Kelompok Jabatan Fungsional Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Hasil Penelitian

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas pendapatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. 1. Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari jumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliaanya. 2. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. 3. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah. 4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Table III.1 : Komposisi Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2009 No Bagian Subdinas Bendahara Swakelola Jumlah 1. Kepala Dinas 1 Orang 2. Bagian Tata Usaha 22 Orang 3. Subdis Program 11 Orang 4. Subdis Pendataan dan Penetapan DATAP 53 Orang Universitas Sumatera Utara 5. Subdis Penagihan 29 Orang 6. Subdis Retribusi dan Pendapatan lain-lain 21 Orang 7. Subdis Bagi Hasil Pendapatan BHP 66 Orang 8. Bendahara Penerima Pengeluaran 22 Orang 9. Pemegang Barang 6 Orang 10. Pemegang Barang Berharga 5 Orang 11. Pegawai Honor Swakelola dan Security 80 Orang Jumlah PNS dan Pegawai Honor 316 Orang Sumber Data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2009 Keterangan : Pegawai Negeri Sipil : 236 Orang Pegawai Swakelola : 80 Orang Jumlah TNI yang Dikaryakan : 1 Orang Subdis Penagihan Jumlah Pegawai DISPENDA : 317 Orang Keterangan tambahan : a. Golongan IVc : 1 Orang b. Golongan IVb : 4 Orang c. Golongan IVa : 5 Orang d. Golongan IIId : 35 Orang e. Golongan IIIc : 25 Orang Universitas Sumatera Utara f. Golongan IIIb : 78 Orang g. Golongan IIIa : 39 Orang h. Golongan IId : 21 Orang i. Golongan IIc : 17 Orang j. Golongan IIb : 3 Orang k. Golongan IIa : 8 Orang BAB IV PENYAJIAN DATA

IV.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini peneliti akan menyajikan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan yang akan dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber Universitas Sumatera Utara tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang akan disajikan dalam bab penyajian data ini adalah

1. Kebijakan Perpajakan Penetapan Tarif Pajak Hiburan

Penetapan tarif pajak hiburan yang dikenakan terhadap jenis-jenis pajak hiburan yang ada di kota Medan telah ditetapkan dalam Peratutan Daerah No. 12 Tahun 2003 tentang pajak Daerah kota Medan. Untuk lebih mengetahui bagaimana penetapan tarif yang dikenakan untuk setiap jenis pajak hiburan kota Medan, maka penulis melakukan wawancara dengan para informan yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang dianggap kompeten mengetahui pengenaan tarif untuk setiap bidang hiburan. Maka, pertama sekali peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sub Dinas Penagiahan Bapak Simbolon mengenai pengenaan tarif pajak hiburan yang dikenakan terhadap subjek pajak hiburan, beliau menjelaskan : “Pajak Hiburan merupakan salah satu penyumbang PAD dari sisi penerimaan pajak hiburan, dimana dalam pemungutan pajak hiburan dikenakan tarif untuk masing- masing jenis pajak hiburan. Penetapan tariff pajak sudah ditetapkan dalam Perda No. 12 Tahun 2003 tantang Pajak Daerah Kota Medan, dan tarif yang dikenakan terhadap subjek pajak sudah sesuai dengan Perda, namun tariff pajak yang dikenakan dirasakan masyarakat pada umumnya dan pengusaha hiburan pada khususnya cukup berat “ Kita ketahui bahwa tarif yang dikenakan untuk setiap jenis pajak hiburan mempunyai persentase yang berbeda. Adapun yang menjadi pertimbangannya adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Seksi Penagihan dan Perhitungan Ibu Wina A. Tarigan : Universitas Sumatera Utara “Pertimbangan mengapa adanya perbedaan pengenaan tarif untuk masing-masing jenis pajak hiburan adalah kerena meelihat banyaknya jenis pajak hiburan yang ada di kota Medan, dimana tiap-tiap jenis pajak hiburan memiliki potensi dan memberi kontribusi yang berbeda-beda sehingga ditetapkan tarif yang berbeda untuk tiap jenis pajak huburan, dan masing-masing tarifnya sudah ditetapkan dalam Perda No. 12 Tahun 2002 tentang Pajak Daerah Kota Medan “. Masih dalam masalah tarif pajak hiburan, perlu juga dilihat apakah tarif yang dikenakan terhadap subjek pajak hiburan yaitu masyarakat pada umumnya dan pengusaha pada khususnya sudah sesuai dengan kemampuan dan juga dilihat dari prinsip keadilan. Dari hasil wawancara yang dilakukan, Kepala Sub Dinas Penagihan Bapak Simbolon menjelaskan : “…..tarif yang dikenakan dirasakan masyarakat cukup berat, tapi belum ada yang menyampaikan rasa keberatannya terhadap besarnya tariff hanya saja para pengusaha menyampaikannya secara lisan saja”. Namun, berbeda dengan penjelasan yang diberikan oleh Kepala Seksi Penagihan dan Perhitungan Ibu Wina A. Tarigan yaitu : ” Pengenaan tarif terhadap masing-masing jenis pajak hiburan sudah sesuai, karena pengklasifikasian pajak sudah berdasarkan data dan fakta yang ada dilapangan”. Dalam hal ini peneliti juga langsung menanyakan kepada subjek pajak hiburan yaitu salah seorang pengusaha hiburan jenis Billiard di kota Medan Bapak Sinuhaji , dimana beliau mengungkaapkan : “Tarif pajak hiburan yang dikenakan khususnya billiard saya rasa cukup berat, dimana kami masih banyak biaya-biaya yang harus kami keluarkan ditambah lagi gaji karyawan setiap bulannnya “. Universitas Sumatera Utara

2. Kebijakan Perpajakan Daerah Dalam Pengelolaan Pajak Hiburan

Pengelolaan Pajak Hiburan adalah proses pengelolaan pajak hiburan yang dilakukan dengan kegiatan pengelolaan, yang pertama pemungutan, yaitu suatu rangkaian mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya. Kedua pembukuan, yaitu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan. Ketiga pemeriksaan pajak hiburan, yaitu menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan daerah tentang pajak hiburan. Adapun sistem pengelolaan pajak hiburan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan seperti yang dijelaskan oleh Kepala Sub Dinas Penagihan Bapak Simbolon : “ Sistem pengelolaaan pajak hiburan dalam pemungutannya terdapat dua sistem, yaitu system self assessment dan system official assessment. System self assessment adalah dimana pemungutan pajak hiburan berdasarkan atas perhitungan sendiri wajib pajak setiap bulannnya dan dilakukan verifikasi pemeriksaan perhitungan oleh Dinas pendapatan Daerah Kota Medan, sedangkan system official assessment adalah pemungutan dan perhitungan atas pajak hiburan berdasarkan ketetapan dimana pajak ditetapkan dan dihitung oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan berdasarkan taksasi-taksasi setiap bulannya”. Hal ini juga dipertegas dengan penjelasan kepala seksi Pertimbangan dan Keberatan Bapak Drs. Nawawi dengan menjelaskan : “ ….. System self assessment merupakan menghitung pajak sendiri, membuat pembukuan dan melaporkan sendiri beban pajak hiburan, sedangkan system official assessment pengenaan dan perhitungan dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Adapun yang menjadi ketentuaanya adalah system self assessment apabila omset rata-rata penghasilah dari penerimaan penyelenggaraan hiburan di atas Rp 300 juta per tahun dan biasanya wajib pajak mempunyai pembukuan yang Universitas Sumatera Utara lengkap, dan mempunyai kas register. Ketentuan dengan system official assessment adalah pajak-pajak yang rendah menurut ketentuan perundang-undangan yaitu di bawah omset Rp 300 juta setiap tahunnya, dan wajib pajak tidak mempunyai pembukuan dan tidak mempunyai kas register”.

