Pengujian Lendutan Balok Beton Bertulang Perhitungan Lendutan Balok Secara Teoritis

90 = 0,080 Nmm² Maka diperoleh kuat tarik belah beton adalah: Ft = ft rata-rata – 1,645 Sd = 1,1889 – 1,6450,080 = 1,0573 Mpa c. Segmen 3 S3 Standar Deviasi Sd: = 0,0644 Nmm² Maka diperoleh kuat tarik belah beton adalah: Ft = ft rata-rata – 1,645 Sd = 1,5711 – 1,6450,0644 = 1,4651 Mpa

4.2 Pengujian Lendutan Balok Beton Bertulang

Pengujian lendutan balok beton bertulang dilakukan dengan menggunakan Hydraulic Jack kapasitas 30 ton dan 3 tiga buah Dial Indicator dengan jarak masing- masing sepanjang 75 cm. Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Lendutan Balok Beton Bertulang Homogen Pembacaan Dial kgcm 2 Beban Kg Lendutan X 10 -2 Y1 Kiri Y2 Tengah Y3 Kanan 10 1333 92 120 98 20 2666 411 571 440 30 3999 686 780 706 40 5332 883 1065 938 45 5998,5 1086 1254 1120 91 Tabel 4.4 Data Hasil Pengujian Lendutan Balok Beton Bertulang Nonhomogen Pembacaan Dial kgcm 2 Beban Kg Lendutan X 10 -2 Y1 Kiri Y2 Tengah Y3 Kanan 10 1333 109 150 125 20 2666 549 663 565 30 3999 746 890 762 40 5332 895 1186 928 45 5998,5 1287 1426 1386 Keterangan : Retak awal terjadi di pembebanan 20 kgcm 2 = 2666 kg Beban kg = Pembacaan dial kgcm 2 × luas efektif silinder hydraulic jack 133,3 cm 2 Grafik 4.1 Hubungan Beban-Lendutan Pada Balok Beton Bertulangan Homogen 92 411 686 883 1086 120 571 780 1065 1254 98 440 706 928 1120 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 200 400 600 800 1000 1200 1400 B e b a n P K g Lendutan x 0,01 mm Hubungan Beban dan Lendutan Balok Beton Bertulang Homogen Y1Kiri Y2 Tengah Y3 Kanan 92 Grafik 4.2 Hubungan Beban-Lendutan Pada Balok Beton Bertulangan Nonhomogen

