Dari informasi yang telah diuraikan peneliti dari informan ke-2 maka bisa diketahui motif informan kedua bekerja dijalanan adalah faktor ekonomi keluarga
dan ingin mendapatkan kebebasan, lalu sedikit banyaknya informan ke-2 ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, walaupun tidak
tinggal dirumah, tetapi masih sering pulang kerumahnya dan memeberikan sejumlah uang kepada keluarganya.
5.1.3 Informan Utama III
Nama : Y Lesamana
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 12 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD kelas 6 masih bersekolah
Jumlah anggota keluarga : 3
Kedudukan dalam keluarga : anak ke-1 Lesmana adalah anak pertama dari dua bersaudara, Lesmana hidup beserta
ibu dan satu orang adiknya di daerah Medan Tembung. Tidak seperti informan pertama dan kedua, Lesmana hidup tidak dengan ayahnya, hanya dengan ibu dan
satu orang adiknya yang lahir satu tahun lalu. Lesmana bekerja di jalanan dengan cara mengamen. Anak kelas 6 SD ini selalu terlihat ceria ketika mendapatkan
sejumlah uang, dia sudah pandai memainkan ukulele dengan menyanyikan beberapa lagu yang dihafalnya. Ketika di wawancarai tentang alasan utama
mengapa ia sampai bekerja dijalanan, ia mengatakan : “Kasian aku sama mamak
Universitas Sumatera Utara
bang. Ayah ku hilang timbul bang, kerjanya nggak tetap, jarang pulang. Jadi aku bang yang bantu mamak cari uang, mamak kerja dirumah orang bang, bantu-
bantu bersihi rumahnya, nyuci, nyetrika. Nanti mamak pulang dzuhur itu bang”. Lesmana sudah lama bekerja dijalanan, sudah sekitar 2 tahun. Dulu ketika
belum mempunyai ukulele, Lesmana bekerja sebagai peminta-minta, seiring berjalannya waktu dia memiliki modal untuk membeli ukulele dan sekarang sudah
pintar memainkannya, hal itu merubah kebiasaan bekerjanya dari meninta-minta menjadi seorang pengamen. Ketika peneliti menanyakan mulai dari jam berapa
bekerja dijalanan dan seberapa mendapat uang dalam sehari, ia mengatakan : “Aku dari pagi pulang sekolah lah bang. Nanti aku pulang maghrib, dapat sekitar
30 ribu keatas lah bang, itu udah termasuk makan siang. Karna kan kalo malam aku makan dirumah, siang aja nyah aku beli makan diluar ”. dilihat dari
nominalnya apabila dijumlahkan maka anak jalananpun sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan jajannya disekolah.
Ketika peneliti menanyakan untuk apa sajakah uang hasil mengamen itu dipergunakan, dan seberapa yang dikasihkan kepada ibunya, ia mengatakan :
“Siap ngamen kayak biasa bang ke warnet, bareng kawan-kawan. Maen Paket 2 jam yang goceng atau tiga jam yang Rp.7.000 bang. Maen game online, sekarang
aja naga piaraan aku udah besar, kuat kali bang. Kadang dikasi ke mamak Rp.10.000 kadang Rp.15.000 bang”. Ketika Informan ditanyakan tentang perihal
ayahnya kenapa jarang pulang dan lain-lain, ia cenderung menutup-nutupi, seperti ada sebuah kekecewaan. Ia mengatakan:
“Gak tau aku bang dia dimana, udah gilak itu, pulang jarang, ke aku nggak pernah ngasih uang, makanya males aku
bang kalo ada dia dirumah”. Bermain game online dikalangan anak-anak jalanan
Universitas Sumatera Utara
sudah sangat popular, hal ini dikarenakan perkembangan kota yang pesat dan menimbulkan berkurangnya sarana dan prasarana bermain untuk kalangan anak-
anak. Game online yang disediakan oleh warnet menjadi tempat favorit untuk anak jalanan.
Dari informasi yang peneliti uraikan, sedikit banyaknya informan ke-3 ini berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi keluarganya dalam
kehidupan sehari-hari. Hal itu dapat terlihat dari sejumlah uang yang diberikan kepada ibunya untuk kemudian dibelikan bahan makanan pokok yang
dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
5.1.4 Informan Utama IV