3.1.2 Kazoku Hakkei Dalam novel Kazoku Hakkei ditemukan 4 buah makna yaitu:
3.1.2.1 Melakukan Suatu Tindakan Kepada Lawan
8 「奥さんに会ったって、しかたないもの」直子は夫の頬の引きつりを観察し
ながら追い打ちをかけた。 “Kazoku Hakkei”, 1972 : 171
“Okusan ni attatte,shikatanai mono” Naoko wa otto no hoho no hikitsuri wo kansatsu shinagara oiuchi wo kaketa.
“Katanya saya ketemu istrimu, apa boleh buat,” Naoko menepuk sambil mengamati pipi suaminya yang berkedut.
9 彼は毒気の充満した茶の間を、克己が追い打ちをかける隙もないほどの
お どろくべき素早さで脱走した。
“Kazoku Hakkei”, 1972: 221 Kare wa dokuke no juumanshita chanoma wo, Katsumi ga oiuchi wo kakeru hima mo
nai hodo no odoroku beki subayasa de dassoushita. ”Dia melarikan diri dengan kecepatan mengejutkan yang tidak sempat mengejar lalu
memukul Katsumi.”
3.1.2.2 MengingatMenempatkan Sesuatu Hal Di Dalam Hati Agar Tidak Lupa
10 咲子は七瀬の新しい勤め先をずっと心にかけていたのである。それがわ
か ったのは、咲子からその話をもちかけられた時であった。
“Kazoku Hakkei”,
1972 : 31 Sakiko wa Nanase no atarashii tsutomesaki wo zutto kokoro ni kaketeita node aru.
Sore ga wakattano wa, Sakiko kara sono hanashi wo mochikakerareta toki deatta. “Sakiko terus memikirkan tempat kerja baru Nanase. Saya taunya saat Sakiko
yang menceritakan hal itu.”
3.1.2.3 Meletakkan Mesin Dari Atas, Kemudian Memproses Permukaan Benda.
11 夜、小雨が降ったらしく、朝になって七瀬が裏庭へ行ってみると、洗濯
物 はまだ湿っていた。アイロンをかけて乾かす以外に方法はなさそうだ
っ た
。 “Kazoku Hakkei”, 1972: 48
Yoru, kosame ga futta rashiku, asa ni natte Nanase ga uraniwa e itte miruto,
sentakumono wa mada shimetteita. Airon wo kakete kawakasu igai ni houhou wa
nasasou datta. Malamnya, sepertinya turun gerimis dan pagi harinya ketika Nanase mencoba
pergi ke pekarangan belakang, cuciannya masih lembab. Sepertinya tidak ada cara lain selain mengeringkan dengan menyetrikanya. “Kazoku Hakkei”, 1972: 48
3.1.2.4 Menambahkan Tekanan, Termasuk Yang Tidak Hanya Berasal Dari Arah Atas.
12 「茶をくれ」がらりとうってかわった乱暴な口調でそういうと、彼はダ
イ ニング.テーブルに向ってどしんと腰をかけた。彼の意識内の視界い
っ ぱ い に 、 わけのわからない火花のようなものが飛び散っていた。
“Kazoku Hakkei” ,
1972: 264 “Cha wo kure “, garari to utte kawatta ranbou na kuchou de souiu to, kare wa
dainingu teeburu ni mukatte doshinto koshi wo kaketa. Kare no ishikinai no shikai ippai ni, wake no wakaranai hibana youna mono ga tobichitte ita.
Begitu berkata “Berikan aku teh” dengan nada yang berubah menjadi kasar, dia menuju meja makan dan duduk dengan menghempaskan badan. Dalam tatapan
penuh kesadarannya, entah dari mana muncul percikan seperti bunga api.
3.2 Analisis Makna Verba Kakeru Pada Novel Jepang
Analisis makna verba kakeru penulis kelompokkan berdasarkan makna verba kakeru yang terdapat dalam novel Bara no Satsujin dan Kazoku Hakkei.
3.2.1 Mengencangkan Agar Kencang dan Tidak Bergerak
Penulis menemukan dua buah contoh kalimat menggunakan verba kakeru yang bermakna mengencangkan agar kencang dan tidak bergerak.
1 呆れたことに、玄関のドアには外から鍵をかけている。この家の次男坊
が よほど信用できないらしい。
“Bara no Satsujin”, 2010: 13 Akireta koto ni, genkan no doa ni soto kara kagi wo kaketeiru. Kono ie no jinanbou
ga yo hodo shinyou dekinai rashii.
“ Hal yang mengherankan, ia mengunci pintu masuk dari luar. Anak laki-laki kedua dari pemilik rumah ini tampaknya tidak dapat dipercaya.”
Analisis: Verba kakeru di atas yang telah berkonjugasiberubah menjadi bentuk kaketeiru,
didahului oleh kata “kagi”, “soto kara”, dan “genkan no doa” yang merupakan kata maupun frasa utama penentu makna kakeru dalam kalimat di atas. Verba kakeru
dalam klausa kagi o kakeru dapat juga memiliki berbagai macam arti, diantaraya adalah menggantungkan kunci, jika terdapat makna ue kara oite tomeru dalam
konteks kalimatnya Moriyama, 2012. Pada kalimat di atas akan janggal jika diterjemahkan “menggantungkan kunci”, karena tidak terdapat penjelasan tambahan
seperti ue kara oite tomeru, dan lainnya, melainkan frasa soto kara yang berarti dari luar, dan genkan no doa yang berarti pintu masuk, sehingga kagi o kakeru dalam
kalimat di atas berarti mengunci pintu. Jika dilihat dari situasi konteks kalimatnya