1. Pemungutan

Pemungutan adalah suatu rangkaian mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi serta pengawasan penyetorannya. A. Pendaftaran dan Pendataan 1. Kegiatan pendaftaran dan pendataan untuk WP baru dengan cara penetapan Kepala Daerah Official Assesment terdiri dari : a. Pendaftaran terdiri dari : 1 Menyiapkan formulir pendaftaran WP 2 Mengirimkan formulir pendaftaran kepada WP setelah dicatat dalam Daftar Formulir Pendaftaran 3 Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran WP yang telah diisi oleh WP atau yang diberi kuasa : a Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap dalan Formulir Pendaftaran diberi tanda dan tanggal penerimaan dan selanjutnya dicatatat dalam Daftar Induk WP, daftar WP per golongan, serta dibuatkan kartu NPWPD, Universitas Sumatera Utara b Apabila belum lengkap Formulir Pendaftaran dan lampirannya dikembalikan kepada WP untuk melengkapi. b. Pendataan terdiri dari : 1 Menyiapkan Formulir pendataan SPTPD 2 Menyiapkan Formulir Pendataan SPTPD kepada WP setalah dicatat dalam darter SPTPD.menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendataan SPTPD yang telah diisi oleh WP atau yang diberi kuasa : a Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar Formulir Pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan. b Apabila belum lengkap Formulir Pendataan SPTPD dan lampirannya dikembalikan kepada WP untuk melengkapi. 2. Kegiatan pendaftaran dengan cara dibayar sendiri self Assesment terdiri dari : a. Menyiapkan formulir pendaftaran b. Menyerahkan Formulir Pendaftaran kepada WP setelah dicatat dalam daftar Formulir Pendaftaran c. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran yang telah diisi oleh WP dan atau yang diberi kuasa : 1 Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar Formulir Pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan selanjutnya dicatat dalam Daftar Induk WP, Daftar WP per golongan serta dibuatkan Kartu NPWPD, 2 Apabila belum lengkap Formulir Pendataan SPTPD dan lampirannya dikembalikan kepada WP untuk melengkapi. Universitas Sumatera Utara 3. Kegiatan pendataan dengan cara penetapan Kepala Daerah Official assessment untuk wajib pajak yang sudah memiliki NPWPD terdiri dari : a. Menyiapkan Formulir pendataan SPTPD berdasarkan dafter WP, b. Menyerahkan formulir pendataan SPTPD kepada WP setalah diisi dalam Daftar SPTPD, c. Menerima dan memeriksa kelengkapan formulir pendataan yang telah diisi oleh WP atau yang diberi kuasa : 1 Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar Formulir Pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan. 2 Apabila belum lengkap Formulir Pendataan SPTPD dan lampirannya dikembalikan kepada WP untuk melengkapi. d. Mencatat data pajak daerah ddalam kartu data untuk selanjutnya diserahkan kepada Unit Kerja yang membidangi untuk proses penetapan, e. Formulir dan daftar yang dipergunakan adalah Formulir SPTPD dan Kartu Data. 4. Kegiatan pendataan dengan Cara Dibayar Sensiri self Assesment untuk WP yang sudah memiliki NPWPD terdiri dari : a. Menyerahkan Formulir pendataan SPTPD , b. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendataan SPTPD yang telah diisi oleh WP atau yang diberi kuasa : 1 Apabila pengisiaanya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar Formulir Pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan. 2 apabila belum lengkap, SPTPD dikembalikan kepada WP untuk melengkapi. Universitas Sumatera Utara c. Mencatat data pajak daerah dalam Kartu Data ke dalam daftar SPTPD WP Self assessment. d. Formulir yang dipergunakan adalah daftar SPTPD WP Se;f Assesment B. Penetapan 1. Kegiatan Penetapan dengan cara Penetapan Kepala Daerah Official Assesment terdiri dari : a. Membuat nota perhitungan Pajak Daerah atas dasar Kartu Data, b. Menyerahkan kembali kartu Data kepada Unit Kerja yang membidangi Pendataan setalah pembuatan Nota Perhitungan pajak daerah selesai, c. Menerbitkan SKPD atau SKPDT jika terdapat tambahan objek pajak yang sama sebagai akibat dditemukannya data baru atas dasar Nota Perhitungan Pajak Daerah dan membuat Daftar SKPD SKPDT, d. SKPD SKPDT ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja Penetapan sesuai nama dan daftar SKPD SKPDT ditandatangani oleh Unit Kerja yang membidangi Penetapan dan disipakan tanda terimanya, e. Menyerahkan copy daftar SKPD SKPDT kepada Unit Kerja yang membidangi Pembukuan Penerimaan, Unit Kerja yang membidangi Penagihan, Unit Kerja Perncanaan dan Pengendalian Operasional P²O, f. Menyerahkan SKPD SKPDT kepada wajib Pajak, g. Apabila SKPD SKPDT yang diterbitkan tidak atau kurang dibatar setelah lewat waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak SKPD SKPDT diterima, dikenakan Universitas Sumatera Utara sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen tiap bulan dengan menerbitkan STPD. 2. Kegiatan penetapan dengan cara dibayar sendiri self Assesment terdiri dari : a. Setelah wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SPTPD dicatat dalan Kartu Data, b. Membuat Nota Perhitungan pajak atas dasar kartu data dan hari pemeriksaan atau keterangan lain, dengan cara menghitung jumlah pajak terutang dan jumlah kredit pajak yang diperhitungkan dalam Kartu Data, c. Jika pajak terutang kurang atau tidak dibayar maka diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar SKPDKB , d. Jika tidak terdapat selisih antara pajak terutang dan kredit pajak, maka diterbitkan Surat Kettetapan Pajak Daerah Nihil SKPDN , e. Jika terdapaat tambahan objek pajak yang sama sebagai akibat ditemukannya data baru, maka diterbitkan Surat Ketetapan pajak daerah Kurang Bayar Tambahan SKPDKBT , f. Jika terdapat kelebihan pembayaran pajak terutang, maka diterbitkan Surat ketetapan Pajak daerah Lebih Bayar SKPDLB , g. Setelah pembuatan Nota Perhitungan Pajak selesai, selanjutnya menyerahkan kembali kartu data kepada Unit Kerja Pendataan, h. Menerbitkan Daftar SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB dan SKPDN atas dasar surat Ketetapan Pajak daerah tersebut di atas, Universitas Sumatera Utara i. Surat Ketetapan ditandatangani oleh kepala Unit Kerja Penetapan atas nama Kadipenda dan daftar Ketetapan tersebut di atas ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja Penetapan dan masing-masing disipakan tanda terimanya, j. Menyerahkan copy daftar Surat Ketetapan di atas Unit Kerja Pembukuan dan Penerimaan, Unit Kerja Penagihan, Unit Kerja Perencanaan dan Pengendalian Operasional, k. Menyerahkan kepada Wajib Pajak berupa SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, kemudian WP menandatangani masing-masing tanda terima dan mengembalikannya, l. Jumlah pajak terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25 dua puluh lima persen dari pokok pajak dan jumlah pajak terutang dalam SKPDKBT dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100 seratus persen dari pokok pajak, m. Apabila SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN yang diterbitkan tidak atau kurang bayar setelah lewat waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN diterima, dapat memberikan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen tiap bulan dengan menerbitkan STPD. 3. Kegiatan Penetapan secara Jabatan terdiri dari : a. Membuat Nota Perhitungan Pajak atas dasar Kartu data dari hasil pemeriksaan dan atau keterangan lain, karena SPTPD tidak disampaikan dan telah disampaikan Surat Tuguran untuk memasukkan SPTPD, Universitas Sumatera Utara b. Menyerahkan kembali Kartu Data kepada Unit Kerja Pendataan setelah pembuatan Nota Perhitungan Pajak daerah selesai, c. Menerbitkan SKPD SKPDKB dan membuat daftar SKPD SKPDKB atau dasar Nota Perhitungan Pajak Daerah, d. SKPD SKPDKB ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja Penetapan atas nama Kadipenda dan Daftar SKPD SKPDKB ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja Penetapan, e. Menyerahkan copy daftar SKPD SKPDKB kepada Unit