Kontribusi dalam kebutuhan pangan keluarga Kontribusi dalam biaya pendidikan keluarga

tambahan, orang tua dari putera : “Iya lah dek lumayan, kebutuhan kita kan banyak, ayahnya putera hanya kerja bangunan, kalo nggak ada ngebangun ya nganggur, jadi uang yang dikasi putera lumayan lah untuk beli ini itu meskipun memang jauh dari cukup, tapi lumayan membantu”. Juga diperkuat oleh pendapat Yohan yang dalam hal ini sebagai informan utama, ia mengatakan: “Iya lah, bukan nambah penghasilan keluarga lagi, memang aku yang nyari uang bang, justru uang hasil nenekku kerja yang jadi nambah penghasilan aku”. Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui seluruh informan utama berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan keluarga mereka, bahkan salah satu informan yaitu ucok menjadi tulang punggung keluarga, artinya dia lah yang menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi keluarga, bukan lagi sebagai tambahan penghasilan keluarganya.

5.2.2 Kontribusi dalam kebutuhan pangan keluarga

Kebutuhan akan kecukupan pangan dalam keluarga menempati tempat yang sangat sentral, karena pangan adalah sebagai modal awal bagi kelangsungan hidup sebuah keluarga. 4 orang responden yang menjadi informan dalam penelitian ini semuanya berkontribusi dalam hal pemenuhan pangan keluarga. Hal ini dilihat dari pendapat Ibu Sakinah selaku Informan tambahan, nenek dari YohanUcok : “Iya nak, uang yang dikasih oleh Yohan digunakan nenek untuk beli beras, kalo nenek ada uang barulah pake uang nenek, Yohan lah yang nanggung kebut uhan beli makan kami nak”. Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Warni selaku informan tambahan, orang tua dari Lesmana : “Iya dek, uang yang diaksi lesmana kakak pake untuk beli beras , kalo gaji kakak kan bulanan Universitas Sumatera Utara jadi ya kadang dipake untuk kebutuhan bul anan”. Kemudian diperkuat oleh pernyataan ibu Anna, dalam hal ini sebagai informan tambahan, orang tua dari Putera. Ia mengatakan: “Kadang uang dari putra ibu belikan beras dan kebutuhanlainnya dek, karena penghasilan ayahnya putera kan tidak tetap, kadang ada kerjaan kadang nggak”. Dapat kita lihat dari hasil wawancara tersebut, ke 4 informan dalam penelitian ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarganya, meskipun kontribusi dari anak jalanan belum maksimal untuk membelikan makanan 4 sehat 5 sempurna, akan tetapi kontribusi yang diberikan anak jalanan sudah cukup membantu dalam pengadaan bahan pangan keluarga.

5.2.3 Kontribusi dalam biaya pendidikan keluarga

Dalam melaksanakan pendidikan, selain manfaat yang diterima tentunya juga butuh biaya atau Cost pendidikan tersebut, bagi sebagian orang tua yang berpenghasilan rendah mengeluarkan cost pendidkan itu menjadi sangat memberatkan, anak jalanan dalam penelitian ini berperan besar dalam pemenuhan Cost pendidikan keluarganya tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Ibu Anna selaku informan tambahan, orang tua dari putera : “Iya, kadang dia kalo ngasi uang ke ibu suka pesen, mak uangnya nanti kasi untuk jajan adek sekolah ya, kan adeknya ada yang sekolah kelas 5 SD sekarang, kadang dia ada itu ngasih langsung ke adeknya untuk jajan sekolah”. Hal senada juga dikatakan oleh Pak M Lubis selaku informan tambahan, ayah dari Sakti : “Iya dek, semenjak sakti bisa ngamen, bapak udah nggak pernah ngasih lagi untuk jajan sekolahnya, karena kalo biaya sekolah kan ada BOS itu jadi nggak bayar, tinggal untuk jajan Universitas Sumatera Utara sekolah aja ”. Dari kutipan hasi wawancara tersebut, kontribusi yang diberikan informan utama dalam peningkatan pendidikan keluarganya tidak hanya untuk dirinya sendiri, karena sebagian informan utama dalam penelitan ini sudah tidak bersekolah, akan tetapi mereka memberikan sejumlah uang untuk biaya pendidikan anggota keluarga yang lain, dalam hal ini adik mereka,

5.2.4 Kontribusi dalam pemenuhan kesehatan keluarga