Balok Beton Bertulang Nonhomogen

99 Grafik 4.3 Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian dan Teoritis Pada Balok Homogen

3.2 Balok Beton Bertulang Nonhomogen

Gambar 4.3 Momen Sebagai Muatan Pada Balok Nonhomogen 154 955 1525 2070 2338 120 571 780 1065 1254 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 500 1000 1500 2000 2500 B e b a n P K g Lendutan x 0,01 mm Hubungan Beban dan Lendutan Hasil Pengujian dan Teoritis Balok Beton Bertulang Homogen Teoritis Pengujian 100 Pada kondisi beban terpusat seperti yang ditunjukkan oleh gambar di atas, maka lendutan yang terjadi pada balok dapat dihitung dengan rumus Momen sebagai muatan dimana nilai elastisitas beton direduksi. Untuk mencari elastisitas beton ada dua cara yaitu secara teoritis dengan rumus dan cara percobaan atau praktikum dengan menggunakan alat berupa mesin kompres dan alat elastisitas test. Karena dalam penelitian ini tidak melakukan tes elastisitas maka untuk mencari elastisitas beton menggunakan rumus . E 1 = 19321,51 Mpa E 2 = 20892,54 Mpa E 3 = 21211 Mpa Reduksi 1 = Reduksi 2 = Didapat: W 1 = W 2 = W 3 = W 4 = R A = W 1 + W 2 + W 3 + W 4 = + + + = = 101 M = = - = - = = - = - M = - - - - M = M = M = Maka untuk lendutan : = a. Lendutan teoritis pada pembebanan P = 1333 kg = 13330 N ′ ℎ ⁴ Maka besar lendutan: 102 1. Kondisi Setelah Retak o Menentukan momen retak : f = = 4496363,54 Nmm o Menentukan letak garis netral dengan, , dimana : = Modulus elastisitas baja = 2000000 MPa = Modulus elastisitas beton = Maka, = 10,03 10 d’ = selimut beton + Ø sengkang + ½Ø tulangan utama = 35 mm + 6 mm + ½ 12 = 47 mm d = h – selimut beton - Ø sengkang - ½Ø tulangan utama = 250 mm – 35 mm – 6 mm – ½ 12 = 203 mm 103 Maka : 2 1 2      y A n d A n d A n y A n y b s s s s 2 , 226 10 203 2 , 226 10 51 2 , 226 10 2 , 226 10 150 2 1 2      y y y 2262 459186 106314 2262 75 2      y y y 565500 4524 75 2    y y y 1 = -122,082 mm dan y 2 = 61,762 diambil y = 61,762 mm Menentukan momen inersia penampang retak transformasi I cr 4 2 2 3 2 2 3 mm 285 , 57395389 47 762 , 61 2 , 226 10 762 , 61 203 2 , 226 10 762 , 61 150 3 1 3 1            d y nA y d nA by I s s cr Berdasarkan hasil pengujian, retak awal terjadi pada saat pembebanan 2666kg. Maka, lendutan saat kondisi setelah retak dapat dihitung secara teoritis pada saat pembebanan 2666kg hingga 5998,5kg. a. Lendutan teoritis pada pembebanan 2666 kg  Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan : Ma = 0,5 P = 0,5x2666x10 3000 = 14342500Nmm 104 Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 84 , 61691354 285 . 57395389 14342500 4496363,54 1 195312500 14342500 4496363,54 1                                            cr a cr g a cr e I M M I M M I Lendutan akibat beban terpusat setelah retak e c I E PL 73 , 54 3 1   mm 03 . 11 1   b. Lendutan teoritis pada pembebanan 3999 kg Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan : Ma = 0,5 P = 0,5x3999x10 3000 = 21007500 Nmm Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 47 , 56832914 285 , 57395389 21007500 4496363,54 1 195312500 21007500 4496363,54 1                                            cr a cr g a cr e I M M I M M I . Lendutan akibat beban terpusat setelah retak e c I E PL 73 , 54 3 1   105 mm 96 , 17 1   c. Lendutan teoritis pada pembebanan 5332 kg  Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan : Ma = 0,5 P = 0,5x5332x10 3000 = 27672500Nmm Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 1 , 57992184 285 . 57395389 27672500 4496363,54 1 195312500 27672500 4496363,54 1                                            cr a cr g a cr e I M M I M M I Lendutan akibat beban terpusat setelah retak e c I E PL 73 , 54 3 1   mm 47 , 23 1   d. Lendutan teoritis pada pembebanan 5998,5 kg  Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan : Ma = 0,5 P = 0,5x5998.5x10 3000 = 31002500 Nmm 106 Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 77 , 57816165 285 . 57395389 31002500 4496363,54 1 195312500 31002500 4496363,54 1                                            cr a cr g a cr e I M M I M M I . Lendutan akibat beban terpusat setelah retak e c I E PL 73 , 54 3 1   mm 49 , 26 1   Perhitungan lendutan balok homogen dan nonhomogen untuk pembebanan lainnya dapat dilakukan dengan cara yang sama. Dan hasil perhitungan regangan disajikan dalam Tabel 4.6, Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.6 Data Hasil Lendutan Pengujian dan Lendutan Teoritis Balok Beton Bertulang Nonhomogen Pembacaan Dial kgcm 2 Beban Kg Lendutan X 10 -2 Hasil Pengujian Teoritis 10 1333 150 174 20 2666 663 1103 30 3999 890 1796 40 5332 1186 2347 45 5998,5 1426 2649 107 Grafik 4.4 Grafik Hubungan Baban-Lendutan Pengujian dan Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Nonhomogen Tabel Tabel 4.7 Data Hasil Lendutan Pengujian Balok Beton Bertulang Homogen dan Nonhomogen Pembacaan Dial kgcm 2 Beban Kg Lendutan X 10 -2 Homogen Nonhomogen 10 1333 120 150 20 2666 571 663 30 3999 780 890 40 5332 1065 1186 45 5998,5 1254 1426 174 1103 1796 2347 2649 150 663 890 1186 1426 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 500 1000 1500 2000 2500 3000 B e b a n P K g Lendutan x 0,01 mm Hubungan Beban dan Lendutan Hasil Pengujian dan Teoritis Balok Beton Bertulang Nonhomogen Teoritis Pengujian 108 Grafik 4.5 Grafik Hubungan Baban-Lendutan Pengujian Pada Balok Beton Bertulang Homogen dan Nonhomogen Tabel 4.8 Data Hasil Lendutan Teoritis Balok Beton Bertulang Homogen dan Nonhomogen Pembacaan Dial kgcm 2 Beban Kg Lendutan X 10 -2 Homogen Nonhomogen 10 1333 154 174 20 2666 955 1103 30 3999 1525 1796 40 5332 2070 2347 45 5998,5 2338 2649 150 571 780 1065 1254 120 663 890 1186 1426 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 B e b a n P K g Lendutan x 0,01 mm Hubungan Beban dan Lendutan Hasil Pengujian Balok Beton Bertulang Homogen dan Nonhomogen Homogen Nonhomogen 109 Grafik 4.6 Grafik Hubungan Baban-Lendutan Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Homogen dan Nonhomogen

4.4 Pengujian Regangan Balok Beton Bertulang