Konsep Dewa-Dewi Dalam Agama Hindu

BAB III DEVI DURGA DALAM AGAMA HINDU

A. Konsep Dewa-Dewi Dalam Agama Hindu

Untuk mengetahui konsep tentang dewa-dewi dalam agama Hinduisme, bahwa Hinduisme tidak tergantung hanya pada sebuah kitab suci tunggal seperti yang dilakukan agama besar lain di dunia. Namun, keseluruhan tubuh dari kepustakaan filosofis menerima kitab-kitab upanisad dan Bhagavad Gita sebagai sumber yang dapat dipercaya dan tidak bertentangan dengannya. Oleh karena itu, setiap konsep tentang dewa-dewi yang didasarkan pada kitab-kitab ini disambut baik hampir semua sekte Hinduisme. 12 Berbicara tentang konsep dewa-dewi dalam agama hindu. Kiranya wajar bagi manusia untuk mengawalinya dari dunia tempat ia tinggal dan bergerak. Karena itu, jika dipandang dari sudut pandang ini, dewa-dewi dalam Hinduisme adalah sang pencipta. Namun, dewa-dewi menciptakan segenap alam semesta dan dunia ini bukan dari ketiadaan yang logis, akan tetapi berasal dari dirinya sendiri. Setelah menciptakan, dia memeliharanya dengan kekuasaannya, mengatur seluruhnya bagaikan seorang kaisar Maha kuasa, membagi keadilan sebagai ganjaran dan hukuman, sesuai dengan perbuatan masing-masing atau individu dengan makhluk-makhluk yang ada. Pada akhir dari siklus penciptaan, Hinduisme 12 I Wayan Maswinara, Dewa-Dewi Hindu, Surabaya, paramita, 1999 , h 1-15 Bhagavad Gita adalah kitab suci yang diperuntukkan umat Hindu mendukung teori siklus penciptaan, dia menyerap segenap tatanan dunia kedalam dirinya. Kitab suci Hindu demikian lancar sementara melukiskan sifat-sifat dewa-dewi, dia adalah Maha mengetahui, Maha kuasa, dia merupakan perwujudan keadilan, kasih sayang dan keindahan. Dalam kenyataannya, dia merupakan perwujudan dari segala kualitas terberkati yang senantiasa dapat difahami manusia. Dia senantiasa siap mencurahkan anugerah, kasih dan berkahnya pada makhluk- makhluk, membimbingnya secara bertahap dari keadaan yang kurang sempurna menuju keadaan yang lebih sempurna. Dengan mudah dia disenangkan dengan Doa dan permohonan dari para pemujanya. Namun, tanggapannya pada Doa ini dituntun oleh prinsip yang hendaknya tidak bertentangan dengan hukum kosmis yang berkenaan dengan kesejahteraan umum dunia dan hukum karma yang berkaitan dengan kesejahteraan pribadi-pribadi khususnya. Masyarakat Pura Dalem Purnajati, memposisikan Devi Durga sebagai Tuhan yang mereka percayai akan adanya keinginan-keinginan yang mereka butuhkan. Selain sebagai Tuhan, Devi Durga adalah seorang ibu ilahi yang mereka anggap sebagai ibu kandung sendiri. Konsep dewa-dewi Hindu memiliki dua gambaran khas. Tergantung pada kebutuhan dari para pemujanya. Dia dapat terlihat dalam suatu wujud yang mereka sukai untuk pemujaan dan menanggapinya melalui wujud tersebut. Dia juga dapat menjelamakan dirinya di antara makhluk manusia untuk membimbingnya menuju kerajaan ilahi-Nya. Dan penjelamaan ini merupakan suatu proses berlanjut yang mengambil tempat dimanapun dan kapanpun yang dianggapnya perlu. 18 Kemudian, ada aspek dewa-dewi lainnya sebagai yang mutlak. Yang biasanya disebut sebagai Brahman : yang berarti tak terbatas. Brahman adalah ketakterbatasan itu sendiri. Namun, Brahman juga bersifat immanen pada segala yang tercipta. Dengan demikian, tidak seperti segala yang biasa kita kenal, bahwa Brahman menentang segala uraian tentangnya. Telah dinyatakan bahwa jalan satu-satunya untuk dapat menyatakannya adalah dengan cara negatif : bukan ini, bukan ini. Pada sifat esensialnya sendiri, Brahman didefinisikan sebagai ‘ Sat-cit-ananda ‘ atau ‘keberadaan-kesadaran-kebahagian‘. Ini merupakan dasar dari segala keberadaan, kesadaran, dan kegembiraan. 