g. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas pendapatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
1. Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari jumlah tenaga dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliaanya.
2. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior.
3. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan
daerah. 4.
Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Table III.1 : Komposisi Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2009 No
Bagian Subdinas Bendahara Swakelola Jumlah
1. Kepala Dinas
1 Orang 2.
Bagian Tata Usaha 22 Orang
3. Subdis Program
11 Orang 4.
Subdis Pendataan dan Penetapan DATAP 53 Orang
Universitas Sumatera Utara
5. Subdis Penagihan
29 Orang 6.
Subdis Retribusi dan Pendapatan lain-lain 21 Orang
7. Subdis Bagi Hasil Pendapatan BHP
66 Orang 8.
Bendahara Penerima Pengeluaran 22 Orang
9. Pemegang Barang
6 Orang 10.
Pemegang Barang Berharga 5 Orang
11. Pegawai Honor Swakelola dan Security
80 Orang Jumlah PNS dan Pegawai Honor
316 Orang Sumber Data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2009
Keterangan : Pegawai Negeri Sipil
: 236 Orang Pegawai Swakelola
: 80 Orang Jumlah TNI yang Dikaryakan
: 1 Orang Subdis Penagihan
Jumlah Pegawai DISPENDA : 317 Orang
Keterangan tambahan : a.
Golongan IVc : 1 Orang
b. Golongan IVb
: 4 Orang c.
Golongan IVa : 5 Orang
d. Golongan IIId
: 35 Orang e.
Golongan IIIc : 25 Orang
Universitas Sumatera Utara
f. Golongan IIIb
: 78 Orang g.
Golongan IIIa : 39 Orang
h. Golongan IId
: 21 Orang i.
Golongan IIc : 17 Orang
j. Golongan IIb
: 3 Orang k.
Golongan IIa : 8 Orang
BAB IV
PENYAJIAN DATA
IV.1 Hasil Penelitian
Dalam bab ini peneliti akan menyajikan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan yang akan dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber
Universitas Sumatera Utara
tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang akan disajikan dalam bab penyajian data ini adalah
1. Kebijakan Perpajakan Penetapan Tarif Pajak Hiburan
Penetapan tarif pajak hiburan yang dikenakan terhadap jenis-jenis pajak hiburan yang ada di kota Medan telah ditetapkan dalam Peratutan Daerah No. 12 Tahun 2003
tentang pajak Daerah kota Medan. Untuk lebih mengetahui bagaimana penetapan tarif yang dikenakan untuk setiap
jenis pajak hiburan kota Medan, maka penulis melakukan wawancara dengan para informan yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang dianggap kompeten
mengetahui pengenaan tarif untuk setiap bidang hiburan. Maka, pertama sekali peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sub Dinas
Penagiahan Bapak Simbolon mengenai pengenaan tarif pajak hiburan yang dikenakan terhadap subjek pajak hiburan, beliau menjelaskan :
“Pajak Hiburan merupakan salah satu penyumbang PAD dari sisi penerimaan pajak hiburan, dimana dalam pemungutan pajak hiburan dikenakan tarif untuk masing-
masing jenis pajak hiburan. Penetapan tariff pajak sudah ditetapkan dalam Perda No. 12 Tahun 2003 tantang Pajak Daerah Kota Medan, dan tarif yang dikenakan
terhadap subjek pajak sudah sesuai dengan Perda, namun tariff pajak yang dikenakan dirasakan masyarakat pada umumnya dan pengusaha hiburan pada
khususnya cukup berat “
Kita ketahui bahwa tarif yang dikenakan untuk setiap jenis pajak hiburan mempunyai persentase yang berbeda. Adapun yang menjadi pertimbangannya adalah
sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Seksi Penagihan dan Perhitungan Ibu Wina A. Tarigan :
Universitas Sumatera Utara
“Pertimbangan mengapa adanya perbedaan pengenaan tarif untuk masing-masing jenis pajak hiburan adalah kerena meelihat banyaknya jenis pajak hiburan yang ada
di kota Medan, dimana tiap-tiap jenis pajak hiburan memiliki potensi dan memberi kontribusi yang berbeda-beda sehingga ditetapkan tarif yang berbeda untuk tiap
jenis pajak huburan, dan masing-masing tarifnya sudah ditetapkan dalam Perda No. 12 Tahun 2002 tentang Pajak Daerah Kota Medan “.
Masih dalam masalah tarif pajak hiburan, perlu juga dilihat apakah tarif yang dikenakan terhadap subjek pajak hiburan yaitu masyarakat pada umumnya dan pengusaha
pada khususnya sudah sesuai dengan kemampuan dan juga dilihat dari prinsip keadilan. Dari hasil wawancara yang dilakukan, Kepala Sub Dinas Penagihan Bapak Simbolon
menjelaskan : “…..tarif yang dikenakan dirasakan masyarakat cukup berat, tapi belum ada yang
menyampaikan rasa keberatannya terhadap besarnya tariff hanya saja para pengusaha menyampaikannya secara lisan saja”.
Namun, berbeda dengan penjelasan yang diberikan oleh Kepala Seksi Penagihan dan Perhitungan Ibu Wina A. Tarigan yaitu :
” Pengenaan tarif terhadap masing-masing jenis pajak hiburan sudah sesuai, karena pengklasifikasian pajak sudah berdasarkan data dan fakta yang ada dilapangan”.
Dalam hal ini peneliti juga langsung menanyakan kepada subjek pajak hiburan yaitu salah seorang pengusaha hiburan jenis Billiard di kota Medan Bapak Sinuhaji , dimana
beliau mengungkaapkan : “Tarif pajak hiburan yang dikenakan khususnya billiard saya rasa cukup berat,
dimana kami masih banyak biaya-biaya yang harus kami keluarkan ditambah lagi gaji karyawan setiap bulannnya “.
Universitas Sumatera Utara
2. Kebijakan Perpajakan Daerah Dalam Pengelolaan Pajak Hiburan
Pengelolaan Pajak Hiburan adalah proses pengelolaan pajak hiburan yang dilakukan dengan kegiatan pengelolaan, yang pertama pemungutan, yaitu suatu rangkaian mulai dari
penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya. Kedua pembukuan, yaitu proses pencatatan yang
dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan. Ketiga pemeriksaan pajak hiburan, yaitu menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
daerah dalam rangka melaksanakan peraturan daerah tentang pajak hiburan. Adapun sistem pengelolaan pajak hiburan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Medan seperti yang dijelaskan oleh Kepala Sub Dinas Penagihan Bapak Simbolon : “ Sistem pengelolaaan pajak hiburan dalam pemungutannya terdapat dua sistem,
yaitu system self assessment dan system official assessment. System self assessment adalah dimana pemungutan pajak hiburan berdasarkan atas perhitungan
sendiri wajib pajak setiap bulannnya dan dilakukan verifikasi pemeriksaan perhitungan oleh Dinas pendapatan Daerah Kota Medan, sedangkan system official
assessment adalah pemungutan dan perhitungan atas pajak hiburan berdasarkan ketetapan dimana pajak ditetapkan dan dihitung oleh Dinas Pendapatan Daerah
Kota Medan berdasarkan taksasi-taksasi setiap bulannya”.
Hal ini juga dipertegas dengan penjelasan kepala seksi Pertimbangan dan Keberatan Bapak Drs. Nawawi dengan menjelaskan :
“ ….. System self assessment merupakan menghitung pajak sendiri, membuat pembukuan dan melaporkan sendiri beban pajak hiburan, sedangkan system official
assessment pengenaan dan perhitungan dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Adapun yang menjadi ketentuaanya adalah system self assessment
apabila omset rata-rata penghasilah dari penerimaan penyelenggaraan hiburan di atas Rp 300 juta per tahun dan biasanya wajib pajak mempunyai pembukuan yang
Universitas Sumatera Utara
lengkap, dan mempunyai kas register. Ketentuan dengan system official assessment adalah pajak-pajak yang rendah menurut ketentuan perundang-undangan yaitu di
bawah omset Rp 300 juta setiap tahunnya, dan wajib pajak tidak mempunyai pembukuan dan tidak mempunyai kas register”.
