yang di hubungkan dengan konsep Dewi Ibu yang terpenting adalah ular. Ular dihubungkan dengan konsep kesuburan karena, pertama, ular adalah binatang
melata di darat tetapi sering di jumpai di air, dan di tempat yang lembab, dan yang kedua, ular berganti kulit beberapa kali dalam hidupnya sehingga di anggap
menguasai rahasia hidup abadi. Pada perkembangan selanjutnya, baik air, bulan maupun ular seringkali
dianggap pula sebagai lambang laki-laki, pasangan dewi ibu. Misalnya pada beberapa mitologi, air dianggap sebagai sperma yang dapat menyuburkan rahim
sang dewi. Konsepsi dewi ibu ini yang kemudian, akan tetap hidup menjadi konsep dasar pemujaan dewi hampir seluruh dunia. Berbagai aspeknya
diwujudkan sebagai tokoh-tokoh dewi tertentu, misalnya terdapat dewi yang khusus dianggap sebagai dewi tanah, dewi khusus penguasa air dan lain
sebagainya.
D. Perwujudan Atau Arca Devi Durga
Arca Durga bertangan dua, masing-masing tangan kiri arca menarik ekor kerbau dan tangan kanan memegang kepala Asura. Sikap yang sama kita temukan
pula pada sebuah arca Durga dari jawa tengah yang sekarang disimpan di Museum Radya Pustaka.
Pada-pada arca bertangan 4 dan bertangan 6 letak senjata tidak beraturan, kecuali cakra yang lebih sering terlih dipegang oleh tangan kanan atas atau salah
satu tangan kanan yang diangkat keatas. Sangkha pada arca bertangan 4 lebih banyak dijumpai pada tangan kiri atas, sedangkan pada arca bertangan 6 hal
tersebut tidak dijumpai. Tangan kanan bawah baik pada arca-arca bertangan 4
maupun arca bertangan 6 kebanyakan menarik ekor kerbau sedangkan tangan kiri bawah menarik rambut asura atau memegang kepala asura.
33
Gambar : 6 Pada arca-arca bertangan 8 penempatan senjata sila tangan adalah sebagai
berikut: a. cakra dipegang pada tangan kanan atas, sedangkan sangkha kebanyakan
dipegang pada tangan kiri atas. b. Saara atau Khadga kebanyakan dipegang pada tangan kanan kedua atau
ketiga. c. Tangan kanan bawah kebanyakan memegang menarik ekor kerbau. Dari
daftar diatas terlihat kadang ekor dipegang oleh tangan kiri bawah, tergantung arah hadap kerbau, namun hal sedemikian ini tidak banyak
dijumpai.
33
Ida Ayu Putu Surayin, Durga Surabaya, Paramitha, 2004, h. 98
d. Dhanu dipegang oleh tangan kiri kedua atau ketiga, demikian pula khetaka.
e. Tangan kiri bawah menarik rambut asura atau memegang kepala tangan asura.
34
Arca-arca peninggalan masa lampau, zaman kerajaan-kerajaan bercorak Hindu Budha di Nusantara tidak hanya menampilkan keindahan semata. Arca-
arca tersebut banyak memiliki makna yang berkaitan dengan cerita sejarah, legenda, mitologi, dan unsur religius yang terkandung di balik keindahannya itu
sendiri. Durgamahasisuramardhini yang merupakan gabungan dari kata Durga,
Mahisa, Asura, dan Mardhini. Arca Dewi Durga memiliki banyak tangan, lebih dari 8, 12 atau pada beberapa arca sampai dengan 16. Dewi Durga adalah nama
sakti atau istri Dewa Siwa, Mahisa adalah kerbau, Asura berarti raksasa, sedang Mardhini
berarti menghancurkan
atau membunuh.
Jadi, Durgamahasisuramardhini berarti Dewi Durga yang sedang membunuh raksasa
yang ada di dalam tubuh seekor kerbau. Durga merupakan tokoh dewi yang terkenal di India, dan juga sangat di puja-puja dalam agama Hindu. Durga dipuja
di musim gugur pada pertengahan kedua bulan Asvina di propinsi India Timur Laut.
