Dengan adanya hubungan yang bain antara pegawai Dinas Pendapatan daerah Kota Medan dengan wajib poajak akan sangat membantu Dispenda Kota Medan dalam
merealisasikan taget yang harus dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada sisi Pendapatan Asli Daerah kota Meda.
Dengan tercapainya taget dari penerimaan pajak hiburan akan dapat membantu pemerintah kota Medan dalam pembiayaan atau pendanaan pembangunan dan pegembangan kota
Medan dan juga dalam rangka meningkatkan kehidupan ekonomi ndan sosial masyarakat kota Medan.
BAB V ANALISA DATA
V.1 Kebijakan Perpajakan Penetapan Tarif
Kebijakan perpajakan adalah yang berkaitan dengan pedoman bertindak arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu rencana.
Kebijakan dalam hal ini juga merupakan suatu taktik atau strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini kebijakan perpajakan yang digunakan adalah peraturan perundang-undangan, peraturan daerah yang mengatur tentang pajak daerah. Adapun
peraturan perundang-undangan yang dipakai adalah Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pajak Daerah Kota Medan, Peraturan Daerah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan
Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan penerimaan Pendapatan Lain- lain.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2003 tentang pajak daerah Kota Medan telah ditetapkan tarif untuk setiap jenis pajak hiburan yang dipungut atas setiap
penyelenggaraan hiburan. Pengenaan pajak hiburan untuk masing-masing jenis hiburan berbeda, tetapi dengan ketentuan tarif maksimal yang dikenakan untuk pajak hiburan
sebesar 35 . Adapun ketentuan-ketentuan pengenaan tarif diatur dalam Perda No. 12 Tahun 2003 pasal 20.
Untuk pertunjukan film di bioskop ditentukan berdasarkan klasemen. Untuk klasemen AII Utama dipungut pajak sebesar 30 dari HTM Harga Tiket Masuk ,
klasemen AII dipungut pajak sebesar 28 dari HTM, klasemen AI dukenakan pajak sebessar 26 dari HTM, untuk klasemen BII dipungut pajak sebesar 24 dari HTM,
klasemen BI dikenakan pajak hiburan sebesar 20 dari HTM, klasemen C dipungut pajak sebesar 17 dari HTM, klasemen D dipungut pajak sebesar 13 dari HTM, dan untuk
klasemen Bioskop Keliling dipungut pajak sebesar 10 dari HTM.
Universitas Sumatera Utara
Pengenaan pajak pertunjukan kesenian di ruangan yang memakai AC dipungut pajak sebesar 15 dari HTM, di ruangan yang tidak ber AC dipungut pajak sebesar 10
dari HTM. Tarif yang dikenakan untuk pameran busana, kontes kecantikan, pertunjukan
pagelaran music dan tari untuk yang di ruang yang memakai AC dipungut pajak sebesar 25 dari HTM, dan diruang yang tidak memakai AC dipungut pajak sebesar 20 dari
HTM. Untuk diskotiq, disko, bar, karaoke, klab malam, dan sejenisnya ditetapkan sebesar
30 dari HTM atau jumlah pembayaran untuk menonton dan atau untuk menikmati hiburan di luar harga makanan minuman yang telah dikenakan pajak hotel dan atau pajak
restoran; untuk diskotiq, disco, bar, klab malam, dan atau menikmati hiburan dipungut pajak sebesar Rp 2.000 dua ribu rupiah untuk setiap pengunjung, diluar hargamakanan
minuman yang telah dikenakan pajak hotel dan atau pajak restoran. Pemungutan pajak untuk billiard di ruangan yang memakai AC dipungut pajak
sebesar 20 dari HTM atau harga koin per meja untuk sekali permainan, danpermainan billiard di ruang yang tidak ber AC dipungut pajak sebesar 15 dari HTM atau harga koin
per meja untuk sekali permainan. Tarif untuk permainan ketangkasan, taman hiburan keluarga, permainan anak-anak
antara lain video game, play station, mini train, kuda pusing, sampan pusing, speed boat, bom-bom car dan sejenisnya dipungut pajak sebesar20 dari HTM atau harga koin.
Universitas Sumatera Utara
Pemungutan panti pijat, mandi uap dan sejenisnya dikenakan pajak sebesar 20 dari HTM per jam, salon kecantikan dipungut pajak sebesar 20 dari jumlah pembayaran.
Pertunjukan pertandingan olah raga antar klub dalam negeri dipungut pajak sebesar 15 dari HTM per jam, sedanagkan pertandingan olah raga dengan dukungan antar bangsa
dipingut pajak sebesar 20 dari HTM. Pengenaan pajak untuk taman rekreasi, kolam renang dan sejenisnya dipungut pajak
sebesar 10 dati HTM. Untuk jenis hiburan yang tidak menggunakan tanda masuk dipungut pajak sebesar 20 dari jumlah pembayaran. Besar tarif yang dikenakan untuk
persewaan internet sebesar 10 dari nilai sewa perjam. Besarnya pokok pajak hiburan yang terutang dihitung dengan cara mengkalikan
tarif pajak dari setiap jenis dengan dasar pengenaan. Dari pengenaan tarif untuk masing- masing jenis penyelenggaraan hiburan yang telah ditetapkan dalan Peraturan Daerah
Nomor 12 tahun 2003 tidak ada satupun yang mengenakan tarif maksimal yaitu sebesar 35. Adapun yang menjadi alasan mengapa tarif maksimal tidak dikenakan untuk pajak
hiburan karena tarif maksimal ini dirasakan masyarakat sangat berat. Dimana para wajib pajak yaitu pengusaha penyelenggara hiburan pada umumnya tidak hanya membayar pajak
hiburan yang dikenakan, tetapi masih banya biaya-biaya yang harus ditanggung oleh wajib pajak. Dan apabila tarif maksimal ini dikenakan maka kemungkinan besar akan
menimbulkan kerugian bagi pengusaha penyelenggara hiburan yang pada akhirnya menimbulkan kebangkrutan atau tutupnya hiburan tersebut.
Pengenaaan pajak hiburan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam penetapan tarif pada Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 adalah dengan memperhatikan kondisi
Universitas Sumatera Utara
setiap jenis hiburan di lapangan. Tarif yang dikenakan diharapkan tidak memberatkan para pengusaha penyelenggara hiburan dan dapat member ruang bagi penyelenggara hiburan
untuk mengembangkan usahanya dengan demikian efek negative ekonomi tidak terjadi akibat adanya pengenaan atau pemungutan pajak hiburan yang ada di kota Medan.
V.2 Realisasi Target Pajak Hiburan Daerah Kota Medan