1. Pemungutan
Pemungutan adalah suatu rangkaian mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai
kegiatan penagihan pajak atau retribusi serta pengawasan penyetorannya. A.
Pendaftaran dan Pendataan 1.
Kegiatan pendaftaran dan pendataan untuk WP baru dengan cara penetapan Kepala Daerah Official Assesment terdiri dari :
a. Pendaftaran terdiri dari :
1 Menyiapkan formulir pendaftaran WP
2 Mengirimkan formulir pendaftaran kepada WP setelah dicatat dalam
Daftar Formulir Pendaftaran 3
Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran WP yang telah diisi oleh WP atau yang diberi kuasa :
a Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap dalan
Formulir Pendaftaran diberi tanda dan tanggal penerimaan dan selanjutnya dicatatat dalam Daftar Induk WP, daftar WP per
golongan, serta dibuatkan kartu NPWPD,
Universitas Sumatera Utara
b Apabila belum lengkap Formulir Pendaftaran dan lampirannya
dikembalikan kepada WP untuk melengkapi. b.
Pendataan terdiri dari : 1
Menyiapkan Formulir pendataan SPTPD 2
Menyiapkan Formulir Pendataan SPTPD kepada WP setalah dicatat dalam darter SPTPD.menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir
Pendataan SPTPD yang telah diisi oleh WP atau yang diberi kuasa : a
Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar Formulir Pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan.
b Apabila belum lengkap Formulir Pendataan SPTPD dan
lampirannya dikembalikan kepada WP untuk melengkapi. 2.
Kegiatan pendaftaran dengan cara dibayar sendiri self Assesment terdiri dari : a.
Menyiapkan formulir pendaftaran b.
Menyerahkan Formulir Pendaftaran kepada WP setelah dicatat dalam daftar Formulir Pendaftaran
c. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran yang telah diisi oleh
WP dan atau yang diberi kuasa : 1
Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar Formulir Pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan selanjutnya
dicatat dalam Daftar Induk WP, Daftar WP per golongan serta dibuatkan Kartu NPWPD,
2 Apabila belum lengkap Formulir Pendataan SPTPD dan lampirannya
dikembalikan kepada WP untuk melengkapi.
Universitas Sumatera Utara
3. Kegiatan pendataan dengan cara penetapan Kepala Daerah Official assessment
untuk wajib pajak yang sudah memiliki NPWPD terdiri dari : a.
Menyiapkan Formulir pendataan SPTPD berdasarkan dafter WP, b.
Menyerahkan formulir pendataan SPTPD kepada WP setalah diisi dalam Daftar SPTPD,
c. Menerima dan memeriksa kelengkapan formulir pendataan yang telah diisi oleh
WP atau yang diberi kuasa : 1
Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar Formulir Pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan.
2 Apabila belum lengkap Formulir Pendataan SPTPD dan lampirannya
dikembalikan kepada WP untuk melengkapi. d.
Mencatat data pajak daerah ddalam kartu data untuk selanjutnya diserahkan kepada Unit Kerja yang membidangi untuk proses penetapan,
e. Formulir dan daftar yang dipergunakan adalah Formulir SPTPD dan Kartu Data.
4. Kegiatan pendataan dengan Cara Dibayar Sensiri self Assesment untuk WP
yang sudah memiliki NPWPD terdiri dari : a.
Menyerahkan Formulir pendataan SPTPD , b.
Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendataan SPTPD yang telah diisi oleh WP atau yang diberi kuasa :
1 Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar
Formulir Pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan. 2
apabila belum lengkap, SPTPD dikembalikan kepada WP untuk melengkapi.
Universitas Sumatera Utara
c. Mencatat data pajak daerah dalam Kartu Data ke dalam daftar SPTPD WP Self
assessment. d.
Formulir yang dipergunakan adalah daftar SPTPD WP Se;f Assesment
B. Penetapan
1. Kegiatan Penetapan dengan cara Penetapan Kepala Daerah Official Assesment
terdiri dari : a.
Membuat nota perhitungan Pajak Daerah atas dasar Kartu Data, b.
Menyerahkan kembali kartu Data kepada Unit Kerja yang membidangi Pendataan setalah pembuatan Nota Perhitungan pajak daerah selesai,
c. Menerbitkan SKPD atau SKPDT jika terdapat tambahan objek pajak yang sama
sebagai akibat dditemukannya data baru atas dasar Nota Perhitungan Pajak Daerah dan membuat Daftar SKPD SKPDT,
d. SKPD SKPDT ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja Penetapan sesuai nama dan
daftar SKPD SKPDT ditandatangani oleh Unit Kerja yang membidangi Penetapan dan disipakan tanda terimanya,
e. Menyerahkan copy daftar SKPD SKPDT kepada Unit Kerja yang membidangi
Pembukuan Penerimaan, Unit Kerja yang membidangi Penagihan, Unit Kerja Perncanaan dan Pengendalian Operasional P²O,
f. Menyerahkan SKPD SKPDT kepada wajib Pajak,
g. Apabila SKPD SKPDT yang diterbitkan tidak atau kurang dibatar setelah lewat
waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak SKPD SKPDT diterima, dikenakan
Universitas Sumatera Utara
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen tiap bulan dengan menerbitkan STPD.
2. Kegiatan penetapan dengan cara dibayar sendiri self Assesment terdiri dari :
a. Setelah wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SPTPD dicatat dalan
Kartu Data, b.
Membuat Nota Perhitungan pajak atas dasar kartu data dan hari pemeriksaan atau keterangan lain, dengan cara menghitung jumlah pajak terutang dan jumlah kredit
pajak yang diperhitungkan dalam Kartu Data, c.
Jika pajak terutang kurang atau tidak dibayar maka diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar SKPDKB ,
d. Jika tidak terdapat selisih antara pajak terutang dan kredit pajak, maka diterbitkan
Surat Kettetapan Pajak Daerah Nihil SKPDN , e.
Jika terdapaat tambahan objek pajak yang sama sebagai akibat ditemukannya data baru, maka diterbitkan Surat Ketetapan pajak daerah Kurang Bayar Tambahan
SKPDKBT , f.
Jika terdapat kelebihan pembayaran pajak terutang, maka diterbitkan Surat ketetapan Pajak daerah Lebih Bayar SKPDLB ,
g. Setelah pembuatan Nota Perhitungan Pajak selesai, selanjutnya menyerahkan
kembali kartu data kepada Unit Kerja Pendataan, h.
Menerbitkan Daftar SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB dan SKPDN atas dasar surat Ketetapan Pajak daerah tersebut di atas,
Universitas Sumatera Utara
i. Surat Ketetapan ditandatangani oleh kepala Unit Kerja Penetapan atas nama
Kadipenda dan daftar Ketetapan tersebut di atas ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja Penetapan dan masing-masing disipakan tanda terimanya,
j. Menyerahkan copy daftar Surat Ketetapan di atas Unit Kerja Pembukuan dan
Penerimaan, Unit Kerja Penagihan, Unit Kerja Perencanaan dan Pengendalian Operasional,
k. Menyerahkan kepada Wajib Pajak berupa SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN,
kemudian WP menandatangani masing-masing tanda terima dan mengembalikannya,
l. Jumlah pajak terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 25 dua puluh lima persen dari pokok pajak dan jumlah pajak terutang dalam SKPDKBT dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
100 seratus persen dari pokok pajak, m.
Apabila SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN yang diterbitkan tidak atau kurang bayar setelah lewat waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak SKPDKB, SKPDKBT,
SKPDN diterima, dapat memberikan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen tiap bulan dengan menerbitkan STPD.
