiswa, yang dapat di lihat sebagai berikut :


(20)

Tabel 1.4

Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara Tahun 2006

sampai dengan Tahun 2008

Departemen 2006 2007 2008 Jumlah

Manajemen 137 109 64 310

Akuntansi 133 132 116 381

Ekonomi Pembangunan 18 33 6 57

Total 748

Sumber: Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2009 b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008 : 78), yaitu

(

2

)

1 Ne N n

+ =

Dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

E = Taraf Kesalahan = 10% Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:

( )

(

)

88,20

1 , 0 748 1 748 2 = + = n

Melalui perhitungan rumus Slovin maka didapatkan jumlah sebesar 88,20 maka angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sempel sebanyak 88 orang mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2005 : 61), metode purposive sampling


(21)

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria pemilihan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara angkatan 2006 sampai dengan angkatan 2008 yang mengkonsumsi mie instan merek sedaap minimal tiga kali.

6. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan (questionare) kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara angkatan 2006 sampai dengan 2008.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini diperoleh melalui studi dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan internet yang dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Daftar pertanyaan (questionare)

Penelitian menyediakan daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang menjadi sampel penelitian.


(22)

Dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas

Menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS 15. Responden yang digunakan dalam uji validitas dan realiabilitas ini adalah 30 orang Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi USU yang tidak menjadi sampel dalam penelitian. Nilai corrected item total correlation adalah 0,361 untuk 30 responden, yang dapat dilihat pada Tabel r Product Moment (Situmorang, et. al, 2008 : 29).

b. Uji Reliabilitas

Menurut Situmorang, et. al, (2008 : 37), Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas diukur dari koefisen korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliable. Penelitian ini akan menggunakan bantuan program SPSS 15. Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam Situmorang, et. al, (2008 : 40), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60.

9. Metode Analisis Data


(23)

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui suatu distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Histogram, Pendekatan Grafik, dan Pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2 – tailed) di atas nilai signifikan 5% (0.05) artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, et. al 2008: 62).

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, et. al, 2008 : 73)

2) Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi untuk mendeteksi ada


(24)

atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

b) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas (Situmorang, et. al, 2008 : 104).

c. Metode Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15.0 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3+ ß4X4 + ei

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

X1 = Kebudayaan

X2 = Sosial

X3 = Pribadi

X4 = Psikologis

ß1,2,3,4 = Koefisien regresi berganda

e = Kesalahan Penganggu (standard error)

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Uji secara Simultan / Serempak (Uji F)


(25)

Digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Jika F

hitung < F tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika F hitung > F tabel, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima (Situmorang, et. al, 2008 : 114).

2) Uji secara Parsial / Uji t

Digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak maka digunakan statistik t (uji t). Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak,

sedangkan jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi

di bawah 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima (Situmorang, et. al, 2008 : 115). 3) Pengujian Goodness of Fit (R2)

Koefisien Goodness of Fit atau koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel independen. Koefisien determinasi (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu berati model semakin baik (Situmorang, et. al, 2008 : 112).


(26)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Rianawati (2005) judul “Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri” Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

Apakah faktor Kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam penghambilan keputusan mengkonsumsi produk Aqua?

Pengaruh faktor Kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologis di atas mana yang berpengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan mengkonsumsi produk Aqua?

Hasil analisis didapatkan uji hipotesis pertama bahwa variabel kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk air minum merek Aqua dapat diterima atau teruji. Hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa faktor psikologis secara parsial berpengaruh signifikan dan dominan terhadap keputusan mengkonsumsi produk air minum merek Aqua.

Simarmata (2005) judul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pembelian Buku Di Toko Buku Gramedia Medan” Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan, harga, dan pelayanan secara toko bersama-sama berpengaruh

19


(27)

terhadap keputusan pembelian di toko buku gramedia dan signifikan. Hal ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dengan koefisien determinan (R2) sebesar 26,7 % berarti bahwa pengaruh faktor pendapatan, harga, pelayanan terhadap keputusan pembelian hanya 26,7 % lebih banyak dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa harga adalah variabel dominan mempengaruhi keputusan pembelian dengan tingkat korelasi 47,4 %.

B. Pengertian Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002 : 7) memberikan definisi pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.

Menurut Kotler (2005 : 8) pemasaran adalah suatu proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan produk, yaitu barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas. C. Pengertian Produk

Sebagian besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan berasal dari kepuasan konsumen dalam menikmati produknya. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah. Perusahaan dalam proses kegiatan produksi haruslah mengerti dan mengetahui dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.


(28)

Kotler (2005 : 212) mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

D. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Ukuran-ukuran besar kecilnya suatu perusahaan dan strategi untuk mendapatkan kedudukan perusahaan yang tepat di pasar akan menentukan laba yang dapat diraihnya. Sebuah faktor kunci adalah strategi penempatan kedudukan perusahaan yang tepat dipasar akan membantu perusahaan untuk menarik minat konsumen membeli produk yang ditawarkan.