Kerja Pembukuan Penerimaan, Unit Kerja Penagihan, Unit Kerja Perencanaan dan Pengendalian Operasional P²O, f. Menyerahkan SKPD SKPDKB kepada WP kemudian WP menandatangani, g. Apabila SKPD SKPDKB yang diterbitkan tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak SKPD SKPDKB diterima dapat memberikan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen tiap bulan dengan menerbitkan STPD. C. Kegiatan Penyetoran 1. kegiatan penyetoran melalui bendaharawan khusus penerima BKP terdiri dari: a. BKP menerima setoraan disertai Surat Ketetapan Pajak Daerah dengan Media SSPD, b. Selanjutnya setalah SSPD tersebut divalidasi dicap, aslinya disertai SKPD dikembalikan ke WP yang bersangkutan, Universitas Sumatera Utara c. Berdasarkan SSPD yang telah divalidasi dengan register atau dicap, dicatat dan dijumlahkan dalam buku pembantu Penerimaan sejenis melalui BKP dan selanjutnya dibukukan dalam Buku Kas Umum, d. BKP menyetorkan uang ke Kas daerah secara harian yang disertai bukti etoran Bank, e. BKP secara periodikal bulanan menyiapkan laporan realisasi penerimaan dan penyetoran uang yang ditandatangani oleh kepala Dinas Pendapatan Daerah, f. Mendistribusikan : 1 Media setoran yang telah divalidasi ke Unit kerja Pembukuan Pelaporan, 2 Buku Pembantuan Penerimaan sejenis ke Unit Kerja Pembukuan Unit kerja Penagihan serta Unit Kerja Pendataan, 3 Laporan Realisasi Penerimaan dan penyetoran uang kepada Kepala Daerah Kadipenda, Unit Kerja Perencanaan dan Pengendalian Operasional. 2. kegiatan penyetoran melalui Kas daerah terdiri dari : a. Kas Daerah menerima uang dari WP disertai dengan media Surat ketetapan dan media penyetoran SSPD dan bukti setoran bank, b. Selanjutnya setalah SSPD ditandatangani dan dicap oleh Pejabat kas daerah, maka lembar pertama dari SSPD dan bukti setoran bank diserahkan kembali kepada WP, c. 2 dua lembar tindasan SSPD dikirim oleh Kas Daerah ke BKP Dipenda yang dilampiri bukti setoran bank, d. BKP setalah menerima media penyetoran yang telah dicap oleh kas daerah dicatat dan dijumlahkan dalam Buku Pembantuan Penerimaan Sejenis melalui Kas Umum, Universitas Sumatera Utara e. BKP secara periodikal bulanan membuat Laporan Realisasi Penerimaan dan Penyetoran uang yang ditandatangani oleh Kadipenda, f. Mendistribusikan : 1 Lembar SSPD yang telah ditandatangani dicap Kas daerah kepada Unit Kerja Peembukuan dan Pelaporan, 2 Lembar Buku Pembantu Penerimaan Sejenis kepada Unit Kerja Pembukuan dan Pelaporan, Unit Kerja Penagihan serta Unit Kerja Pendataan, 3 Laporan Realisasi Penerimaan dan Penyetoran uang kepada Kepala Daerah Kadipenda, Unit Kerja Perencanaan dan Pengendalian Operasional. D. Anggsuran dan Penundaan Pembayaran 1. Angsuran Pembayaran : a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari : 1 Menerima Surat Permohonan Angsuran dari Wp, 2 Mengadakan penelitian unttuk dijadikan bahan dalam persetujuan perjanjian Angsuran oleh Kadipenda, 3 Membuat Syrat Perjanjian Angsuran Penolakan Angsuran yang ditandatangani oleh Kadipenda, dan apabila permohonan disetujui selanjutnya dibuatkan daftar Surat Perjanjian Angsuran, 4 Menyerahkan Surat Perjanjian Angsuran Penolakan Angsuran kepada WP dan daftar Surat Perjanjian Angsuran kepada unit-unit yang terkait. b. Formulir dan buku daftar yang dipergunakan adalah Buku Register Permohonan Angsuran dan daftar Surat Perjanjian angsuran. Universitas Sumatera Utara 2. Kegiatan Penundaan Pembayaran a. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari : 1 Dipenda melalui Unit Kerja penetapan meenerima Surat permohonan Penundaan Pembayaran dari WP, 2 Mengadakan penelitian untuk dijadikan bahan dalam pemberian Persetujuan Penundaan Pembayaran oleh Kadipenda, 3 Membuat Surat Persetujuan Penundaan Pembayaran Penolakan Penundaan Pembayaran yang ditandatangani oleh Kadipenda, apabila permohonan disetujui dibuatkan Daftar Persetujuan Penundaan, 4 Menyerahkan Surat Persetujuan Penundaan Pembayaran kepada WP dan daftar Persetujuan Penundaan kepada unit-unit lain yang terkait. b. Formulir dan buku daftar yang dipergunakan adalah surat permohonan Penundaan Pembayaran, Buku Register Permohonan Penundaan Pembayaran, dan daftar Persetujuan Penundaan Pembayaran. E. Penagihan 1. Penagihan dengan Surat Teguran a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari: 1 Membuat daftar Surat Teguran WP 7 tujuh hari setelah batas waktu jatuh tempo pembayaran, 2 Menerbitkan Surat Teguran, 3 Menyampaikan menyerahkan Surat Teguran kepada WP yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara b. Formulir dan buku yang digunakan adalah Formulir Surat Teguran, Daftar Surat Ketetapan, Buku Register SK Keberatan, Daftar Surat Teguran Surat Paksa. 2. Penagihan dengan Surat Paksa a. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari : 1 Membuat daftar surat paksa untuk WP yang setelah lewat waktu 21 dua puluh satu hari setelah tanggal Surat Teguraan belum menyetor pajak terutang, 2 Menerbitkan Surat Paksa dari daftar surat paksa, 3 Mengirim menyerahkan Surat Paksa kepada WP yang bersangkutan melalui Juru Sita Pajak, b. Formulir dan buku yang digunakan adalah Surat Paksa, Laporan Pelaksanaan Surat Paksa, Buku Pembantu Penerimaan Sejenis. 3. Penagihan dengan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari : 1 Membuat dafter surat perintah melaksanakan penyitaan untuk WP yang belum melunasi hutang pajaknya 2 x 24 jam dua hari setelah tanggal Surat Paksa, 2 Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan perintah, 3 Pelaksanaan penyitaan oleh juru sita pajak dengan menyegel barang-barang milik WP yang boleh disita menurut perundang-undangan yang dirinci pada Berita Acara Pelaksanaan Sita, 4 Membuat laporan pelaksanaan penyitaan. Universitas Sumatera Utara b. Formulir dan buku yang digunakan adalah Surat Perintah Melakukan Penyitaan, Berita Acara Pelaksanaan Sita, Laporan pelaksanaan penyitaan, daftar Surat ketetapan, Buku kendali. 4. Pengumuman Lelang dan Pelaksanaan Lelang a. Membuat daftar surat Permintaan Pelaksanaan Lelang untuk WP yang belum melunasi hutang pajaknya sampai dengan berakhirnya batas wakti 14 empat belas hari sejak tanggal Surat Pelaksanaan Penyitaan, b. Memeriksa hari, tanggal dan jam pelelangan yang disetujui oleh Kadipenda dan permintaan penegasan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara BUPLN, c. Menyiapkan berkas penyitaan WP yang bersangkutan dan pengumuman lelang, d. Pelaksanaan lelang sesuai dengan hari, tanggal dan jam yang telah ditentukan. 5. Pencabutan Penyitaan dan pengumuman Lelang a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari : 1 Membuat daftar Surat Pencabutan Penyitaan untuk WP yang telah melunasi hutang pajaknya sesudah penerbitan Surat perintah melaksanakan penyitaan sampai dengan sebelum pengumuman lelang, 2 Penerbitan Surat Kencabutan Penyitaan, 3 Pelaksanaan pencabutan penyitaan dengan pembuatan Berita Acara Pencabutan Penyitaan, 4 Membuat laporan pelaksanaan pencabutan penyitaan, Universitas Sumatera Utara 5 Monitoring penyetoran WP seperti buti 1 satu di atas untuk mengetahui WP yang telah melunasi hutang pajaknya sesudah pengumuman lelang samapai dengan sebelum pelaksanaan lelang, 6 Pembuatan daftar Surat Pencabutan pengumuman Lelang, 7 Penerbitan Surat Pencabutan Pengumuman Lelang, 8 Mengirim menyerahkan Surat Pencabutan Pengumuman lelang oleh Juru Sita Pajak, 6. Kegiatan Penagihan dengan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari : 1 Membuat daftar SUrat Perintah Penagihan Seketiak dan Sekaligus SPPSS untuk WP yang belum menyetor, 2 Menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus SPPSS 3 Menyerahkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus SPPSS b. Formulir dan Buku yang digunakan adalah Surat Perintah Penagihan Seketika dan sekaligus SPPSS, Laporan Pelaksanaan Syrat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus SPPSS, Daftar SPPS S dan Buku Pembantu Penerimaan Sejenis.

