Mitologi Hindu Tentang Devi Durga

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Tuhan. Menurut kitab suci ini, ada sembilan cara berbeda untuk menunjukkan bhakti kepada Tuhan, seperti mendengarkan kisah-kisah tentang Tuhan, meditasi, melayani, dan akhirnya penyerahan diri kepada kehendak Tuhan.

C. Mitologi Hindu Tentang Devi Durga

Dalam mitologi Hindu, Durga dikenal sebagai dewi yang menyeramkan, yang dianggap sebagai penjelmaan Uma atau Parvati dalam bentuk Krodha. Dalam bentuknya yang menyeramkan Durga dianggap sebagai manifestasi dari Kali. Di India bentuk pemujaan yang dilakukan bagi Durga pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan kemenangan dan keselamatan. 22 Dalam kitab Suprabhedagama, disebutkan bahwa Durga adalah adik perempuan Visnu dan dalam bentuk ini Durga diberi nama Adisakti. Durga mempunyai beberapa nama di antaranya : Gauri, Candi, Camunda, Kali, Kalpalini, Bhavani, Vijaya, dan lain sebagainya. Menurut mitologi, Durga tercipta akibat terkumpulnya hawa amarah dan kemurkaan dewa-dewa, dewa Siva dan Visnu, serta dewa-dewa lainnya. Hal ini di sebabkan karena ketika terjadi perang yang berlangsung ratusan tahun lamanya, antara para dewa melawan bala tentara asura. Indra adalah raja dari para dewa, sedangkan Mahisa merupakan kepala para Asura. 23 Kemudian Mahisa menjadi raja. Selanjutnya dewa-dewa yang kalah, mengangkat dewa Brahma menjadi pemimpin, lalu bersama-sama menghadap Siva dan Visnu. Dan setelah itu mereka mendengarkan laporan para dewa, maka murkalah keduanya. Akibat kemurkaan 22 Dr. I Made Titib, Teologi dan Simbol-simbol Agama Hindu, Surabaya, Paramitha Badan Litbang Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, h-333 23 Asura adalah kata lain dari Mahisasura, dia adalah salah satu raksasa yang melawan Devi Durga pada saat di medan perang mereka itu, maka keluarlah suatu kekuatan yang besar dari Siva dan Visnu, serta para dewa lainnya. Dan yang kemudian kekuatan itu bersatu, sehingga terciptalah wanita cantik, dan wanita cantik itu adalah Devi Durga. Gambar : 3 Sebagai dewi terpenting dalam agama Saiva dan Sakta, Devi Durga mempunyai beberapa aspek, tiga di antaranya yang sering dibicarakan dalam kitab-kitab purana dan Tantra adalah sebagai pembinasa asura Mahisasura, sebagai penguasa tanam-tanaman dan kesuburan, serta sebagai penguasa penyakit yang menular. Di antara tiga aspek tersebut, rupanya aspek Devi Durga sebagai pembinasa asura merupakan aspek terpenting. Pembinasaan asura ini seringkali diartikan sebagai lambang dari tugas Devi Durga, yakni untuk memberi perlindungan kepada pemuja-pemujanya dari kesulitan hidup, khususnya kesulitan yang ditimbulkan oleh musuh di medan perang. 24 Devi Durga dapat memaksakan kehendaknya supaya dewa-dewa tinggal di hutan, sedangkan istri-istri Brahmana di haruskan mempersembahkan mantra- 24 Gambar 3 : Melambangkan perlawanan umat Hindu Terhadap musuh-musuhnya mantra yang isinya memuja-muja Mahisasura, Brahmana-Brahmana dilarang mengadakan upacara-upacara keagamaan kitab suci Veda. Devi Durga dalam perkelahiannya ini telah di lengkapi dengan senjata-senjata pemberian dewa- dewa, yaitu : - Dewa Visnu menghadiahkan cakra yang dia tarik dari cakranya sendiri - Visvakarman menghadiahkan anting-anting, gelang, hiasan bulan sabit yang gemerlapan, kalung dan cincin, di samping sebuah kapak yang gemerlapan; kuvera meberi cangkir yang berisi anggur - Yama menghadiahkan tongkat yang diambil dari tongkatnya sendiri Sesa, raja ular menghadiahkan kalung berbentuk ular dengan dihiasi batu permata - Lautan susu memberikan kalung manik-manik yang bersinar dan pakaian perang - Himavat memberikan seekor singa sebagai tunggangannya, sehingga Devi Durga siap untuk menghadapi Mahisasura. 