3. Kegiatan Penetapan secara Jabatan terdiri dari :
a. Membuat Nota Perhitungan Pajak atas dasar Kartu data dari hasil pemeriksaan dan
atau keterangan lain, karena SPTPD tidak disampaikan dan telah disampaikan Surat Tuguran untuk memasukkan SPTPD,
Universitas Sumatera Utara
b. Menyerahkan kembali Kartu Data kepada Unit Kerja Pendataan setelah pembuatan
Nota Perhitungan Pajak daerah selesai, c.
Menerbitkan SKPD SKPDKB dan membuat daftar SKPD SKPDKB atau dasar Nota Perhitungan Pajak Daerah,
d. SKPD SKPDKB ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja Penetapan atas nama
Kadipenda dan Daftar SKPD SKPDKB ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja Penetapan,
e. Menyerahkan copy daftar SKPD SKPDKB kepada Unit Kerja Pembukuan
Penerimaan, Unit Kerja Penagihan, Unit Kerja Perencanaan dan Pengendalian Operasional P²O,
f. Menyerahkan SKPD SKPDKB kepada WP kemudian WP menandatangani,
g. Apabila SKPD SKPDKB yang diterbitkan tidak atau kurang dibayar setelah lewat
waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak SKPD SKPDKB diterima dapat memberikan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen tiap bulan
dengan menerbitkan STPD.
C. Kegiatan Penyetoran
1. kegiatan penyetoran melalui bendaharawan khusus penerima BKP terdiri
dari: a.
BKP menerima setoraan disertai Surat Ketetapan Pajak Daerah dengan Media SSPD,
b. Selanjutnya setalah SSPD tersebut divalidasi dicap, aslinya disertai SKPD
dikembalikan ke WP yang bersangkutan,
Universitas Sumatera Utara
c. Berdasarkan SSPD yang telah divalidasi dengan register atau dicap, dicatat dan
dijumlahkan dalam buku pembantu Penerimaan sejenis melalui BKP dan selanjutnya dibukukan dalam Buku Kas Umum,
d. BKP menyetorkan uang ke Kas daerah secara harian yang disertai bukti etoran
Bank, e.
BKP secara periodikal bulanan menyiapkan laporan realisasi penerimaan dan penyetoran uang yang ditandatangani oleh kepala Dinas Pendapatan Daerah,
f. Mendistribusikan :
1 Media setoran yang telah divalidasi ke Unit kerja Pembukuan Pelaporan,
2 Buku Pembantuan Penerimaan sejenis ke Unit Kerja Pembukuan Unit kerja
Penagihan serta Unit Kerja Pendataan, 3
Laporan Realisasi Penerimaan dan penyetoran uang kepada Kepala Daerah Kadipenda, Unit Kerja Perencanaan dan Pengendalian Operasional.
2. kegiatan penyetoran melalui Kas daerah terdiri dari :
a. Kas Daerah menerima uang dari WP disertai dengan media Surat ketetapan dan
media penyetoran SSPD dan bukti setoran bank, b.
Selanjutnya setalah SSPD ditandatangani dan dicap oleh Pejabat kas daerah, maka lembar pertama dari SSPD dan bukti setoran bank diserahkan kembali kepada WP,
c. 2 dua lembar tindasan SSPD dikirim oleh Kas Daerah ke BKP Dipenda yang
dilampiri bukti setoran bank, d.
BKP setalah menerima media penyetoran yang telah dicap oleh kas daerah dicatat dan dijumlahkan dalam Buku Pembantuan Penerimaan Sejenis melalui Kas Umum,
Universitas Sumatera Utara
e. BKP secara periodikal bulanan membuat Laporan Realisasi Penerimaan dan
Penyetoran uang yang ditandatangani oleh Kadipenda, f.
Mendistribusikan : 1
Lembar SSPD yang telah ditandatangani dicap Kas daerah kepada Unit Kerja Peembukuan dan Pelaporan,
2 Lembar Buku Pembantu Penerimaan Sejenis kepada Unit Kerja Pembukuan
dan Pelaporan, Unit Kerja Penagihan serta Unit Kerja Pendataan, 3
Laporan Realisasi Penerimaan dan Penyetoran uang kepada Kepala Daerah Kadipenda, Unit Kerja Perencanaan dan Pengendalian Operasional.
D. Anggsuran dan Penundaan Pembayaran
1. Angsuran Pembayaran :
a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari :
1 Menerima Surat Permohonan Angsuran dari Wp,
2 Mengadakan penelitian unttuk dijadikan bahan dalam persetujuan perjanjian
Angsuran oleh Kadipenda, 3
Membuat Syrat Perjanjian Angsuran Penolakan Angsuran yang ditandatangani oleh Kadipenda, dan apabila permohonan disetujui
selanjutnya dibuatkan daftar Surat Perjanjian Angsuran, 4
Menyerahkan Surat Perjanjian Angsuran Penolakan Angsuran kepada WP dan daftar Surat Perjanjian Angsuran kepada unit-unit yang terkait.
b. Formulir dan buku daftar yang dipergunakan adalah Buku Register Permohonan
Angsuran dan daftar Surat Perjanjian angsuran.
Universitas Sumatera Utara
2. Kegiatan Penundaan Pembayaran
a. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari :
1 Dipenda melalui Unit Kerja penetapan meenerima Surat permohonan
Penundaan Pembayaran dari WP, 2
Mengadakan penelitian untuk dijadikan bahan dalam pemberian Persetujuan Penundaan Pembayaran oleh Kadipenda,
3 Membuat Surat Persetujuan Penundaan Pembayaran Penolakan Penundaan
Pembayaran yang ditandatangani oleh Kadipenda, apabila permohonan disetujui dibuatkan Daftar Persetujuan Penundaan,
4 Menyerahkan Surat Persetujuan Penundaan Pembayaran kepada WP dan
daftar Persetujuan Penundaan kepada unit-unit lain yang terkait. b.
Formulir dan buku daftar yang dipergunakan adalah surat permohonan Penundaan Pembayaran, Buku Register Permohonan Penundaan Pembayaran, dan daftar
Persetujuan Penundaan Pembayaran.
E. Penagihan
1. Penagihan dengan Surat Teguran
a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari:
1 Membuat daftar Surat Teguran WP 7 tujuh hari setelah batas waktu jatuh
tempo pembayaran, 2
Menerbitkan Surat Teguran, 3
Menyampaikan menyerahkan Surat Teguran kepada WP yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
b. Formulir dan buku yang digunakan adalah Formulir Surat Teguran, Daftar Surat
Ketetapan, Buku Register SK Keberatan, Daftar Surat Teguran Surat Paksa.
2. Penagihan dengan Surat Paksa
a. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari :
1 Membuat daftar surat paksa untuk WP yang setelah lewat waktu 21 dua
puluh satu hari setelah tanggal Surat Teguraan belum menyetor pajak terutang,
2 Menerbitkan Surat Paksa dari daftar surat paksa,
3 Mengirim menyerahkan Surat Paksa kepada WP yang bersangkutan melalui
Juru Sita Pajak, b.
Formulir dan buku yang digunakan adalah Surat Paksa, Laporan Pelaksanaan Surat Paksa, Buku Pembantu Penerimaan Sejenis.
3. Penagihan dengan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari :
1 Membuat dafter surat perintah melaksanakan penyitaan untuk WP yang belum
melunasi hutang pajaknya 2 x 24 jam dua hari setelah tanggal Surat Paksa, 2
Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan perintah, 3
Pelaksanaan penyitaan oleh juru sita pajak dengan menyegel barang-barang milik WP yang boleh disita menurut perundang-undangan yang dirinci pada
Berita Acara Pelaksanaan Sita, 4
Membuat laporan pelaksanaan penyitaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Formulir dan buku yang digunakan adalah Surat Perintah Melakukan Penyitaan,
Berita Acara Pelaksanaan Sita, Laporan pelaksanaan penyitaan, daftar Surat ketetapan, Buku kendali.
