36
- Apakah jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan
yang lainnya. 2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng “kode” an atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. 3. Memasukkan Data Data Entry
Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer.
4. Pembersihan Data Cleaning Pada tahap ini perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
3.9 Teknik Analisa Data
3.9.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat, yaitu analisis yang memberikan gambaran informasi tentang karakteristik data, mendeskripsikan tabel frekuensi dan grafik untuk
variabel kategorik, mendeskripsikan ukuran penyebaran dan pemusatan untuk variabel numerik, dan untuk uji normalitas. Untuk penyajian data deskriptif, bila
distribusi normal menggunakan mean dan standar deviasi sedangkan bila distribusi tidak normal menggunakan median dan minimum-maksimum sebagai
ukuran pemusatan dan penyebaran. Untuk uji hipotesis, jika distribusi normal menggunakan uji parametrik sedangkan jika distribusi data tidak normal
Universitas Sumatera Utara
37
menggunakan uji nfonparametrik. Untuk penyajian data analitis, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan
untuk sampel yang besar lebih dari 50 dengan kategori normal p0,05 sedangkan Shapiro-Wilk untuk sampel yang sedikit kurang atau sama dengan dari
50 dengan kategori normal apabila p0,05 Dahlan, 2008. 3.9.2 Analisis Bivariat
Analisis Bivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan antara variabel independen pengetahuan dan sikap dengan variabel dependen tindakan
penggunaan APD telinga menggunakan uji Chi-Square p0,05 Budiarto, 2001.
Syarat uji Chi-Square yaitu sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20 dari jumlah sel. Jika syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi,
maka dipakai uji alternatifnya. Alternatif uji Chi-Square untuk tabel 2 x 2 adalah uji Exact Fisher. Alternatif uji Chi-Square untuk tabel 2 x K adalah uji
Kolmogorov-Smirnov. Jika p 0,05 maka hipotesis nol ditolak, hipotesis alternatif diterima artinya terdapat hubungan yang bermakna antara variabel A dengan
variabel B Dahlan, 2008.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Pabrik Kelapa Sawit Unit Usaha Adolina didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1926 dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming
NV CMO” yang bergerak dalam budidaya tembakau. Pada tahun 1938, budidaya tembakau diubah menjadi budidaya kelapa sawit dan karet dengan nama
“NV Serdang Cultuur Maatchappy NV SCM”. Sejak tahun 1973, budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit tetap dipertahankan. Pada tahun
1942, PKS Adolina diambil alih oleh Pemerintah Jepang dan diambil kembali oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1946 dengan nama tetap “NV SCM”. Pada
tahun 1958, perusahaan ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan nama “Perusahaan Perkebunan Negara PPN”. Nama PPN diganti
menjadi PPN Baru SUMUT V pada tahun 1960. Pada tahun 1963 PPN Baru SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu
PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa dan PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu. Pada
tahun 1968 PPN Antan II dan PPN Karet III digabung kembali diganti menjadi PNP VI. Pada tahun 1978 PNP VI diubah menjadi bentuk Persero dengan nama
PT. Perkebunan VI Persero, dengan kantor pusat di Pabatu. Tahun 1973, budidaya karet diganti menjadi tanaman kakao, sedangkan kelapa sawit tetap
dipertahankan. Tahun 1994 PTP VI, PTP VII dan PTP VIII digabung dan 38
Universitas Sumatera Utara
39
dipimpin oleh Direktur Utama PTP VII. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII diberi nama “PT
Perkebunan Nusantara IV” dan merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN. Pabrik Kelapa Sawit PKS Adolina adalah salah satu PKS yang tertua di
PTPN IV, berdiri tahun 1956 dan direnovasi pada tahun 1999, dan pada tahun 2000 sudah siap beroperasi. Pada saat ini, kapasitas terpasang PKS adalah 30 ton
TBSjam, dipakai untuk mengolah TBS sendiri dan TBS pihak III pembelian. Beroperasi dengan lancarbaik dengan tingkat stagnasi 1,53 serta losis ditekan
mencapai 1,52. Untuk luas areal PKS Adolina adalah 122.500 m
2
.