25 Dengan wujud yang dahsyat, sehingga Devi Durga dengan mudah menghancurkan raksasa Mahisasura, dan kemudian menerima julukan sebagai Durga Mahisasuramardhini. Wujud Devi Durga yang maha dahsyat itu hanyalah satu aspek dari saktinya yang tak terbatas. Sebab dalam naskah Devi Mahatmyam, kehebatan Devi Durga masih bisa disusun dalam daftar yang sangat panjang. 26 25 Gede Oka Sanjaya, Siva Purana, Surabaya, Paramitha, 2001, h. 65 26 Gambar 4 : Devi Durga Menunjukkan kesatriaannya dengan menunggangi seekor macan setelah melawan Mahisasura di medan perang Gambar : 4 Ketika mengalahkan raksasa Sumbha dan Nisumbha, Devi Durga dipuji oleh para dewa dan para dewa menampakkan diri sebagai Kausiki Durga yang muncul dari badan Parwati, dan Devi Durga juga menampakkan muka yang sangat gelap yaitu sebagai Devi Kali. Durga dalam keperkasaannya, memanifestasikan diri-Nya ke dalam sembilan aspek yang di kenal sebagai Nawa Durga. Dari kesembilan aspek tersebut yaitu terdiri dari : Nilakanthi, Ksemankan, Harasiddhi, Rudramsa Durga, Wana Durga, Agni Durga, Jaya Durga, Widhyayasi Durga, dan Ripumari Durga. 27 Setelah berlangsungnya peperangan antara Devi Durga dan Mahisasura akhirnya senjata yang di berikan oleh para dewa-dewa itu tidak sia-sia, karena Mahisasura tewas terbunuh oleh Devi Durga, dan pada akhirnya umat Hindu meyakini akan adanya kemenangan atas terbunuhnya Mahisasura di tangan Devi 27 Hariani Santiko, Kedudukan Bhatari Durga di Jawa Jakarta, 1987, h-25 Durga. Umat Hindu percaya, bahwa makna ceritra yang berkaitan dengan dibunuhnya raksasa Mahisasura oleh Devi Durga adalah simbol membunuh atau melenyapkan kebodohan, oleh karena itu, hari kemenangan yang diyakini sebagai hari baik untuk belajar. Para prajurit meletakkan senjatanya, para sastrawan menghentikan diri untuk menulis dan membaca buku, para seniman musik menghentikan aktivitasnya dan terpekur khusuk untuk memuja Devi Durga yang disebut oleh umat Hindu yaitu Dewi Ibu yang selalu melindungi umatnya dari segala kejahatan yang menimpa kaumnya dan juga memperoleh rahmatnya. Ini adalah sedikit cerita tentang perlawanan Devi Durga kepada Mahisasura, yang notabennya senjata-senjata yang di berikan para Dewa, menjadi sebuah kemenangan Devi Durga. 28 Devi Durga memiliki beberapa atau beraneka wujud dan aspeknya. Parvati yang merupakan Sakti dari dewa Siva adalah salah satu wujud Durga dalam aspek santa. Menurut penyembah dewa ini, Devi Durga mengambil wujud yang bermacam-macam. Devi Durga dipuja dalam enam puluh empat wujud, antara lain : Bhadrakali, Aryadurga, Vedagarbha, Ambika, Bhadra, dan lain sebagainya. Di India selatan, Devi Durga dipuja lebih dari aspek yang mengerikan Devi dalam wujudnya yang lembut mengambil bentuk kanya atau kanyakumari, Kamaksi, dan Mukamba. Pemujaan kepada Devi Durga, rupanya telah berlangsung sejak lebih dari empat ribu tahun silam. Dalam susastra Hindu, sejak zaman Veda hingga saat ini, pemujaan kepada Devi Durga, mengambil tempat yang sangat penting. 28 Cudamani, Bagaimana Umat Hindu Menghayati Dewa-Dewi Surabaya, Paramitha, 1998, h. 34 Perwujudan Devi Durga itu dimulai dengan, muka wanita yang berbentuk dengan tenaga Siva. Rambutnya dari tenaga Yama, tangan-tangannya timbul dari dari tenaga Visnu, dadanya terbentuk dari tenaga Candra, perutnya dari Surya, jari-jarinya berasal dari tenaga Vasu, giginya tumbuh karena kekuatan Prajapati, Agni menyebabkan mata ketiga, bulu mata berasal dari kekuatan Fajar, sedangkan Vayu dengan kekuatannya itu menimbulkan telinga. Pada umumnya Devi Durga dalam wujudnya yaitu Durgamahisa- Suramardhini, yakni Devi Durga membunuh raksasa, yang bernama Raktavijaya yang tidak dapat dikalahkan oleh para dewa, kecuali Sakti Siva yaitu dalam wujud Devi Durga. Raksasa Raktavijaya, berubah wujud menjadi seekor kerbau, dan berhasil dibunuh oleh Devi Durga. Adapun simbolis dari citra atau perwujudan Devi Durga adalah sifat kedewataan akan dapat menundukkan sifat-sifat keraksasaan yang