13 Gambar : 1 Metafisika menunjuk pada Brahman sebagai yang mutlak. Pikiran yang memikirkan dan hati yang merasakan, dan menandainya sebagai makhluk manusia, hanya dapat menerima Tuhan, sang pencipta dan pengatur Isvara, karena dunia kebanyakan merupakan suatu realitas terhadap hal itu. Hubungan 13 Gambar 1 : Melambangkan Dewa-Dewi dalam keberagamaan umat Hindu antara Brahman dan Isvara ini, walaupun secara naluriah dirasakan oleh hati yang merasakannya, akan senantiasa tetap sebagai suatu teka-teki membingungkan bagi pikiran yang memikirkan. Polytheisme Hindu walaupun kelihatannya jelas, tetapi masih merupakan teka- teki misterius, yang akan tetap berlanjut demikian sampai Brahman dipandang dalam perspektif yang benar. Ada tiga aspek terhadap polytheisme ini, tiga keyakinan utama tentang pemujaan Devata-Trimurti yang terdiri dari Brahma, Visnu dan Siva, bersama dengan para pendampingnya, membentuk aspek pertama. Disini segala pemujaan wujud Devata dianggap sebagai aspek berbeda-beda dari Tuhan yang Mahaesa, Isvara. Devata-devata minor seperti Ganesa dan Kumara, membentuk aspek kedua. Walaupun para Devata ini kadang-kadang juga dilukiskan sebagai aspek Tuhan tertinggi, umumnya kedudukannya lebih rendah daripada Trimurti, dengan demikian Brahman, Visnu dan Siva itu menyatakan manifestasi terbatas dari Tuhan. 14 Lokapala penjaga dunia yang juga disebut sebagai Dikpala penjaga arah mata angin seperti Indra, Varuna, Agni dan lain sebagainya menempati aspek ketiga. Sesungguhnya semua ini merupakan kedudukan daya-daya kosmis dalam skema penciptaan semesta dan manusia yang telah mendapatkan pahala keagamaan luar biasa yang diperlukan guna mencapai tempat-tempat tersebut, akan menempatinya pada setiap siklus penciptaan. Kemudian ada sejumlah Devata dusun dan makhluk setengah Deva yang dapat dianggap sebagai salah satu perwujudan yang sangat terbatas dari Tuhan tertinggi atau sebagai kekuatan dewa- 14 I Wayan Maswinara, Dewa-Dewi Hindu, Surabaya, Paramita, 1999 , h 20-52 dewa alam atau sebagai makhluk manusia yang dengan beberapa karunia pahala dan kekuatan khusus, dalam perjalanan waktu, akan ditingkatkan pada kedudukan Devata, setelah meninggal. Rgveda Samhita merupakan dasar suci Hinduisme dan tradisi memberikannya tempat tertinggi. Kitab suci agung ini penuh dengan puji-pujian yang umumnya disebut Sukta, yang mencapai ketinggian utama dari keindahan puitis dan ketajaman filosofis, yang sungguh-sungguh merupakan kombinasi yang jarang diketemukan. Bagian terbesar dari kitab ini dipersembahkan sebagai doa kepada para deva seperti Indra, Agni, Varuna dan yang lain-lainnya. Para deva Veda ini biasanya dinyatakan berjumlah 33: delapan Vasu, sebelas Rudra, duabelas Aditya, Indra dan Prajapati. Para Deva ini ditugaskan pada tiga wilayah dari bumi Prthivi, surga Dyausi dan ruang diantaranya Antariksa. Selain dari pada deva ini kita juga menemukan banyak obyek yang bergerak seperti batu penggilas, sifat-sifat seperti kepercayaan, emosi seperti kemarahan, aspek-aspek alam seperti fajar, yang didewakan dan dilukiskan didalamnya. Ada juga beberapa Devi, walaupun mereka tidak setenar para Deva. Aditya: Aditya menyatakan suatu