Menurut Anoraga (2004 : 223) perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan melalui pencarian, pembelian, penggunaan, pengevaluasian dan penentuan produk atau jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Menurut Engel dalam Rangkuti (2003 : 58) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkomsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2005 : 144) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh dapat mempengaruhi pembelian konsumen.


(29)

Budaya Sosial Kelompok Acuan

Keluarga

Peran dan Status

Pribadi

Umur dan Tahap daur hidup Pekerjaan Situasi ekonomi

Gaya hidup Kepribadian dan

konsep diri

Psikologis Motivasi Persepsi Pengetahuan Keyakinan dan

Sikap

Pembeli Budaya

Subbudaya

Kelas Sosial

Gambar 2.1 : Fakor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen

Sumber : Kotler, (2005)

Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi, perilaku dan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang mempengaruhi konsumen, antara lain:

1) Budaya

Budaya adalah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam keluarga.

2) Sub budaya


(30)

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

3) Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

b. Faktor sosial

Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:

1) Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang ada didalam kelompok tersebut. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja dan kelompok sekunder yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.

2) Keluarga


(31)

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi anggota keluarga dalam pembelian berbagai produk dan jasa.

3) Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Konsumen seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

c. Faktor pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: 1) Umur dan tahap daur hidup

Konsumen mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi selalu berhubungan dengan usia konsumen. Keputusan pembelian juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang akan dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan suatu produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.


(32)

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan barang dan jasa yang diproduksi perusahaan. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.

3) Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Indikator ekonomi harus diperhatikan pemasar agar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang strategi pemasaran.

4) Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku pembelian. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan


(33)

menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu. d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan tempat tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi yang penting antara lain:

1) Motivasi

Peneliti motivasi mengumpulkan informasi mendalam dari sekelompok kecil sampel konsumen untuk mengetahui motif yang lebih dalam terhadap pilihan-pilihan produk mereka. Mereka menggunakan wawancara mendalam tanpa arahan dan berbagai macam "teknik proyektif " untuk menanggalkan penjagaan ego yaitu teknik-teknik seperti asosiasi kata, penyelesaian kalimat, interpretasi gambar dan bermain peran. Peneliti motivasi telah mendapatkan kesimpulan-kesimpulan yang menarik dan aneh yang ada dibenak konsumen sehubungan dengan pembelian tertentu.

2) Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui konsumen dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai produk. Konsumen dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses penerimaan indera, yaitu:


(34)

Kecenderungan bagi konsumen untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka dapatkan, berarti membuat pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen.

b) Distorsi selektif

Menguraikan kecenderungan orang untuk menginterpretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung yang telah mereka yakini selama mendaptakan informasi.

c) Ingatan Selektif

Konsumen cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari dan cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka karena adanya ingatan selektif.

3) Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk yang berhubunga dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.

Menurut Kotler (2005 : 157) pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah laku manusia dipelajari, melalui pengaruh dorongan, rangsangan, petunjuk respon dan pembenaran.

4) Keyakinan dan sikap


(35)

Melalui tindakan dan pembelajaran, konsumen mendapatkan keyakinan dan sikap. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya.

Menurut Kotler (2005 : 157) : Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan ini mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.

E. Proses Keputusan Membeli

Menurut Kotler (2005 : 204) terdapat tahap-tahap yang dilalui pembeli untuk mencapai keputusan pembelian, yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya suatu masalah atau kebutuhan, dan merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terkait akan mencari lebih banyak informasi bila dorongan konsumen kuat terhadap suatu produk yang dapat memuaskan konsumen. Konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.


(36)

Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan, konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.

4. Keputusan Membeli

Evaluasi yang dilakukan konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan.

5. Tingkah Laku Pasca Pembelian.

Setelah melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian dan pembuangan pasca


(37)

pembelian. Konsumen yang puas terhadap suatu produk akan menunjukkan probabilitas untuk melakukan pembelian kembali.


(38)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Sejarah grup wings dimulai pada tahun 1948, ketika Ferdinan Katuari dan Harjo Sutanto mendirikan Fa Wings dan memproduksi sabun colek skala industri rumah tangga. Pada saat itu penjualan dilakukan dengan sistem door to door. Pada tahun 1950 sabun mandi Wings pun mulai dipasarkan. Sejak tahun 1971, perusahaan ini mulai mengembangkan diri dengan membangun beberapa perusahaan sabun dan detergent. Salah satunya adalah detergent krim dengan merek Ekonomi.

