Sea Surface Temperature Hasil Penelitian

membawa massa udara dari selatan ke utara. Curah hujan yang terjadi pada kejadian ini banyak di pengaruhi oleh variabel-variabel cuaca di pantai barat Sumatera, hal ini dapat dilihat dari anomali suhu permukaan laut positif, anomali Tekanan Permukaan Lautnegatif dan pola angin yang dominan dari selatan dengan sel tekanan rendah di wilayah laut cina selatan, sehingga pola angin membawa massa udara dari wilayah pantai barat ke wilayah Sumatera Utara.

4.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan setiap kejadian cuaca ekstrim diwilayah Sumatera Utara selama tahun 2011 dapat dilihat peluang tejadinya melalui data-data dari variabel Suhu permukaan laut Utara, OLR, Tekanan Permukaan Lautdan komponen angin disekitar wilayah Sumatera Utara.

4.2.1 Sea Surface Temperature

Berikut ditampilkan grafik SST pada setiap kejadian cuaca ekstrim sepanjang tahun 2011: SST A -3.5000 -3.0000 -2.5000 -2.0000 -1.5000 -1.0000 -0.5000 0.0000 0.5000 Tanggal A no m a ly S S T SST 1 APRIL SST 19 APRIL SST 14 SEPT SST 5 OKT SST 5 NOV SST B -1.5000 -1.0000 -0.5000 0.0000 0.5000 1.0000 Tanggal A no m a ly S S T SST 1 April SST 19 April SST 14 Sept SST 5 Okt SST 5 Nov SST C -0.6000 -0.4000 -0.2000 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 Tanggal A no m a ly S S T SST 1 April SST 19 April SST 14 Sept SST 5 Okt SST 5 Nov Gambar 4.10 Grafik Suhu permukaan laut Kejadian Cuaca Ekstrim Tahun 2011 Dari grafik diatas dapat kita tentukan indeks peringatan dini kejadian cuaca ekstrim untuk variabel Sea Surface Temperature SST, indeks tersebut didapat dari nilai maksimum absolute harian dari anomali suhu permukaan laut. Pada kejadian tanggal 1 april 2011 didapat nilai maksimum absolute untuk anomali suhu permukaan laut di wilayah A Laut Cina Selatan yaitu sebesar - Universitas Sumatera Utara 1.3467 ˚ C, diwilayah B Selat Malaka sebesar 0.4097˚ C, diwilayah C sebesar 0.4050˚ C. Sedangkan untuk kejadian tanggal 19 April 2011 didapat nilai maksimum absolute anomali suhu permukaan laut di wilayah A sebesar - 1.6717˚ C, di wilayah B sebesar 0.1510 ˚ C, diwilayah C sebesar 0.0457˚ C, untuk kejadian 14 September 2011 didapat nilai absolute maksimum anomali suhu permukaan laut diwilayah A sebesar 0.0363˚ C, di wilayah B sebesar 0.7347 ˚ C, diwilayah C sebesar 0.4043˚ C. Untuk kejadian 5 Oktober 2011 didapat nilai maksimum absolute anomali suhu permukaan laut di wilayah A sebesar - 0.3133˚ C, di wilayah B sebesar 0.7437 ˚ C, diwilayah C sebesar 0.3913˚ C. Untuk kejadian 5 November 2011 didapat nilai maksimum absolute anomali suhu permukaan laut di wilayah A sebesar 0.1637˚ C, di wilayah B sebesar 0.2633 ˚ C, diwilayah C sebesar 0.7843˚ C. Dari nilai-nilai diatas dapat disimpulkan indeks untuk anomali suhu permukaan laut : - Wilayah A = - 1.6717˚ C - 0.1637˚ C - Wilayah B = 0.1510 ˚ - 0.7437 ˚ C - Wilayah C = 0.0457˚ C - 0.7843˚ C

4.2.2 OLR.