Pengertian Polisemi Penyebab Terjadinya Polisemi

Kikai wo ue kara oite, hyoumen wo kakousuru kara. Berasal dari pengertian meletakkan mesin dari atas, kemudian memproses permukaan benda. Contoh : • 掃除機をかける。 Soujiki wo kakeru. Menggunakan alat pengisap debu. • ワイシャツにアイロンをかける。 Waishatsu ni airon wo kakeru. Menyetrika kemeja. • 髪にパーマをかける。 Kami ni paama wo kakeru. Mengkriting rambut.

2.4 Konsep Polisemi

2.4.1 Pengertian Polisemi

Machida dan Momiyama dalam Sutedi 1995:108-109 menyimpulkan tiga konsep tagigo sebagai berikut : a. 複数の間に何らかの関連性がある場合です。異なる意味がありますが相 互 に何らかの関係性もかんじられます。 Fukusuu no ma ni nan kara no kanrensei ga aru baai desu. Kotonaru imi ga arimasu ga sougo ni nan kara no kankeisei mo kanjiraremasu. Polisemi adalah apabila diantara arti yang banyak mempunyai suatu keterkaitan makna, meskipun ada sedikit perbedaan arti tetapi saling merasakan keterkaitan satu sama lain. b. 多 義 語 の 複 数 の 意 味 は 基 本 的 な も の そ う で な い も の に 区 別 で き る 。 Tagigo no fukusuu no imi wa kihon tekina mono soudenai mono ni kubetsu dekiru. Kata yang memiliki banyak arti, dapat dibedakan yang mana kata dasar dan yang mana bukan kata dasar, apabila dilihat dari bentuk dasarnya. c. 一つの音形が複数の意味を持ち、その複数の意味に関連性があるものを 多 義語という。 Hitotsu no otokatachi ga fukusuu no imi wo mochi, sono fukusuu no imi ni kanrensei ga aru mono wo tagigo to iu. Sesuatu kata yang bunyi dan bentuknya sama dan memiliki banyak arti, meskipun memiliki banyak arti tetapi mempunyai hubungan arti yang saling berkaitan. Menurut Akimoto 2001:111 多義語はひとつの語が二つ以上意味を持っ ていることをいう。多義語の語形と語義の関係は基本的に同じできる。 Tagigo wa hitotsu no go ga futatsu ijou imi wo motteiru koto wo iu. Tagigo no gokei to gogi no kankei wa kihon teki ni onaji dekiru. Polisemi adalah satu kata yang memmiliki arti lebih dari satu. Dikatakan tagigo apabila mempunyai bentuk kata dan arti kata dasarnya saling berkaitan mempunyai kata dasar yang sama. Parera 2004:81 mengatakan polisemi adalah suatu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda-beda, tetapi masih ada hubungan atau kaitan antara makna-makna yang berlainan. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulakn bahwa polisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu atau ganda yang saling berhubungan dan berkaitan meski sedikit, baik berupa makna sebenarnya denotasi maupun makna kiasan konotasi.

2.4.2 Penyebab Terjadinya Polisemi

Menurut Simpson 1979: 179 dan Zgusta 1971: 61 dalam Pateda, diantara penyebab terjadinya kata-kata yang bermakna polisemi adalah:Kecepatan melafalkan leksem, misalnya bantuan dan bantuan. Apakah ban kepunyaan tuan atau bantuan? 1. Faktor gramatikal misalnya kata orangtua. Kata ini bisa bermakna ayahibu, atau orang yang sudah tua. 2. Faktor leksikal, yang dapat bersumber dari i. Sebuah kata yang mengalami perubahan pemakaian dalam ujaran yang mengakibatkan munculnya makna baru. Misalnya kata makan yang biasa dihubungkan dengan kegiatan manusia atau binatang memasukkan sesuatu ke dalam perut, tetapi kini kata makan dapat digunakan pada benda tak bernyawa sehingga muncullah urutan kata makan sogok, rem tidak makan, makan angin, makan riba, dimakan api, pagar makan tanaman. ii. Digunakan pada lingkungankonteks yang berbeda, misalnya kata operasi, bagi seorang dokter dihubungkan dengan pekerjaan membedah bagian tubuh untuk menyelamatkan nyawa; bagi militer dikaitkan dengan kegiatan untuk melumpuhkan musuh atau mem-berantas kejahatan; dan bagi Departemen Tenaga Kerja dihubungkan dengan salah satu kegiatan yang akan atau sedang dilaksanakan. Seperti dalam kalimat: “Departemen Tenaga Kerja sedang melakukan operasi purna bhakti agar setiap perusahaan mematuhi peraturan ketenaga-kerjaan. 3. Faktor pengaruh bahasa asing, misalnya leksem item, kini digunakan leksem butir atau unsur. 4. Faktor pemakai bahasa yang ingin menghemat pengguaan kata. Maksudnya dengan satu kata, pemakai bahasa dapat mengungkapkan berbagai ide atau perasaan yang terkan-dung di dalam hatinya. Seperti kata mesin yang biasanya dihubungkan dengan mesin jahit. Manusia kemudian membutuhkan kata yang mengacu kepada mesin yang menjalankan pesawat terbang, mobil, motor, maka muncullah urutan kata mesin pesawat dan mesin mobil. 5. Faktor pada bahasa itu sendiri yang terbuka untuk menerima perubahan, baik perubahan bentuk maupun perubahan makna.

BAB III ANALISIS MAKNA VERBA KAKERU DALAM NOVEL JEPANG