4. Pengumuman Lelang dan Pelaksanaan Lelang
a. Membuat daftar surat Permintaan Pelaksanaan Lelang untuk WP yang belum
melunasi hutang pajaknya sampai dengan berakhirnya batas wakti 14 empat belas hari sejak tanggal Surat Pelaksanaan Penyitaan,
b. Memeriksa hari, tanggal dan jam pelelangan yang disetujui oleh Kadipenda dan
permintaan penegasan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara BUPLN,
c. Menyiapkan berkas penyitaan WP yang bersangkutan dan pengumuman lelang,
d. Pelaksanaan lelang sesuai dengan hari, tanggal dan jam yang telah ditentukan.
5. Pencabutan Penyitaan dan pengumuman Lelang
a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari :
1 Membuat daftar Surat Pencabutan Penyitaan untuk WP yang telah melunasi
hutang pajaknya sesudah penerbitan Surat perintah melaksanakan penyitaan sampai dengan sebelum pengumuman lelang,
2 Penerbitan Surat Kencabutan Penyitaan,
3 Pelaksanaan pencabutan penyitaan dengan pembuatan Berita Acara
Pencabutan Penyitaan, 4
Membuat laporan pelaksanaan pencabutan penyitaan,
Universitas Sumatera Utara
5 Monitoring penyetoran WP seperti buti 1 satu di atas untuk mengetahui
WP yang telah melunasi hutang pajaknya sesudah pengumuman lelang samapai dengan sebelum pelaksanaan lelang,
6 Pembuatan daftar Surat Pencabutan pengumuman Lelang,
7 Penerbitan Surat Pencabutan Pengumuman Lelang,
8 Mengirim menyerahkan Surat Pencabutan Pengumuman lelang oleh Juru
Sita Pajak,
6. Kegiatan Penagihan dengan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus
a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari :
1 Membuat daftar SUrat Perintah Penagihan Seketiak dan Sekaligus
SPPSS untuk WP yang belum menyetor, 2
Menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus SPPSS 3
Menyerahkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus SPPSS b.
Formulir dan Buku yang digunakan adalah Surat Perintah Penagihan Seketika dan sekaligus SPPSS, Laporan Pelaksanaan Syrat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus SPPSS, Daftar SPPS S dan Buku Pembantu Penerimaan Sejenis.
2. Pembukuan dan Pelaporan
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang meliputi keadaan harta, kewajiban atau hutang,
modal, penghasilan, dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang
Universitas Sumatera Utara
atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca perhitungan rugi laba setiap tahun pajak atau retribusi berakhir.
A. Pembukuan Penetapan
1. Kegiatan pembukuan yang dilaksanakan terdiri dari :
a. mencatat ke dalam buku Jenis Pajak masing-masing pada kolom penetapan yang
tersedia atas dasar Daftar SPTPD WP self assessment, Daftar SKPD, daftarSKPDT, Daftar SKPDKB, Daftar SKPDKBT, daftar SKPDLB dan Daftar
SKPD, b.
Mencatat ke dalam buku Wp sesuai dengan NPWPD dari wajib pajak masing- masing pada kolom penetapan yang tersedia atas dasar Daftar SPTPD WP, Daftar
SKPD, daftarSKPDT, Daftar SKPDKB, Daftar SKPDKBT, daftar SKPDLB dan Daftar SKPD,
c. Mengarsipkan seluruh dokumen yang telah dicatat dengan memberikan nomor urut
file. B.
Pembukuan Penerimaan 1.
Kegiatan pembukuan penerimaan terdiri dari : a.
Mencatat ke dalam Buku jenis pajak masing-masing pada kolom penyetoran yang tersedia atas dasar :
1 Buku Pembantu Penerimaan Sejenis,
Universitas Sumatera Utara
2 Daftar Bukti Pembukuan
b. Mencatat ke dalam buku WP sesuai dengan NPWPD WP masing-masing
pada kolom penyetoran yang tersedia atas dasar validasi dari SSPD dan bukti pemindah bukuan,
c. Mengarsip menyimpan seluruh dokumen yang telah dicatat dengan member
nomor urut file. 2.
Formulir dan buku yang dipergunakan adalah Bukti pemindahbukuan, daftar Bukti Pemindah bukuan dan Bukun pembantu Penerimaan sejenis.
C. Pelaporan
1. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari :
a. Membuat daftar penetapan, penerimaan dan tunggakan per jenis pajak daerah
atas dasar buku jenis pajak yang telah dijumlahkan dari kolom penetapan dan kolom penyetorannya,
b. Membuat daftar tunggakan per WP atas dasar buku WP yang telah dijumlah dari
kolom penetapan dan penyetorannya, c.
Membuat laporan realisasi penerimaan pajak daerah atas dasar daftar penetapan, daftar penerimaan dan tunggakan per jenis pajak dan daftar tunggakan per WP,
d. Mengajukan laporan realisasi penerimaan pajak daerah kepada Kadipenda untuk
ditandatangani,
Universitas Sumatera Utara
e. Mengajukan laporan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah beserta daftar
penetapan, daftar penerimaan dan tunggakan per jenis pajak dan daftar tunggakan per WP kepada Kepala daerah, Unit Kerja Pengelolaan pendapatan
daerah lainnya, dan P²O, f.
Membuat daftar realisasi setoran masa pada akhir periode masa atas dasar buku WP yang telah dijumlah pada akhir periode,
g. Mengajukan daftar realisasisetoran masa self assessment kepada unit kerja
Pembukuan dan pelaporan untuk ditandatangani dan disahkan, h.
Menyerahkan daftar realisasi setoran masa self assessment kepada unit Kerja Pendaftaran dan Pendataan.
2. Formulir yang digunakan adalah formulir laporan Realisasi Penerimaan pendapatan
daerah, daftar tunggakan per WP, daftar Realisasi setoran masa, Buku jenis pajak, Buku WP.
3. Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan
pemenuhan kewajiban Perpajakan Daerah dan retribusi berdasarkan peraturan Perundang- undangan Perpajakan Daerah dan Retribussi Daerah.
Universitas Sumatera Utara
A. Kegiatan pembetulan, pembatalan, pengurangan penetapan dan penghapusan atau
pengurangan sanksi administrasi. 1.
Tahapan kegiatan terdiri dari : a
Menerima surat permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan, ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dari WP,
b Meneliti kelengkapan permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan
dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi WP, setelah dilakukan penelitian dan bila perlu dilakukan pemeriksaan, dibuat laporan hasil penelitian,
c Menyampaikan laporan hasil penelitian kepada Kadipenda untuk diteliti dan
dipertimbangkan untuk ditolak atau diterima, d
Membuat Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Kadipenda atas permohonan WP, berupa Surat Keputusan Penolakan apabila permohonan ditolak dan Surat
Keputusan Pembetulan apabila permohonan diterima, e
Menyerahkan Surat Keputusan kepada WP dengan tembusan kepada Unit Kerja Penetapan dan Unit Kerja Pembukuan dan Pelaporan Dipenda.
2. Formulir yang digunakan adalah Surat Permohonan Pembetulan, Laporan Hasil
Penelitian, Surat Keputusan Penolakan Pembetulan, Surat Keputusan Pembetulan. B.
Pengembalian kelebihan Pembayaran 1.
Tahapan kegiatan terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
a. Menerima Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak,
melakukan pemeriksaan dan membuat laporan pemeriksaan, ditandatangani oleh Petugas dan WP,
b. Mencatat ke kartu data dan selanjutnya diserahkan kepada Unit Kerja
Perhitungan untuk dilakukan perhitungan penetapan kelebihan pembayaran pajak,
c. Memperhitungkan dengan hutang tunggakan pajak yang lain, apakah punya
hutang atau tidak, kemudian dibuat nota perhitungan, d.