Pada tahun 1980, detergent krim dengan merek Wings Biru dan Dangdut dilepas ke pasaran. Wings tidak berhenti sampai disini saja. Bersama dengan sejumlah investor (termasuk Grup Salim), Wings mendirikan PT Unggul Indah Cahaya, satu-satunya produsen alkybenze, yaitu bahan baku dasar produk-produk detergent di Indonesia. Tahun 1983 Wings mendirikan PT Multipack yang mempunyai pabrik di Jakarta, yaitu perusahaan-perusahaan yang menghasilkan plastic container dan kemasan sachet. Sementara pabrik kemasan di Surabaya memproduksi kemasan dalam bentuk corrugated card boxes. Wings menyadari pentingnya untuk menguasai industri hulu, karena itu perusahaan ini kembali menanamkan investasi di bisnis hulu melaui PT Petrocentral pada tahun 1986, salah satu penyedia bahan baku yang dibutuhkan oleh Wings. Pada tahun 1989, Wings mulai tertarik dengan bisnis keramik, karena itu melalui PT Adyabuana Persada, Wings mengeluarkan keramik dengan merek Milan dan Hercules. Selain itu, Wings juga mendirikan bank ekonomi yang melayani sektor korporat. Bank ini berfungsi


(39)

untuk menyediakan kredit bagi para distributor dan agen grup Wings bersama dengan Lion Corporation mendirikan PT Lionindo Jaya. Pada tahun 1990, Wings kembali memasarkan detergent batangan dengan merek Extra Aktif dan detergent merek So Klin, pada tahun 1991, Fa Wings berganti nama menjadi PT Wings Surya.

Pada tahun 1995, Wings membeli lahan plantatin PT Damit Mitra Sekawan dan PT Gawi Makmur Kalimantan. Hasil dari lahan perkebunan ni dijadikan minyak kelapa sawit yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri oleochemical. Pada tahun 1995 ini juga, Wings bersama dengan Siam Cement mamasuki bisnis gypsum dan semen fiber melaui PT Siam-Indo Gypsum Industry. Merek yang dikembangkan adalah Elephant, karena ada krisis moneter di Indonesia yang mengakibatkan harga detergent naik, Wings dengan mulusnya memasarkan Daia yang sukses di pasaran. Pada tahun 1998, Wings juga mengakuisisi proyek perumahan Raffles Hill dari pemilik PT Gunung Subur Sentosa.

Proyek seluas 145 hektare ini dilengkapi dengan country club, dengan fasilitas olahraga yang lengkap serta spa. Masuknya Daia bukan berarti mematikan produk detergent Wings lainnya seperti So Klin. Wings juga mengeluarkan Softener So Klin dan So Klin Pewangi untuk mendukung produk detergent ini. Pada tahun 2000, Wings membeli saham Ecogreen Oleochemical melalui konsorium dengan kepemilikan mayoritas 47,7%. Oleochemical merupakan bahan baku industri perawatan tubuh, sabun dan detergent, makanan, plastik, farmasi dan berbagai induistri lainnya. Pada tahun 2001, Wings mendirikan perusahaan sekuritas, EkoKapital Sekuritas yang menawarkan jasa equity brokerage, financial advisory, serta layanan perdagangan fixed income. Tahun 2002 Wings kembali merambah dunia properti dengan membangun Pulogadung Trade


(40)

Center bersama Djarum. Pada tahun 2002 ini juga, Wings kembali mendirikan perusahaan kemasan, PT Unipack yang memfokuskan diri di kemasan fleksibel untuk produk personal care dan makanan. Pada tahun 2003, Wings menantang Indofood dengan meluncurkan produk mie instannya yaitu Mie Sedaap yang cukup sukses di pasaran.

Sampai saat ini Wings telah menjadi raksasa bisnis toiletries yang disegani dan ditakuti, bahkan Wings memperkirakan akan terus berkembang dan melebarkan sayapnya. Hingga saat ini Wings mempunyai 200 produk yang tersedia dengan berbagai ukuran, bungkusan, dan wewangian.

B. Latar Belakang Mie Sedaap

Meski baru muncul pada tahun pada tahun 2003, aksi promosi gencar mie sedaap mampu menarik perhatian konsumen mie instan. Dominan produk-produk mie instan keluaran Indofood di pasaran tampaknya tidak membuat gentar pemain lain untuk merambah pasar ini. Wings Group yang selama ini menggarap pasar toiletries yang memproduksi aneka produk perawatan tubuh dan kebersihan, tampaknya mulai berani menembus pasar mie dengan mengeluarkan produk mie sedaap.

Mie sedaap ternyata menduduki peringkat kedua dalam konsumsi sehari-hari untuk kategori mie instan, ada konsumen yang menilai mie sedaap sebagai mie instan merek pertama yang mereka cari di saat ingin mengkonsumsi mie instan. Melalui mie sedaap, Wings mencoba menyasar pasar makanan siap saji ini melalui aksi promosi yang terhitung gencar. Gaung promosi mie sedaap seolah menjadi fenomena baru bagi para penikmat mie agar berkesempatan mencicipi produk mie keluaran PT Sayap Mas Utama.


(41)

Menurut Rudy Bonardi, manajer promosi Wings Group menjelaskan terjunnya Wings ke produk mie instan di dasari dua hal yaitu:

1. Sebagai perusahaan consumer good maka pihaknya merasa perlu mengembangkan produk makanan dan bukan makanan.

2. Konsumsi mie instan di Indonesia dibanding dengan negara lain seperti Malaysia dan Thailand masih sangat kecil, namun perlahan mulai menjadi kebudayaan bangsa ini, sehingga masih banyak pasar yang menjanjikan.