2. Pembukuan dan Pelaporan

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang meliputi keadaan harta, kewajiban atau hutang, modal, penghasilan, dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang Universitas Sumatera Utara atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca perhitungan rugi laba setiap tahun pajak atau retribusi berakhir. A. Pembukuan Penetapan 1. Kegiatan pembukuan yang dilaksanakan terdiri dari : a. mencatat ke dalam buku Jenis Pajak masing-masing pada kolom penetapan yang tersedia atas dasar Daftar SPTPD WP self assessment, Daftar SKPD, daftarSKPDT, Daftar SKPDKB, Daftar SKPDKBT, daftar SKPDLB dan Daftar SKPD, b. Mencatat ke dalam buku Wp sesuai dengan NPWPD dari wajib pajak masing- masing pada kolom penetapan yang tersedia atas dasar Daftar SPTPD WP, Daftar SKPD, daftarSKPDT, Daftar SKPDKB, Daftar SKPDKBT, daftar SKPDLB dan Daftar SKPD, c. Mengarsipkan seluruh dokumen yang telah dicatat dengan memberikan nomor urut file. B. Pembukuan Penerimaan 1. Kegiatan pembukuan penerimaan terdiri dari : a. Mencatat ke dalam Buku jenis pajak masing-masing pada kolom penyetoran yang tersedia atas dasar : 1 Buku Pembantu Penerimaan Sejenis, Universitas Sumatera Utara 2 Daftar Bukti Pembukuan b. Mencatat ke dalam buku WP sesuai dengan NPWPD WP masing-masing pada kolom penyetoran yang tersedia atas dasar validasi dari SSPD dan bukti pemindah bukuan, c. Mengarsip menyimpan seluruh dokumen yang telah dicatat dengan member nomor urut file. 2. Formulir dan buku yang dipergunakan adalah Bukti pemindahbukuan, daftar Bukti Pemindah bukuan dan Bukun pembantu Penerimaan sejenis. C. Pelaporan 1. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari : a. Membuat daftar penetapan, penerimaan dan tunggakan per jenis pajak daerah atas dasar buku jenis pajak yang telah dijumlahkan dari kolom penetapan dan kolom penyetorannya, b. Membuat daftar tunggakan per WP atas dasar buku WP yang telah dijumlah dari kolom penetapan dan penyetorannya, c. Membuat laporan realisasi penerimaan pajak daerah atas dasar daftar penetapan, daftar penerimaan dan tunggakan per jenis pajak dan daftar tunggakan per WP, d. Mengajukan laporan realisasi penerimaan pajak daerah kepada Kadipenda untuk ditandatangani, Universitas Sumatera Utara e. Mengajukan laporan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah beserta daftar penetapan, daftar penerimaan dan tunggakan per jenis pajak dan daftar tunggakan per WP kepada Kepala daerah, Unit Kerja Pengelolaan pendapatan daerah lainnya, dan P²O, f. Membuat daftar realisasi setoran masa pada akhir periode masa atas dasar buku WP yang telah dijumlah pada akhir periode, g. Mengajukan daftar realisasisetoran masa self assessment kepada unit kerja Pembukuan dan pelaporan untuk ditandatangani dan disahkan, h. Menyerahkan daftar realisasi setoran masa self assessment kepada unit Kerja Pendaftaran dan Pendataan. 2. Formulir yang digunakan adalah formulir laporan Realisasi Penerimaan pendapatan daerah, daftar tunggakan per WP, daftar Realisasi setoran masa, Buku jenis pajak, Buku WP.

3. Pemeriksaan

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban Perpajakan Daerah dan retribusi berdasarkan peraturan Perundang- undangan Perpajakan Daerah dan Retribussi Daerah. Universitas Sumatera Utara A. Kegiatan pembetulan, pembatalan, pengurangan penetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi. 1. Tahapan kegiatan terdiri dari : a Menerima surat permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan, ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dari WP, b Meneliti kelengkapan permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi WP, setelah dilakukan penelitian dan bila perlu dilakukan pemeriksaan, dibuat laporan hasil penelitian, c Menyampaikan laporan hasil penelitian kepada Kadipenda untuk diteliti dan dipertimbangkan untuk ditolak atau diterima, d Membuat Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Kadipenda atas permohonan WP, berupa Surat Keputusan Penolakan apabila permohonan ditolak dan Surat Keputusan Pembetulan apabila permohonan diterima, e Menyerahkan Surat Keputusan kepada WP dengan tembusan kepada Unit Kerja Penetapan dan Unit Kerja Pembukuan dan Pelaporan Dipenda. 2. Formulir yang digunakan adalah Surat Permohonan Pembetulan, Laporan Hasil Penelitian, Surat Keputusan Penolakan Pembetulan, Surat Keputusan Pembetulan. B. Pengembalian kelebihan Pembayaran 1. Tahapan kegiatan terdiri dari : Universitas Sumatera Utara a. Menerima Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak, melakukan pemeriksaan dan membuat laporan pemeriksaan, ditandatangani oleh Petugas dan WP, b. Mencatat ke kartu data dan selanjutnya diserahkan kepada Unit Kerja Perhitungan untuk dilakukan perhitungan penetapan kelebihan pembayaran pajak, c. Memperhitungkan dengan hutang tunggakan pajak yang lain, apakah punya hutang atau tidak, kemudian dibuat nota perhitungan, d. Setelah diperhitungkan dengan hutang pajak yang lain ternyata kelebihan pembayaran pajak, kurang sama dengan hutang pajak lainnya tersebut maka WP menerima bukti pemindahbukuan, sebagai bukti pembayaran kompensasi dengan pajak terhutang dimaksud, karena SKPDLB tidak diterbitkan, e. Apabila hutang pajak setelah diperhitungkan dikompensasikan dengan kelebihan pembayaran pajak ternyata lebih, maka WP akan menerima bukti pemindahbukuan dan sebagai bukti pembayaran kompensasi dana SKPDLB harus diterbitkan, f. Setelah menerima SKPDLB dari Unit Kerja Penetapan dan diproses untuk penerbitan SPMKPD dan ditandatangai olen kepala daerah, g. Kas daerah mengembalikan kelebihan pembayaran pajak sesuai SPMKPD dengan menerbitkan SPMU. Universitas Sumatera Utara 2. Formulir yang digunakan adalah Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak daerah, Bukti Pemindahbukuan, SKPDLB, SPMKPD, Daftar Surat Ketetapan.