4.1.2 Letak Geografis Perusahaan
Lokasi PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina berada di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara tepatnya di pinggiran jalan
raya Medan-Pematang Siantar dengan jarak 38 km dari kota Medan. Lokasi Unit Usaha Adolina terdapat pada enam wilayah kecamatan yaitu Perbaungan, Bangun
Purba, Pantai Cermin, Galang, STM Hilir dan Gajahan. Lokasi kebun memanjang dari utara ke selatan, kiri kanan berbatasan dengan desa-desa dan terdiri dari 9
Afdeling. Topografi tanah datar dengan ketinggian ± 15 meter diatas permukaan laut.
4.1.3 Luas Areal Perkebunan
Sesuai Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara IV Persero Nomor: 04.12Kpts71XII2009 tentang rasionalisasi areal, maka unit usaha
Adolina yang selama ini berjumlah 14 afdeling menjadi 9 afdeling. Luas kebun PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina pada tahun 2015 adalah seluas
Universitas Sumatera Utara
40
8.961,08 Ha dibagi menjadi 4 empat bagian yaitu kebun kelapa sawit Adolina 7.057,20 Ha, kebun Bandar Kwala 850,99 Ha, kebun Bangun Purba 957,19 Ha
dan kebun Lau Rempak 95,70 Ha.
4.1.4 Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina sampai bulan April 2015 sebanyak 1.197 pekerja dengan uraian 20 karyawan pimpinan,
1.154 karyawan pelaksana, 2 tenaga honor, dan 21 tenaga kerja outsourcing.
Tabel 4.1 Jumlah Pekerja di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Adolina Tahun 2015
No. Fungsi Jabatan
Jumlah Pekerja PKS I
Jumlah Pekerja PKS II
1 KernelPabrik Biji
3 2
2 Kolam Limbah
2 2
3 Water Treatment
1 1
4 Kamar Mesin
2 2
5 Housting Crane
2 2
6 Klarifikasi
3 3
7 Rebusan
3 3
8 Loading Ramp
5 4
9 Ketel Uap
4 4
10 Demint Plant
1 1
11 Kempa
2 2
12 Mandor
1 1
13 Laboratorium
2 2
14 Watch Tukang
2 2
15. Asistensi
3 7
Total 36
38
4.1.5 Jam Kerja
Jam kerja yang berlaku pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dibagi atas dua bagian, yaitu :
1. Bagian Kantor Untuk bagian ini hanya ada satu shift dengan tujuh jam perhari dan 40
jam perminggu adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
41
a. Hari Senin – Kamis Pukul 06.30 - 09.30 WIB
: Kerja aktif Pukul 09.30 - 10.30 WIB
: Istirahat Pukul 10.30 – 15.00 WIB
: Kerja aktif b. Hari Jum’at
Pukul 06.30 - 09.30 WIB : Kerja aktif
Pukul 09.30 - 10.30 WIB : Istirahat
Pukul 10.30 – 12.00 WIB : Kerja aktif
c. Hari Sabtu Pukul 06.30 - 09.30 WIB
: Kerja aktif Pukul 09.30 - 10.30 WIB
: Istirahat Pukul 10.30 – 13.00 WIB
: Kerja aktif 2. Bagian Pabrik
Untuk bagian Pabrik, pekerja dibagi atas dua Shift, yaitu : a. Shift I
: Pukul 06.30 – 17.00 b. Shift II
: Pukul 17.00 – bahan baku habis
4.1.6 Proses Produksi
PKS Unit Adolina memiliki kapasitas produksi 30 ton perjam. Proses produksi kelapa sawit menjadi minyak sawit Crude Palm Oil dan inti sawit
Kernel melalui beberapa tahapan proses pada beberapa stasiun. Tandan Buah Segar TBS dari kebunafdeling diangkut dengan menggunakan truk. Setiap truk
yang berisi TBS yang masuk ke lokasi pabrik ditimbang di Weight Bridge jembatan timbang terlebih dahulu untuk mengetahui beratnya Bruto. Setelah
Universitas Sumatera Utara
42
Tandan Buah Segar TBS diturunkan di loading ramp, truk ditimbang kembali dan hasil timbangannya merupakan tarra sehingga diperoleh berat bersih Netto.