4.3 Perhitungan Lendutan Balok Secara Teoritis

4.3.1 Balok Beton Bertulang Normal

Perhitungan lendutan yang terjadi pada balok beton normal diperoleh perhgitungan momen sebagai muatan. Untuk perhitungan lendutan akibat beban sendiri diabaikan. Gambar 4.1 Pembebanan Terpusat 109 549 746 895 1287 150 663 890 1186 1426 125 565 762 938 1386 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 B e b a n P K g Lendutan x 0,01 mm Hubungan Beban dan Lendutan Balok Beton Bertulang Nonhomogen Y1Kiri Y2 Tengah Y3 Kanan 93 W 1 = W 2 = o RA = M = 1  = Maka lendutan yang terjadi pada pembebanan P=1333 Kg 1  = 1. Kondisi setelah retak Pada keadaan setelah retak lendutan balok yang terjadi tidak dapat dihitung menggunakan persamaan lendutan biasa, karena akan mengalami kesulitan dalam menentukan momen inersia yang akan digunakan. Untuk bagian balok dengan momen lebih kecil daripada momen retak , balok dapat diasumsikan tidak mengalami retak dan momen inersia dapat diasumsikan sebesar . Namun ketika momen lebih besar daripada momen retak , retak tarikpada balok akan menyebabkan berkurangnya penampang melintang balok, dan momen inersia dapat diasumsikan sama dengan nilai transformasi . Pada retak tarik diasumsikan bahwa momen inersia mendekati momen inersia transformasi , tetapi perlu diingat pada tempat di antara retak-retak tersebut nilai momen inersia lebih mendekati . Akibatnya sulit sekali menentukan nilai momen inersia yang akan digunakan. Peraturan ACI memberikan persamaan momen inersia yang digunakan dalam perhitungan lendutan. Momen inersia ini merupakan nilai rata-rata dan digunakan pada 94 semua titik pada balok sederhana dimana lendutan terjadi. Momen inersia ini disebut momen inersia efektif dimana dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Dimana: = Momen inersia efektif = Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan = Momen inersia penampang = Momen inersia transformasi pada penampang retak = Momen retak, yang dapat dihitung dengan persamaan berikut : f dengan: f = Modulus retak beton = ′ = jarak dari garis netral penampang utuh ke serat tepi tertarik mengabaikan tulangan baja = ℎ o Menentukan momen retak : f = = 4935224,951 Nmm o Menentukan letak garis netral ′ ′ ′ dengan, , 95 dimana : = Modulus elastisitas baja = 2000000 MPa = Modulus elastisitas beton = Maka, = 9,42 10 d’ = selimut beton + Ø sengkang + ½Ø tulangan utama = 35 mm + 6 mm + ½ 12 = 47 mm d = h – selimut beton - Ø sengkang - ½Ø tulangan utama = 250 mm – 35 mm – 6 mm – ½ 12 = 203 mm Maka : 2 1 2      y A n d A n d A n y A n y b s s s s 2 , 226 10 203 2 , 226 10 47 2 , 226 10 2 , 226 10 150 2 1 2      y y y 2262 459186 106314 2262 75 2      y y y 565500 4524 75 2    y y y 1 = -122,082 mm dan y 2 = 61,762 diambil y = 61,762 mm Menentukan momen inersia penampang retak transformasi I cr 4 2 2 3 2 2 3 mm 285 , 57395389 47 762 , 61 2 , 226 10 762 , 61 203 2 , 226 10 762 , 61 150 3 1 3 1            d y nA y d nA by I s s cr Berdasarkan hasil pengujian, retak awal terjadi pada saat pembebanan 2666kg. Maka, lendutan saat kondisi setelah retak dapat dihitung secara teoritis pada saat pembebanan 2666kg hingga 5998,5kg. 96 a. Lendutan teoritis pada pembebanan 2666 kg  Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan : Ma = 0,5 P = 0,5x2666x10 3000 = 14342500Nmm Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 75 , 63057067 285 . 57395389 14342500 1 4935224,95 1 195312500 14342500 1 4935224,95 1                                            cr a cr g a cr e I M M I M M I . Lendutan akibat beban terpusat setelah retak e c I E PL 34 , 56 3 1   mm 55 , 9 1   . b. Lendutan teoritis pada pembebanan 3999 kg  Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan : Ma = 0,5 P = 0,5x3999x10 3000 = 21007500 Nmm 97 Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 23 , 59239018 285 , 57395389 21007500 1 4935224,95 1 195312500 21007500 1 4935224,95 1                                            cr a cr g a cr e I M M I M M I Lendutan akibat beban terpusat setelah retak e c I E PL 34 , 56 3 1   mm 25 , 15 1   c. Lendutan teoritis pada pembebanan 5332 kg  Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan : Ma = 0,5 P = 0,5x5332x10 3000 = 27672500Nmm Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 23 , 58181888 285 . 57395389 27672500 1 4935224,95 1 195312500 27672500 1 4935224,95 1                                            cr a cr g a cr e I M M I M M I Lendutan akibat beban terpusat setelah retak e c I E PL 34 , 56 3 1   mm 70 , 20 1   98 d. Lendutan teoritis pada pembebanan 5998,5 kg  Menentukan Momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan : Ma = 0,5 P = 0,5x5998.5x10 3000 = 31002500 Nmm Menentukan momen inersia efektif I e 4 3 3 3 3 mm 94 , 57953688 285 . 57395389 31002500 1 4935224,95 1 195312500 31002500 1 4935224,95 1                                            cr a cr g a cr e I M M I M M I . Lendutan akibat beban terpusat setelah retak e c I E PL 34 , 56 3 1   mm 38 , 23 1   Tabel 4.5 Data Hasil Lendutan Pengujian dan Lendutan Teoritis Balok Beton Bertulang Homogen Pembacaan Dial kgcm 2 Beban Kg Lendutan X 10 -2 Hasil Pengujian Teoritis 10 1333 120 154 20 2666 571 955 30 3999 780 1525 40 5332 1065 2070 45 5998,5 1254 2338 99 Grafik 4.3 Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian dan Teoritis Pada Balok Homogen

3.2 Balok Beton Bertulang Nonhomogen