Meski saat ini pangsa pasar masih dikuasai dan di dominasi produk dari Indofood, namun pasar mie di Indonesia saat ini baru sekitar 50 bungkus per orang per tahunnya dan atau sekitar satu bungkus per minggu, celah inilah yang dimanfaatkan Wings dengan mengeluarkan produk mie sedaap.

Kunci keberhasilan mie sedap adalah dengan menawarkan harga yang relatif murah, dengan kualitas yang tidak kalah dibanding pesaing. Rahasia sukses mie sedaap terletak pada kemampuannya mendesain harga produk penjualan (HPP) yang lebih rendah bila dibandingkan dengan produk Indofood. Harga rata-rata mie sedaap per unit, untuk mie kuah Rp. 1.100,- sedangkan mie goreng Rp.1.200,-. Pasar yang di garap atau target market dari mie sedaap sendiri adalah menengah kebawah akan tetapi dengan varian rasa yang berbeda dapat menarik minat beli konsumen dari berbagai macam kelas sosial. Mie sedaap juga memiliki jaringan distribusi yang kuat dengan aktifitas promosi yang gencar.

Langkah promosi yang gencar dilakukan mie sedaap melalui iklan dan kegiatan promosi lainnya mie sedaap mengalokasikan dana sekitar 15 milliar setahun. Menurut data dari Nielsen Media Research (berdasarkan harga standar iklan tanpa potongan)


(42)

dalam priode Januari-Mei 2004, mie sedaap sudah mengeluarkan belanja iklan sebesar Rp.33,8 milliar, hampir seluruhnya di media Televisi dan sedikit di majalah dan tabloid. Debut mie sedaap yang melesat tinggi memang diluar perkiraaan, setelah diluncurkan pada April 2003, mie sedaap sudah berhasil mengambil 12% pangsa pasar pesaingnya. Jika total pangsa pasar mie instan Rp.8 Trilliun per tahun, dimana 80% dikuasai oleh pesaing utamanya yaitu Indofood maka mie sedaap telah menguasai Rp.960 milliar.

Mie sedaap produk mie instan yang keluar pada pertengahan tahun 2003 secara perlahan berhasil bersaing dengan mie instan yang diproduksi PT Indofood, mie instan yang diproduksi Wingsfood memperoleh market share 15% yntuk indutri penjualan produk mie instan terbaik pada juli 2004 dari majalah swa. Mie sedaap merespon permintaan dari konsumen dengan mendirikan pabrik yang berada di Jakarta dan Surabaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahun 2004 IBBA memberikan penghargaan sebagai Brand berpotensi untuk kategori mie instan.

Mie sedaap dengan jenis mie kuah dan mie gorengnya juga sama-sama disukai oleh konsumennya, untuk kategori varian mie goreng lebih laku keras dibandingkan dengan sambal goreng, sedangkan untuk varian rebus yang paling laku adalah varian soto dan menyusul kari. Mie sedaap membaca peluang dengan penawaran rasa mie instan yang tidak “biasa” dalam arti benar-benar terasa sedapnya ternyata dapat diterima masyarakat karena rasanya yang khas dan bumbu bawang gorengnya yang gurih dengan keunggulan “kriuk bawang”. Hingga saat ini mie sedaap mampu membuktikan produknya sebagai salah satu pilihan konsumen dalam membeli produk mie instan.


(43)

a. Produk

Mie sedaap muncul pertama kali dengan keunggulan produk mie goreng, kemudian baru menyusul mie kuah dengan rasa kari ayam, soto, kaldu ayam, ayam bawang dan yang terbaru rasa sambal goreng. Keunggulan produk mengarah kepada bumbu dan rasa mie instannya.

b. Logo Produk

Pada logo mie sedaap, tulisan sedaap dengan warna biru untuk menyeimbangkan warna putih yang menjadi background dasar cukup sesuai, dalam logo ini juga terdapat logo Wingsfood yang berarti mie sedaap merupakan salah satu produk dari Wingsfood.

c. Harga Produk

Produk mie sedaap dijual dengan harga yang tergantung dari jenisnya. Misalnya mie sedaap kuah seharga Rp. 1.100,- dan mie sedaap goreng seharga Rp. 1.200,-. d. Bahan Pembentuknya

Bahan pembentukannya terbuat dari gandum dan telur yang memiliki 7 berprotein dan mineral sesuai yang pernah diiklankan.

e. Pasar Sasaran

Pasar sasaran yang dituju adalah masyarakat luas, karena mie instan biasanya dikonsumsi siapa saja tanpa memandang generasi mereka. Mengenai tingkat kelas sosialnya adalah masyarakat yang berada pada tingkatan menengah kebawah. Namun akhir-akhir ini mie sedaap lebih fokus kepada kalangan muda, hal ini terlihat pada iklannya yang menggunakan endoser yang segmennya adalah kaum muda dan lebih menggunakan istilah-istilah kalangan muda.