3. Target, Realisasi, dan Kontribusi Pajak Hiburan

Pajak hiburan merupakan salah satu sumber Pendapatan asli Daerah kota Medan. Untuk itu, dalam rangka menghasilkan atau meningkatkan pajak hiburan Dinas Pendapatan harus merencanakan target setiap tahunnya. Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan menginstruksikan mengenai pengolahan pajak hiburan pada Sub dinas Penagihan yang akan melaksanakan rencana kerja dalam hal memberhasilkan atau meningkatkan target penerimaan pajak hiburan setiap tahunnya. Adapun rencana kerja yang dilaksanakan di Sub dinas Penagihan untuk mencapai penerimaan pajak hiburan pada tahun 2009 yaitu : 1. Rencana target pajak hiburan tahun 2009 2. Daftar wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan di sector bioskop tahun 2009. 3. Daftar wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan karaoke dan diskotik tahun 2009. 4. Daftar wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan panti pijat oukup dan estimasi pajak hiburan tahun 2009. Universitas Sumatera Utara 5. Daftar wajib pajak rencana penerimaan video game permainan anak-anak, permainan ketangkasan dan estimasi pajak hiburan tahun 2009. 6. Daftar wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan di sector billyard tahun 2009. 7. Daftra wajib pajak rencana penerimaan pajak hiburan keramaian umum tahun 2009. 8. Daftar wajib pajak reencana penerimaan pajak hiburan salon kecantikan tahun 2009. 9. Daftar evaluasi analisa program pajak hiburan tahun 2009. Berdasarkan rencana kerja sebagaimana tersebut di atas, maka perlu adanya rencana pencapaian target. Oleh karena banyaknyajenis pajak hiburan yang ada maka pencapaian target harus dilakukan di setiap sector. Rencana pencapaian target ini dilakukan dalam pengawasan sub dinas Penagihan yang dilaksanakan setiap 3 tiga bulan. Mulai dari sector bioskop, sector karaoke, sector panti pijat, sektorvideo game, sector billyard, sector kolam renang, sector salon, rencana pencapaian targetnya adalah : a. Triwulan I : 20 b. Triwulan II : 25 c. Triwulan III : 25 d. Triwulan IV : 30 Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan agar dapat mencapai rencana target di atas adalah : Universitas Sumatera Utara 1 Menyusun personil yang ditugaskan untuk mengadakan penjagaan pada setiap sector pajak hiburan guna memeriksa kebenaran dari laporan pengusaha tentang penjualan pengunjung yang datang. 2 Menugaskan personil petugas lapangan dengan surattugas yang ditandatangani Kasubdis Penagihan. 3 Mengadakan pemantauan terhadap petugas yang dilakukan oleh coordinator atau ketua tim guna menjaga kedisiplinan setiap petugas yang mengadakan pemantauan di lapangan. 4 Petugas lapangan member laporan kepada coordinator setiap minggu setiap Jumat . 5 Mengadakan evaluasi kerja yang telah dilakukan oleh petugas lapangan dan petugas pemantau serta menyerahkan laporan kepada sub dinas Penagihan setiap akhir bulan. 6 Setiap minggu ketiga dan minggu keempat mengevaluasi penerimaan pajak hiburan sumber data ke BPK . Bahwa untuk menghasilkan target penerimaan Pajak Daerah Kota Medan dari sektor pajak hiburan Pemerintah Daerah Kota Medan melalui dinas Pendapatan daerah tidak akan berhenti pada 1 satu sistem pelaksanaan pengawasan yang selama ini sudah dilaksanakan. Peranan para pengusaha pun sebagai wajib pajak tetap harus terbuka, jujur dan berpedoman pada aturan dan perundang-undangan yang berlaku sehinggadalam setiap Universitas Sumatera Utara pelaporan hasil pungutan pajak hiburan yang dilakukan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan baik itu masyarakat, pemerintah kota maupun para pengusaha sendiri selaku wajib pajak. Sebelum target penerimaan pajak hiburan ditetapkan pada awal tahun anggaran baru oleh Dinas Pendapatan derah, evaluasi terhadap realisasi penerimaan dari keseluruhan objek pajak, maupun sumberr-sumber pendapatan asli daerah dilakukan secara bersama- samaoleh sub dinas program dan sub dinas penagihan. Hasil dari evaluasi tersebut akan dilaporkan kepada kepala daerah dan DPRD setempat. Evaluasi tersebut akan ditujukan untuk menilai kinerja dinas pendapatan daerah dalam 1 satu tahun anggaran yakni tahun anggaran sebelumnya sekaligus menetapkan target penerimaan pendapatan asli daerah yang baru. Dengan kata lain bahwa target penerimaan baru ditetapkan dengan persetujuan DPRD pada suatu objek pajak didasarkan pada hasil evaluasi kinerja dinas pendapatan daerah dalam usahanya memenuhi target penerimaan pajak hiburan yang dicapai oleh dinas pendapatan daerah dalam 5 lima tahu terakhir yang dapat dilihat pada table berikut : Tabel IV.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2005 No Uraian Target APBD tahun Target APBD bulan Realisasi 1 Bioskop 2.311.200.000 192.600.000 2.324.520.000 100,58 2 Diskotik karaoke 423.747.775 35.312.314,56 261.960.947 61,82 Universitas Sumatera Utara 3 Panti pijat 918.910.000 76.575.833,33 749.645.976 81,58 4 Video game 2.059.825.000 171.652.083,33 2.674.161.620 129,82 5 Billyard 185.996.440 15.499.870 178.493.230 95,96 6 Kolam renang 275.670.000 22.972.500 232.885.133,92 84,48 7 Salon 4882.760.000 40.230.000 473.202.000 98,02 8 Insidentil 496.530.000 41.377.500 288.912.850 60,20 7.250.641.215 604.220.101,22 7.257.170.956,92 100,09 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2005 Pada tahun 2005 mulai mengalamin peningkatan dengan target APBDtahun sebesar Rp7.250.641.215,00 dan target APBDbulan sebesar Rp 604.220.101,24. Pada tahun 2005 pencapaian jumlah realisasinya melebihi target yaitu Rp 7.257.170.956,92 dengan persentase 100,09. Dari semua jenis pajak hiburan yang dikenakan pajak hiburannya pada tahun 2005 realisasi yang paling besar dalam memberi sumbangan pada Pendapatan Asli Daerah dari sisi penerimaan pajak hiburan adalah dari permainan anak Video Game yaitu sebesar Rp 2674.161.6200 dengan persentase sebesar 129,82. Realisasi