kelompok deva, yang dalam kitab Rgveda jumlahnya enam, dalam kebanyakan kitab Brahmana jumlahnya delapan, tetapi menjadi duabelas dalam kitab Satapatha Brahmana. Dalam literatur mithologi berikutnya, mereka tetap berjumlah duabelas. Aditya dapat dilukiskan sebagai personifikasi dari hukum dan tatanan alam semesta dan masyarakat manusia. Mereka mengatur hubungan umat manusia diantara mereka sendiri dan dengan kekuatan-kekuatan alam. Aditya merupakan salah satu nama dari matahari; sehinggga Aditya dapat dipandang sebagai keberadaan kekal abadi, para deva sinar, yang dengan keberadaannnya itu segala macam kehidupan bercahaya diwujudkan dan dipelihara di alam semesta raya ini. Keduabelas Aditya itu adalah: Mitra kawan, Varuna yang meliputi dan membelenggu, Aryaman pemusnah musuh, Daksa yang terampil, Bhaga si pemberi, Amsa yang bebas, Tvastr pembentuk, Savitr penggerak, Pusan pemelihara, Sakra yang perkasa, Vivasvat yang cemerlang dan Visnu yang meresapi meliputi. Kadang-kadang keduabelas Aditya ini dikaitkan dengan duabelas aspek dari matahari yang meliputi duabelas bulan. Sehingga dilukiskan sebagai duabelas ruji dari jentera waktu. Agni : karena agama utamanya bersifat sakrifisal upacara kurban, Agni sebagai deva api wajar lah mendapatkan tempat terhormat. Sejumlah besar puji- pujian kebanyakan dipersembahkan untuk melukiskan dan memuja Agni sering disanjung sebagai Devata Utama, sang pencipta, pemelihara roh kosmis yang meliputi segalanya. Semua deva lain merupakan manifestasinya yang berbeda- beda. Ia mewujudkan dirinya sendiri sebagai api Agni di bumi Prthivi, sebagai kilat atau udara Indra atau Vayu dilangit antariksa dan sebagai matahari Surya disurga Dyuloka. Dia bertindak selaku mediator antara manusia dan para deva dengan membawa persembahan manusia kepada para deva. Dia maha mengetahui dan maha kuasa dan juga maha pengasih. Walaupun bersifat abadi, Dia tinggal diantara mahkluk fana dalam setiap rumah tangga. Ia melindumginya dengan mengusir segala kesulitannya dan memberinya apapun yang dimohonkannya. Tanpa adanya Dia, dunia tak kan pernah dapat memelihara dirinya. 15 Dalam literatur berikutnya, Agni dilukiskan sebagai devata penguasa arah tenggara. Gambaran Agni di kuil-kuil, memperlihatkannya sebagai seorang tua dengan badan berwarna merah. Dia memiliki dua kepala, perut buncit dan enam buah mata, tujuh lengan di mana ia memegang benda-benda semacam sendok, sendok besar, kipas dan lain sebagainnya, memiliki tujuh lidah, empat tanduk dan tiga buah kaki. Dia memiliki rambut yang dijalin, mengenakan pakaian merah demikian juga Yajnopati benang suci. Dia disertai masing-masing sisinya oleh dua pendampingnya Svaha dan Svadha. Asap merupakan panji-panjinya dan domba merupakan kendaraanya. Kenyataannya, ini merupakan pernyataan anthropormofis dari api sakrifial upacara kurban. Asvin : ini merupakan devata lembar yang selalu dilukiskan ataupun dipuja secara bersama-sama. Apa yang sebenarnya mereka nyatakan merupakan suatu masalah yang masih dapat diperdebatkan. Sementara orang mengatakan bahwa mereka menyatakan siang dan malam atau bulan dan matahari. Bahwa mereka dahulunya adalah raja-raja yang mendapatkan pahala luar biasa dan ditingkatkan pada kedudukan para deva, merupakan dugaan lain yang juga kadang-kadang dikemukakan. Mereka menyatakan keadaan setengah gelap sebelum datangnya fajar. Mereka meliputi dengan embun dan sinar. Dilukiskan sebagai