(44)

f. Iklan atau media yang digunakan

Mie sedaap berani mengeluarkan belanja iklan yang vukup tinggi, melihat besarnya nama perusahaan Wings yang memproduksinya perusahaan ternama ini pastilah mengeluarkan produk yang berkualitas dan brand nya sudah diketahui masyarakat. Promosi yang dilakukan melalui televisi, billboard, koran majalah dan event-event yang diikuti dan diadakan.

g. Distribusi

Pada awal kemunculan produk mie sedaap, ada sedikit keterlambatan proses pendistribusian terutama untuk produk mie sedaap jenis mie goreng sehingga peluang ini sempat dibaca oleh pesaing untuk menggaet konsumen dengan mengeluarkan produk Supermi Sedaaap, dengan pembedaan tulisan “a” diulang tiga kali pada kata “sedaap”. Terlihat jelas dengan nama yang hampir sama akan dapat mengelabui konsumen untuk membedakan nama produk mie sedaap yang diproduksi Wingsfood dan nama yang diproduksi pesaing lainnya, sehingga ketika iklan mie sedaap muncul sempat terjadi “miss consume” karena produk yang diinginkan konsumen tidak ada dipasaran dan bias, sehingga konsumen justru membeli produk yang bukan diinginkannya.

h. Kekhasan Produk

Mie sedaap memiliki bumbu yang khas dengan bumbunya yang lezat hampir menyerupai aroma masakan aslinya. Keunggulan sangat terasa pada mie goreng dan mie sotonya.

i. Tagline

Mie sedaap jelas terasa sedapnya.


(45)

C. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara program S-1 reguler. Fakultas ekonomi terdiri dari tiga departemen yaitu Departemen Ekonomi Pembangunan, Departemen Manajemen, Departemen Akuntansi. Masing-masing departemen memiliki jumlah mahasiswa yang berbeda sesuai dengan daya tampung yang telah diterapkan, sebagaimana yang telah disebutkan bahwa penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dengan jumlah populasi sebanyak 748 orang yang dimulai dari angkatan 2006 sampai dengan angkatan 2008.

Kuesioner sebagai data utama (primer) dalam penelitian ini telah disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria. Berikut adalah karakteristik responden yang berjumlah 88 orang.

Tabel 3.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria Wanita

Total 748 100 %

Sumber: Data Primer diolah, 2009

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dengan jelas dilihat bahwa reponden dalam penelitian ini lebih banyak dilakukan kepada wanita yaitu sebanayak ?? orand dari populasi atau sekitar ??% dari jumlah responden. Melalui informasi ini dapat disimpulakan bahwa pengunjung atau yang memutuskan pembelian produk mie instan merek sedaap di


(46)

kalangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara didominasi oleh wanita.

Tabel 3.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen

Departemen Jumlah Persentase (%)

Ekonomi Pembangunan Manajemen

Akuntansi

Total 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2009

Tabel 3.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk (Angkatan)

Angkatan Jumlah Persentase (%)

2006 2007 2008

Total 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2009

Berdasarkan tabel 3.1 dan 3.2 dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan departemen dan tahun masuk. Berdasarkan departemen maka yang mendominasi dalam penelitian ini adalah departemen manajemen, yaitu sebanyak ?? orang dari keseluruhan responden atau sebanyak ??%. menyusul departemen akuntansi sebanyak ?? orang atau


(47)

sebanyak ??% dari jumlah responden dan departemen Ekonomi Pembangunan sebanyak ?? orang atau ??% dari responden.

Karakteristik responden berdasarkan tahun masuk dapat disimpulkan bahwa responden angkatan 2006 lebih banyak di banding angkatan 2007 dan 2008 yaitu sebesar ?? orang atau ??% dari jumlah responden. Melalui data yang diperoleh inijuga menggam,berkan bahwa jumlah mahasiswa yang diterim di Fakultas Ekonomi Program Ekstensi setiap tahunnya mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Hal ini juga kemungkinan bahwa setiap tahun akan bertambah konsumen potensial untuk mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap.

Tabel 3.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk (Angkatan)

Usia Jumlah Persentase (%)

Tahun %

Tahun %

Sumber: Data Primer diolah, 2009

Tabel 3.4 menggambarkan responden berdasarkan usia. Kelompok usia terbagi atas dua bagian yaitu 20-22 tahun dan 21-23 tahun. Responden yang mendiminasi adalah usia 21-23 tahun sebanyak 21-23 tahun sebanyak ?? orang atau ??% dari total responden.


(48)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara sebanyak 748 orang, sehingga diperoleh sample 88 responden.

