59
59
BAB III PEMBATALAN PERJANJIAN PERDAMAIAN YANG DISAHKAN
DALAM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG PKPU.
A. Perjanjian Perdamaian dalam PKPU
Berdasarkan pasal 222 Undang-Undang No 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, maksud dari PKPU
adalah untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada Kreditor. Apabila rencana perdamaian ini
tidak tercapai, maka Debitor tetap akan dinyatakan pailit oleh pengadilan. Dengan demikian, suatu PKPU tanpa tercapainya perdamaian tidak akan ada artinya.
Selain diajukan dalam kerangka penundaan kewajiban pembayaran utang, perdamaian juga dapat diajukan setelah Debitor dinyatakan pailit. Namun sebelum
dibahas mengenai perbedaan antara keduanya, pembahasan akan lebih dikhususkan kepada perdamaian yang diajukan dalam kerangka PKPU,
sebagaimana diatur dalam pasal 265-294 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU.
1. Pengajuan Rencana Perdamaian
Pasal 265 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU menyebutkan bahwa Debitor berhak pada waktu mengajukan permohonan penundaan kewajiban
pembayaran utang atau setelah itu menawarkan suatu perdamaian kepada Kreditor. Perdamaian tersebut ditawarkan dengan cara mengajukan rencana
perdamaian yang dapat diajukan pada saat:
60
60
a. Bersamaan dengan diajukannya permohonan PKPU
b. Sesudah permohonann PKPU diajukan, namun rencana tersebut harus
diajukan sebelum tanggal hari sidang yang merupakan rapat permusyawaratan hakim sebagaimana dimasksud pasal 226 Undang-Undang
Kepailitan dan PKPU c.
Setelah tanggal hari sidang dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 228 ayat 4 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU, yaitu selama
berlangsungnya PKPU tetap, yang tidak boleh melebihi 270 hari terhitung sejak PKPU sementara ditetapkan termasuk masa perpanjangannya.
63
Pasal 265 jo pasal 222 ayat 2 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU menentukan bahwa pihak yang dapat mengajukan rencana perdamaian adalah
Debitor. Hal ini berbeda dengan permohonana Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang dapat diajukan baik oleh Debitor maupun Kreditor. Rencana
perdamaian tersebut harus disediakan di kepaniteraan untuk dapat diperiksa oleh siapa pun, dan salinannya diserahkan kepada hakim pengawas, pengurus dan ahli,
bila ada.
64
Apabila rencana perdamaian telah diajukan kepada panitera, hakim pengawas harus menentukan:
a. Hari terakhir tagihan disampaikan kepada pengurus.
b. Tanggal dan waktu akan dibicarakan dan diputuskannya rencana
perdamaian yang diusulkan itu dalam rapat Kreditor yang dipimpin oleh
63
Sjahdeini, Op.Cit., hlm. 376
64
Indonesia ,Op.Cit.,pasal 266
61
61
hakim pengawas, yaitu paling singkat 14 hari setelah hari terakhir penyampaian tagihan kepada pengurus.
65
Pengurus wajib mengumumkan hal tersebut, dan juga wajib memberitahukan dengan surat tercatat atau melalui kurir kepada semua Kreditor yang diketahuinya.
Terkait dengan tagihan yang disampaikan kepada pengurus, tagihan- tagihan harus diajukan kepada pengurus dengan cara menyerahkan surat tagihan
atau pun bukti tertulis lainnya yang menyebutkan sifat dan jumlah tagihan disertai buktibukti yang mendukungnya atau salinan bukti-bukti itu. Terhadap tagihan-
tagihan tersebut kemudian harus dibandingkan oleh pengurus dengan catatan- catatan dan laporan-laporan yang dimiliki oleh Debitor. Tagihan-tagihan yang
diajukan oleh para Kreditor dimasukkan oleh pengurus ke dalam suatu daftar dengan menyebutkan nama tempat tinggal Kreditor, jumlah masing-masing
tagihan beserta penjelasannya, begitu pula penjelasan mengenai apakah tagihan tersebut diakui atau dibantah oleh pengurus. Tagihan-tagihan yang berbunga harus
dimasukkan dalam daftar dengan perhitungan bunganya sampai pada hari PKPU dimulai.
66
Salinan atas daftar tagihan tersebut wajib diletakkan di kantor panitera pengadilan niaga, agar dalam waktu tujuh hari sebelum diadakan rapat Kreditor,
dapat dilihat dengan cuma-cuma oleh siapa saja yang menghendakinya.
67
65
Ibid., pasal 268
66
Ibid., pasal 270-273
67
Ibid., pasal 276
62
62
2. Restrukturisasi Utang
Pengertian debt restructuring restrukturisasi hutang adalah penyesuaian atau penyusunan kembali struktur utang yang mencerminkan kesempatan kepada
Debitor merencanakan pemenuhan kewajiban keuangannya.
