4.1.1.5.5 Analisis Curah Hujan
Berdasarkan data Curah hujan yang di peroleh dari pos hujan DIPERTA Tebing dapat di lihat curah hujan pada saat kejadian banjir tercatat 26.0 mm,
hujan juga terjadi pada 5 hari sebelum kejadian pada tanggal 30 oktober tercatat curah hujan sebesar 10 mm, tanggal 2 dan 3 November curah hujan tercatat 28mm
dan 30mm, dari data pos hujan yang di peroleh dapat disimpulkan bahwa kejadian banjir yang terjadi disebabkan terjadi penumpukan jumlah curah hujan dari hari-
hari sebelumnya. Berdasarkan analisis dinamika atmosfer yang dilakukan terhadap beberapa
variabel baik komponen atmosfer maupun komponen laut dan analisis curah hujan dapat dibuat kesimpulan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya curah
hujan ekstrim diwilayah Sumatera Utara khususnya wilayah kec Tebing Tinggi dan sekitarnya , dari tabel 1.5 dapat dilihat nilai anomali OLR pada 5 hari sebelum
kejadian banjir, nilai anomali OLR cendrung menurun hingga puncaknya pada tanggal 3 November 2011 mencapai nilai -48.67 dan pada tanggal november
2011 dengan anomali -45,38. Dilihat dari analisis suhu permukaan laut nilai anomali suhu permukaan laut menunjukkan nilai negatif diwilayah selat malaka
dan laut cina selatan , hal ini berarti anomaly suhu permukaan laut lebih dingin dibandingkan dengan klimatologisnya.
Diwilayah pantai barat Sumatera Utara anomali suhu permukaan laut menunjukkan nilai positif hal ini berarti anomali suhu permukaan laut lebih
hangat dari klimatologisnya, sehingga kandungan uap air di atmosfer lebih banyak, hal ini didukung dengan analisis dari tekanan permukaan laut, Tekanan
Permukaan Lautmenunjukkan anomaly negatif yang berarti Tekanan Permukaan Lautlebih rendah dari klimatologisnya yang bererti peluang pembentukan awan
lebih besar. Dari analisis pola angin 5 November 2011 dapat dilihat komponen Meridional Utara
– Selatan lebih dominan dibandingkan dengan komponen Zonal Timur
– Barat dengan nilai anomaly komponen V negatif, ini berarti pola angin pada saat kejadian di dominasi oleh angin dari Selatan.
Dilihat dari anomali Tekanan Permukaan Lautdi laut cina selatan negatif, ini berarti terdapat sel tekanan rendah di wilayah laut cina selatan hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
membawa massa udara dari selatan ke utara. Curah hujan yang terjadi pada kejadian ini banyak di pengaruhi oleh variabel-variabel cuaca di pantai barat
Sumatera, hal ini dapat dilihat dari anomali suhu permukaan laut positif, anomali Tekanan Permukaan Lautnegatif dan pola angin yang dominan dari selatan
dengan sel tekanan rendah di wilayah laut cina selatan, sehingga pola angin membawa massa udara dari wilayah pantai barat ke wilayah Sumatera Utara.
4.2. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan setiap kejadian cuaca ekstrim diwilayah Sumatera Utara selama tahun 2011 dapat dilihat peluang
tejadinya melalui data-data dari variabel Suhu permukaan laut Utara, OLR, Tekanan Permukaan Lautdan komponen angin disekitar wilayah Sumatera Utara.
4.2.1 Sea Surface Temperature
Berikut ditampilkan grafik SST pada setiap kejadian cuaca ekstrim sepanjang tahun 2011:
SST A
-3.5000 -3.0000
-2.5000 -2.0000
-1.5000 -1.0000
-0.5000 0.0000
0.5000
Tanggal A
no m
a ly
S S
T SST 1 APRIL
SST 19 APRIL SST 14 SEPT
SST 5 OKT SST 5 NOV
SST B
-1.5000 -1.0000
-0.5000 0.0000
0.5000 1.0000
Tanggal A
no m
a ly
S S
T
SST 1 April SST 19 April
SST 14 Sept SST 5 Okt
SST 5 Nov
SST C
-0.6000 -0.4000
-0.2000 0.0000
0.2000 0.4000
0.6000 0.8000
1.0000
Tanggal A
no m
a ly
S S
T
SST 1 April SST 19 April
SST 14 Sept SST 5 Okt
SST 5 Nov
Gambar 4.10 Grafik Suhu permukaan laut Kejadian Cuaca Ekstrim Tahun 2011
Dari grafik diatas dapat kita tentukan indeks peringatan dini kejadian cuaca ekstrim untuk variabel Sea Surface Temperature SST, indeks tersebut
didapat dari nilai maksimum absolute harian dari anomali suhu permukaan laut. Pada kejadian tanggal 1 april 2011 didapat nilai maksimum absolute untuk
anomali suhu permukaan laut di wilayah A Laut Cina Selatan yaitu sebesar -
Universitas Sumatera Utara