terdapat pada diri umat manusia. Lambang-lambang senjata adalah lambang-lambang kekuasaan para dewa yang di dalam yoga adalah lambang Prana atau Sakti atau bisa juga disebut dengan Power, yang dapat bisa mengalahkan sifat-sifat negatif umat manusia. Menurut kitab Skandyyamala, terdapat sembilan nama Durga ini adalah Rudracanda, Pracanda, Chandogra, Atichandi, Ugrhacandika dan Chandi. Ada juga menyebutkan nama dan ciri-ciri atau bentuk Durga, yaitu : 1. Nilakhanthi : bertangan empat, membawa trisula tombak berujung tiga, khetaka perisai, mangkuk minum, dan satu tangan bersikap varada sikap memberi hadiah. 2. Ksemankari : bertangan empat, membawa trisula, padma teratai merah, tempat minum dan varada. 3. Harasiddhi, bertangan empat, membawa damaru kendang dalam ukuran kecil, kamandalu kendi, pedang dan tempat minum. 4. Rudramsha Durga : bertangan delapan membawa sangkha rumah siput, naik seekor singa, matahari dan bulan ada di kiri dan kanan Durga. 5. Vana Durga : bertangan delapan, membawa sangkha, cakra, krpana, khetaka, anak panah, tombak, dan satu tangan dalam sikap tarani-hasta menunjuk. Berwarna hijau rumput atau kuning, dan naik seekor kerbau. 6. Agni Durga : berkulit kuning keemasan, bercahaya seperti kilat, berwajah kejam ?, bermata tiga, Dewi Durga naik seekor singa dan diapit oleh dua wanita memegang pedang dan khetaka. Pada dahi Durga terdapat hiasan berupa bulan sabit. Bertangan delapan, dua tangan dalam sikap Tarjani- Hasta dan varada, sedangkan tangan yang lainnya memegang cakra, pedang khetaka, anak panah, busur dan angkusa. 29 7. Java Durga : bermata tiga, dan bertangan empat, membawa sangkha, cakra, khadga pedang kecil, dan trisula, berkulit hitam dan bulan sabit menghias dahi, dan menaiki seekor singa. 8. Vindhyavasi Durga : berkulit cerah yang bersinar bagaikan kilat, duduk diatas padma, bertangan empat, dua diantaranya bersikap varada dan abhaya jangan takut, sedangkan dua tangan lainnya memegang sangkha dan cakra, berhiaskan hara kalung, angada ?, kundala anting-anting, dan sebagainya. Indera dan dewa-dewa lainnya memuja di dekatnya, dan menaiki seekor singa. 29 Dr. Mahendra Mittal, Pesan Tuhan Untuk Kesejahteraan Umat Manusia Intisari Veda, Surabaya Paramitha, 2006, h. 76 9. Ripumari Durga : berwarna merah dan wajah menakutkan, pada satu tangannya memegang trisula, dan satu tangan lainnya bersikap tarjani- hasta. 30 Gambar : 5 Perwujudan Devi Durga yang dijuluki sebagai Durga Mahisasuramardhini 31 yang disebutkan di atas, itu lahir dari manifestasi-Nya yang kedua yakni Mahalaksmi. Di nyatakan pula, bahwa Devi Durga atau disebut juga sebagai ibu jagat ini akan turun ke bumi apabila ada gangguan yang disebabkan oleh makhluk-makhluk dengan sifat raksasa. Uraian tentang berbagai bentuk atau wujud durga ini dalam kitab-kitab keagamaan India, ternyata sangat luas dan seringkali terjadi tumpang tindih dengan konsepsi tokoh-tokoh dewi lainnya. Dalam upaya pemahaman dan berbagai tindakan sifat Durga, diperlukan suatu pengetahuan yang sangat mendasar tentang konsep dewi pada umumnya, suatu pengetahuan yang berpangkal pada pemujaan Dewi Ibu atau yang di sebut juga Devi Durga. 30 Gambar 5: Devi Durga menunjukkan kesatriaannya dengan wajah yang tersenyum , membawa atribut-atributnya yang dipegang dengan keempat tangannya dan menunggangi seekor harimau sebagai kendaraannya 31 Durga Mahisasuramardhini adalah sebutan nama orang-orang Hindu kepada Devi Durga, karena telah mengalahkan raksasa Mahisasura pada waktu berperang Devi Durga atau disebut juga Dewi Ibu, dipuja melalui berbagai aspeknya, yaitu ada tiga bagian tubuh Devi Durga yakni payudara, perut dan alat kelaminnya, itu merupakan perlambangan dari tiga aspek utamanya : payudara adalah lambangnya sebagai dewi pelindung, pemelihara, serta sebagai sumber hidup manusia, perut adalah lambangnya sebagai penguasa