1. Analisis Deskriptif Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Karakteristik Jumlah Responden % Total (%) Jenis Kelamin Laki-laki 49 55,6

100 %

Perempuan 39 44,4

Umur ≤ 20 tahun -

-100 %

20 tahun 47 53,4 %

> 20 thn 51 46,6 %

Total 88 100

Sumber: Hasil penelitian (2009), data diolah

Pada Tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini jumlah responden laki-laki lebih besar yaitu sebesar 49 orang responden atau 55,6 %, jika dibandingkan dengan responden perempuan yang hanya sebanyak 39 orang atau 44,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa yang mengkonsumsi Mie Instan Merek Sedaap di Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara adalah laki-laki. Tidak ada responden yang berumur kurang dari 20 tahun yang telah mengkonsumsi


(49)

Mie Instan Merek Sedaap, Sebanyak 47 responden yang berumur 20 tahun dan menjawab pernah mengkonsumsi Mie Instan Merek Sedaap (53.4 %), serta responden yang berusia lebih dari 20 tahun yang menjawab pernah mengkonsumsi Mie Instan Merek Sedaap yaitu sebesar 51 responden(46.6%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Pada penelitian ini, peneliti menentukan jumlah responden berdasarkan angkatan yakni sebesar 10 % dari jumlah populasi angkatan 2006 sampai dengan 2008 yang berjumlah 748 orang mahasiswa. Data jumlah responden yang telah diolah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan Angkatan Jumlah Mahasiswa Persentase

2006 30 orang 34,09 %

2007 29 orang 32,95 %

2008 29 orang 32,95 %

Total Responden 88 orang 100 %

Sumber: Hasil penelitian (2009), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa responden angkatan 2006 merupakan responden dengan jumlah terbanyak yakni sebanyak 30 orang responden atau 34,09 % dari total responden. Untuk responden angkatan 2007 sebanyak 29 orang responden atau 32,95 % dan yang terakhir adalah responden dari angkatan 2008 sebanyak 29 orang responden atau 32,95 %. Hal ini menunjukkan bahwa responden angkatan 2006 merupakan responden terbanyak dalam penelitian ini yakni sebanyak 30 orang responden atau 34,09 %.


(50)

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Produk Mie Instan Merek Sedaap

Tabel 4.3

Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Produk Mie Instan Merek Sedaap Dalam Sehari

Frekuensi Responden Persentase < 1 kali 50 orang 56,82 %

1 kali 15 orang 17,05 % > 1 kali 23 orang 26,14 % Total Responden 88 orang 100 %

Sumber: Hasil penelitian (2009), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat digambarkan bahwa responden yang paling dominan mengkonsumsi produk mie instan merek Sedaap pada mahasiswa Fakultas Ekonomi program Ekstensi Universitas Sumatera Utara adalah dengan frekuensi kurang dari 1 kali mengkonsumsi mie instan merek Sedaap dengan 50 orang responden atau 56,82 %. Frekuensi 1 kali pengkonsumsian dengan 15 orang responden atau 17,05 %. Frekuensi lebih dari satu kali mengkonsumsi mie instan merek Sedaap adalah dengan 23 orang responden atau 26,14 %. Hal ini menggambarkan bahwa frekuensi rata-rata mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara mengkonsumsi kurang dari 1 kali dalam mengkonsumsi produk mie instan merek Sedaap dalam sehari.


(51)

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan No. Penghasilan Jumlah Responden %

1. < 500.000 - -

2. 500.000 – 1.000.000 28 31,8

3. 1.000.000 – 1.500.000 29 32,9

4 > 1.500.000 31 35,3

Total 88 100

Sumber: Hasil penelitian (2009), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki penghasilan per bulan < Rp 500.000 tidak ada, Rp 500.000-Rp 1.000.000 sebesar 28 orang atau 31,8 %, Rp 1.000.000-Rp 1.500.000 sebesar 29 orang atau 32,9 %, dan >Rp1.500.000 sebesar 31 orang atau 35,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa para responden umumnya memiliki penghasilan per bulan > Rp. 1.500.000.

2. Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan responden terhadap variabel faktor kebudayaan (X1),

faktor sosial (X2), faktor pribadi (X3), dan faktor psikologis (X4) serta variabel dependen

yaitu keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap.

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Kebudayaan Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Kebudayaan Tanggapan

Responden

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju

Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 0 0 1 2.1 6 6,9 55 56,6 26 34,4 88 100 2 0 0 0 0 6 6,8 58 62,8 24 30,4 88 100 3 0 0 0 0 7 7,9 62 64,6 19 27,5 88 100


(52)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena praktis dalam penyajiannya. 26 responden (34,4 %) menyatakan sangat setuju. 55 responden (56,6 %) menyatakan setuju. 6 responden (6,9 %) menyatakan cukup setuju. 1 responden (2,1 %) menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.

2. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena terbiasa sebagai pengganti lauk pauk. 24 responden (27,5%) menyatakan sangat setuju. 58 responden (62,8%) menyatakan setuju. 6 responden (6,8 %) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

3. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek Sedaap karena mencerminkan kelas sosial. 19 responden (35,4%) menyatakan sangat setuju. 62 responden (64,6%) menyatakan setuju. 7 responden (7,9 %) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Sosial Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Sosial Tanggapan

Responden

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Cukup setuju Setuju Sangat Setuju

Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 2 2,0 56 57.6 30 40,4 88 100 2 0 0 0 0 1 1,0 53 55,6 34 43,4 88 100 3 0 0 0 0 3 3,0 58 60,6 27 36,4 88 100

Sumber : Hasil penelitian (2009), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa :


(53)

1. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena adanya kebiasaan mengkonsumsi mie instan di lingkungan tempat tinggal anda saat ini. 30 responden (40,4 %) menyatakan sangat setuju. 56 responden (57,6 %) menyatakan setuju. 2 responden (2,0 %) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena adanya pengalaman dari anggota keluarga sebelumnya. 34 responden (43,4%) menyatakan sangat setuju. 53 responden (55,6%) menyatakan setuju. 1 responden (1,0 %) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

3. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena adanya pengaruh dari teman. 27 responden (36,4%) menyatakan sangat setuju. 58 responden (60,6%) menyatakan setuju. 3 responden (3,0 %) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Pribadi Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Pribadi Tanggapan

Responden

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Cukup setuju Setuju Sangat Setuju

Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 1 1,0 65 65,7 22 33,3 88 100 2 0 0 2 3,2 0 0 56 58,6 30 38,2 88 100 3 0 0 0 0 1 1,0 54 59,5 33 39,5 88 100


(54)

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena harganya lebih murah dari mie instan merek lain. 22 responden (33,3%) menyatakan sangat setuju. 65 responden (65,7%) menyatakan setuju. 1 responden (1,0%) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena mudah diperoleh di toko-toko terdekat. 30 responden (38,2%) menyatakan sangat setuju. 56 responden (58,6%) menyatakan setuju. Tidak ada responden yang menyatakan menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan cukup setuju. 2 responden (3,2%) yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

3. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena rasanya lebih enak dari mie instan merek lain. 33 responden (39,5%) menyatakan sangat setuju. 54 responden (59,5%) menyatakan setuju. 1 responden (1,0 %) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.


(55)

d. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Psikologis Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Psikologis Tanggapan

Responden

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju

Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 1 2,1 62 64,7 25 33,2 88 100 2 0 0 2 3,1 0 0 56 59,6 30 37,3 88 100 3 0 0 0 0 1 1,0 55 59,6 32 39,4 88 100

Sumber : Hasil penelitian (2009), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Distribusi responden yang menyatakan Anda termotivasi mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena iklan yang menarik. 25 responden (33,2%) menyatakan sangat setuju. 62 responden (64,7%) menyatakan setuju. 1 responden (2,1 %) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena memiliki pilihan rasa yang beragam. 30 responden (37,3%) menyatakan sangat setuju. 56 responden (59,6%) menyatakan setuju. Tidak ada responden yang menyatakan menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan cukup setuju. 2 responden (3,1%) yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

3. Distribusi responden yang menyatakan Anda mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap karena adanya pemahaman kandungan gizi produk. 32 responden (39,4%) menyatakan sangat setuju. 55 responden (59,6%) menyatakan setuju. 1 responden (1,0 %) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang


(56)

menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

e. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Tanggapan

Responden

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju

Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 12 12,1 51 62,6 25 25,3 88 100 2 0 0 0 0 11 11,1 43 43,4 34 45,5 88 100 3 0 0 1 1,0 12 15,1 29 37,4 46 46,5 88 100

Sumber : Hasil penelitian (2009), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa :

1. Distribusi responden yang menyatakan Anda membeli produk mie instan merek Sedaap karena telah membandingkan dengan merek pesaing. 25 responden (25,3%) menyatakan sangat setuju. 51 responden (62,6%) menyatakan setuju. 12 responden (12,1 %) menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Distribusi responden yang menyatakan Informasi dari iklan produk mie instan merek sedaap dapat mempengaruhi anda dalam pengambilan keputusan pembelian. 34 responden (45,5%) menyatakan sangat setuju. 43 responden (43,4%) menyatakan setuju. 11 responden (11,1%) yang menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

3. Distribusi responden yang menyatakan Anda akan melakukan pembelian kembali produk mie instan merek sedaap di waktu yang akan datang. 46 responden


(57)

(46,5%) menyatakan sangat setuju. 29 responden (37,4%) menyatakan setuju. 12 responden (15,1 %) menyatakan cukup setuju. 1 responden (1,0%) yang menyatakan tidak setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian instrumen penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for windo ws. Penulis mengajukan kuesioner yang berisi 15 pernyataan yang menyangkut variabel independen yaitu variabel faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis dan variabel dependen yaitu keputusan pembelian kepada 30 responden untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas.

Tabel 4.10

Uji Validitas dan Reliabilitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 44,0000 24,966 ,644 ,836

VAR00002 44,2000 24,579 ,580 ,838

VAR00003 44,0000 24,966 ,573 ,839

VAR00004 43,4333 24,875 ,462 ,846

VAR00005 44,2000 25,407 ,449 ,846

VAR00006 44,0333 24,447 ,588 ,838

VAR00007 41,3667 26,378 ,453 ,846

VAR00008 41,3333 24,989 ,639 ,836

VAR00009 44,2333 25,564 ,423 ,848

VAR00010 41,2333 26,737 ,371 ,849

VAR00011 41,3000 26,562 ,406 ,848

VAR00012 42,4333 24,875 ,551 ,840

VAR00013 41,4333 26,323 ,414 ,848

VAR00014 42,2333 24,806 ,425 ,850

VAR00015 41,3000 26,700 ,379 ,849

Sumber: Hasil Olahan SPSS 15.0 for windows (Desember, 2009)

Pada Tabel 4.10 di atas terlihat seluruh butir dinyatakan valid, karena nilai pada corrected item-total correlation keseluruhan > 0.361. Seluruh butir juga dinyatakan


(58)

reliabel karena nilai cronbach’s alpha > 0.60. Sehingga keseluruhan 15 pernyataan layak diajukan ke responden.

