Tinjauan Pustaka Akibat Hukum Kelalaian Debitur Untuk Memenuhi Perjanjian Perdamaian Dalam Pkpu ( Study Putusan No.01/Pdt.Khusus/Pembatalan/2014/Pn.Niaga.Mdn Jo.03/Pkpu/2013/Pn.Niaga.Mdn )

11 11 maka diketahui bahwa belum pernah dilakukan penulisan yang serupa mengenai “Akibat Hukum Kelalaian Debitor untuk Memenuhi Perjanjian Perdamaian dalam PKPU Studi Putusan No.01 Pdt.Khusus Pembatalan 2014 PN.Niaga.Mdn Jo.03 PKPU 2013 PN.Niaga.Mdn”. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini merupakan ide asli penulis, adapun tambahan ataupun kutipan dalam penulisan ini bersifat menambah penguraian penulis dalam skripsi ini. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini adalah ide penulis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan akademik.

E. Tinjauan Pustaka

Penundaan pembayaran diajukan oleh Debitor kepada pengadilan niaga bilamana Debitor dalam keadaan masih mampu membayar utang-utangnya, akan tetapi memerlukan waktu untuk membayar. Permohonan penundaan pembayaran harus diajukan kepada pengadilan niaga dengan dilampirkan surat bukti yang berkenaan dengan jumlah piutang dan utang harta pailit, yang disertai dengan identitas daripada para pihak. 12 Selain penyelesaian dengan permohonan pailit, suatu masalah utang piutang dapat pula diselesaikan melalui mekanisme yang disebut penundaan kewajiban pembayaran utang PKPU. Diajukannya PKPU ini biasanya untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi seluruh tawaran pembayaran dari seluruh atau sebagian utang kepada Kreditor konkuren. Mekanisme seperti ini dilakukan oleh Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat 12 Anisah, Siti. Perlindungan Kepentingan Kreditor dan Debitor dalam Hukum Kepailitan di Indonesia: Studi Putusan-Putusan Pengadilan Yogyakarta:Total Media, 2008, hlm : 82 12 12 melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran utang , dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada Kreditor. 13 Istilah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU atau disebut juga moratorium harus dibedakan dengan gagal bayar, karena gagal bayar secara esensial berarti bahwa seorang Debitor tidak melakukan pembayaran utangnya. Gagal bayar terjadi apabila si peminjam tidak mampu untuk melaksanakan pembayaran sesuai dengan jadwal pembayaran yang disepakati baik atas bunga maupun atas utang pokok. 14 PKPU adalah suatu masa yang diberikan oleh Hakim Pengadilan Niaga kepada Debitor dan Kreditor untuk menegosiasikan cara-cara pembayaran utang Debitor, baik sebagian maupun seluruhnya termasuk apabila perlu merestrukturisasi utang tersebut. Diberikannya kesempatan bagi Debitor untuk menunda kewajiban pembayaran utang-utangnya, maka berkemungkinan bagi Debitor untuk melanjutkan usahanya, aset-aset dan kekayaan akan tetap dapat dipertahankan Debitor sehingga dapat memberi suatu jaminan bagi pelunasan utang-utang kepada seluruh Kreditor, dan juga memberi kesempatan kepada Debitor untuk merestrukturisasi utang-utangnya, sedangkan bagi Kreditor, PKPU yang telah diberikan kepada Debitor juga dimaksudkan agar Kreditor memperoleh 13 Kartini Muljadi, Hukum Kepailitan, Penyelesaian Utang Piutang Melalui Kepailitan Dan PKPU Bandung: Alumni, 2001, hlm. 260. 14 Sutan Remmy Syahdeini, Hukum Kepailitan: Memahami Fallisment Verordering, Juncto Undang-Undang No. 37 Tahun 2008 tentang Kepailitan Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2008, hlm. 328. 13 13 kepastian mengenai tagihannya, utang piutangnya akan dapat dilunasi oleh Debitor. 15 Menurut Munir Fuady, istilah lain dari PKPU ini adalah suspension of payment atau Surseance van Betaling, maksudnya adalah suatu masa yang dinerikan oleh undang-undang melalui putusan hakim niaga di mana dalam masa tersebut kepada pihak Kreditor dan Debitor diberikan kesempatan untuk memusyawarahkan cara-cara pembayaran hutangnya dengan memberikan rencana pembayaran seluruh atau sebagian hutangnya, termasuk apabila perlu untuk merestrukturisasi hutangnya tersebut. 