Analisis Anomali OLR Analisis Anomali Sea Surface Temperature SST Analisis Anomali Sea Level Preasure SLP

Gambar 4.3 Gambar Anomaly SPL,SLP,OLR, UV Wind 14 April – 24 April 2011.

4.1.1.2.1 Analisis Anomali OLR

Bardasarkan hasil Gambar 4.3 dan tabel 4.2 diatas dapat dapat dilihat bahwa sejak 5 hari sebelum kejadian nilai anomali OLR menunjukkan penurunan hingga puncaknya pada tanggal 17 april 2011 mencapai nilai -44.90 yang merupakan nilai minimum terendah dan kemudian 5 hari sesudah tanggal 17 April 2011 nilainya mengalami kenaikan. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa di sekitar lokasi kejadian banjir terdapat anomali OLR negatif yang artinya terdapat lebih banyak awan dibanding rata-ratanya. Hal ini sejalan dengan kenaikan nilai curah hujan harian di wilayah Mandailing Natal pos hujan Bange pada tanggal 17 april 2011.

4.1.1.2.2 Analisis Anomali Sea Surface Temperature SST

Berdasarkan gambar 4.3 dan hasil tabel 4.2 diatas dapat kita lihat untuk wilayah laut cina selatan dan wilayah pantai barat Sumatera anomali suhu permukaan laut 5 hari sebelum kejadian dan 5 hari setelah kejadian menunjukkan nilai anomali suhu permukaan laut yang negatif sehingga anomali suhu permukaan laut lebih dingin dari pada klimatologisnya sedang kan di wilayah pantai selat malaka pantai timur Sumatera Utara dapat kita lihat nilai anomali dari suhu permukaan laut menunjukkan nilai positif yang sehingga anomali suhu Universitas Sumatera Utara permukaan laut di wilayah pantai barat Sumatera Utara lebih hangat dari klomatologisnya hal ini berarti wilayah pembentukan awan terdapat di wilayah Pantai Timur Sumatera dibandingkan dengan wilayah pantai Barat Sumatera.

4.1.1.2.3 Analisis Anomali Sea Level Preasure SLP

Variabel selanjutnya yang perlu dianalisis adalah kondisi anomali Sea Level Preasure laut di wilayah Sumatera Utara, terutama di sekitar lokasi kejadian. Hal ini dilakukan dengan asumsi anggapan bahwa jika anomali Tekanan Permukaan Laut di sekitar lokasi kejadian negatif , sehingga sehingga tekanan udaranya lebih rendah dari klimatoligisnya. Hal ini berdampak pada penambahan peluang terbentuk awan di sekitar wilayah Sumatera Utara. Dalam penelitian ini di ambil 3 titik secara acak yang mewakili wilayah perairan di wilayah sumatra utara yaitu: 8 – 10 ˚ LU dan 108 – 112 ˚ BT wilayah laut cina selatan, 2 – 4 ˚ LU dan 99 – 102 ˚BT wilayah selat malaka dan 2 – 4˚ LU dan 93 – 96 ˚BT wilayah pantai barat sumatera . Berdasarkan gambar 4.3 dan hasil tabel 4.2 diatas dapat kita lihat untuk wilayah laut cina selatan,wilayah selat malaka dan wilayah pantai barat Sumatera Utara, anomali Sea Level Preasure SLP 5 hari sebelum kejadian dan 5 hari setelah kejadian menunjukkan nilai negatif sehingga anomali Sea Level Preasure SLP lebih rendah dari pada klimatologisnya, Hal ini berdampak pada penambahan peluang terbentuk awan di sekitar wilayah Sumatera Utara.

4.1.1.2.4 Analisis Pola Angin