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adala data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas ini dilakukan dengan pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

a. Pendekatan Histogram

R i St d di d R id l

2 1

0 -1

-2 -3

Frequency

20

15

10

5

0

Histogram Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Mean =5.6E-16฀ Std. Dev. =0.977฀N =88

Gambar 4.1 : Pengujian Normalitas Histogram

Sumber: Hasil Olahan SPSS 150 for windows ( Desember, 2009)


(59)

Pada grafik histogram tersebut terlihat bahwa variabel keputusan pembelian berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

b. Pendekatan Grafik

Ob d C P b

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Gambar 4.2 : Pengujian Normalitas P-P Plot


(60)

Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun untuk lebih memastikan data di sepanjang gari diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov. c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.11

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 88

Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation ,0000000

1,03520045

Most Extreme Differences Absolute ,062

Positive ,041

Negative -,062

Kolmogorov-Smirnov Z ,583

Asymp. Sig. (2-tailed) ,886

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber : Hasil Olahan SPSS 15.0 for windows ( Desember, 2009)

Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.886 dan di atas nilai signifikan (0.05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel residual

berdistribusi normal. 2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji jika dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas yang dapat dilakukan dengan cara grafik dan cara statistik.


(61)

a. Pendekatan Grafik

R i St d di d P di t d V l

3 2

1 0

-1 -2

R

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Gambar 4.3 : Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

Sumber : Hasil Olahan SPSS 15.0 for windows ( Desember, 2009)

Gambar 4.3 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.


(1)

ANALISIS REGRESI BERGANDA

Uji Regresi

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1

Psikologis, Kebudayaa n, Pribadi, Sosial(a)

. Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Uji secara serempak / simultan (Uji F)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 29,392 4 7,348 6,542 ,000(a)

Residual 93,233 83 1,123

Total 122,625 87

a Predictors: (Constant), Psikologis, Kebudayaan, Pribadi, Sosial b Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Uji Secara Parsial (Uji t)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized


(2)

Pengujian Goodness of Fit

Model Summary b

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,490(a) ,240 ,203 1,05985

a

Predictors: (Constant), Kebudayaan, Sosial, Pribadi, Psikologis

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 88

Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000

Std. Deviation 1,03520045

Most Extreme Differences

Absolute ,062

Positive ,041

Negative -,062

Kolmogorov-Smirnov Z ,583

Asymp. Sig. (2-tailed) ,886

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(3)

Uji Heteroskedastisitas

Pendekatan Statistik

Uji Glejser

Uji Glejser

Coefficients (a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 1,458 ,575 2,535 ,013

Kebudayaan -,037 ,046 -,086 -,797 ,427

Sosial -,033 ,049 -,074 -,666 ,507

Pribadi ,009 ,034 ,027 ,248 ,805

Psikologis -,037 ,025 -,165 -1,470 ,145

a Dependent Variable: Absut

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error

1 (Constant) 8,078 ,964 8,378 ,000

Kebudayaan ,192 ,077 ,240 2,493 ,015 ,984 1,016

Sosial ,194 ,082 ,234 2,361 ,021 ,935 1,070

Pribadi ,118 ,058 ,198 2,045 ,044 ,978 1,022

Psikologis ,120 ,042 ,289 2,879 ,005 ,907 1,102

a


(4)

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

a. Pendekatan Histogram

R i St d di d R id l

2 1

0 -1

-2 -3

Frequency

20

15

10

5

0 Histogram Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Mean =5.6E-16฀ Std. Dev. =0.977฀N =88


(5)

b. Pendekatan Grafik

Ob

d C

P

b

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keputusan Pembelian


(6)

Uji Heteroskedastisitas

Pendekatan Grafik

R i St d di d P di t d V l

3 2

1 0

-1 -2

R

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara)

1 48 108

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

3 47 101

Pengaruh Faktor Pribadi dan Faktor Sosial Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mie Sedaap Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 27 96

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ek

0 2 14

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 7

Pengaruh bauran pemasaran dan faktor demografis konsumen pada keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap.

1 26 136

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK MIE SEDAP DI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI

0 2 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK MIE SEDAAP (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Tahunan, Dukuh Kauman Dengan Dukuh Bendo Sari) - UNISNU Repository

0 0 15

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk mi instan merek Indomie : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 122

Pengaruh bauran pemasaran dan faktor demografis konsumen pada keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap - USD Repository

0 0 134