Pelayanan Check In Bentuk-bentuk Pelayanan Informasi PT. Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu

2. Pelayanan Jasa Kegiatan Penunjang Bandar Udara Pelayanan jasa kegiatan penunjuang bandar udara dapat meliputi pelayanan jasa secara langsung maupun secara tidak langsung. Pelayanan Jasa Secara Tidak Langsung yaitu menunjang kegiatan penerbangan yang dapat diselenggarakan oleh unit pelaksana dari badan usaha kebandaraan, badan hukum indonesia perseroan atas persetujuan penyelenggara bandar udara, jasa ini terdiri dari; penyediaan hangar pesawat udara, perbengkelan pesawat udara, pergudangan, jasa boga pesawat udara, pelayanan jasa teknis penanganan pesawat udara didarat ground handling, pelayanan jasa penumpang dan bagasi, jasa penanganan kargo, dan jasa lainnya yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan. Pelayanan jasa yang secara tidak langsung yaitu menunjang kegiatan- kegiatan bandara yang terdiri dari; jasa penyediaan penginapanhotel, jasa penyediaan tokoh atau restaurant, jasa penempatan kendaraan parkir, jasa perawatan, jasa pengguna ruangan, jasa penggunaan tanah, jasa tanda masuk pas bandara, jasa pengguna air, jasa pengguna telepon, jasa pengguna listrik dan jasa lainnya yang menunjang secara langsung atau tidak langsung kegiatan kebandar udaraan. Penyelenggaraan bandar udara adalah penyelanggaraan pelayanan publik yang harus memiliki standar pelayanan yang dipublikasikan kepada konsumen sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.

4.4.1 Pelayanan Check In

Pelayanan check in adalah bagian penting sebelum penumpang melakukan penerbangan. Pelayanan check-in sangat bergantung pada metode operasional, struktur rute penerbangan, karakteristik penumpang dan lain-lain dengan juga mempertimbangkan kecepatan, ketelitian, kelancaran, kenyamanan penumpang dan biaya operasional. Alternatif pelayanan check-in di terminal penumpang adalah sentralisasi yaitu pelayanan check-indiproses terpusat di area keberangkatan. Pengendalian sistem operasi pelayanan dilakukan oleh satu unit kerja dengan pembagian counter check-in sebagai berikut; direncanakan sesuai dengan jumlah airline atau jumlah penerbangan, atau alternatif lain adalah membebaskan setiap penumpang untuk melapor pada setiap counter check-in yang ada. Alternatif ini memerlupakan penanganan sortir barang bawaan yang baik. Sistem ini menguntungkan pihak pengelolah, karena bersifat efisien dan efektif. Desentralisasi yaitu menyebarkan pelayanan check-in dibeberapa tempat. Biasanya pengelolah fasilitas pelayanan ini adalah perusahaan angkutan udara dengan beberapa tipe penempatan check-in seperti split check-in, gate check-in dan city check-in. Bandar Udara Internasional Kualanamu, semua alternatif check-in diatas telah disesuaikan dan ditetapkan dibandar udara ini. counter check-in telah dibagi sesuai dengan masing-masing perusahaan dan maskapai penerbangan. Check-in area memiliki luas 7085,9 m2 yang terbagi 4 pulau island dan jumlahnya mencapai 101 counter check-in. Setiap pulau memiliki tanda pada areanya masing-masing, dan pulau tersebut ditandai dengan huruf alfabet, yaitu pulau “A”, “B”, “C”, dan “D”. Masing-masing dari pulau tersebut memiliki area check-in seluas 1.109 m2 dan memiliki 18 counter. Di setiap counter telah diisi oleh masing-masing maskapai penerbangan untuk penanganan check-in terhadap penumpang baik itu berupa nomor atau jenis pesawat, rute dan jadwal penerbangannya. Setiap pulau memiliki sistem conveyor bagasi yang baru, yaitu biasa dinamai dengan singkatan BHS atau disebut Baggage Handling System yaitu sistem bagasi yang dilakukan dengan penanganan khusus kepada penumpang seperti In-Gauge baggage yaitu bagasi yang dapat ditangani pada semua peralatan pada sistem. bagasi ini dapat diangkut melalui conveyor normal atau conveyor khusu atau yang biasa disebut OOG, Out Of Gauge adalah bagasi yang dapat ditangani hanya dengan peralatan khusu dan atau peralatan normal dengan software atau alat penanganan khusu, potential Problem Baggage merupakan bagasi yang berpotensi menyebabkan masalah, namun dengan perhatian yang tepat, dapat ditangani secara otomatis: Contoh: kursi roda, Dan Non-Conveyable Baggage yaitu bagasi yang tidak dapat ditangani BHS, karena disebabkan oleh dimensi maupun bentuknya. Jenis bagasi seperti ini harus ditangani secara manual oleh operator penanganan bagasi check-in. Contoh: Sepeda atau papan selancar.

4.4.2 Pelayanan Informasi Boarding Pass Saat Masuk Ke Ruang Tunggu Automatic Gate