Untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci mengenai data - data yang telah didapat dari hasil penelitian dilapangan, maka penulis mencoba
menguraikan data - data yang telah didapat dari wawancara dengan informan dengan narasi penulis tentang data
– data tersebut.
5.1 Hasil Temuan
5.1.1 Informan Utama I
Nama : Sakti Lubis
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 11 tahun
Suku : Mandailing
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : Kelas 5 SD masih bersekolah
Jumlah anggota keluarga : 5
Kedudukan dalam keluarga : anak ke-2 Informan pertama bernama Sakti, Anak yang lahir di Tanjung Balai
tanggal 5 september 2004 ini adalah anak ke-2 dari tiga bersaudara, ketika masih berumur 2 tahun, sakti dan kakaknya dibawa pindah ke kota Medan oleh kedua
orang tuanya dari Tanjung Balai. Sakti masih bersekolah, sekarang kelas 5 SD . Sakti mulai bekerja di jalanan semenjak kelas 4 SD. Seperti yang peneliti amati,
sekitar pukul 13.00 Sakti datang ke simpang empat lampu merah Aksara masih dengan menggunakan seragam sekolah, dan di dalam tas nya membawa gitar kecil
Ukulele. Ketika hendak memulai pekerjaannya Sakti membuka baju putihnya dan memakai kaos, sepatu beserta baju putih nya dimasukkan kedalam tas. Sakti
Universitas Sumatera Utara
biasanya mengamen hingga maghrib, Jika cuaca hujan atau sepi pemberi, sakti pulang lebih awal. Dalam wawancara dia mengatakan :
“Tergantung lah bang, biasanya jam 7 aku pulang, kalau hujan atau hari libur sepi yang ngasih bang,
paling jam 5 aku dah pulang, enaknya kalo diangkot banyak anak kuliahan bang, biasanya mereka ngasih, kalo mobil pribadi pelit-
pelit bang”. Ketika peneliti menanyakan alasan apakah yang menyebabkan sakti
bekerja dijalanan maka dijawabnya : “Gak enak dirumah bang, aku aja dikasi
jajan sekolah cuma 2 ribu, abis itu nggak dikasi lagi, enak ngamen bang nanti kalo pulang kerumah aku ngasih uang nggak dimarahin mamak, kalau nggak
ngamen dirumah direpeti mamak aja bang”. Kemudian hasil dari pengamatan beberapa hari di lapangan Sakti mendapatkan
uang dalam sehari sekitar Rp.30.000 biasanya uangnya dikumpulkan di lubang ukulele nya dan ketika maghrib di hitung, peneliti juga sering membantu
menghitung uang Sakti. Setelah selesai bekerja Sakti tidak langsung pulang kerumah, hampir
setiap hari Sakti menghabiskan waktunya selama 2-3 jam di Warnet. Untuk 2 jam bermain warnet Sakti membayar Rp.5.000 dan untuk bermain 3 jam sakti
membayar Rp.7.000. Hal yang dilakukan adalah bermain game online, seperti dalam wawancara dia mengatakan :
“Ada bang paket goceng 2 jam, kalo 3 jam Rp.7.000 kalo gak maen paket Rp.3.000 perjam nya bang. Main GTA aku bang”.
Selain dipergunakan untuk bermain warnet uang yang didapat dari hasil mengamen dipergunakan untuk tambahan jajan disekolah, karena seperti
keterangan sebelumnya bahwa sakti dikasih jajan sekolah oleh orang tua nya Rp.2.000. Dan ketika ditanya dipergunakan untuk apalagi uangnya, Sakti
Universitas Sumatera Utara
mengatakan : “Dikasi ke mamak bang, kadang aku ngasih dua puluh, kadang
ngasih sepuluh”. Ketika peneliti menanyakan dipergunakan untuk apa saja uang pemberian
sakti tersebut, maka sakti mengatakan “Untuk beli beras mamak bang, kadang
untuk bayar listrik, bayar kost juga bang, ini kami baru pindah ke Mandala bang”.
Dari informasi yang peneliti dapat dari informan pertama, maka sedikit banyaknya informan pertama ini berkontribusi dalam membantu kehidupan sosial
ekonomi keluarganya. Hal itu dapat dilihat dari kontribusinya berupa sejumlah uang yang di pergunakan sendiri untuk cost pendidikannya dan memberikan
sejumlah uang kepada orang tuanya yang kemudian dipergunakan untuk membeli bahan makanan pokok dan membayar sewa rumahnya.
5.1.2 Informan utama II