Kekuasaan Pengertian Kekuasaan dan Pemerintahan

23 yang hidup bersama memang pada umunya ada sejumlah orang mengatur dan melakukan usaha guna menciptakan serta memelihara ketertiban. Mereka merupakan pimpinan dalam masyarakat dalam sautu masyarakat negara. Golongan orang-orang yang berwenang dan bertugas untuk mengatur serta memimpin ini disebut pemerintah. Oleh karna itulah sayrat-syarat berdirinya negara harus memenuhui unsur- unsur: a Adanya pemerintah atau pemerintahan b Adanya wilayah c Adanya penduduk d Adanya pengakuan dari dalam dan luar negri. 29 Pemerintah merupakan lembaga eksekutif negara, meliput aparat birokrasi teknis birokrasi dalam pengertian sempit maupun para politisi dan negarawan yang menjadi pucuk pimpinan lembaga-lembaga negara. Pemerintah merupakan aspek personil negara: dia adalah faktor manusia dari negara. 30 Pemerintah sebagai salah satu sturuktur dasar sistem politik merupakan lembaga yang menyelenggarakan mekanisme politik atau roda pemerintahan politik atau roda pemerintahan yang dipimpin oleh seorang 29 Inu Kencana Syafie, Ilmu Pemerintah dan al- Qu ’a , Jakarta: Bumi Aksara, 1994, hal. 128 30 Arief Budiman, Teori Negara: Negara Kekuasaan, dan Ideologi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997 hal. 91 24 pejanat yang disebut “wali” atau “amir” atau dengan istilah lainnya yang dikena dalam kepustakaan politik dan ketatanegaraan islam. Kekuasaan poltik yang dimiliki oleh wali mempinyai dua landasan; landasan formal normatif dan landasan struktural formatif. Landasan pertama bertumpu pada ajaran kedaulatan hukum ketuhana al- qur‟an. Karena itu kekuasaan politik yang dimiliki oleh wali berdasarkan ayat al- qur‟an yang memberinya tugas untuk menegakan hukum Allah dan menyelenggarakan pemerintah dengan adil dalam masayrakat. Kendudukan wali sebagi pemerintah terkait pada penerima dan pengakuan rakyat. Ini bearti kedudukan tersebut harus mendapat legalisasi dari rakyat. Dan ini diperoleh melalui baiat. Baita inilah yang menjadi landasan struktural formatif. Karena rakyatlah yang memegang kedaulatan politik, sehingga tanpa baiat, kekuasaan wali tidak dapat diberlakukan secara sah, meskipun ia dapat memaksakan kehendaknya. Baiay kepada wali merupakan menisfestasi kepercayaan rakyat kepadanya untuk mengekan hukum Allah. Karena itu jika ia tidak melaksanakan tugasnya maka rakyat dapat menggatikannya dengan wali lain. Sejalan dengan tugas yang diemban, wali menggunakan kekuasaan politik yang dimilikinya berdasarkan prinsip pemusatan kekuasaan dan pertanggungjwaban dalam dirinnya dan prinsip delegasi kekuasaan. Oleh karena itu dalam meyelenggarakan pemerintahan keuasaan, wali adalah 25 kepala pemerintahan. Ia memegang kekuasaan politik dan bertanggung jawab sepenuhnya atas penggunaan kekuasaan tersebut. 31

B. Moral dan Etika

1. Pengertian moral

Sidi Gazalba mengatakan moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Untuk itu, dia menyimpulkan bahwa moral itu suatu tindakan yang sesuai dengan ukuran tindakan yang umum diterima oleh kesatuan sosial atau lingkaran tertentu 32 . Sidi Gazalba menjelaskan ada perbedaan antara moral dan etika. Moral bersifat praktek sedang etika bersifat teori. Moral membicarakan apa adanya, sedangkan etika membicarakan masalah moral secara filosofi, maka etika yang seperti ini disebut dengan filsafat moral. Franz Magnis-Suseno menjelaskan bahwa kata moral selalu mengacu kepada baik buruknya manusia sebagai manusia. Bidang moral adalah kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikan nya sebagai manusia. 33 31 Abdul muin Salim, fiqh Siyasah: Konsepsi kekuasaan Politik Dalam al- Qo ’a , Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995, hal. 302 32 Amri M, Etika Islam Yogyakarta: LSFK2P dan pustaka Pelajar, 2002, cet. Ke-1. Hal. 213 33 Franz magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah pokok filasafat Moral, Yogyakarta: Kanisius, 1987, hal. 62