68
Rencana perdamaian yang diajukan oleh Debitor, memuat mekanisme-mekanisme restrukturisasi utang
yang dianggap dapat memperbaiki kondisi finansial Debitor, sekaligus memberikan keuntungan bagi Kreditor.
69
Suatu utang dianggap layak untuk direstrukturisasi apabila: a.
Perusahaan Debitor masih memiliki prospek usaha yang baik untuk mampu melunasi utang–utang tersebut apabila perusahaan Debitor diberi
penundaan pelunasan utang tersebut dalam jangka waktu tertentu, baik dengan atau tanpa diberi keringanan-keringanan persyaratan dan atau diberi
tambahan utang baru. b.
Selain hal tersebut di atas, utang-utang Debitor dianggap layak untuk direstrukturisasi apabila para Kreditor akan memperoleh pelunasan
utang-utang mereka yang jumlahnya lebih besar melalui restrukturisasi daripada apabila perusahaan Debitor dinyatakan pailit
68
Anonim, Pengertian Restrukturisasi Utang, http:id.shvoong.combusiness-
management accounting2194457-pengertian-restrukturisasi-hutang, diakses tanggal 3 Oktober
2015.
69
Djohan Putro, Bramantyo. Resrtukturisasi Perusahaan Berbasis Nilai Jakarta: PPM, 2004, hlm: 72
63
63
c. Apabila syarat-syarat utang berdasarkan kesepakatan restrukturisasi
menjadi lebih menguntungkan bagi para Kreditor daripada apabila tidak dilakukan restrukturisasi.
70
Bentuk-bentuk restrukturisasi bermacam-macam, tergantung pada kesepakatan para pihak, diantaranya:
a. Penjadwalan kembali pelunasan utang rescheduling yaitu perubahan
syarat utang yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang baik yang meliputi perubahan besarnya
angsuran misalnya semula jangka waktu angsuran per 3 bulan diubah menjadi per 6 bulan, dan atau penurunan jumlah angsuran.
71
b. Persyaratan kembali perjanjian utang reconditioning Perubahan sebagian
atau seluruh syarat-syarat utang yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak
menyangkut perubahan maksimum jumlah pinjaman.
72
c. Pengurangan jumlah utang pokok haircut.
73
d. Pengurangan atau pembebasan jumlah bunga yang tertunggak, denda, dan
biaya lain-lain.
74
e. Pemberian utang baru.
75
f. Konversi utang menjadi modal perseroan debt for equity swap
76
70
Sjahdeini, Op.Cit., hlm. 380
Konversi utang menjadi modal atau Debt for Equity Swap adalah
71
Joko Winarto, “Restrukturisasi Kredit Perbankan”, Media Indonesia 5 September 2000
72
Ibid.
73
Sjahdeini, Op.Cit., hlm. 381
74
Ibid.
75
Ibid.
64
64
pertukaran pinjaman atau utang suatu bank atau perusahaan yang ditahan sebagai ganti suatu investasi ekuisisi dalam aktiva-aktiva peminjam.
77
Konversi utang menjadi saham, harus dicapai kesepakatan terlebih dahulu antara Debitor dengan Kreditor mengenai proposal restrukturisasi utang
tersebut. Pengalihan utang menjadi saham menyebabkan Kreditor menjadi pemilik saham perusahaan Debitor. Sedangkan bagi pihak Debitor, mereka
harus mengeluarkan saham baru yang nantinya akan menyebabkan terjadinya dilusi atau penurunan jumlah dan nilai saham pemegang saham
sebelumnya dan berubahnya struktur permodalan perusahaan Debitor. Pelaksanaan pengalihan utang menjadi saham terdapat hubungan hukum
yang harus menjadi perhatian antara lain yang berhubungan dengan hukum organisasi perusahaan, hukum investasi, dan hukum pasar modal.
78
Dari segi ekonomi, konversi utang menjadi saham ini sangat menguntungkan bagi perusahaan Debitor. Dengan dilakukannya konversi utang
menjadi saham, perusahaan Debitor tidak lagi mempunyai kewajiban terhadap pihak ketiga yang cukup besar, dengan demikian pendapatan yang diterima lebih
mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan perseroan lainnya. Struktur permodalan perseroan juga bertambah kuat dengan bertambahnya modal.
79
76
Ibid
Namun, di sini perlu diperhatikan, bagaimana posisi pemegang saham lama yang terdilusi dengan
adanya konversi utang tersebut.
77
Akhmad Antoni K. Muda, Kamus Lengkap Ekonomi, cet.1 Jakarta: Gitamedia Press, 2003, Hlm : 99
78
Agung Wibisono, Restrukturisasi Utang; Pengalihan Utang Menjadi Saham Atas Kredit Perbankan Pada Perusahaan Terbuka Yogyakarta:Total Media, 2008, hlm. 58
79
Ibid., hlm 60-61
65
65
3. Rapat Kreditor dan Pengesahan Rencana Perdamaian oleh Pengadilan Niaga
Rencana perdamaian yang diajukan oleh Debitor selanjutnya akan dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Kreditor yang dipimpin oleh hakim
pengawas. Dalam rapat Kreditor ini, Kreditor dapat mengahadap sendiri atau diwakili oleh seorang kuasa berdasarkan surat kuasa.