selamanya muda dan tampan, mereka merupakan para deva termuda. Namun, karakteristik utamanya adalah mereka selalu berusaha untuk berbuat baik terhadap yang lainnya. Mereka 15 I Wayan Maswinara, Dewa-dewi Hindu, Surabaya Paramitha, h. 50 merupakan dokter dan ahli bedah tampil dan mengetahui seni penyembuhan, peremajaan kembali dan bahkan bedah plastik Bila dimohonkan, mereka dapat memberikan anugerah seperti anak, makanan, kekayaan, kesehatan dan perlindungan dari para musuh. Indra : tak diragukan lagi bahwa Indra merupakan devata utama dalam Rgveda . Hampir seperempat dari sloka pujiannya dipersemabahkan dalam rangka memujanya. Indra merupakan devata yang paling penting di langit. Dipersenjatai dengan halilintar Vajrayudha dan mengendarai kereta yang kecepatannya menyamai pikiran, dia berkelana kemana-mana. Keberaniaannya mempesonakan dan kegagah dan melepaskan air yang disandera olehnya. Dia menjepit sayap gunung-gunung perkasa dan menjadikannya jinak. Dia menemukan sapi-sapi dari para deva yang telah diculik oleh para raksasa. Dia menyenangi minuman Soma. Sebagai panglima perang, dia menjadi lambang kekuasaan kerajaan; sehingga para satria memujanya sebelum berangkat ke medan perang. Indra sering kali disamakan sebagai Tuhan Tertinggi. Kasih sayang dan welas asihnya terhadap para bhakta-Nya telah disanjungnya. Para sarjana berpendapat bahwa Indra hanya sekedar menyatakan fenomena hujan alami yang terlepas dari awan gelap sebagai akibat dari “bombardemen dari kilat dan halilintar.” Prestis Indra secara bertahap merosot dan Indra dialihkan pada kedudukan kedua oleh kita-kitab Purana. Namun masih tetap pada kedudukannya sebagai raja para deva. Dalam beberapa pahatan di kuil-kuil, Indra dilukiskan dalam wujud manusia dengan empat lengan, yang mengendarai gajah surgawi, Airtavata. Rudra : Rudra merupakan deva yang berteriak atau meraung yang mengerikan. Sosoknya tinggi dan sempurna. Rudra memiliki rambut panjang yang dijalin. Tubuhnya cemerlang dan warnanya bergabung dengan warna perhiasan emas yang dikenakannya. Rudra merupakan deva badai. Walaupun tampaknya mengerikan dan dipersenjatai dengan senjata-senjata mematikan., Rudra senantiasa bersikap ramah dan welas asih terhadap umat manusia. Rudra adalah pelindung, ayah yang baik hati dan penyayang, yang melindungi umat mausia terhadap musuh-musuhnya. Rudra juga cerdas dan bijak luar biasa serta merupakan dokter yang sangat ahli. Rudra memiliki ribuan obat yang dapat menyambuhkan segala penyakit yang diderita umat manusia. 16 Rudra kadang-kadang disamakan dengan Agni. Rudra juga dilukiskan sebagai ayah dari para Marut, yaitu kelompok deva vedik lainnya. Juga beberapa nama seperti Siva, Kapardin, Mahadeva dan lain-lainnya, yang telah digunakan dalam literatur mithologi berikutnya sebagai gelar dari Siva, dipergunakan dalam Rgveda . Sulit untuk mengatakan secara tepat aspek nama yang dinyatakan oleh Rudra. Kadang-kadang, sekelompok devata minor yang disebut Rudra, juga dinyatakan, yang berjumlah sebelas. Mereka sesungguhnya adalah prinsip hidup Prana, sepuluh nafas vital dan pikiran. Rudra juga dinyatakan berjumlah delapan dan kedelapan nama, -Bhava, Sarva , Isana, Pasupati, Bhima, Ugra, Mahadeva bersama-sama dengan Rudra- menyatakan delapan aspek dari Siva-Rudra dalam Literatur berikutnya. 