Usulan kebutuhan pupuk bersubsidi secara button up tersebut diproses di tingkat pusat dengan memperhatikan kemampuan daya serap pupuk di masing-massing
wilayah selama beberapa tahun serta pagu anggaran subsidi pupuk yang ditetapkan pemerintah.
Penetapan alokasi pupuk bersubsidi untuk masing-masing provinsi pada umumnya di bawah kebutuhan teknis yang diusulkan daerah karena terbatasnya pagu
anggaran subsidi, sehingga dengan jumlah pupuk berubsidi yang terbatas tersebut, diharapkan agar tetap dapat dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan azas
prioritas, baik prioritas terhadap daerah yang dinilai sebagai sentra produksi, prioritas jenis komoditas yang diunggulkan oleh daerah.
Jenis- jenis pupuk pupuk yang disubsidi pemerintah terdiri dari pupuk urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk organik yang diadakan produsen Pupuk yang ditunjuk, yaitu:
PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik.
b. Peraturan Gubernur
berdasarkan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi tersebut, sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50PermentanSR.130112009, pasal 3 ayat 3 dan 4, dirinci
lebih lanjut menurut kabupatenkota, jenis, jumlah, dan sebaran bulanan, yang ditetapkan dan disahkan dengan Peraturan Gubernur, selambat-lambatnya bulan
Desember 2009.
c. Peraturan BupatiWalikota
berdasarkan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50PermentanSR.130112009, pasal 3 ayat 5 dan 6, bahwa
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan Peraturan Gubernur tersebut, alokasi pupuk bersubsidi dirinci lebih lanjut menurut kecamatan, jenis, jumlah dan sebaran bulanan yang ditetapkan dengan
Peraturan Bupati atau Walikota, diharapkan selambat-lambatnya pada akhir bulan Desember 2009.
Kebutuhan pupuk bersubsidi bagi kelompok tani tanaman pangan holtikultura perkebunan, yang diajukan oleh kelompok tani dengan menggunakan Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok RDKK yang disetujui oleh petugas teknis, penyuluh atau Kepala Cabang Dinas KCD setempat. Untuk itu, Dinas yang membidangi tanaman
pangan, holtikultura, perkebunan, setempat wajib melaksanaan pembinaan kepada kelompok tani untuk menyusun RDKK sesuai luas areal usaha tani dan atau
kemampuan penyerapan pupuk di tingkat petani di wilayahnya. Bagi petanipekebunyang belum menjadi anggota kelompok tani, dianjurkan
untuk bergabung kepada kelompok tani di wilayah terdekat, atau membentuk kelompok baru sehamparan dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani, dan wajib mengajukan
rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang diperlukan sesuai dengan kegiatan usahatani yang diusahakan, dengan format RDKK dan kemudian diajukan kepada Dinas teknis
setempat.
2.4.1.2.Realokasi Kebutuhan Pupuk Bersubsidi
Untuk memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah yang mengalami kekurangan pasokan dapat dilakukan dengan merealokasi pupuk dari walayah lainnya yang
penyerapannya kurang dari alokasi yang telah ditetapkan, yang diatur melalui mekanisme realokasi pupuk oleh pemerintah daerah setempat, yang dalaksanakan secara
berjenjang,yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a Realokasi antar kecamatan dalam wilayah KabupatenKota ditetapkan oleh
BupatiWalikota dengan mempertimbangkan usulan dari Dinas teknis setempat. b
Realokasi antar KabupatenKota dalam wilayah provinsi ditetapkan oleh Gubernur atas usul BupatiWalikota dengan memperhatikan saran dan
mempertimbangkan dari Dinas teknis setempat. c
Realokasi antar provinsi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tamanan Pangan atas usul dari Gubernur.
2.4.2. CADANGAN PUPUK BERSUBSIDI
Pada kondisi tertentu atau berdasarkan usulan permintaan tambahan pupuk dari Gubernur, direktur Jenderal Tanaman Pangan dapat merekomendasikan kebutuhan
pupuk Urea dan NPK bersubsidi disuatu wilayah yang mengalami kekurangan dengan menggunakan cadangan pupuk UreaNPK bersubsidi.
Pemerintah menyediakan cadangan pupuk Urea bersubsidi sebanyak 400.000 ton dan NPK bersubsidi sebanyak 200.000 ton, yang merupakan bagian dari alokasi pupuk
berubsidi tahun 2010, cadangan pupuk bersubsidi tersebut dikuasai pemerintah yang digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan pupuk. Yang dimaksud dengan pupuk
bersubsidi yang dikuasai pemerintah adalah penundaan sementara alokasi pupuk bersubsidi dan akan dialokasikan pada daerah yang mengalami kekurangan pupuk
dalam rangka peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Pelaksanaan pendistribusian pupuk bersubsidi dari cadangan tersebut,dilakukan
berdasarkan penugasan dari Departemen Perdagangan cq Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri sesuai rekomendasi dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
Universitas Sumatera Utara
Mekanime pemanfaatan cadangan pupuk bersubsidi tersebut, mengacu pada ketentuan distribusi pupuk bersubsidi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Perdagangan, sehingga jelas penanggung jawab pelaksanaan penyaluran pupuk pupuk bersubsidi dimaksud.
