Informan utama II Hasil Temuan

mengatakan : “Dikasi ke mamak bang, kadang aku ngasih dua puluh, kadang ngasih sepuluh”. Ketika peneliti menanyakan dipergunakan untuk apa saja uang pemberian sakti tersebut, maka sakti mengatakan “Untuk beli beras mamak bang, kadang untuk bayar listrik, bayar kost juga bang, ini kami baru pindah ke Mandala bang”. Dari informasi yang peneliti dapat dari informan pertama, maka sedikit banyaknya informan pertama ini berkontribusi dalam membantu kehidupan sosial ekonomi keluarganya. Hal itu dapat dilihat dari kontribusinya berupa sejumlah uang yang di pergunakan sendiri untuk cost pendidikannya dan memberikan sejumlah uang kepada orang tuanya yang kemudian dipergunakan untuk membeli bahan makanan pokok dan membayar sewa rumahnya.

5.1.2 Informan utama II

Nama : Syahputera Nasution Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 13 tahun Suku : Mandailing Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMP kelas VII sudah tidak sekolah Jumlah anggota keluarga : 4 Kedudukan dalam keluarga : anak ke-1 Putera, itulah nama panggilan dari Syahputera Nasution. Sekilas orang tak akan percaya kalau dia sudah berumur 13 tahun, dan tidak akan percaya pula Universitas Sumatera Utara kalau dia adalah anak jalanan, karena perawakan yang kecil serta pakaian yang dipakai nya selalu rapih, memakai celana jeans, sepatu vans, serta kemeja yang kadang tidak di tutup kancing bajunya. Putera berada dijalanan sejak 2014 lalu, ketika itu ia kelas VII atau kelas I SMP dan sekarang sudah tidak bersekolah. Putera hidup bersama ayah, ibu serta satu adiknya yang masih bersekolah kelas 4 SD. Seperti yang peneliti amati, putera bekerja di jalanan dengan mengamen menggunakan gitar kecil ukulele dan berada di jalanan sejak pagi. Seperti yang ia katakana: “Aku ngamen pake ukulele bang, ukulele nya dapat sewa dari mak geng, 10 ribu sehari. Aku ngamen dari jam 9 sampe maghrib bang”. Putera memilih bekerja dijalanan adalah karena dijalanan bebas, tidak ada yang mengatur, dan mudah untuk mengumpulkan sejumlah uang karena ia sudah mahir menggunakan ukulele dan mempunyai suara yang merdu. Ketika peneliti menanyakan alasan utama bekerja dijalanan, ia menjawab : “Aku ngamen karena enak aja bang, dapet uang, suka ku beli baju, rokok, maen game online dan aku kasian nengok bapakku bang, kerja bangunan dia. Itupun kadang kerja kadang nggak, kalo lagi nggak ada ngebangun ya nganggur lah bang, aku sekolahpun nggak dikasi nya jajan, makanya bagus aku kerja, sukaku uangku, terus aku juga bisa ngasih ke orang tuaku yak an bang”. Hal tersebutlah yang menyebabkan putera bekerja mengamen di jalanan. Dikalangan anak jalanan kebebasan adalah sebuah kemerdekaan, anak jalanan identik dengan tanpa aturan, kesana kemari dan apapun yang dilakukan tidak ada yang melarang. Hal itu kadang terbawa hingga ke rumah dan lingkungan keluarga tempat mereka tinggal. Kemudian ketika peneliti menanyakan seberapa sering pulang kerumah dan berapakah uang yang diberikan ke orang tua, ia mengatakan : “Aku Tidur di Universitas Sumatera Utara warnet bang, maen PM Paket Malam Rp.10.000 dari jam 10 sampai jam 7 pagi. Kalo pulang jarang, kadang tiga hari, empat hari, tapi seminggu aku wajib pulang dua kali bang, karna ganti baju itu. Kalo mandi aku tiap hari mandi di kamar mandi belakang supermarket irian itu bang. Kalo aku pulang kadang ku kasih mamak limpul bang, kadang ku kasih enam puluh”. Walaupun tidak pulang kerumahnya setiap hari Putera masih termasuk kedalam golongan anak jalanan yang tergolong kedalam Children on the street karena masih berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarganya. Kebiasaan anak jalanan menghambur-hamburkan uang bisa dilihat dari wawancara dengan informan kedua ini, ketika peneliti menanyakan seberapa banyak mendapatkan uang dan selain untuk dikasih kepada orang tua dan bermain game online, dipergunakan untuk apalagi uang tersebut, ia mengatakan : “Kalo sehari aku bisa dapat limpul, kadang lebih tu bang, tergantunglah, banyak anak kuliahan nggak, diangkot yang sering ngasih anak kuliahan bang. Ya Untuk makan, beli rokok sama beli jajan aku lah bang, kalo aku udah ngasih mamak, kuhabiskan aja duitku bang, karena besok kan gampang carik lagi”. Jalanan menjadi tempat mencari uang yang mereka fikir tidak akan ada putus nya, kehidupan mereka hanya difikiran untuk satu hari, mereka beranggapan kalo hari ini habis, maka besok bisa mencari lagi, dan begitu seterusmya, tanpa memikirkan akan sakit atau kemungkinan lainnya. Ketika peneliti menanyakan untuk apakah uang yang diberikan kepada orang tua dipergunakan, ia mengatakan : “Untuk beli beras mamak lah bang, sama untuk jajan adek sekolah, adek aku kan sekarang kelas 5 SD bang, kadang mamak bilang juga uangnya untuk dipake bayar listrik”. Universitas Sumatera Utara Dari informasi yang telah diuraikan peneliti dari informan ke-2 maka bisa diketahui motif informan kedua bekerja dijalanan adalah faktor ekonomi keluarga dan ingin mendapatkan kebebasan, lalu sedikit banyaknya informan ke-2 ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, walaupun tidak tinggal dirumah, tetapi masih sering pulang kerumahnya dan memeberikan sejumlah uang kepada keluarganya.

5.1.3 Informan Utama III