16 Eko Pasijar, Tuhan Hindu Telah Menggambarkan Fenomena Alam, Surabaya Paramita Press, 2005, h-34 Soma yang juga disebut Indu atau Soma-Pavamana, merupakan salah satu devata yang sangat penting dalam Rgveda keseluruhan mandala sembilan dipersembahkan untuk memujinya. Soma merupakan devata yang mengetuai tumbuhan merambat Soma, yang sarinya sering digunakan dalam upacara kurban sebagai Tuhan Tertingggi, Soma menyembuhkan kefanaan dari penyakitnya, memberinya kegembiraan dan menghantarkannnya menuju dunia penuh kebahagiaan abadi. Akibat dari kekuatan yang diberikannya itulah maka Indra raksasa Vrtra. Soma menguasai pikiran dan mengaktifkan kata-kata. Karena itu, Soma kadang-kadang dilukiskan sebagai Vacaspati, ‘penguasa kata-kata’. Dialah yang membuat para Rsiduniawi, pendeta bijak biasanya. Soma menciptakan dunia, mengatur gunung-gunung dan sungai-sungai. Nama Soma telah digunakan dalam Rgveda bagi devata yang menggerakkan tanaman menjalar Soma, sari tanaman itu sendiri, demikian juga bulan. Dalam literatur berikutnya, Soma praktis telah disamakan dengan bulan itu sendiri. Para sarjana berpendapat bahwa devata Homa dari Zend-Avesta adalah Soma itu sendiri. Surya atau matahari, yang sering disamakan dengan Aditya, Savitr dan Pusan, adalah devata Vedik penting lainnya. Aditya sangat cemerlang dan mengendarai kereta sangat indah dan ditarik oleh tujuh ekor kuda. Aditya dibandingkan dengan seekor burung yang terbang dilangit dan dilukiskan sebagai permata langit. Aditya memberikan sinar, menimbulkan siang dan malam, memberi kekuatan dan kekuasaan kepada makhluk hidup, yang menjadikannya aktif dan memusnahkan kemalasan dan penyakitnya. Savitr adalah aspek matahari sebelum terbit, yang meliputi segalanya dengan warna keemasan. Savitr memantapkan orang-orang pada tempatnya masing- masing memberi kehidupan dan energi serta menuntun mereka di jalan yang benar. Mantra Gayatri yang terkenal itu dipersembahkan kepada Savitr ini. Aspek pendukung kehidupan dan pemelihara dari matahari ini dipersonifikasikan dan dipuja sebagai Pusan, yang dilukiskan dengan sangat indah. Savitr memusnahkan yang jahat dengan Cakra yang dikenakannya. Savitr memandang segalanya dengan pandangan yang sama. Savitr sangat pemurah dan senantiasa siap melindungi. Varuna atau yang meliputi seluruh jagat raya, merupakan salah satu devata tertua. Kemungkinan dia merupakan personifikasi dari langit, tetapi dia juga dikaitkan dengan awan-awan dan air, sungai dan lautan. Kadang-kadang dia dipasangkan dengan Mitra dan dipuji sebagai Mitravaruna. Varuna merupakan raja alam semesta dan tinggal di dunia tertinggi. Pengetahuan dan kekuasaannya takterbatas. Varuna memiliki ribuan mata dan mengawasi segenap alam dunia, sehingga dia merupakan penguasa hukum-hukum moral. Varuna menghukum mereka yang melanggar hukum ini tetapi memberinya pengampunan karena welas asihnya bila mereka bertobat dan memohonnya. Dengan menggerakkan Vayu, penguasa angin, Vayu memelihara kehidupan dengan memberinya hujan dan panen. 17 Walaupun Varuna merupakan devata pemimpin pada awalnya, tampaknya Varuna telah menyerahkan tempatnya kepada Indra dan Prajapati. 