Sortasi Tandan Buah Segar TBS atau pemilihan buah dilakukan di lantai loading ramp. Sortasi dimaksudkan sebagai pengendalian mutu untuk
menolak atau menerima buah yang masuk sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk menjamin mutu olah pabrik. TBS kemudian dibawa dari loading
ramp menuju sterilizer stasiun rebusan dengan menggunakan lori berkapasitas 2,5 ton. Proses rebusan dilakukan dengan sistem perebusan tiga puncak dalam
waktu 90 menit, sedangkan untuk 1 siklus perebusan adalah 100 menit. TBS yang telah selesai direbus di sterilizer kemudian ditarik keluar
menggunakan capstand. Lori-lori yang keluar dari rebusan diangkat menggunakan hoisting crane berkapasitas 5 ton untuk dituangkan ke dalam fruit hopper yang
berfungsi untuk penampungan buah rebus, kemudian buah rebus dimasukkan ke dalam thresher dengan menggunakan auto feeder untuk dibanting didalam threser
yang berputar.
Kemudian buah yang keluar dari thresher ditampung oleh ulir pengantar diteruskan ke fruit elevator dan didistribusikan ke setiap unit digester melalui
distribution conveyer. Tandan kosong yang keluar dari bunch cruiser diterima oleh empty bunch conveyer dan diantar ke empty bunch hopper untuk dibawa
kembali ke kolam limbah yang berada di kebunafdeling menggunakan truk. Tandan kosong yang dibawa kembali ke afdeling tersebut dapat digunakan
sebagai pupuk organik.
Universitas Sumatera Utara
43
Buah yang telah direbus dilumatkan oleh digester hingga terbukalah sel- sel minyak didalam daging buah agar minyak mudah keluar pada saat proses
pengepressan. Selanjutnya setelah keluar dari mesin digester lalu menuju ke mesin pressing screw pressing untuk dilakukan proses pemisahan minyak kasar
crude oil dari daging buah. Biji dan serabut ampas hasil pengepressan diteruskan ke stasiun biji karnel.
Minyak kasar crude oil hasil pengempaan disalurkan ke sand trap tank tangki penampungan melalui Oil Gutter untuk mengendapkan pasir sehingga
minyak akan terpisah dengan pasir-pasir tercampur dengan minyak kasar. Untuk memudahkan pengendapan pasir maka cairan minyak kasar harus cukup panas
dengan cara menginjeksikan uap panas. Minyak kasar yang sudah terpisah dengan pasir kemudian masuk ke Vibrating Screen saringan getar untuk memisahkan
benda-benda padat ampas press yang terikut dengan minyak kasar. Minyak yang sudah melewati saringan getar ditampung di bak RO Crude
Oil Tank untuk kemudian dipompakan ke CST Continious Settling Tank lalu masuk ke proses Oil Purifier pemurnian minyak melalui oil tank. Pada proses
Oil Purifier, air yang masih bercampur dengan minyak dipisahkan dengan menggunakan Vacuum Dryer dan akhirnya disimpan dalam Storage tangki
penyimpanan minyak. Sementara benda-benda padat yang masih mengandung minyak
ditampung dalam Sludge Tank untuk melewati beberapa lagi proses pemurnian hingga didapatkan minyak yang dapat dipompakan ke CST Continious Settling
Tank.
Universitas Sumatera Utara
44
Di sisi lain, biji dan serabut ampas hasil pengepressan pada proses pengempaan akan dipisahkan antara cangkang dan bijinya sehingga menghasilkan
inti sawit. Prosesnya melalui CBC Cake Breaker Conveyor yang digunakan
untuk memecahkan ampas press yang masih bercampur biji yang mana masih berbentuk gumpalan-gumpalan yang mana nantinya akan dibawa ke depericaper
untuk memisahkan ampas dan biji serta membersihkan biji dari sisa–sisa serabut yang masih merekat lalu biji diantar ke destonerfiber cyclone melalui conveyor.
Pada destoner cyclone, biji nuts dipisah dengan batu – batu yang ikut pada buah, dimana akibat berat jenis yang berat akan terjatuh kebawa, sedangkan yang
ringan akan terangkatterhisap keatas dikarenakan berat jenis biji – biji nuts lebih ringan maka akan terangkat ke nuts elevator kemudian ke nut hopper.
Biji yang berasal dari nut silo masuk kedalam rotor bar, dan digilingdipecah, sehingga biji pecah dan akan terpisah antara inti dan cangkang.
Proses ini disebut ripple mill. Kemudian biji dimasukkan ke Light Tenera Dust Separator LTDS untuk dipisahkan antara cangkang dan inti sekaligus cangkang
akan dibawa untuk bahan bakar ketel uap. Pemisahan akhir akan dilakukan pada proses hydro cyclone, untuk memisahkan inti dan cangkang yang tidak terpisah
karena memiliki berat hampir sama.
4.2 Hasil Univariat