Setelah diperhitungkan dengan hutang pajak yang lain ternyata kelebihan pembayaran pajak, kurang sama dengan hutang pajak lainnya tersebut maka
WP menerima bukti pemindahbukuan, sebagai bukti pembayaran kompensasi dengan pajak terhutang dimaksud, karena SKPDLB tidak diterbitkan,
e. Apabila hutang pajak setelah diperhitungkan dikompensasikan dengan
kelebihan pembayaran pajak ternyata lebih, maka WP akan menerima bukti pemindahbukuan dan sebagai bukti pembayaran kompensasi dana SKPDLB
harus diterbitkan, f.
Setelah menerima SKPDLB dari Unit Kerja Penetapan dan diproses untuk penerbitan SPMKPD dan ditandatangai olen kepala daerah,
g. Kas daerah mengembalikan kelebihan pembayaran pajak sesuai SPMKPD
dengan menerbitkan SPMU.
Universitas Sumatera Utara
2. Formulir yang digunakan adalah Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak daerah, Bukti Pemindahbukuan, SKPDLB, SPMKPD, Daftar Surat Ketetapan.
3. Target, Realisasi, dan Kontribusi Pajak Hiburan
Pajak hiburan merupakan salah satu sumber Pendapatan asli Daerah kota Medan. Untuk itu, dalam rangka menghasilkan atau meningkatkan pajak hiburan Dinas Pendapatan
harus merencanakan target setiap tahunnya. Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan menginstruksikan mengenai pengolahan pajak hiburan pada Sub dinas Penagihan yang
akan melaksanakan rencana kerja dalam hal memberhasilkan atau meningkatkan target penerimaan pajak hiburan setiap tahunnya.
Adapun rencana kerja yang dilaksanakan di Sub dinas Penagihan untuk mencapai penerimaan pajak hiburan pada tahun 2009 yaitu :
1. Rencana target pajak hiburan tahun 2009
2. Daftar wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan di sector bioskop tahun 2009.
3. Daftar wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan karaoke dan diskotik tahun
2009. 4.
Daftar wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan panti pijat oukup dan estimasi pajak hiburan tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
5. Daftar wajib pajak rencana penerimaan video game permainan anak-anak,
permainan ketangkasan dan estimasi pajak hiburan tahun 2009. 6.
Daftar wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan di sector billyard tahun 2009. 7.
Daftra wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan keramaian umum tahun 2009. 8.
Daftar wajib pajak reencana penerimaan pajak hiburan salon kecantikan tahun 2009.
9. Daftar evaluasi analisa program pajak hiburan tahun 2009.
Berdasarkan rencana kerja sebagaimana tersebut di atas, maka perlu adanya rencana pencapaian target. Oleh karena banyaknyajenis pajak hiburan yang ada maka pencapaian
target harus dilakukan di setiap sector. Rencana pencapaian target ini dilakukan dalam pengawasan sub dinas Penagihan yang dilaksanakan setiap 3 tiga bulan. Mulai dari
sector bioskop, sector karaoke, sector panti pijat, sektorvideo game, sector billyard, sector kolam renang, sector salon, rencana pencapaian targetnya adalah :
a. Triwulan I
: 20 b.
Triwulan II : 25
c. Triwulan III : 25
d. Triwulan IV : 30
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan agar dapat mencapai rencana target di atas adalah :
Universitas Sumatera Utara
1 Menyusun personil yang ditugaskan untuk mengadakan penjagaan pada setiap
sector pajak hiburan guna memeriksa kebenaran dari laporan pengusaha tentang penjualan pengunjung yang datang.
2 Menugaskan personil petugas lapangan dengan surattugas yang ditandatangani
Kasubdis Penagihan. 3
Mengadakan pemantauan terhadap petugas yang dilakukan oleh coordinator atau ketua tim guna menjaga kedisiplinan setiap petugas yang mengadakan
pemantauan di lapangan. 4
Petugas lapangan member laporan kepada coordinator setiap minggu setiap Jumat .
5 Mengadakan evaluasi kerja yang telah dilakukan oleh petugas lapangan dan
petugas pemantau serta menyerahkan laporan kepada sub dinas Penagihan setiap akhir bulan.
6 Setiap minggu ketiga dan minggu keempat mengevaluasi penerimaan pajak
hiburan sumber data ke BPK . Bahwa untuk menghasilkan target penerimaan Pajak Daerah Kota Medan dari
sektor pajak hiburan Pemerintah Daerah Kota Medan melalui dinas Pendapatan daerah tidak akan berhenti pada 1 satu sistem pelaksanaan pengawasan yang selama ini sudah
dilaksanakan. Peranan para pengusaha pun sebagai wajib pajak tetap harus terbuka, jujur dan
berpedoman pada aturan dan perundang-undangan yang berlaku sehinggadalam setiap
Universitas Sumatera Utara
pelaporan hasil pungutan pajak hiburan yang dilakukan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan baik itu masyarakat, pemerintah kota maupun para pengusaha sendiri selaku
wajib pajak. Sebelum target penerimaan pajak hiburan ditetapkan pada awal tahun anggaran baru
oleh Dinas Pendapatan derah, evaluasi terhadap realisasi penerimaan dari keseluruhan objek pajak, maupun sumberr-sumber pendapatan asli daerah dilakukan secara bersama-
samaoleh sub dinas program dan sub dinas penagihan. Hasil dari evaluasi tersebut akan dilaporkan kepada kepala daerah dan DPRD setempat. Evaluasi tersebut akan ditujukan
untuk menilai kinerja dinas pendapatan daerah dalam 1 satu tahun anggaran yakni tahun anggaran sebelumnya sekaligus menetapkan target penerimaan pendapatan asli daerah
yang baru. Dengan kata lain bahwa target penerimaan baru ditetapkan dengan persetujuan
DPRD pada suatu objek pajak didasarkan pada hasil evaluasi kinerja dinas pendapatan daerah dalam usahanya memenuhi target penerimaan pajak hiburan yang dicapai oleh dinas
pendapatan daerah dalam 5 lima tahu terakhir yang dapat dilihat pada table berikut :
Tabel IV.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2005
No Uraian
Target APBD tahun
Target APBD bulan
Realisasi 1
Bioskop 2.311.200.000
192.600.000 2.324.520.000
100,58 2
Diskotik karaoke
423.747.775 35.312.314,56
261.960.947 61,82
Universitas Sumatera Utara
3 Panti pijat
918.910.000 76.575.833,33
749.645.976 81,58
4 Video game
2.059.825.000 171.652.083,33 2.674.161.620
129,82 5
Billyard 185.996.440
15.499.870 178.493.230
95,96 6
Kolam renang
275.670.000 22.972.500
232.885.133,92 84,48
7 Salon
4882.760.000 40.230.000
473.202.000 98,02
8 Insidentil
496.530.000 41.377.500
288.912.850 60,20
7.250.641.215 604.220.101,22 7.257.170.956,92 100,09
Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2005 Pada tahun 2005 mulai mengalamin peningkatan dengan target APBDtahun
sebesar Rp7.250.641.215,00 dan target APBDbulan sebesar Rp 604.220.101,24. Pada tahun 2005 pencapaian jumlah realisasinya melebihi target yaitu Rp 7.257.170.956,92
dengan persentase 100,09. Dari semua jenis pajak hiburan yang dikenakan pajak hiburannya pada tahun 2005
realisasi yang paling besar dalam memberi sumbangan pada Pendapatan Asli Daerah dari sisi penerimaan pajak hiburan adalah dari permainan anak Video Game yaitu sebesar
Rp 2674.161.6200 dengan persentase sebesar 129,82. Realisasi Pajak Hiburan yang tidak mencapai target ada beberapa jenis pajak
hiburan, yaitu pajak diskotiq karaoke, pajak panti pijat, pajak billiyard, pajak kolam renang, pajak salon dan pajak insidentil. Untuk itu Dispenda Kota Medan perlu melakukan
upaya dalam rangka peningkatan pajak tersebut di atas dengan demikian realisasi target dapat dicapai.