2.4.3. HET PUPUK BERSUBSIDI
Pada tahun 2010, Harga Eceran Tertinggi HET Pupuk Bersubsidi di kios pengecer resmi, di tingkat kecamatandesa ditetapkan sebagai berikut:
Tabel:2.4.3 Harga Eceran Tertinggi Pupuk bersubsidi
JENIS PUPUK HARGA
RpKg Rpzak UREA 1,200
60,000 50kg
ZA 1,050 52,500
50kg SuperphosSP-36 1,550
77,500 50kg
NPK Phonska 1,750
87,500 50kg NPK Pelangi
1,830 91,500 50kg
NPK Kujang 1,586
79,300 50kg Organik
500 25,000 50kg
Atau 10,000 20kg Sumber : Pedoman Pelaksanaan Subsidi Pupuk Tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
Harga diatas belum ditambah oleh biaya tranportasi dari pusat hingga sampai ke Lini IV dan ke konsumen.
2.4.4 PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI
Penyaluran pupuk yang disubsidi dilakukan oleh produsen yang ditunjuk, yaitu: PT Pupuk sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk
Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik, melalui distributor dan penyalur di wilayah tanggung jawab masing-masing.
Guna pengamanan penyaluran pupuk bersubsidi dimaksud,pada
kemasankantong pupuk bersubsidi wajib diberi label “PUPUK BERSUBSIDI PEMERINTAH” yang mudah dibaca dan tidak mudah hilangterhapus.
Pelaksanaan pengadaan, penyaluran, dan peredaran pupuk bersubsidi dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan
Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. Produsen, distributor dan pengecer resmi wajib menjamin ketersediaan pupuk
bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya sesuai ketentuan stok yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya pengawasan melekat secara berjenjang dari produsen dan
distributor.
2.4.5. PENGAWASAN DAN PELAPORAN 2.4.5.1.Pengawasan
Sebagaimana ditegaskan di dalam Peraturan Presiden no.77 tahun 2005 tentang penetapan pupuk bersubsidi sebagai barang dalam pengawasan, maka diperlukan
instrumen untuk pelaksanaan, pengawasan, penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi. Setiap penyimpanganpelanggaran terhadap ketentuan pengadaan dan
Universitas Sumatera Utara
penyaluran pupuk bersubsidi harus ditindak tegas sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Pengawasan pupuk bersubsidi dilakukan oleh seluruh instansi terkait yang tergabung dalam Pokja Pupuk di Pusat maupun melalui Komisi Pengawas Pupuk dan
Pestisida KP3 di provinsi dan KabupatenKota.Peran aktif Pemerintah daerah melalui optimalisasi kinerja Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida KP3 dan PPNS di
Provinsi dan kabupatenKota dalam pengawalan dan pengawasan terhadap penyaluran dan Harga Eceran tertinggi HET pupuk bersubsidi diwilayahnya, sangat diharapkan
agar sistem pengawasan pupuk bersubsidi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Untuk membantu pelaksanaan pengawasan oleh Komisi Pengawas pupuk KPP
Provinsikota, ditempatkan petugas Pengendali Organisme pengganggu Tanaman PPOT di masing-masing kabupatenkota dengan tugas tambahan untuk membantu
Komisi Pengawas Pupuk KPP dalam melaksanakan pemantauan dan pengawasan penyediaan pupuk sampai di tingkat petani, yang selanjutnya hasil pemantauan
dilaporkan secara periodik mingguan oleh Komisi Pengawas Pupuk KPP.
2.4.5.2.Pelaporan
Komisi Pengawas Pupuk KPP di kabupaten kota menyampaikan laporan pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi diwilayah kerjanya kepada Bupati
Walikota setiap bulan minggu ke 2. BupatiWalikota dan Komisi Pengawas Pupuk KPP Provinsi menyampaikan
laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubidi setiap bulan minggu ke 3 kepada gubernur.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan pelaksanaan penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi serta berbagai permasalahan dan upaya antisipasinya di masing-masing provinsi diharapkan
dapat dilaporkan oleh gubernur kepada Menteri Pertanian c.q. Direktur Jenderal tanaman Pangan setiap awal bulan minggu ke 4 .
Berdasarkan laporan dari daerah tersebut, diharapkan pupuk bersubsidi yang dialokasikan dimasing-masing daerah dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk
kepentingan petani.
2.5. Kesejahteraan Sosial