16 Selanjutnya menurut Fred BG Tumbuan pengajuan PKPU ini juga dalam rangka untuk menghindari kepailitan yang lazimnya bermuara dalam likuidasi harta kekayaan Debitor. Khususnya dalam perusahaan, penundaan kewajiban pembayaran utang bertujuan memperbaiki keadaan ekonomi dan kemampuan Debitor untuk membuat laba, maka dengan cara seperti ini kemungkinan besar Debitor dapat melunasi kewajibannya. 17 Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang merupakan pengunduran pembayaran utang yang sudah jatuh tempo. Permohonan PKPU dapat diajukan oleh Debitor maupun Kreditornya. Pengajuan permohonan PKPU harus mempunyai lebih dari satu orang Kreditor dimana salah satu utangnya sudah jatuh tempo. Pembuktian yang dilakukan dalam proses PKPU adalah bersifat sederhana 15 Kartini Muljadi, Penyelesaian Utang Piutang : Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Bandung : Alumni, 2001, hlm. 173 16 Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek Bandung : Citra Aditya Bakti, 1999, hlm. 15 17 Fred B.G. Tumbuan ,Hukum Kepailitan, Penyelesaian Utang Piutang Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Bandung:Alumni,2001, hlm. 50. 14 14 baik terhadap para Kreditornya maupun utang-utangnya yang dapat dibuktikan dengan suatu surat perjanjaian yang telah dibuat antara Debitor dengan Kreditornya. Apabila Debitor adalah perseroan terbatas maka permohonan PKPU atas prakarsanya sendiri direksi hanya dapat diajukan setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham selanjutnya disebut RUPS, dengan quorum kehadiran dan sahnya keputusan sama dengan yang diperlukan untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit. 18 Debitor dalam perseroan terbatas adalah direksi yang merupakan salah satu organ perseroan terbatas disamping RUPS dan komisaris. hal permohonan diajukan oleh Debitor, pengadilan dalam waktu paling lambat 3 tiga hari sejak tanggal didaftarkannya surat permohonan harus mengabulkan PKPU Sementara dan harus menunjuk seorang hakim pengawas dari hakim pengadilan, serta mengangkat satu atau lebih pengurus PKPU yang bersama dengan Debitor mengurus harta Debitor. 19 Bila permohonan diajukan oleh Kreditor, pengadilan dalam waktu paling lambat 20 duapuluh hari sejak tanggal didaftarkannya surat permohonan harus mengabulkan permohonan PKPU Sementara, dan harus menunjuk hakim pengawas dari hakim pengadilan serta mengangkat satu atau lebih pengurus PKPU yang bersama Debitor mengurus harta Debitor. 20 Segera setelah PKPU Sementara diucapkan, maka pengadilan melalui pengurus wajib memanggil Debitor dan Kreditor yang dikenal dengan surat 18 Rahayu Hartini, Hukum Kepailitan Malang: UMM Press, 2008, hlm. 190 19 Sunarmi, Hukum Kepailitan Edisi 2 Jakarta : Sofmedia, 2010, hlm. 203. 20 Ibid., 15 15 tercatat atau melalui kurir untuk menghadap dalam sidang yang ditentukan paling lama pada harike 45 empat puluh lima, terhitung sejak putusan PKPU Sementara diucapkan. Apabila Debitor tidak hadir dan sidang PKPU Sementara berakhir maka pengadilan wajib menyatakan Debitor pailit dalam sidang yang sama Pasal 225 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU, 21 PKPU akan membawa akibat hukum terhadap segala kekayaan Debitor, dimana selama berlangsungnya PKPU, Debitor tidak dapat dipaksakan untuk membayar utang-utangnya, dan semua tindakan eksekusi yang telah dimulai untuk memperoleh pelunasan utang harus ditangguhkan. Selama PKPU berlangsung Debitor tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya. tetapi jika Debitor menghadiri sidang tersebut dan juga mengajukan rencana perdamaian bagi para Kreditornya, maka hakim pengadilan niaga menerima permohonan PKPU Tetap dengan jangka waktu 270 dua ratus tujuh puluh hari, terhitung sejak permohonan PKPU sementara diterima. 22 . Proses PKPU tersebut maka dipilihlah pengurus yang berhak untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa harta Debitor tidak dirugikan karena tindakan Debitor itu sendiri.

F. Metode Penelitian