Pajak Hiburan yang tidak mencapai target ada beberapa jenis pajak hiburan, yaitu pajak diskotiq karaoke, pajak panti pijat, pajak billiyard, pajak kolam renang, pajak salon dan pajak insidentil. Untuk itu Dispenda Kota Medan perlu melakukan upaya dalam rangka peningkatan pajak tersebut di atas dengan demikian realisasi target dapat dicapai. Table IV.2 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2006 No Uraian Target APBN tahun Target APBN bulan Realisasi 1 Bioskop 2.431.200.000 202.600.00 2.440.140.000 100,37 2 Diskotik 441.100.000 40.100.000 292.060.892 66,21 Universitas Sumatera Utara karaoke 3 Panti pijat 877.252.000 79.775,000 649.852.173,60 74,06 4 Video game 2.694.600.000 224.550.000 116.082.126 115,64 5 Billyard 197.998.440 16.499.870 190.930.490 96,43 6 Kolam renang 300.000.000 25.000.000 221.143.970 73,71 7 Salon 514.560.000 42.880.000 468.641.484 91,08 8 Insidentil 410.717.960 32.226.496,67 579.629.515 141,13 9 Warung internet 108.003.600 9.000.300 40.215.600 37,24 7.975.705.000 674.631.666,67 7.998.696.250,60 100,29 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2006 Dari tabel di target dan realisasi APBD tahun 2006 dapat kita ketahui bahwa realisasi penerimaan pajka hiburan terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dalam target realisasi penrimaan pajak hiburan dari tiap sektor yang telah dicapai pada tahun anggaran 2005-2006 mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 terdapat penambahan jenis pajak yaitu pengenaan pajak pada penyediaan penyelenggaraan hiburan atas warung internet. Dan pada tahun 2006 realisasi pajak hiburan sesuai dengan target PAD mencapai target yaitu sebesar Rp 7.998.696.250,60 atau persentasenya 100,29. Penyumbang terbesar dari jenis pajak pada tahun 2006 hiburan adalah pajak bioskop sebesar Rp 2.440.140.000 dengan persentase sebesar 100,37 . Pajak hiburan pada tahun 2006 ada juga yang belum mencapai target, adapun jenis pajak yang belum mencapai realisasi target yang telah ditentukan adalah Diskotik karaoke, pajak Panti pijat, pajak warung Warnet, pajak Billyard, pajak Kolam renang, dan pakjak salon. Table IV.3 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2007 Universitas Sumatera Utara No Uraian Target APBD tahun Target APBD bulan Realisasi 1 Bioskop 2.460.3000.000 205.000.000 2.486.613.600 101,08 2 Salon 561.732.000 46.811.000 584.976.800 104,14 3 Panti pijat 627.000.000 57.000.000 896.828.541 143,03 4 Mandi uap 279.315.000 25.365.000 3.580.398 1,28 5 Video game 2.868.300.000 239.000.000 3.176.498.756,36 110,76 6 Karaoke 397.500.000 34.500.000 316.687.737 83,45 7 Diskotik 71.500.000 6.500.000 52.363.000 73,23 8 Billyard 263.832.000 21.986.000 267.432.213,08 97,57 9 K. renang 300.000.000 25.000.000 282.969.200 94,32 10 Warung internet 110.100.000 9.175.000 81.404.400 73,94 11 P. kesenian 373.321.000 31.110.083,33 243.626.400 65,26 12 Sirkus acrobat 42.000.000 3.500.000 - 0,00 13 P. olah raga 18.000.000 1.500.000 - 0,00 8.354.000.000 706.447.083,33 8.382.597.036,24 100,35 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Pada tahun 2007 terjadi peningkatan dengan APBDtahun sebesar Rp 8.354.000.000,00 dan target APBD?bulan sebesar Rp 706.447.083,33 pada tahun 2007 ini jumlah realisasi melebihi target yaitu Rp 8.382.957.036,24 dengan persentase 100,35. Table IV.4 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2008 No Uraian Target APBD tahun Target APBD bulan Realisasi 1 Bioskop 2.530.000.000 210.833.333,33 3.152.850.000 124,62 2 P. seni music tari busana 379.033.000 31.586.038,33 213.021.100 56,20 3 Diskotik 71.500.000 5.958.333,33 97.802.999,80 136,79 4 Karaoke 407.500.000 33.958.333,33 401.259.150,30 98,47 5 Siskus acrobat sulap 42.000.000 3.500.000 98.166.250 233,73 6 Billyard 323.832.000 26.986.000 303.529.500 93,73 Universitas Sumatera Utara 7 P. ketangkasan 3.150.000.000 262.500.000 3.018.370.700 95,82 8 Panti pijat 821.000.000 68.416.666,67 812.791.198,73 99,00 9 Mandi uap SPA 129.015.000 10.751.250 125.946.460,40 97,62 10 P. olah raga 12.000.000 1.000.000 - - 11 Salon 609.732.000 50.811.000 713.725.780 117,06 12 Permainan internet 134.100.000 11.175.000 110.975.000 82,76 13 K. renang 311.988.000 25.999.0000 346.282.500 110,99 8.921.700.000 743.475.000 9.394.720.639,23 105,30 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2008 Pada tahun 2008 terjadi peningkatan dengan APBDtahun Rp8.921.700.000,00 dan target APBDbulan sebesar Rp 743.475.000,00. Pada tahun 2008 inijumlah realisasinya melebihi target yaitu Rp 9.394.720.639,23 dengan persentase 105,30. Berdasarkan data dari realisasi dan target pajak hiburan terhadap APBD kota Medan dapat dilihat apakah terjadi pencapaian target atau tidak. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh kepala seksi pembukuan dan verifikasi Ibu Sabrina Kataren, SH : “ Realisasi target pajak hiburan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 mengalami peningkatan dalam realisasi target yang ditetapkan, namun tahun 2009 terjadi penambahan target tapi dalam realisasinya kurang tercapai dan terjadi penurunan persentase dari tahun sebelumnya dimana target pajak hiburan tahun 2009 ± Rp 10 Milliar”. Realisasi pencapaian target pajak hiburan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 secara rata-rata mencapai target, namun masih banyak jenis pajak hiburan yang belum mencapai target. Adapun jenis pajak yang belum mencapai target adalah pajak Pagelaran Universitas Sumatera Utara seni music, tari busana, pajak Karaoke, pajak Billiyard, pajak Permainan ketangkasan, pajak panti pijat, pajak mandi uap Spa, dan pajak permainan internet. Adapun yang menjadi kendala yang dihadapi Dispenda dalam merealisasikan jenis- jenis pajak yang belum terealisasikan tersebut adalah beberapa penyelenggaraan atas hiburan tidak berjalan lagi atau dengan kata lain sudah tidak diselenggarakan lagi.

4. Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan terhadap Pemasukan PAD

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan APBD tahun sebesar Rp 9.556.580.000,00 dan target APBD bulan sebesar Rp 796.381.666,67. Pada tahun 2009 realisasinya kurang memenuhi target yaitu Rp 8.993.349.705,22 dengan persentase 94,11. Target APBD yang sulit direalisasikan pada tahaun 2009 dapat dilihat pada tebel berikut ini : Tabel IV.5 : Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Tahun Anggaran 2009 No Uraian Target APBD Tahun Target APBD Bulan Realisasi 1 Tontonan Film Bioskop 2.644.000.000 Rp 220.333.333,33 Rp 2.947.260.000 111,47 2 Pangelaran Seni Musik Tari Busana Rp 296.533.000 Rp 24.711.083,33 Rp 168.315.500 56,76 3 Diskotik Rp 90.000.000 Rp 7.500.000 Rp 111.021.899,60 123,36 4 Karaoke Rp 519.000.000 Rp 43.250.000 Rp 972.979.495,41 187,44 5 Sirkus Akrobat Sulap Rp 42.000.000 Rp 3.500.000 --- --- Universitas Sumatera Utara 6 Permainan Bilyard Rp 329.832.000 Rp 27.486.000 Rp 197.628.000 59,92 7 Permaianan Ketangkasa n Rp 3.348.000.000 Rp 279.000.000 Rp 2.600.194.700,01 77,66 8 Panti Pijat Refleksi Rp 878.000.000 Rp 73.166.666,67 Rp 566.956.159,20 64,57 9 Mandi Uap SPA Rp 196.015.000 Rp 16.334.583,33 Rp 317.736.951 162,10 10 Pertandinga n Olah Raga Rp 12.000.000 Rp 1.000.000 Rp 16.200.000 135,00 11 Salon Kecantikan Wisma Pangkas Rp 723.723.000 Rp 60.311.000 Rp 585.494.000 80,90 12 Permainan Internet Rp 147.480.000 Rp 12.290.000 Rp 124.740.000 84,58 13 Kolam Renang Taman Rekreasi Rp 329.88.000 Rp 27.499.000 Rp 385.005.000 116,67 TOTAL Rp 9.556.580.000 Rp 796.318.666,67 Rp 9.995.090.144,30 104,59 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2009 Sebagai data pendukung, di bawah ini peneliti memberikan data tabel realisasi pajak hiburan pada tahun 2005 samapai dengan tahun 2009, yaitu : Tabel IV.6 : Target dan Realisasi Pajak HiburanTahun Anggaran 2005- 2009 No Tahun Target APBD Tahun Target APBD Bulan Realisasi 1 2005 Rp 7.250.641.215 Rp 604.220.101,22 Rp 7.257.170.956,92 100.09 2 2006 Rp 7.975.705.000 Rp 674.631.666,67 Rp 7.998.696.250,60 100,29 3 2007 Rp 8.354.000.000 Rp 706.447.083,33 Rp 8.382.957.036,24 100,35 4 2008 Rp 8.921.700.000 Rp 743.475.000,00 Rp 9.394.720.639,23 105,30 5 2009 Rp. 9.556.580.000 Rp 796.381.666,67 Rp 9.995.090.144,30 104,59 Universitas Sumatera Utara Sumber Data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2005-2009 Pada tahun 2005 sd 2009 realisasi peenerimaan pajak daerah Kota Medan selama 5 lima tahun, dimana pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008 realisasi penerimaan pajak hiburan telah mencapai target pada tahun 2005 sebesar 100,4, 2006 sebesar 100,08, tahun 2007 sebesar 100,88 dan tahun 2008 sebesar 105,30. Sedangkan tahun 2009 realisasi penerimaan pajak hiburan mencapai target sebesar 104,59, walaupun mengalami penurunan dari realisasi penerimaan pajak hiburan pada tahun 2008. Selain realisasi penerimaan pajak hiburan, peneliti akan memberikan data kontribusi pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD . Kontribusi pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel IV.7 : Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap PAD Tahun Anggaran 2007-2008 No Uraian Target APBD 2007 Realisasi Target APBD 2008

I. Pajak Daerah 181.084.130.000 180.793.101.981,48 99,84 197.114.410.400

1. Pajak Hotel 18.553.500.000 19.717.665.589,08 106,27 19.481.175.000 2. Pajak Restoran 36.756.400.000 37.254.977.247,70 101,36 38.594.220.000 3. Pajak Hiburan 8.354.000.000 8.331.428.896,00 99,73 8.771.700.000 4. Pajak Reklame 8.461.730.000 16.010.834.506,70 189,21 13.700.060.400 5. Pajak Penerangan Jalan 105.431.500.000 95.798.609.772,00 90,86 112.863.905.000 6. Pajak Parkir 3.527.000.000 3.679.585.970,00 104,33 3.703.350.000

II. Retribusi Daerah

136.839.582.000 119.899.373.351,13 87,62 141.054.830.200 7. Retribusi Jasa Umum 95.854.576.000 83.177.974.660,00 86,78 96.777.442.900 8. Retribusi Jasa Usaha 13.916.545.000 12.730.039.809,87 91,47 14.571.070.000 9. Ret. Perizinan 27.068.461.000 23.991.358.881,26 88,63 29.707.317.300 Universitas Sumatera Utara tertentu

III. Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan 4.150.000.000 4.122.236.969,88 99,33 4.150.000.000

IV. Lain-lain PAD yang

Sah 2.190.073.000 9.987.398.694,89 45,60 2.190.073.000 Pendapatan Asli Daerah 324.263.785.000 314.802.110.997,38 97,08 344.509.313.600 Sumber Data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Berdasarkan tabel Pendapatan Asli Daerah tersebut maka dapat diketahui seberapa besar sumbangan pajak hiburan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah. Adapun sumbangan atau kontribusi pajak hiburan terhadap PAD dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel IV.8 : Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2007 No Uraian PAD Tahun 2007 Kontribusi 1. Pajak hiburan Rp 314.802.110.997,38 Rp 8.331.428.896,00 2,4 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, 2007 Dari data tersebut pajak hiburan memberikan kontribusi dalam pemasukan Pendapatan Asli Daerah dari sisi penerimaan pajak daerah sebesar 2,4. Dengan demikian pajak hiburan dapt diperhitungkan dalam menambah PAD kota Medan. Apalagi kota Medan memiliki jenis hiburan yang banyak yang secara otomatis apabila dikelola dengan Universitas Sumatera Utara baik akan sangat membantu Pemerintah Daerah Kota Medan melalui Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Table IV.9 : Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2008 No Uraian PAD Tahun 2008 Kontribusi 1. Pajak hiburan Rp 344.509.313..600,00 Rp 8.771.700.000,00 2,5 Pada tahun 2007 pajak hiburan mengalami peningkatan dalam memberikan sumbangan dalam pemasukan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan, yaitu sebesar 0,1. Pencapaian realisasi pajak hiburan ini tidak terlepas dari peranan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan juga kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban pajaknya. Berikut data realisasi dan target PAD kota Medan tahun 2008 sd 2009 Tabel IV.10 : Realisasi Target PAD Kota Medan Tahun 2008-2009 No Uraian Target APBD 2008 Realisasi Target APBD 2009

I. Pajak Daerah

203.940.233.142 216.792.881.404,23 106,30 210.443.615.942 1. Pajak Hotel 20.455.233.700 24.864.938.225,86 121,56 24.477.995.000 2. Pajak Restoran 40.523.931.000 43.026.546.385,34 106,18 42.550.127.000 3. Pajak Hiburan 8.921.700.000 9.394.720.639,23 105,30 9.171.700.000 4. Pajak Reklame 17.286.945.942 21.636.788.569,80 125,16 17.286.945.942 5. Pajak Penerangan Jalan 112.863.905.000 113.584.359.914 106,64 212.863.905.000 6. Pajak Parkir 3.888.517.500 4.285.530.670 110,21 4.082.943.000

II. Retribusi Daerah

98.307.442.900 99.570.568.879 101,28 98.307.442.900 7. Retribusi Jasa 15.210.175.450 12.511.969.602,77 82,26 16.906.540.675 Universitas Sumatera Utara Umum 8. Retribusi Jasa Usaha 30.329.321.997 29.126.185.734,65 96,03 31.865.753.460 9. Ret. Perizinan tertentu 6.160.560.066 4.910.560.066,74 79,71 6.160.560.066

III. Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan 2.190.073.000 28.040.732.526,05 1280,3 6 2.304.976.000

