Perbedaan Perdamaian dalam PKPU dan Perdamaian sesudah Debitor

69 69 maupun Kreditor preferen baik yang menyetujui maupun menolak rencana perdamaian, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat Kreditor yang membicarakan rencana perdamaian. Namun dalam Perdamaian dalam rangka PKPU, perlu diperhatkan ketentuan dalam pasal 286 jo 281 2 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa perdamaian yang telah disahkan berlaku terhadap semua Kreditor kecuali Kreditor yang dijamin dengan hak kebendaan yang tidak menyetujui rencana perdamaian. 2. Bagi Pemegang Saham Perusahaan Debitor Perdamaian yang disahkan secara tidak langsung juga mengikat para pemegang saham Debitor yang merupakan salah satu organ perusahaan. Undang- Undang Kepailitan dan PKPU memang tidak menentukan secera eksplisit bahwa rencana perdamaian harus memperoleh persetujuan RUPS. Akan tetapi, tercapainya perdamaian tersebut atau konsekuensi dari ditolaknya perdamaian akan mempengaruhi pula para pemegang saham. Apabila rencana perdamaian ditolak, maka Debitor langsung dinyatakan pailit dan dilikuidasi asetnya. Selain itu, perubahan terhadap kinerja perusahaan akibat dari ditolak atau diterimanya perdamaian juga akan mempengaruhi pemegang saham.

C. Perbedaan Perdamaian dalam PKPU dan Perdamaian sesudah Debitor

pailit Sebelumnya telah disebutkan bahwa perdamaian dapat diajukan dalam kerangka penundaan kewajiban pembayaran utang maupun setelah Debitor dinyatakan pailit. Secara garis besar, prosedur perdamaian setelah Debitor 70 70 dinyatakan pailit sama dengan prosedur perdamaian dalam rangka PKPU. Namun terdapat beberapa hal yang diatur berbeda oleh undang-undang. Pertama mengenai hak suara Kreditor pemegang hak jaminan. Pasal 149 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU menentukan bahwa pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek atau hak hak agunan atas kebendaan lainnya dan Kreditor yang diistimewakan, termasuk Kreditor yang mempunyai hak didahulukan yang dibantah, tidak boleh mengeluarkan suara berkenaan dengan rencana perdamaian, kecuali apabila mereka telah melepaskan haknya untuk didahulukan demi kepentingan harta pailit sebelum diadakannya pemungutan suara tentang rencana perdamaian tersebut. Dengan melepaskan haknya untuk didahulukan, maka mereka menjadi Kreditor konkuren, dan kedudukan tersebut tetap bertahan walaupun rencana perdamaian tidak mencapai kesepakatan. 87 Adanya pengaturan tersebut, maka kuorum sahnya keputusan tentang rencana perdamaian hanya bergantung kepada Kreditor konkuren. Dimana menurut pasal 151, rencana perdamaian diterima apabila disetujui dalam rapat Kreditor oleh lebih dari ½ satu perdua jumlah Kreditor konkuren yang hadir dalam rapat dan yang haknya diakui atau yang untuk sementara diakui, yang mewakili paling sedikit 23 dari jumlah seluruh piutang konkuren yang diakui atau yang untuk sementara diakui dari Kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat. Ketentuan ini berbeda dengan ketentuan kuorum pada perdamaian dalam rangka PKPU, dimana Kreditor separatis diberikan hak suara untuk menyetujui atau menolak rencana perdamaian. Bahkan persetujuan Kreditor 87 Ibid, pasal 149 ayat 1, 2 71 71 separatis sangat diperlukan untuk menentukan apakah rencana perdamaian diterima atau tidak. Perbedaan kedua terletak pada upaya hukum yang dapat ditempuh dalam hal pengesahan perdamaian ditolak pengadilan niaga, ataupun apabila perdamaian dikabulkan oleh pengadilan niaga. Apabila perdamaian ditolak pengadilan niaga, maka Kreditor yang menyetujui rencana perdamaian ataupun Debitor, dapat mengajukan kasasi. 88 Sebaliknya apabila perdamaian dikabulkan pengadilan niaga, maka bagi Kreditor yang menolak perdamaian atau yang tidak hadir pada saat diadakan pemungutan suara juga dapat mengajukan kasasi. 89 Sedangkan dalam perdamaian dalam rangka PKPU, upaya hukum kasasi hanya dapat dilakukan terhadap pengesahan perdamaian, upaya hukum ini tidak dapat dilakukan terhadap penolakan pengesahan perdamaian oleh pengadilan. 90 Lebih lanjut pasal 293 menyatakan bahwasannya terhadap putusan pengadilan yang diputuskan berdasarkan ketentuan bab III tentang PKPU dan perdamaian dalam PKPU, tidak terbuka upaya hukum, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang. 91 88 Ibid., pasal 160 ayat 1 89 Ibid., pasal 160 ayat 2 90 Ibid., pasal 285 ayat 4 91 Ibid., pasal 293 ayat 1,2 72 72 BAB IV AKIBAT HUKUM ATAS KELALAIAN PT SEBAGAI DEBITOR UNTUK MEMENUHI PERJANJIAN PERDAMAIAN DALAM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG PKPU

A. Kelalaian PT Sebagai Debitor untuk Memenuhi Perjanjian Perdamaian