34
4.4 PENGARUH BOBOT BIOSORBEN
Biosorben pektin dari kulit buah markisa digunakan untuk mengadsorpsi larutan tunggal PbII. Konsentrasi larutan tunggal yang digunakan adalah 15 ppm
sebanyak 50 ml, ukuran partikel biosorben adalah 60 mesh, dan waktu pengadukan diambil dari waktu optimum yakni 90 menit. Sedangkan variasi
bobot biosorben yang digunakan adalah 0,25;0,50;0,75; dan 1 gr Gambar 4.4 menunjukkan grafik pengaruh bobot biosorben terhadap
persentase penyerapan ion logam Pb
2+
.
Gambar 4.4 Pengaruh Bobot Biosorben Terhadap Persentase Penyerapan PbII
Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semakin besar bobot biosorben maka persentase penyerapannya akan semakin besar.
Jika bobot biosorben dinaikkan, sedangkan waktu kontak dan konsentrasi biosorbat tetap, peningkatan jumlah tapak aktif akan meningkatkan penyebaran
biosorbat, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan lebih lama. Oleh sebab itu, kapasitas biosorpsi semakin rendah dengan meningkatnya
bobot biosorben [58]. Hal ini juga diperkuat oleh Junior, dkk. [59] yang menyatakan bahwa pada saat ada sebuah peningkatan bobot biosorben, maka ada
peningkatan persentase penyerapan dan penurunan kapasitas biosorpsi.
35
4.5 PENGARUH UKURAN BIOSORBEN
Biosorben pektin dari kulit buah markisa digunakan untuk mengadsorpsi larutan tunggal PbII. Konsentrasi larutan tunggal yang digunakan adalah 15 ppm
sebanyak 50 ml, dan waktu pengadukan diambil dari waktu optimum yakni 90 menit. Ukuran partikel yang digunakan 60 mesh dan 100 mesh, dimana ukuran 60
mesh adalah hasil ayakan yang lolos pada ukuran 60 mesh tetapi tertahan pada ukuran 80 mesh dan ukuran 100 mesh merupakan hasil ayakan yang lolos pada
ukuran 100 mesh tetapi tertahan pada ayakan 140 mesh. Gambar 4.5 menunjukkan grafik pengaruh ukuran biosorben terhadap
persentase penyerapan ion logam Pb
2+
.
Gambar 4.5 Pengaruh Ukuran Biosorben Terhadap Persentase Penyerapan PbII
Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa semakin kecil ukuran biosorben maka persentase penyerapannya juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin
kecil ukuran partikel per satuan volume bisorben, maka semakin luas permukaannya, sehingga ion-ion akan lebih banyak terserap pada permukaan
biosorben tersebut [20]. Pada grafik juga menunjukkan hasil yang tidak terlalu jauh berbeda antara 60 mesh dan 100 mesh yakni 99,92 dan 100. Hal ini
mungkin disebabkan pada saat pengayakan jenis partikel yang lolos yang digunakan untuk percobaan pada variabel 60 dan 100 mesh terdapat ukuran
partikel yang sama sehingga diperoleh hasil yang tidak terlalu jauh berbeda.
36
4.6 ANALISA ISOTERM ADSORPSI