ANALISA FTIR Pemanfaatan Pektin Yang Dimodifikasi Dari Kulit Markisa Kuning (Passiflora edulis flavicarpa) Untuk Menyerap Logam Pb(II)

39 Gambar 4.8 menunjukkan kurva isoterm Freundlich pektin kulit buah markisa terhadap ion logam Pb 2+ . Gambar 4.8 Kurva Isoterm Freundlich Pektin Kulit Buah Markisa Terhadap Ion Logam Pb 2+ Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa persamaan Freundich yang diperoleh adalah y = 0,1472 x + 0,1393. Dari persamaan ini diperoleh nilai k konstanta adsorben sebesar 1,3782 dan n konstanta adsorben sebesar 7,0077. Nilai R 2 diperoleh sebesar 0,8243. Berdasarkan nilai R 2 yang diperoleh menunjukkan bahwa model isoterm Langmuir yang paling sesuai untuk biosorpsi logam ion Pb oleh pektin yang dari kulit buah markisa. Langmuir mengindikasikan proses biosorpsi ion logam memiliki cakupan lapis tunggal monolayer pada pektin. Dengan kata lain, biosorpsi ion logam PbII pada pektin terjadi pada gugus fungsi pada permukaan pektin yang dianggap sebagai adsorpsi lapis tunggal.

4.7 ANALISA FTIR

Hasil pengukuran spektrum FTIR menunjukkan kelompok gugus fungsi dan memberikan informasi struktural pektin modifikasi dari bahan baku kulit buah markisa. Spektrum FTIR pektin modifikasi dibandingkan dengan spektrum FTIR pektin non-modifikasi. Rentang bilangan gelombang yang digunakan adalah 500 – 4000 cm -1 . 40 Gugus fungsional utama pada pektin biasanya terletak pada area bilangan gelombang 1000 – 2000 cm -1 [64]. Ikatan karboksil berada pada 1630 – 1650 cm -1 untuk kelompok karboksil bebas [65] dan 1730 – 1760 cm -1 untuk kelompok karboksil teresterifikasi [66]. Gambar 4.9 menunjukkan hasil spektrum FTIR untuk pektin non- modifikasi. 1141,86 cm -1 Gugus C-O eter 2877,79 cm -1 Gugus C-H Aldehid 1431,18 cm -1 Gugus NO 2 2997,38 cm -1 Gugus O-H Asam Karboksilat 1631,78 cm -1 Gugus keton amida 3398,57 cm -1 Gugus N-H 1732,08 cm -1 Gugus Ester C=O Gambar 4.9 Hasil Spektrum FTIR untuk Pektin Non-Modifikasi 41 Gambar 4.10 menunjukkan hasil spektrum FTIR untuk pektin modifikasi. 1141,86 cm -1 Gugus C-O eter 1747,51 cm -1 Gugus Ester C=O 1219,01 cm -1 Gugus C-N Amina Alifatik 2881,65 cm -1 Gugus C-H Aldehid 1431,18 cm -1 Gugus NO 2 2997,38 cm -1 Gugus O-H Asam Karboksilat 1496,76 cm -1 Gugus Arene 3417,86 cm -1 Gugus N-H 1631,78 cm -1 Gugus Keton Amida Gambar 4.10 Hasil Spektrum FTIR untuk Pektin Modifikasi Dalam proses penyerapan logam oleh pektin, salah satu gugus yang berpengaruh adalah gugus karboksil. Kandungan gugus inilah yang merupakan kunci utama didalam pengikatan logam berat oleh pektin [68]. Pada hasil uji gugus pektin dapat dilihat bahwa panjang gelombang grup karboksil pada pektin adalah 1732,08 cm -1 untuk pektin non-modifikasi dan 1747,51 cm -1 pada pektin modifikasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pektin non-modifikasi dan pektin modifikasi mampu menyerap logam karena keduanya mengandung gugus karboksil. Perbandingan hasil uji FTIR pektin jenis HMP dan LMP juga pernah dilakukan oleh Balaria dan Silke [15] menggunakan pektin dari kulit jeruk untuk 42 penyerapan logam Pb. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pektin jenis HMP dan LMP mengandung gugus grup karboksil dengan panjang gelombang 1627,06 cm -1 untuk HMP dan 1624,19 cm -1 untuk LMP. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa pengikatan logam berat Pb oleh pektin jenis HMP dan LMP dipengaruhi oleh adanya gugus karboksil pada pektin. Pada gambar 4.9 dan 4.10 menunjukkan bahwa proses modifikasi mengubah struktur kerangka dari biosorben pektin, yang ditandai dengan adanya perubahan di sudut fraksi pada keduanya dan juga peningkatan nilai persen transmitansi cahaya infrared, dimana persen transmitansi pada pektin non- modifikasi lebih kecil daripada pektin modifikasi. Menurut Sherman [67], nilai absorbansi berbanding terbalik dengan transmitansi. Sehingga jika transmitansi besar, maka nilai absorbansinya kecil. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai absorbansi pektin modifikasi lebih kecil daripada pektin non- modifikasi.

4.8 ANALISA PENENTUAN DERAJAT ESTERIFIKASI PEKTIN