Table IV.2 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2006
No Uraian
Target APBN tahun
Target APBN bulan
Realisasi 1
Bioskop 2.431.200.000
202.600.00 2.440.140.000
100,37 2
Diskotik 441.100.000
40.100.000 292.060.892
66,21
Universitas Sumatera Utara
karaoke 3
Panti pijat 877.252.000
79.775,000 649.852.173,60
74,06 4
Video game 2.694.600.000
224.550.000 116.082.126
115,64 5
Billyard 197.998.440
16.499.870 190.930.490
96,43 6
Kolam renang
300.000.000 25.000.000
221.143.970 73,71
7 Salon
514.560.000 42.880.000
468.641.484 91,08
8 Insidentil
410.717.960 32.226.496,67
579.629.515 141,13
9 Warung
internet 108.003.600
9.000.300 40.215.600
37,24 7.975.705.000
674.631.666,67 7.998.696.250,60 100,29 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2006
Dari tabel di target dan realisasi APBD tahun 2006 dapat kita ketahui bahwa realisasi penerimaan pajka hiburan terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dalam target
realisasi penrimaan pajak hiburan dari tiap sektor yang telah dicapai pada tahun anggaran 2005-2006 mengalami peningkatan.
Pada tahun 2006 terdapat penambahan jenis pajak yaitu pengenaan pajak pada penyediaan penyelenggaraan hiburan atas warung internet. Dan pada tahun 2006 realisasi
pajak hiburan
sesuai dengan
target PAD
mencapai target
yaitu sebesar
Rp 7.998.696.250,60 atau persentasenya 100,29. Penyumbang terbesar dari jenis pajak pada tahun 2006 hiburan adalah pajak bioskop sebesar Rp 2.440.140.000 dengan persentase
sebesar 100,37 . Pajak hiburan pada tahun 2006 ada juga yang belum mencapai target, adapun jenis
pajak yang belum mencapai realisasi target yang telah ditentukan adalah Diskotik karaoke, pajak Panti pijat, pajak warung Warnet, pajak Billyard, pajak Kolam renang, dan pakjak
salon.
Table IV.3 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2007
Universitas Sumatera Utara
No Uraian Target APBD
tahun Target APBD
bulan Realisasi
1 Bioskop
2.460.3000.000 205.000.000
2.486.613.600 101,08
2 Salon
561.732.000 46.811.000
584.976.800 104,14
3 Panti pijat
627.000.000 57.000.000
896.828.541 143,03
4 Mandi uap
279.315.000 25.365.000
3.580.398 1,28
5 Video game
2.868.300.000 239.000.000
3.176.498.756,36 110,76 6
Karaoke 397.500.000
34.500.000 316.687.737
83,45 7
Diskotik 71.500.000
6.500.000 52.363.000
73,23 8
Billyard 263.832.000
21.986.000 267.432.213,08
97,57 9
K. renang 300.000.000
25.000.000 282.969.200
94,32 10
Warung internet
110.100.000 9.175.000
81.404.400 73,94
11 P. kesenian
373.321.000 31.110.083,33
243.626.400 65,26
12 Sirkus
acrobat 42.000.000
3.500.000 -
0,00 13
P. olah raga 18.000.000
1.500.000 -
0,00 8.354.000.000
706.447.083,33 8.382.597.036,24 100,35
Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Pada tahun 2007 terjadi peningkatan dengan APBDtahun sebesar Rp
8.354.000.000,00 dan target APBD?bulan sebesar Rp 706.447.083,33 pada tahun 2007 ini jumlah realisasi melebihi target yaitu Rp 8.382.957.036,24 dengan persentase 100,35.
Table IV.4 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2008
No Uraian
Target APBD tahun Target APBD
bulan Realisasi
1 Bioskop
2.530.000.000 210.833.333,33 3.152.850.000
124,62 2
P. seni music tari busana
379.033.000 31.586.038,33
213.021.100 56,20
3 Diskotik
71.500.000 5.958.333,33
97.802.999,80 136,79
4 Karaoke
407.500.000 33.958.333,33
401.259.150,30 98,47
5 Siskus acrobat
sulap 42.000.000
3.500.000 98.166.250
233,73 6
Billyard 323.832.000
26.986.000 303.529.500
93,73
Universitas Sumatera Utara
7 P. ketangkasan
3.150.000.000 262.500.000
3.018.370.700 95,82
8 Panti pijat
821.000.000 68.416.666,67
812.791.198,73 99,00
9 Mandi uap
SPA 129.015.000
10.751.250 125.946.460,40
97,62 10
P. olah raga 12.000.000
1.000.000 -
- 11
Salon 609.732.000
50.811.000 713.725.780
117,06 12
Permainan internet
134.100.000 11.175.000
110.975.000 82,76
13 K. renang
311.988.000 25.999.0000
346.282.500 110,99
8.921.700.000 743.475.000
9.394.720.639,23 105,30 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2008
Pada tahun 2008 terjadi peningkatan dengan APBDtahun Rp8.921.700.000,00 dan target APBDbulan sebesar Rp 743.475.000,00. Pada tahun 2008 inijumlah realisasinya
melebihi target yaitu Rp 9.394.720.639,23 dengan persentase 105,30. Berdasarkan data dari realisasi dan target pajak hiburan terhadap APBD kota
Medan dapat dilihat apakah terjadi pencapaian target atau tidak. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh kepala seksi pembukuan dan verifikasi Ibu Sabrina Kataren, SH :
“ Realisasi target pajak hiburan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 mengalami peningkatan dalam realisasi target yang ditetapkan, namun tahun 2009
terjadi penambahan target tapi dalam realisasinya kurang tercapai dan terjadi penurunan persentase dari tahun sebelumnya dimana target pajak hiburan tahun
2009 ± Rp 10 Milliar”.
Realisasi pencapaian target pajak hiburan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 secara rata-rata mencapai target, namun masih banyak jenis pajak hiburan yang belum
mencapai target. Adapun jenis pajak yang belum mencapai target adalah pajak Pagelaran
Universitas Sumatera Utara
seni music, tari busana, pajak Karaoke, pajak Billiyard, pajak Permainan ketangkasan, pajak panti pijat, pajak mandi uap Spa, dan pajak permainan internet.
Adapun yang menjadi kendala yang dihadapi Dispenda dalam merealisasikan jenis- jenis pajak yang belum terealisasikan tersebut adalah beberapa penyelenggaraan atas
hiburan tidak berjalan lagi atau dengan kata lain sudah tidak diselenggarakan lagi.
4. Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan terhadap Pemasukan PAD
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan APBD tahun sebesar Rp 9.556.580.000,00 dan target APBD bulan sebesar Rp 796.381.666,67. Pada tahun 2009 realisasinya kurang
memenuhi target yaitu Rp 8.993.349.705,22 dengan persentase 94,11. Target APBD yang sulit direalisasikan pada tahaun 2009 dapat dilihat pada tebel
berikut ini :
Tabel IV.5 : Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2009
No Uraian
Target APBD Tahun
Target APBD Bulan
Realisasi 1
Tontonan Film
Bioskop 2.644.000.000
Rp 220.333.333,33
Rp 2.947.260.000 111,47
2 Pangelaran
Seni Musik Tari
Busana Rp
296.533.000 Rp 24.711.083,33 Rp 168.315.500
56,76
3 Diskotik
Rp 90.000.000
Rp 7.500.000 Rp 111.021.899,60
123,36 4
Karaoke Rp
519.000.000 Rp 43.250.000
Rp 972.979.495,41 187,44
5 Sirkus
Akrobat Sulap
Rp 42.000.000 Rp 3.500.000
--- ---
Universitas Sumatera Utara
6 Permainan
Bilyard Rp 329.832.000
Rp 27.486.000 Rp 197.628.000
59,92 7
Permaianan Ketangkasa
n Rp
3.348.000.000 Rp 279.000.000
Rp 2.600.194.700,01
77,66
8 Panti Pijat
Refleksi Rp 878.000.000
Rp 73.166.666,67 Rp 566.956.159,20 64,57
9 Mandi Uap
SPA Rp 196.015.000
Rp 16.334.583,33 Rp 317.736.951 162,10
10 Pertandinga
n Olah Raga Rp 12.000.000
Rp 1.000.000 Rp 16.200.000
135,00 11
Salon Kecantikan
Wisma Pangkas
Rp 723.723.000 Rp 60.311.000
Rp 585.494.000 80,90
12 Permainan
Internet Rp 147.480.000
Rp 12.290.000 Rp 124.740.000
84,58 13
Kolam Renang
Taman Rekreasi
Rp 329.88.000 Rp 27.499.000
Rp 385.005.000 116,67
TOTAL Rp
9.556.580.000 Rp
796.318.666,67 Rp
9.995.090.144,30 104,59
Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2009 Sebagai data pendukung, di bawah ini peneliti memberikan data tabel realisasi pajak
hiburan pada tahun 2005 samapai dengan tahun 2009, yaitu :
Tabel IV.6 : Target dan Realisasi Pajak HiburanTahun Anggaran 2005- 2009
No Tahun Target APBD
Tahun Target APBD
Bulan Realisasi
1 2005
Rp 7.250.641.215 Rp 604.220.101,22
Rp 7.257.170.956,92 100.09
2 2006
Rp 7.975.705.000 Rp 674.631.666,67
Rp 7.998.696.250,60 100,29
3 2007
Rp 8.354.000.000 Rp 706.447.083,33
Rp 8.382.957.036,24 100,35
4 2008
Rp 8.921.700.000 Rp 743.475.000,00
Rp 9.394.720.639,23 105,30
5 2009
Rp. 9.556.580.000 Rp 796.381.666,67
Rp 9.995.090.144,30 104,59
Universitas Sumatera Utara
Sumber Data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2005-2009
Pada tahun 2005 sd 2009 realisasi peenerimaan pajak daerah Kota Medan selama 5 lima tahun, dimana pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008 realisasi penerimaan pajak
hiburan telah mencapai target pada tahun 2005 sebesar 100,4, 2006 sebesar 100,08, tahun 2007 sebesar 100,88 dan tahun 2008 sebesar 105,30. Sedangkan tahun 2009
realisasi penerimaan pajak hiburan mencapai target sebesar 104,59, walaupun mengalami penurunan dari realisasi penerimaan pajak hiburan pada tahun 2008.
Selain realisasi penerimaan pajak hiburan, peneliti akan memberikan data kontribusi pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD . Kontribusi pajak hiburan terhadap
Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel IV.7 : Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap PAD Tahun Anggaran 2007-2008
No Uraian
Target APBD 2007
Realisasi Target APBD
2008
I. Pajak Daerah 181.084.130.000 180.793.101.981,48 99,84 197.114.410.400
1. Pajak Hotel
18.553.500.000 19.717.665.589,08
106,27 19.481.175.000 2.
Pajak Restoran 36.756.400.000
37.254.977.247,70 101,36 38.594.220.000
3. Pajak Hiburan
8.354.000.000 8.331.428.896,00
99,73 8.771.700.000
4. Pajak Reklame
8.461.730.000 16.010.834.506,70
189,21 13.700.060.400 5.
Pajak Penerangan
Jalan 105.431.500.000 95.798.609.772,00
90,86 112.863.905.000
6. Pajak Parkir
3.527.000.000 3.679.585.970,00
104,33 3.703.350.000
II. Retribusi Daerah
136.839.582.000 119.899.373.351,13 87,62 141.054.830.200
7. Retribusi Jasa
Umum 95.854.576.000
83.177.974.660,00 86,78
96.777.442.900 8.
Retribusi Jasa Usaha
13.916.545.000 12.730.039.809,87
91,47 14.571.070.000
9. Ret. Perizinan 27.068.461.000
23.991.358.881,26 88,63
29.707.317.300
Universitas Sumatera Utara
tertentu
III. Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
4.150.000.000 4.122.236.969,88
99,33 4.150.000.000
IV. Lain-lain PAD yang
Sah
2.190.073.000 9.987.398.694,89
45,60 2.190.073.000
Pendapatan Asli Daerah
324.263.785.000 314.802.110.997,38 97,08 344.509.313.600
Sumber Data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Berdasarkan tabel Pendapatan Asli Daerah tersebut maka dapat diketahui seberapa
besar sumbangan pajak hiburan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah. Adapun sumbangan atau kontribusi pajak hiburan terhadap PAD dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.8 : Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2007
No Uraian
PAD Tahun 2007 Kontribusi
1. Pajak hiburan
Rp 314.802.110.997,38 Rp 8.331.428.896,00
2,4 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, 2007
Dari data tersebut pajak hiburan memberikan kontribusi dalam pemasukan Pendapatan Asli Daerah dari sisi penerimaan pajak daerah sebesar 2,4. Dengan demikian
pajak hiburan dapt diperhitungkan dalam menambah PAD kota Medan. Apalagi kota Medan memiliki jenis hiburan yang banyak yang secara otomatis apabila dikelola dengan
Universitas Sumatera Utara
baik akan sangat membantu Pemerintah Daerah Kota Medan melalui Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
Table IV.9 : Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2008
No Uraian
PAD Tahun 2008 Kontribusi
1. Pajak hiburan
Rp 344.509.313..600,00 Rp 8.771.700.000,00
2,5
Pada tahun 2007 pajak hiburan mengalami peningkatan dalam memberikan sumbangan dalam pemasukan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan, yaitu sebesar 0,1.
Pencapaian realisasi pajak hiburan ini tidak terlepas dari peranan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan juga kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban pajaknya.
Berikut data realisasi dan target PAD kota Medan tahun 2008 sd 2009
Tabel IV.10 : Realisasi Target PAD Kota Medan Tahun 2008-2009
No Uraian
Target APBD 2008
Realisasi Target APBD
2009
I. Pajak Daerah
203.940.233.142 216.792.881.404,23 106,30 210.443.615.942
1. Pajak Hotel
20.455.233.700 24.864.938.225,86 121,56
24.477.995.000 2.
Pajak Restoran 40.523.931.000
43.026.546.385,34 106,18 42.550.127.000
3. Pajak Hiburan
8.921.700.000 9.394.720.639,23 105,30
9.171.700.000 4.
Pajak Reklame 17.286.945.942
21.636.788.569,80 125,16 17.286.945.942
5. Pajak
Penerangan Jalan
112.863.905.000 113.584.359.914 106,64 212.863.905.000
6. Pajak Parkir
3.888.517.500 4.285.530.670 110,21
4.082.943.000
II. Retribusi Daerah
98.307.442.900 99.570.568.879 101,28
98.307.442.900
7. Retribusi Jasa 15.210.175.450
12.511.969.602,77 82,26
16.906.540.675
Universitas Sumatera Utara
Umum 8.
Retribusi Jasa Usaha
30.329.321.997 29.126.185.734,65
96,03 31.865.753.460
9. Ret. Perizinan
tertentu 6.160.560.066
4.910.560.066,74 79,71
6.160.560.066
III. Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
2.190.073.000 28.040.732.526,05
1280,3 6
2.304.976.000
IV. Lain-lain PAD yang
Sah
2.190.073.000 9.987.398.694,89
45,60 2.190.073.000
Pendapatan Asli Daerah
356.173.806.555 390.952.898.213,44 213,44 365.978.889.043
Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, 2009 Dari data-data tesebut di atas dapat dilihat seberapa besar kontribusi pajak hiburan
terhadap pencapaian PAD kota Meda. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Kepala Sub Dinas Penagihan Bapak Simbolon , beliau mengatakan :
“Pajak hiburan adalah salah satu pendukung untuk pencapaian PAD kota Medan di samping pajak-pajak lainnya, dimana Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan harus
bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Pajak hiburan juga merupakan salah satu sumber penerimaan PAD yang patut diperhitungkan”.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti, bisnis hiburan memang patut diperhitungkan sebagai kontributor Pendapatan Asli Daerah di Kota Medan. Kontributor
sektor pajak hiburan ini termasuk andalan pasokan Pendapatan Asli Daerah bagi pemerintah Kota Medan. Apalagi Kota Medan termasuk lima besar kota terbesar di
Indonesia tentunya mobilitas perekonomian cukup berjalan tinggi dimana dengan banyaknya tersedia hiburan akan mendatangkan penerimaan yang banyak bagi Pendapatan
Asli Daerah, berarti makin banyak hiburan akan makin banyak penerimaan yang diperoleh. Sampai saai ini kontribusi terbesar bisnis hiburan diperoleh lewat pajak hiburan.