kematian, dan alat kelaminnya adalah lambangnya sebagai pencipta. Sebagai dewi pelindung, pemelihara serta sumber hidup manusia, selain itu Devi Durga adalah penguasa tanam-tanaman, misalnya jagung, gandum dan padi, serta segala jenis makanan lainnya yang di butuhkan oleh manusia. Devi Durga memelihara manusia dan segala yang ada di alam semesta ini, karena Devi Durga menciptakan atau melahirkan semuanya itu. Namun sebaliknya manusiapun berhak atas hidup yang telah Devi Durga berikan, dan Devi Durga akan mengambil anak-anaknya termasuk manusia, ke dalam pelukannya. Segala Sesuatu akan kembali ke tanah, yang tidak lain adalah perut atau kandungan Devi Durga.hal ini berarti Devi Durga berkuasa atas kematian semua makhluk, dan penguasa dunia bawah. Relief Devi Durga ini berbentuk abstrak, yakni berbentuk gambar mata, payudara yang kadang-kadang berbentuk pilin berganda, dan alat kelamin wanita yang berbentuk segitiga, terdapat pada kubur-kubur Megalith di Eropa, khususnya di daerah Prancis, Jerman dan Inggris. Melihat adanya aspek-aspek Devi Durga yang seolah-olah saling bertentangan ini, menurut Neumann Devi Durga yang mempunyai dua sifat yang disebutnya sebagai sifat baik, pemurah atau sifat positif, dan sifat bengis atau sifat negative. Bersifat positif, karena Devi Durga adalah pelindung, pemelihara, dan pencipta manusia serta semua makhluk yang ada di alam semesta ini. Bersifat negatif karena Devi Durga adalah dewi kematian yang ditakuti. Di samping lambang-lambang berupa alat kelamin wanita, terdapat pula beberapa benda dan binatang yang dianggap sebagai lambang Dewi Ibu dan kesuburan, di antaranya air, darah, bulan, periuk, dan pohon kapak kembar, sedangkan binatang khususnya binatang-binatang yang hidup di air atau yang di anggap mempunyai hubungan yang erat dengan air, misalnya ular, ikan, kura- kura, buaya dan kodok, kemudian juga jenis binatang lainnya ialah burungmerpati dan sebagainya. Air adalah unsur terpenting dalam proses kesuburan, sehingga timbul anggapan bahwa air adalah sumber dari segala kehidupan, dan lambang kesuburan pada umumnya. Lebih lanjut, karena potensinya untuk memberi kehidupan, maka airpun dianggap mempunyai kekuatan untuk menghilangkan penyakit, serta melenyapkan noda kotoran, yang melekat baik pada tubuh jasmani maupun rohani. Hubungan yang erat antara Dewi Ibu-air dan bulan didasarkan kepada kenyataan yang pertama bulan dapat mempengaruhi pasang surutnya air laut, dan yang kedua, bulan mempunyai bentuk yang dapat menyusut gelap dan mengembang terang, purnama, yang kemudian di hubungkan dengan sifat negative gelap, dan sifat positif terang Dewi Ibu. 32 Darah dianggap sebagai lambang Dewi Ibu, karena darah adalah tanda kesuburan rahim wanita, oleh karena itu darah dan warna merah pada umumnya dianggap sebagai tanda-tanda kehidupan dan kesuburan. Diantara jenis binatang 32 Hariani Santiko, Kedudukan Bhatari Durga Di Jawa Pada Abad X Sampai XV Masehi, Jakarta, 1987, h. 312 yang di hubungkan dengan konsep Dewi Ibu yang terpenting adalah ular. Ular dihubungkan dengan konsep kesuburan karena, pertama, ular adalah binatang melata di darat tetapi sering di jumpai di air, dan di tempat yang lembab, dan yang kedua, ular berganti kulit beberapa kali dalam hidupnya sehingga di anggap menguasai rahasia hidup abadi. Pada perkembangan selanjutnya, baik air, bulan maupun ular seringkali dianggap pula sebagai lambang laki-laki, pasangan dewi ibu. Misalnya pada beberapa mitologi, air dianggap sebagai sperma yang dapat menyuburkan rahim sang dewi. Konsepsi dewi ibu ini yang kemudian, akan tetap hidup menjadi konsep dasar pemujaan dewi hampir seluruh dunia. Berbagai aspeknya diwujudkan sebagai tokoh-tokoh dewi tertentu, misalnya terdapat dewi yang khusus dianggap sebagai dewi tanah, dewi khusus penguasa air dan lain sebagainya.

D. Perwujudan Atau Arca Devi Durga