Pengendalian Kebisingan Kebisingan .1 Definisi Kebisingan

16 c. Gangguan tidur Adanya suara bising dapat menimbulkan gangguan tidur pada seseorang pekerja. d. Gangguan fisiologis Berupa peningkatan tekanan darah, denyut nadi dan gastro intestinal. e. Gangguan psikologis Kebisingan dapat mempengaruhi stabilitas mental dan reaksi psikologis yaitu rasa khawatir, jengkel dan sebagainya.

2.4.4 Pengendalian Kebisingan

Menurut Olishifski 1998 dalam Noviadi 2000, pencegahan terhadap bahaya kebisingan pada prinsipnya adalah mengurangi tingkat atau lamanya pemajanan terhadap kebisingan. Apabila pola kebisingan berasal dari sumber noise source dan ditransmisikan melalui work area path menuju pekerja receiver, maka secara konsepsi dapat dilakukan prioritas pengendalian kebisingan sebagai berikut: 1. Pengendalian kebisingan pada sumbernya Pengendalian kebisingan pada sumbernya, dapat dilakukan dengan mengendalikan antara lain: a. Pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan yang rendah. b. Bentuk disain, seperti: disain pipa gas buang, jumlah daun propeller, proses kerja motor, jumlah silinder, menambah daya efektif motor, bentuk dan kedudukan katup, dan sebagainya. c. Pengurangan energi yang menimbulkan getaran and kebisingan isolasi. Universitas Sumatera Utara 17 d. Perubahan sistem dan jenis kopling yang digunakan. e. Perawatan berupa pemberian gemuk dan pelumas dengan teratur. f. Substitusi, pergantian suku cadang mesin proses. 2. Pengendalian Kebisingan pada Work Area Pengendalian kebisingan pada work area dapat dilakukan antara lain: a. memperpanjang jarak antara sumber dengan penerima. b. Memperpanjang silencer yang dapat memperhalus suara seperti pemasangan fan exhauster atau air intake. c. Mempergunakan enclosure atau pemisah yang terbuat dari bahan konstruksi yang mampu mengurangi penjalaran suara, baik berupa tabir ataupun ruang tertutup. 3. Pengendalian Kebisingan pada Tenaga Kerja Ada 3 rangkaian kegiatan dalam rangka mengendalikan kebisingan pada tenaga kerja yang disebut juga Hearing Conservation Programme HCP, yaitu: a. Testing noise testing, yaitu pemantauan kebisingan melalui pengukuran kebisingan di lingkungan kerja dengan sound level meter dan pengukuran kebisingan yang diterima tenaga kerja dengan personal noise dosimeter dan hearing test, untuk pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan audiometer. b. Training, yaitu pemberian pelatihan kepada tenaga kerja, terutama bagi tenaga kerja high risk group, pelatihan ini dilakukan secara berkala dan kontinu. Universitas Sumatera Utara 18 c. Hearing protection, yaitu penggunaan alat pelindung pendengaran hearing protector untuk mengurangi tingkat pemajanan kebisingan yang diterima tenaga kerja. Program dasar pengendalian kebisingan menurut Goetsch 1996 dalam Noviadi 2000 adalah meliputi Three E’s of Safety yaitu Engineering, Education, Enforcement. Terhadap kebisingan, engineering control pengendalian teknik: menciptakan mengubah mesin produksi yang aman dari kebisingan, education pendidikanpenyuluhan dengan memberikan penyuluhan mengenai bahaya kebisingan dan dampaknya bila tidak menggunakan APD Telinga dan enforcement peraturan perundangan dengan pemberlakuan peraturan-peraturan di perusahaan khususnya mengenai kebisingan dan penggunaan alat pelindung pendengaran.

2.5 Alat Pelindung Pendengaran APP

Dokumen yang terkait

Hubungan Kebisingan Dengan Kemampuan Pendengaran Tenaga Kerja Pabrik Kelapa Sawit Adolina PTPN IV Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

7 47 83

Pengaruh Kebijakan, Pengawasan dan Pelatihan Alat Pelindung Pendengaran terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja pada Pabrik Kelapa Sawit PT A.T di Kabupaten Langkat

0 63 114

Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008

6 91 77

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM.

1 5 16

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pekerja Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Sebuah Pabrik Kimia di Kota Tangerang.

0 0 33

1. Nama: 2. Umur - Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pekerja dengan Tindakan Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Pendengaran di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Adolina Tahun 2015

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pekerja dengan Tindakan Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Pendengaran di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Adolina Tahun 2015

0 2 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pekerja dengan Tindakan Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Pendengaran di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Adolina Tahun 2015

0 1 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA DENGAN TINDAKAN PEKERJA DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG PENDENGARAN DI BAGIAN PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV ADOLINA TAHUN 2015

0 0 13