17 I Wayan Maswinara, Dewa-dewi Hindu, Surabaya, Paramitha, h-44 Dalam literatur mhitologi berikutnya Varuna dilukiskan sebagai devata penguasa arah barat dan sebagai penguasa lautan, air dan bintang-bintang. Dalam beberapa kuil, Varuna dilukiskan sebagai mengendarai seekor buaya. Pada kedua lengannya Varuna menggenggam ular dan jerat pasa. Kadang-kadang varuna digambarkan mengendarai sebuah kereta yang ditarik oleh tujuh ekor angsa dan memegang kembang padma, jerat, kulit kerang, dan sebuah wadah perhiasan pada keempat tangannya, dan diatas kepalanya terdapat sebuah payung. Vasu merupakan sekelompok devata yang jumlahnya delapan, terutama dikenal sebagai pengiring Indra. Kata Vasu diambil dari akar kata vas bertempat tinggal, menyebabkan bertempat tinggal, bersinar , sehingga vasu merupakan devata yang menyatakan segala wilayah luas atau ruang dan ketinggian. Kemungkinan mereka merupakan personifikasi dari alam dan fenomena alam. Delapan Vasu tersebut adalah : Dharma bumi, Anala Api, Ap Air, Anila Angin, Dhruva bintang kutub, Soma bulan, Prabhasa fajar, dan Pratyusa sinar. Vayu adalah deva atau personifikasi dari angin, udara atau nafas hidup prana. Sebagai penguasa langit antariksa vayu membagi kekuasaannya dengan Indra . Vayu mengendarai sebuah kereta yang ditarik oleh dua, sembilan puluh sembilan, seratus atau bahkan mencapai seribu ekor kuda jumlah ini barangkali tergantung dari keinginannya untuk menghasilkan desiran angin sepoi-sepoi, atau juga sebuah badai yang dahsyat. Keretanya memaklumkan kedatangannya dengan ruangan yang mengerikan. Namun, vayu sendiri tidak dapat dilihat. Seperti Indra penggemar sari tanaman Soma. Dialah yang menjadi dasar segala kehidupan. Dalam badan kita ia bekerja sebagai lima udara vital panca prana, seperti Rudra juga merupakan seorang dokter dan dapat mempengaruhi penyembuhan luar biasa. Dalam mithologi vayu merupakan penguasa arah barat laut. Vayu dilukiskan berwarna biru dengan memegang kipas dan sebuah bendera pada kedua tangannya, sedangkan kedua lengan lainnya memperlihatkan abhaya dan varada mudra yang menyatakan perlindungan dan memberikan berkah. Visnu agak aneh bahwa Visnu yang meliputi, devata tertinggi dari tradisi Vaisnava , yang kedua dari Trimurti dan devata yang sangat popular dalam Hinduisme berikutnya, menempati kedudukan kedua dalam Rgveda. Visnu merupakan rekan dari deva Indra. Visnu merupakan devata matahari dan aspek dari padanya bila Visnu menyelimuti segenap alam semesta dengan sinarnya. Kata-kata Urugaya dan Trivikrama, berarti yang memiliki langkah besar atau yang menutupi alam semesta dalam tiga langkah menyatakan matahari karena matahari melintasi langit tiga kali sehari, yaitu fajar, siang hari dan senja. Tempat tinggalnya sangat dipuji. Visnu di lukiskan sebagai personifikasi dari waktu. Visnu selamnya muda dan tampan. Kadang-kadang, matahari dilukiskan sebagai jenteranya. Visnu merupakan pencipta dan pelindung dunia. Tak ada sesuatu pun yang sebanding dengannya. Visnu sangat ramah dan pemurah. Visnu juga sangat disenangkan dengan persembahan yang dibuat dalam upacara kurban. Berbicara secara luas, Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian atau tiga kelompok besar yaitu : kelompok Saiva atau mereka yang memuja Siva, kelompok Sakta atau mereka yang memuja Sakti pendamping siva, dan Vaisnava atau mereka yang memuja Visnu. Namun, theology Hindu popular yang berakar dalam kitab suci kuno, menambahkan devata penting lainnya, yaitu Brahma. Ketiganya ini, Brahma, Visnu, dan Siva, bersama-sama membentuk Trimurti Trinitas Hindu. Brahma menciptakan dunia, Visnu memeliharanya dan Siva memusnahkannya. Proses penciptaan srsti, pemeliharaan sthiti dan pemusnahan pralaya selamanya berlanjut dalam aturan siklus.

B. Devi Durga Dalam Kitab Suci Hindu