Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori

Kalimat yang menggunakan verba kakeru dalam kedua novel Jepang ini seluruhnya berjumlah 28 kalimat. Tetapi, yang akan penulis analisis dan teliti hanya 12 dari 28 kalimat yang penulis pilih secara acak yaitu masing-masing sebanyak 7 cuplikan dari novel Bara no Satsujin dan 5 cuplikan dari novel Kazoku Hakkei. Penulis menggunakan teori dari Moriyama Shin 2012: 140-148 untuk menganalisis makna verba kakeru yang terdapat dalam sumber data.

1.4 Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

a. Linguistik Menurut Wibowo 2001: 3 bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi dihasilkan oleh alat ucap yang bersifat arbitrer dan konvesional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Menurut Ferdinand De Sausure 1988 bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi oleh sejelompok manusia berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap. b. Semantik Menurut Sutedi 2003: 103, semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna. Semantik mencakup kata, frase, klausa, dan kalimat. Menurut Verhaar 2004: 385 semantik merupakan cabang linguistik yang membahas arti atau makna. Semantik dibagi menjadi dua, yaitu semantik gramatikal dan semantik leksikal. Semantik gramatikal adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna yang muncul akibat proses gramatikal, contohnya : bertambah. Semantik leksikal yaitu salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna kata yang sesungguhnya sesuai dengan referensi sebagai hasil dari pengamatan indra dan terlepas dari unsur gramatikalnya atau bisa juga dikatakan sebagai makna asli dari suatu kata, contohnya : tambah. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semantik adalah salah satu cabang linguistik yang membahas tentang makna yang terdapat dalam kata, frase, klausa dan kalimat. c. Verba Dalam kalimat bahasa Jepang, verba atau doushi berperan sebagai predikat yang bahkan dengan sendirinya dapat menjadi sebuah kalimat. Yamaguchi Matsumura 1998: 955 dalam Kokugojiten mendefenisikan doushi sebagai berikut: 品 詞 の 一 つ 。 自 立 語 で 活 用 が あ り 、 単 独 で 述 語 と な れ る も の ( 用 言 ) の う ち 、 終 止 形 が U 段 の 音 ( た だ し 、 豊 後 の ラ 変 は 「リ」)で終わる語。事物.動作.存在を表す。 Hinshi no hitotsu. Jiritsugo de ketsuyou ga ari, tandoku de jutsugo to nareru mono yougen no uchi, shuushikei ga U dan no oto tadashi, bungo no Ra hen wa RI de owaru go. Jibutsu . dousa . sonzai wo arawasu. Kata kerja merupakan salah satu jenis kata. Kata yang bisa berdiri sendiri dan memiliki perubahan, yang bisa menjadi predikat, bentuknya diakhiri dengan bunyi “u” perubahan “ra” pada bahasa tulis adalah “ri”. Menjelaskan aktivitas dari suatu hal, kerjaaksi, serta keberadaan. Menurut Sudjianto dan Ahmad Dahidi 2007: 149 doushi adalah salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, sama dengan ajektiva-i dan ajektiva-na menjadi salah satu yougen. Kelas kata ini dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu. Doushi juga termasuk dalam jiritsugo, dapat membentuk sebuah bunsetsu kalimat walaupun tanpan bantuan kelas kata lain. Selain itu, dalam bentuk kamus selalu diakhiri dengan vokal u dan dapat membentuk kalimat perintah. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa doushi adalah kelas kata dalam bahasa Jepang yang dipakai menyatakan aktivitas, keberadaan atau keaadaan sesuatu dan dapat berdiri sendiri dan memiliki perubahan.

1.4.2 Kerangka Teori