82
3.5. Pengujian Kuat Lentur
Pada penelitian ini, pengujian lentur dilakukan pada 2 dua buah balok beton bertulang, dimana salah satu balok merupakan balok nonhomogen arah memanjang..
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian lentur balok beton bertulang adalah sebagai berikut:
1. Atur perletakan sesuai dengan jarak yang telah direncanakan sebelumnya.
2. Letakkan benda uji di atas kedua perletakan sendi-rol yang telah disiapkan.
3. Letakkan besi yang digunakan sebagai pembebanan untuk benda uji,dimana
pembebanan akan dilakukan pada dua titik di tengah bentang yang berjarak 100 cm. 4.
Pasang 3 tiga buah
Dial Indicator
yang digunakan untuk menghitung lendutan yang terjadi dengan jarak 75 cm. Pastikan dial ini telah menyentuh dasar balok dan berada
dalam posisi angka nol.
Gambar 3.23
Dial Indicator
5. Letakkan jack ditengah bentang diatas besi pembebanan dan naikkan beban setiap 10
kg dengan membaca
Manometer Jack.
6.
83
Gambar 3.24 Alat Pompa dan
Hydraulic Jack
Gambar 3.25 Selang
Hydraulic
dan
Manometer
7. Catat setiap penurunan yang terjadi pada dial ketika beban dinaikkan dan perhatikan
retak yang terjadi. 8.
Lakukan pembacaan hingga balok mencapai keruntuhan.
3.6. Bagan Alir Percobaan
Flowchart
Dalam mempermudah memahami rangkaian penelitian ini dari awal hingga akhir, maka diperlukan suatu bagan yang dapat mendeskripsikan secara struktur proses-proses
dalam penelitian ini. Berikut adalah bagan alir percobaan
flowchart
yang akan dilaksanakan pada penelitian ini:
84
85
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik
4.1.1. Kuat Tekan Silinder Beton
Pengujian kuat tekan dilakukan pada silinder beton dengan ukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm, pada saat benda uji berumur 28 hari menggunakan alat
Compression Machine
. Hasil pemeriksaan kuat tekan beton harus memenuhi Standar Deviasi SD :
Dimana : SD = Standar Deviasi
σb = Kuat tekan beton tiap sampel σbm = Kuat tekan beton rata-rata
n = Jumlah benda uji
Kuat tekan beton karakteristik σbk = 5 karena kemungkinan adanya kekuatan yang tidak memenuhi syarat, sehingga ditentukan kuat tekan beton dengan rumus:
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Nama
Berat Kg Uji Tekan KN
Sampel 1 S1 12,71
310 Sampel 2 S1
12,62 328
Sampel 3 S2 12,92
364 Sampel 4 S2
12,90 346
Sampel 5 S3 13,06
396 Sampel 6 S3
13,02 400
86
Perhitungan Benda Uji: a.
Sampel 1
′
b. Sampel 2
′
c. Sampel 3
′
d. Sampel 4
′
e. Sampel 5
′
f. Sampel 6
′
Sehingga diperoleh: a.
Segmen 1 S1
′
Standar Deviasi Sd:
87
Nmm² Maka diperoleh kuat tekan beton untuk segmen 1 adalah:
F’c 1 = f’c rata-rata – 1,645 Sd = 18,060– 1,6450,719 = 16,9 Mpa
b. Segmen 2 S2
′
Standar Deviasi Sd:
Nmm² Maka diperoleh kuat tekan beton untuk segmen 2 adalah:
F’c 2 = f’c rata-rata – 1,645 Sd = 20,099 – 1,6450,720 = 18,91 Mpa
c. Segmen 3 S3
′
Standar Deviasi Sd:
Nmm²
88
Maka diperoleh kuat tekan beton segmen 3 adalah: F’c = f’c rata-rata – 1,645 Sd = 22,533 – 1,6450,159 = 20.36 Mpa
4.1.2. Kuat Tarik Belah Silinder Beton
Pengujian kuat tarik dilakukan pada silinder beton dengan ukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm, saat benda uji berumur 28 hari menggunakan alat
Splitting Test.
Tabel berikut menunjukkan hasil pengujian kuat tarik belah beton:
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Nama
Berat Kg Uji Tarik KN
Sampel 1 S1 12,75
70 Sampel 2 S1
12,68 66
Sampel 3 S2 12,94
88 Sampel 4 S2
12,96 80
Sampel 5 S3 13,01
114 Sampel 6 S3
13,07 108
Perhitungan benda uji: a.
Sampel 1
b. Sampel 2
c. Sampel 3
d. Sampel 4
89
e. Sampel 5
f. Sampel 6
Sehingga diperoleh: a.
Segmen 1 S1
Standar Deviasi Sd:
= 2,381x10 Nmm
Maka diperoleh kuat tarik belah beton adalah: Ft = ft rata-rata
– 1,645 Sd = 0,9908 – 1,6450,184 = 0,986 Mpa
b. Segmen 2 S2
Standar Deviasi Sd:
90
= 0,080 Nmm² Maka diperoleh kuat tarik belah beton adalah:
Ft = ft rata-rata
– 1,645 Sd = 1,1889 – 1,6450,080 = 1,0573 Mpa
c. Segmen 3 S3
Standar Deviasi Sd:
= 0,0644 Nmm² Maka diperoleh kuat tarik belah beton adalah:
Ft = ft rata-rata
– 1,645 Sd = 1,5711 – 1,6450,0644 = 1,4651 Mpa
4.2 Pengujian Lendutan Balok Beton Bertulang