80
Rapat Kreditor, baik pengurus maupun para ahli harus memberikan laporan secara tertulis mengenai
perdamaian yang ditawarkan. Tagihan-tagihan yang disampaikan kepada pengurus sesudah lewat tenggang waktu, tetapi diajukan selambat-lambatnya dua
hari sebelum rapat Kreditor diadakan, harus dimuat dalam daftar piutang atas permintaan yang diajukan pada rapat Kreditor tersebut, jika pihak para pengurus
maupun para Kreditor yang hadir memang tidak mengajukan keberatan mengenai hal itu.
81
Berdasarkan pasal 279 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU, dalam rapat Kreditor, baik para pengurus maupun Kreditor berhak untuk menarik kembali
setiap pengakuan atau bantahan yang pernah dilakukannya. Bantahan-bantahan atau pengakuan-pengakuan yang telah diadakan dalam rapat, dicatat dalam daftar
piutang di atas. Rencana perdamaian dapat diterima apabila:
a. Mendapat persetujuan lebih dari ½ satu perdua jumlah Kreditor
konkuren yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat Kreditor, yang bersama-sama mewakili paling sedikit 23 bagian dari
80
Indonesia , Op.Cit., pasal 269 ayat 3
81
Ibid., pasal 278 ayat 3
66
66
seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari Kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut; dan
b. Mendapat persetujuan dari ½ satu perdua jumlah Kreditor yang
piutangnya dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili
23 dua per tiga bagian dari seluruh tagihan dari Kreditor tersebut atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut.
82
Terhadap Kreditor dengan jaminan kebendaan sebagaimana disebutkan pada poin b, yang tidak menyetujui rencana perdamaian, diberikan kompensasi sebesar nilai
terendah di antara nilai jaminan atau nilai aktual pinjaman yang secara langsung dijamin dengan hak agunan atas kebendaan. Yang dimaksud dengan nilai jaminan
adalah nilai jaminan yang dapat dipilih di antara nilai jaminan yang telah ditentukan dalam dokumen jaminan atau nilai objek jaminan yang ditentukan oleh
penilai yang ditunjuk oleh hakim pengawas.
83
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwasannya apabila rencana perdamaian yang diajukan oleh Debitor ditolak oleh Kreditor, maka Debitor akan
dinyatakan pailit oleh pengadilan. Berdasarkan ketentuan pasal 284 dan 285 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU, apabila rencana perdamaian diterima,
maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memperoleh pengesahan perdamaian dari pengadilan niaga. Tanpa memperoleh pengesahan dari
pengadilan niaga, maka rencana perdamaian itu tidak berlaku secara hukum. Konsekuensinya, apabila rencana perdamaian yang tidak disahkan tersebut
82
Ibid., pasal 281 ayat 1
83
Ibid., pasal 281 ayat 2 jo penjelasan pasal 281 ayat 2
67
67
dilaksanakan, dan kemudian Debitor cidera janji, maka Debitor tidak dapat otomatis dinyatakan pailit oleh pengadilan. Para Kreditor yang tidak ikut
menyepakati atau tidak hadir dalam rapat Kreditor, tidak terikat dengan rencana perdamaian tersebut.
84
Prosedur pengesahan rencana perdamaian adalah, apabila rencana perdamaian diterima, maka hakim pengawas wajib menyampaikan laporan tertulis
kepada ketua pengadilan niaga pada tanggal yang telah ditentukan untuk keperluan pengesahan perdamaian. Pengadilan wajib memberikan putusan
mengenai pengesahan perdamaian disertai alasan-alasannya pada sidang. Berdasarkan pasal 285 ayat 2 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU,
pengadilan tidak hanya berwenang untuk mengesahkan perdamaian, tetapi juga wajib menolak perdamaian apabila:
a. Harta Debitor, termasuk benda untuk mana dilaksanakan hak untuk
menahan benda hak retensi, jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian
b. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin
c. Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu
atau lebih Kreditor, atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah Debitor atau pihak lain bekerja sama untuk
mencapai hal ini; danatau
84
Sjahdeini, Op.Cit., hlm. 396
68
68
d. Imbalan jasa atau biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum
dibayar atau tidak diberikan jaminan untuk pembayarannya.
85
Apabila pengadilan menolak mengesahkan putusan perdamaian, maka dalam putusan yang sama pengadilan wajib menyatakan Debitor pailit. Putusan
tersebut wajib diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit dua surat kabar harian nasional.
86
B. Status Perdamaian yang Disahkan Terhadap Para Pihak