Flowchart Pengaruh Bobot Biosorben Flowchart Pengaruh Ukuran Partikel Biosorben Flowchart Analisa Isoterm Langmuir dan Freundlich Flowchart Penentuan Derajat Esterifikasi Pektin

26

3.4.5 Flowchart Pengaruh Bobot Biosorben

Gambar 3.5 menunjukkan flowchart pengaruh bobot biosorben dengan variasi bobot 0,25; 0,50; 0,75; dan 1 gr. Gambar 3.5 Flowchart Pengaruh Bobot Biosorben Mulai 0,25; 0,50; 0,75 dan 1 gr biosorben dimasukkan masing- masing ke dalam erlenmeyer Ditambahkan 50 ml larutan kerja PbII dengan konsentrasi 15 ppm Diaduk dengan magnetic stirrer 200 rpm selama waktu optimum Disaring dan dianalisa dengan AAS pada panjang gelombang 283,3 nm Selesai 27

3.4.6 Flowchart Pengaruh Ukuran Partikel Biosorben

Gambar 3.6 menunjukkan flowchart pengaruh ukuran partikel biosorben dengan variasi ukuran 60 dan 100 mesh. Gambar 3.6 Flowchart Pengaruh Ukuran Partikel Biosorben Mulai Ditambahkan 50 ml larutan kerja PbII dengan konsentrasi 15 ppm Disaring dan dianalisa dengan AAS pada panjang gelombang 283,3 nm Selesai Diaduk dengan magnetic stirrer 200 rpm selama selang waktu optimum 1 gr biosorben dengan ukuran yang berbeda 60 dan 100 mesh masing-masing dimasukkan ke dalam erlenmeyer 28

3.4.7 Flowchart Analisa Isoterm Langmuir dan Freundlich

Gambar 3.7 menunjukkan flowchart analisa isoterm Langmuir dan Freundlich dengan variasi konsentrasi logam 15, 18, 21, 24, dan 27 ppm. Gambar 3.7 Flowchart Analisa Isoterm Langmuir dan Freundlich Mulai 1 gr biosorben dimasukkan ke dalam erlenmeyer Disaring dan dianalisa dengan AAS pada panjang gelombang 283,3 nm Selesai Ditambahkan 50 ml larutan kerja PbII dengan konsentrasi masing- masing 15, 18, 21, 24 dan 27 ppm Diaduk dengan magnetic stirrer 200 rpm selama selang waktu optimum 29

3.4.8 Flowchart Penentuan Derajat Esterifikasi Pektin

Gambar 3.8 menunjukkan flowchart penentuan derajat esterifikasi pektin. Gambar 3.8 Flowchart Penentuan Derajat Esterifikasi Pektin Mulai 0,2 gram pektin di basahi dengan etanol dan dilarutkan dengan aquades Campuran ditambahkan 3 tetes phenoftalein dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N Hasil titrasi dicatat dan disebut Initial Titration Sampel ditambahkan 10 ml NaOH 0,1 N Sampel Dikocok kuat dan didiamkan 2 jam pada temperatur kamar Selesai Sampel ditambahkan 10 ml HCl 0,1 N dan dikocok sampe bening Campuran ditambahkan 3 tetes phenoftalein dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N Hasil titrasi dicatat dan disebut Final Titration 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 EKSTRAKSI PEKTIN