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh lewat pajak hiburan berasal dari pengunjung atau penonton yang mendatangi tempat-tempat hiburan.
Kontribusi pajak hiburan yang selama ini dipungut tentunya akan menambah Pendapatan Asli Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
bermanfaat bagi proses pembiayaan pembangunan dan juga digunakan untuk berbagai pelayanan umum yang berguna untuk menambah keindahan pembangunan Kota Medan.
Oleh karena itu, hiburan diharapkan dapat menambah pemasukan ke kas daerah dari sisi penerimaan pajak hiburan.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaam Pajak Hiburan
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, dalam pencapaian realisasi target melihat ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi penerimaan pajak hiburan
di Kota Medan, antara lain yaitu : 1.
Banyaknya konser yang diselenggarakan di Kota Medan memberikan pengaruh dan kontribusi yang tidak sedikit bagi penerimaan pajak hiburan di Kota Medan.
2. Cuaca.
Apabila cuaca cerah, maka keinginan subjek pajak untuk menikmati hiburan akan semakin banyak, dengan demikian penerimaan pajak hiburan pun akan meningkat
seiring dengan banyaknya subjek pajak yang menikmati hiburan.
Universitas Sumatera Utara
3. Hari libur sekolah
4. Investasi dari dalam maupun luar negeri
5. Banyaknya hiburan-hiburan yang berdiri di Kota Medan maupun daerah di sekitar
Kota Medan
6. Permasalahan yang dihadapi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Pada tahun 2009, penerimaan pajak hiburan mengalami permasalahan yang mengakibatkan terjadinya penurunan penerimaan dari pajak hiburan sehingga
mengakobatkan target APBD sulit untuk direalisasikan. Adapun yang menjadi permasalahan tersebut antara lain :
1. Banyaknya wajib pajak menutup usaha hiburannya dikarenakan situasi dsan kondisi
ekonomi yang kurang kondusif. 2.
Adanya wajib pajak yang tidak mengetahui kapan pembayaran dilakukan sehingga menyebabkan wajib pajak terlambat membayar dikarenakan kurangnya sosialisasi
dari petugas pajak. 3.
Adanya wajib pajak yang tidak patuh atau mengelakan yaitu dengan melakukan penunggakan pembayaran pajak.
4. Tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah dalam memenuhi kewajiban
perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
Selain hal tersebut di atas yang menjadi permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang diungkapkan oleh Kepala Sub Dinas
Penagihan Bapak Simbolon , yaitu : “ Kendala yang dihadapi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah terjadinya
kesalahan pemeriksaan tim fiskus terhadap wajib pajak karena kurang sesuai dengan laporan keuangan perusahaan penyelenggara hiburan, sehingga adanya
wajib pajak yang mengajukan keberatan dan kendala yang lain adalah besarnya persentase tarif pajak yang dikenakan terhadap wajib pajak dimana tarif dikenakan
terhadap pembiayaan perusahaan “.
Dan dari wawancara yang dilakukan, hal tersebut dipertegas oleh Kepala Seksi Pertimbangan dan Keberatan Bapak Drs. Nawawi dengan mengungkapkan sanksi-saksi
apabila terjadi , beliau menjelaskan : “ Dalam pembayaran pajak hiburan seringkali wajib pajak melakukan penunggakan
pembayaran pajak, yaitu bisa berupa kelalaian wajib pajak untuk menyetorkan pajaknya ke Dispenda Kota Medan, hal ini disebabkan sibuknya para pengusaha
hiburan atau wajib pajak sehingga tidak ada waktu untuk mengantarkan pembayaran pajaknya ke Dispenda kota Medan. Untuk mencegah hal ini maka
wajib pajaak akan dikenakan sanksi yaitu berupa sanksi administrasi dengan memberikan surat peringatan dan atau surat tegoran, sanksi lainnya dapat berupa
denda, biasanya dikenakan denda tambahan bunga sebesar 2 tiap bulannya dari jumlah pajak yang tertunggak”.
7. Upaya-upaya Dinas Pendapatan daerah Kota Medan dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Hiburan
Agar target penerimaan pajak hiburan yang telah ditetapkan dapat tercapai atau adanya peningkatan penerimaan dari sisi penerimaan pajak hiburan, maka Dinas
Pendapatan daerah Kota Medan perlu melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Mengoptimalkan sosialisasi kepada wajib pajak, masyarakat pada umumnya dan
pengusaha pengelola hiburan pada khususnya, karena salah satu kendala dalam pembayaran pajak hiburan adalah kurangnya kesadaran dari wajib pajak yang
disebabkan kekurangtahuan wajib pajak akan pajak hiburan. 2.
Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dengan prinsip mitra kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Mengoptimalakan penerimaan pajak hiburan dari subjek dan objek pajak hiburan
yang telah dicapai. 4.
Menjalin dan memantapkan koordinasi kerja antara petugas pemungut pajak dengan wajib pajak.
5. Meningkatkan sistem pengawasan yang dilakukan oleh pegawai Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan yang secara langsung turun ke lapangan untuk memantau objek-objek pajak hiburan dan omset penyelenggaraan peengelolaan hiburan.
6. Melakukan pemeriksaan atau verifikasi.
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. Apabila pada saat
dilakukan pemeriksaan, petugas pajak menemukan suatu hal kejanggalan atau hal yang tidak wajar maka petugas pajak boleh melaksanakan pemeriksaan atas
Universitas Sumatera Utara
wewenang kepala daerah. Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor atau di tempatwajib pajak di lingkup pemeriksaanya dapat meliputi tahun-than lalu atau
tahun berjalan. Namun bila wajib pajak tidak dapat memenuhi kewajibanya yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak, maka dapat dikenakan penetapan secara
jabatan. Wajib pajak yang diperiksa wajib :
a. Memperlihatkan catatan atau dokumen yang menjadi dasar yang
berhubungan dengan objek pajak atau subjek pajak yang terutang. b.
Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
c. Memberikan keterangan yang diperlukan dalam pemeriksaan.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan tersebut di atas tidak akan dapat tercapai apabila tidak terjalinhubungan yang baik antara pegawai
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang melakukan tugas pemungutan pajak hiburan dengan wajib pajak hiburan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala seksi Pertimbangan dan Keberatan Bapak Drs. Nawawi yang mengatakan :
“ Hubungan antara wajib pajak dengan pegawai Dispenda yang melakukan penagihan pajak hiburan bagus atau tidak ada masalah, dimana Dispenda menjalankan
tugas dan ungsinya sesuai dengan kewajibannya yang diatur dalam Peraturan Daerah, dan wajib pajak menjalankan kewajibannya untuk membayar pajak”.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya hubungan yang bain antara pegawai Dinas Pendapatan daerah Kota Medan dengan wajib poajak akan sangat membantu Dispenda Kota Medan dalam
merealisasikan taget yang harus dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada sisi Pendapatan Asli Daerah kota Meda.
Dengan tercapainya taget dari penerimaan pajak hiburan akan dapat membantu pemerintah kota Medan dalam pembiayaan atau pendanaan pembangunan dan pegembangan kota
Medan dan juga dalam rangka meningkatkan kehidupan ekonomi ndan sosial masyarakat kota Medan.
BAB V ANALISA DATA
V.1 Kebijakan Perpajakan Penetapan Tarif