IV. Lain-lain PAD yang

Sah 2.190.073.000 9.987.398.694,89 45,60 2.190.073.000 Pendapatan Asli Daerah 356.173.806.555 390.952.898.213,44 213,44 365.978.889.043 Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, 2009 Dari data-data tesebut di atas dapat dilihat seberapa besar kontribusi pajak hiburan terhadap pencapaian PAD kota Meda. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Kepala Sub Dinas Penagihan Bapak Simbolon , beliau mengatakan : “Pajak hiburan adalah salah satu pendukung untuk pencapaian PAD kota Medan di samping pajak-pajak lainnya, dimana Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan harus bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Pajak hiburan juga merupakan salah satu sumber penerimaan PAD yang patut diperhitungkan”. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti, bisnis hiburan memang patut diperhitungkan sebagai kontributor Pendapatan Asli Daerah di Kota Medan. Kontributor sektor pajak hiburan ini termasuk andalan pasokan Pendapatan Asli Daerah bagi pemerintah Kota Medan. Apalagi Kota Medan termasuk lima besar kota terbesar di Indonesia tentunya mobilitas perekonomian cukup berjalan tinggi dimana dengan banyaknya tersedia hiburan akan mendatangkan penerimaan yang banyak bagi Pendapatan Asli Daerah, berarti makin banyak hiburan akan makin banyak penerimaan yang diperoleh. Sampai saai ini kontribusi terbesar bisnis hiburan diperoleh lewat pajak hiburan. Universitas Sumatera Utara Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh lewat pajak hiburan berasal dari pengunjung atau penonton yang mendatangi tempat-tempat hiburan. Kontribusi pajak hiburan yang selama ini dipungut tentunya akan menambah Pendapatan Asli Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bermanfaat bagi proses pembiayaan pembangunan dan juga digunakan untuk berbagai pelayanan umum yang berguna untuk menambah keindahan pembangunan Kota Medan. Oleh karena itu, hiburan diharapkan dapat menambah pemasukan ke kas daerah dari sisi penerimaan pajak hiburan.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaam Pajak Hiburan

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, dalam pencapaian realisasi target melihat ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi penerimaan pajak hiburan di Kota Medan, antara lain yaitu : 1. Banyaknya konser yang diselenggarakan di Kota Medan memberikan pengaruh dan kontribusi yang tidak sedikit bagi penerimaan pajak hiburan di Kota Medan. 2. Cuaca. Apabila cuaca cerah, maka keinginan subjek pajak untuk menikmati hiburan akan semakin banyak, dengan demikian penerimaan pajak hiburan pun akan meningkat seiring dengan banyaknya subjek pajak yang menikmati hiburan. Universitas Sumatera Utara 3. Hari libur sekolah 4. Investasi dari dalam maupun luar negeri 5. Banyaknya hiburan-hiburan yang berdiri di Kota Medan maupun daerah di sekitar Kota Medan

6. Permasalahan yang dihadapi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Pada tahun 2009, penerimaan pajak hiburan mengalami permasalahan yang mengakibatkan terjadinya penurunan penerimaan dari pajak hiburan sehingga mengakobatkan target APBD sulit untuk direalisasikan. Adapun yang menjadi permasalahan tersebut antara lain : 1. Banyaknya wajib pajak menutup usaha hiburannya dikarenakan situasi dsan kondisi ekonomi yang kurang kondusif. 2. Adanya wajib pajak yang tidak mengetahui kapan pembayaran dilakukan sehingga menyebabkan wajib pajak terlambat membayar dikarenakan kurangnya sosialisasi dari petugas pajak. 3. Adanya wajib pajak yang tidak patuh atau mengelakan yaitu dengan melakukan penunggakan pembayaran pajak. 4. Tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Universitas Sumatera Utara Selain hal tersebut di atas yang menjadi permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang diungkapkan oleh Kepala Sub Dinas Penagihan Bapak Simbolon , yaitu : “ Kendala yang dihadapi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah terjadinya kesalahan pemeriksaan tim fiskus terhadap wajib pajak karena kurang sesuai dengan laporan keuangan perusahaan penyelenggara hiburan, sehingga adanya wajib pajak yang mengajukan keberatan dan kendala yang lain adalah besarnya persentase tarif pajak yang dikenakan terhadap wajib pajak dimana tarif dikenakan terhadap pembiayaan perusahaan “. Dan dari wawancara yang dilakukan, hal tersebut dipertegas oleh Kepala Seksi Pertimbangan dan Keberatan Bapak Drs. Nawawi dengan mengungkapkan sanksi-saksi apabila terjadi , beliau menjelaskan : “ Dalam pembayaran pajak hiburan seringkali wajib pajak melakukan penunggakan pembayaran pajak, yaitu bisa berupa kelalaian wajib pajak untuk menyetorkan pajaknya ke Dispenda Kota Medan, hal ini disebabkan sibuknya para pengusaha hiburan atau wajib pajak sehingga tidak ada waktu untuk mengantarkan pembayaran pajaknya ke Dispenda kota Medan. Untuk mencegah hal ini maka wajib pajaak akan dikenakan sanksi yaitu berupa sanksi administrasi dengan memberikan surat peringatan dan atau surat tegoran, sanksi lainnya dapat berupa denda, biasanya dikenakan denda tambahan bunga sebesar 2 tiap bulannya dari jumlah pajak yang tertunggak”.

7. Upaya-upaya Dinas Pendapatan daerah Kota Medan dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Hiburan

Agar target penerimaan pajak hiburan yang telah ditetapkan dapat tercapai atau adanya peningkatan penerimaan dari sisi penerimaan pajak hiburan, maka Dinas Pendapatan daerah Kota Medan perlu melakukan upaya-upaya sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Mengoptimalkan sosialisasi kepada wajib pajak, masyarakat pada umumnya dan pengusaha pengelola hiburan pada khususnya, karena salah satu kendala dalam pembayaran pajak hiburan adalah kurangnya kesadaran dari wajib pajak yang disebabkan kekurangtahuan wajib pajak akan pajak hiburan. 2. Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dengan prinsip mitra kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Mengoptimalakan penerimaan pajak hiburan dari subjek dan objek pajak hiburan yang telah dicapai. 4. Menjalin dan memantapkan koordinasi kerja antara petugas pemungut pajak dengan wajib pajak. 5. Meningkatkan sistem pengawasan yang dilakukan oleh pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang secara langsung turun ke lapangan untuk memantau objek-objek pajak hiburan dan omset penyelenggaraan peengelolaan hiburan. 6. Melakukan pemeriksaan atau verifikasi. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. Apabila pada saat dilakukan pemeriksaan, petugas pajak menemukan suatu hal kejanggalan atau hal yang tidak wajar maka petugas pajak boleh melaksanakan pemeriksaan atas Universitas Sumatera Utara wewenang kepala daerah. Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor atau di tempatwajib pajak di lingkup pemeriksaanya dapat meliputi tahun-than lalu atau tahun berjalan. Namun bila wajib pajak tidak dapat memenuhi kewajibanya yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak, maka dapat dikenakan penetapan secara jabatan. Wajib pajak yang diperiksa wajib : a. Memperlihatkan catatan atau dokumen yang menjadi dasar yang berhubungan dengan objek pajak atau subjek pajak yang terutang. b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan. c. Memberikan keterangan yang diperlukan dalam pemeriksaan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan tersebut di atas tidak akan dapat tercapai apabila tidak terjalinhubungan yang baik antara pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang melakukan tugas pemungutan pajak hiburan dengan wajib pajak hiburan. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala seksi Pertimbangan dan Keberatan Bapak Drs. Nawawi yang mengatakan : “ Hubungan antara wajib pajak dengan pegawai Dispenda yang melakukan penagihan pajak hiburan bagus atau tidak ada masalah, dimana Dispenda menjalankan tugas dan ungsinya sesuai dengan kewajibannya yang diatur dalam Peraturan Daerah, dan wajib pajak menjalankan kewajibannya untuk membayar pajak”. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya hubungan yang bain antara pegawai Dinas Pendapatan daerah Kota Medan dengan wajib poajak akan sangat membantu Dispenda Kota Medan dalam merealisasikan taget yang harus dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada sisi Pendapatan Asli Daerah kota Meda. Dengan tercapainya taget dari penerimaan pajak hiburan akan dapat membantu pemerintah kota Medan dalam pembiayaan atau pendanaan pembangunan dan pegembangan kota Medan dan juga dalam rangka meningkatkan kehidupan ekonomi ndan sosial masyarakat kota Medan.

BAB V ANALISA DATA

V.1 Kebijakan Perpajakan Penetapan Tarif