Pemerintahan Pengertian Kekuasaan dan Pemerintahan

25 kepala pemerintahan. Ia memegang kekuasaan politik dan bertanggung jawab sepenuhnya atas penggunaan kekuasaan tersebut. 31

B. Moral dan Etika

1. Pengertian moral

Sidi Gazalba mengatakan moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Untuk itu, dia menyimpulkan bahwa moral itu suatu tindakan yang sesuai dengan ukuran tindakan yang umum diterima oleh kesatuan sosial atau lingkaran tertentu 32 . Sidi Gazalba menjelaskan ada perbedaan antara moral dan etika. Moral bersifat praktek sedang etika bersifat teori. Moral membicarakan apa adanya, sedangkan etika membicarakan masalah moral secara filosofi, maka etika yang seperti ini disebut dengan filsafat moral. Franz Magnis-Suseno menjelaskan bahwa kata moral selalu mengacu kepada baik buruknya manusia sebagai manusia. Bidang moral adalah kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikan nya sebagai manusia. 33 31 Abdul muin Salim, fiqh Siyasah: Konsepsi kekuasaan Politik Dalam al- Qo ’a , Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995, hal. 302 32 Amri M, Etika Islam Yogyakarta: LSFK2P dan pustaka Pelajar, 2002, cet. Ke-1. Hal. 213 33 Franz magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah pokok filasafat Moral, Yogyakarta: Kanisius, 1987, hal. 62 26

2. Pengertian Etika

Senada dengan yang idungkapkan Jan Hendrik Rapar dan Lois O. Kattsof 34 tentang definisi etika, dalam Kamus Besar Bahasa indonesia juga dijelaskan bahwa “etika adalah ilmu apa yanng baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban mo ral Akhlak.” Sidi Gazalba mengatakan bahwa etika adalah teori tentang laku-perbuatan manusia, dipandang dari nilai baik dan buruk, sejauh yang didapat ditentukan oleh akal. Ahamad Amin menjelaskan bahwa etika adalah suatu pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, yang menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oelh seorang kepada yang lain, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. 35 Franz Magnis-Suseno memberi batasan tentang etika dengan mengatakan, “Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan pikiranya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik.” 36 Makna etika, Istilah etika dipakai dalam dua macam arti, yang satu tampak dalam ungkapan seperti “saya pernah belajar etika”. Dalam penggunaan seperti ini etika merupakan atau dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Makna kedua seperti yang terdapat pada u ngkapan “ia bersifat etis, atau 34 Louis O. Katssoff, Pengantar Filsafat, Yogyakarta, Tiara Wacana, 1986, hal. 349 35 Ahmad Amin, Kitab al-Akhlak, Kairo: Dar al-Kutub al-Mishriyah, tt, hal. 3 36 Franz magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah pokok filasafat Moral, Yogyakarta: Kanisius, 1987, hal. 17 27 “ia seorang yang jujur”. Atau “kebohongan merupakan sesuatu yang tidak susila”, dan sebagian nya. Dalam hal-hal tersebut “bersifat etik” merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia- manusia yang lain. “bersifat etik” dalam arti yang demikian ini setara dengan “bersifat susila”. Hendak dicatat, “bersifat susila” tidak harus bearti sama atau sesuai dengan adat istiadat yang belaku dalam suatu kelompok manusia tertentu. Ada kemungkinan sesorang mengutuk salah satu adat istiadat tersebut sebagai hal yang tidak susila. Adat istiadat yang berlaku dalam suatu kelompok manusia tertentu sekedar merupakan kebiasaan-kebiasaan kelompok seperti, kebiasaan membuang anak kecil, yang terdapat pada kelompok-kelompok manusia terasing dan sebagainya. 37 Menurut hemat penulis, etika pada umumnya hanya dilihat dari sisi nilai bail-buruk, karena nilai baik itu itu dianggap pasti benar dan nilai buruk dianggap pasti salah, hal ini semakin jelas jika dikaitan dengan etika religius, apa saja yang diperintahkan oleh Tuhan dianggap benar dan baik, sedangkan yang dilarang-Nya dianggap buruk dan salah. Sedangkan pokok persoalan etika atau objek kajian etika, sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad Amin, adalah segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan dengan ikhtiar dengansengaja, dan ia mengetahui waktu melakukannya apa yang ia perbuat. Inilah yang dapat kita beri hukum baik dan buruk, demikian juga segala perbuatan yang 37 Louis O. Katssoff, Pengantar Filsafat, Yogyakarta, Tiara Wacana, 1986, hal. 351 28 timbul tiada dengan kehendak, tetapi dapat diihktiarkan penjagaan sewaktu sadar. 38 Etika sendiri dibagi lagi kedalam etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip- prinsip itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam berbagai lingkungan kehidupannya. Dibendakan antara etika induvidual yang mempertanyakan kewajiban manusia sebagai induvidu, terutama terhadap dirinya sendiri dan melalui suara hati, terhadap yang Ilahi, dan etika sosial. Etika sosial jauh lebih luas dari etika induvidual karena hampir semua kewajiban manusia bergandengan dengan

C. Pengertian Etika Politik

Etika politik adalah filsafat moral tentang dimensi politik kehidupan manusia. Manusia dibedakan dari binatang, oleh karena itu ia bertindak dengan sadar diatas kemampuanya sendiri, dan oleh karena itu ia bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya, yaitu selain bernilai guna untuknya juga benar dalam arti saat dipertahankan secara argumentatif berhadapan dengan klaim-klaim alternatif, itu sejalan dengan pemikirannya Aristoteles bahwa kebijikan intelektual baginya tinggi nilainya, karena dasarnya adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip etis, sedangkan kebijakan etis ynag mengusasi perasaan yang alami adalah 38 Ahmad Amin, Kitab al-Akhlak, Kairo: Dar al-Kutub al-Mishriyah, tt, hal. 5