35
34
Gambar 6: Devi Durga menunjujukkan kesatriaannya melawan mahisasura dengan menunggangi seekor kerbau. Gambar yang satunya, Arca Devi Durga yang disebut lorojonggrang
Gadis Ramping
35
Ida Ayu Putu Surayin, Durga Surabaya, Paramitha, 2006, h. 102
Gambar : 7
Devi Durga pembunuh Mahisa kerbau yang penjelmaan Asura raksasa
musuh para dewa yang sering menyerang khayangan. Dewi Durga ditugaskan untuk menghalau asura. Asura bisa menjelma jadi berbagai macam bentuk,
misalnya gajah, singa, kerbau. Sebelum muncul wujud aslinya, diwujudkan dengan mahisa kerbau. Setelah mahisa dibunuh ditombak dengan trisula, muncul
wujud aslinya asura. Menjelma keluarnya dari ubun-ubun kepala.
36
Dewi yang
digambarkan sedang
berperang, Durga
membawa senjata. Tangan atasnya membawa cakra dan yang dibekali oleh Dewa Visnu.
Durga juga membawa pedang yang panjang dan busur panah dengan mata panahnya. Tangan sebelah kanan depan menarik ekor dari kerbau mahisa yang
sudah mati. Tangan kiri menjambak rambut asura. Tangan lainnya bawa pitaka perisai dan Cangka, dibuat dari cangkang kerang pemberian Dewa Wisnu.
Durga digambarkan dalam adegan kemenangan setelah berhasil mengalahkan asura yang berubah bentuk seperti kerbau yang sangat besar.
Menurut naskah Devi Mahatya, diceritakan bahwa para dewa pada suatu ketika dikalahkan oleh para asura atau raksasa dibawah pimpinan Mahisasura.
Para dewa memohon pertolongan Dewa Siva dan Dewa Wisnu untuk dapat
36
Gambar 7 : Devi Durga menunjukkan wajahnya yang mnyeramkan ketika umatnya melalaikan pekerjaannya
mengalahkan dan mengusir para asura yang telah mengganggu khayangan. Mendengar peristiwa yang menimpa para dewa, Dewa Siva dan Dewa Wisnu
menjadi sangat marah akan perbuatan para asura, sehingga dari mulut mereka keluar lidah api yang menyala-nyala. Lidah api juga keluar dari tubuh dewa-dewa
yang lain. Kekuatan lidah api bergabung menerangi semua penjuru yang akhirnya mengumpulkan dan membentuk tubuh seorang wanita yang sangat cantik dan
jadilah Devi Durga. Siva memberikan Trisulanya, Wisnu memberikan Cakra, Baruna
memberikan sebuah Sangkha dan Pasa, kalung mutiara dan sepasang pakaian yang tidak bisa rusak, Agni memberikan tombak, Maruta memberi busur dengan
anak panahnya, Indra memberi Fajra dan Ganta, Yama memberi Kamandalu, Kala memberi pedang dan perisai, Vivakarma memberi kapak yang mengkilap beserta
senjata dan baju sirah yang tidak tembus senjata, Himavat memberikan seekor singa sebagai wahana, Kuwera memberi mangkuk yang penuh dengan anggur,
dan Sesa memberikan sebuah kalung ular yang dihiasi dengan permata yang besar.
Melalui Devi Durga, para dewa akhirnya berhasil mengalahkan Mahisasura dengan menginjak lehernya. Dari kepala atau mulut Mahisa keluar
wujud Asura-raksasa dan segera dibunuhnya. Berdasarkan latar belakang cerita tersebut, Durgamahasisuramardhini biasa digambarkan sedang membunuh
Mahisasura, dengan jumlah tangan yang bervariasi, trisula menusuk di leher mahisa. Dia memiliki tiga mata, dada membusung, pinggang ramping, dan berdiri
dalam sikap Tribhangga, rambut Jatamahkota, sedang Asura digambarkan dalam bentuk kerbau dengan darah mengalir di lehernya, berbaring di bawah kaki durga.
Pada beberapa arca dewi Durga kaki kanannya biasanya digambarkan berada diatas singa, sedang kaki kirinya menginjak punggung kerbau, dan singa
digambarkan sedang mencakar kerbau. Di candi-candi, ia biasanya menempati relung sebelah Utara.
37
37
Ida Ayu Putu Surayin, Durga Surabaya, Paramitha, 2006, h. 105
BAB IV DEVI DURGA DALAM KEPERCAYAAN MASYARAKAT HINDU DI
PURA DALEM PURNAJATI
A. Kedudukan Devi Durga Di Pura Dalem Purnajati