berdasarkan kriteria kriteria berbasis nilai nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses
yang terus menerus akan berkesinambungan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistim yang menguntungkan semua pihak tru win-win situation konsumen
mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan keuntungan yang sesuai yang pada akhirnya secara tidak langsung akan
dikembalikan kepada masyarakat. Akhirnya untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan program CSR,
dibutuhkan komitmen yang kuat, partisipasi aktif, serta ketulusan dari semua pihak. Program CSR menjadi begitu penting karena kewajiban manusia untuk
bertanggung jawab atas keutuhan kondisi kondisi kehidupan dan untuk menjamin keberlangsungan kehidupan umat manusia kini dan dimasa mendatang.
2.1.1. Jenis-jenis Program CSR
Menurut Bank Dunia, CSR terdiri dari beberapa komponen utama, antara lain:
a Perlindungan lingkungan
b Jaminan kerja
c Hak azasi manusia
d Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat
e Standar usaha
f Pengembangan ekonomi
g Perlindungan kesehatan
h Kepemimpinan dan pendidikan
i Bantuan bencana kemanusiaan Djogo, 2005
Oleh karena itu, dana yang telah disisihkan perusahaan BUMN itu dikelola sedemikian rupa untuk melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan
serta pelestarian lingkungan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat http:www.csrindonesia.com
.
Universitas Sumatera Utara
Untuk perusahaan BUMN sendiri, bentuk dan jenis kegiatan Bina Lingkungan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
1. Bencana Alam
a. Bantuan korban bencana banjir
b. Bantuan korban bencana kekeringan
c. Bantuan korban kebakaran
d. Bantuan korban angin topanangin rebutangin puyuh
e. Lain lain
2. Pendidikan Dan Pelatihan
a. Program beasiswaanak asuh
b. Bantuan sarana pendidikan
c. Bantuan perpustakaan sekolah
d. Bantuan pelatihan ketrampilan karang taruna
e. Lain lain
3. Peningkatan Kesehatan
a. Pengobatan umum
b. Khitanan massal
c. Program kegiatan olahraga dan kesehatan
d. Bantuan sarana olahraga
4. Pengembangan prasarana dan sarana umum
a. Perbaikanpembangunan sarana jalan
b. Perbaikanpembangunan saluran sanitasi air hujan
c. Perbaikanpembangunan balai desatempat pertemuan
d. Perbaikanpembangunan sarana usaha workshop
e. Program penghijauan
5. Sarana Ibadah
a. Perbaikanpembangunan tempat ibadah masjid, musholla
b. Bantuan peringatan hari besar dan kegiatan keagamaan
c. Kegiatan pengajian umum, sema’an al qur’an, haul, majelis dzikir,
istigodsah. d.
Lain lain Wibisono,2007:136
2.1.2. Pinsip prinsip CSR
Warhust, Alyson :1998 mengajukan prinsip prinsip CSR sebagai berikut : 1.
Prioritas Kooporat. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan. Dengan
begitu korporat bisa membuat kebijakan, program dan praktek dalam menjalankan operasi bisnisnya dengn cara yang bertanggung jawab secara
sosial.
2. Manajemen terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke
dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.
Universitas Sumatera Utara
3. Proses Perbaikaan. Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan,
program dan kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan criteria sosial tersebut
secara internasional.
4. Pendidikan Karyawan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta
memotivasi karyawan. 5.
Pengkajian. Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan
lokasi pabrik. 6.
Produk dan Jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negatif secara sosial.
7. Informasi Publik. Memberi informasi dan bila diperlukan mendidik
pelanggan, distributor, dan publik tentang penggunaan yang aman, trsnsportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan begitu pula
dengan jasa.
8. Fasilitas dan Operasi. Mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan
fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial.
9. Penelitian. Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan
baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.
10. Prinsip pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau
penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir, untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.
11. Kontraktor dan pemasok. Mendorong penggunaan prinsip prinsip
tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan kontraktor da pemasok, disamping itu bila diperlukan mensyaratkan perbaikan dalam
praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok.
12. Siaga Menghadapi Darurat. Menyusun dan merumuskan rencana
menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerjasama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan
komunitas local. Sekaligus mengenali potensi bahaya yang muncul.
13. Transfer Best Practise. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer
praktis bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industry dan sektor publik.
14. Memberi Sumbangan. Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan
kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintahan dan lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran
tentang tanggung jawab sosial.
15. Keterbukaan. Menumbuh-kembangkan keterbukaan dan dialog dengan
pekerja dan publik, mengantisipasi dan member respon terhadap potencial hazard, dan dampak operasi, produk, dan jasa.
16. Pencapaian dan Pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan
audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang undangan dan menyampaikan informasi
tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik. Wibisono,2007:39.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Usaha Kecil dan Menengah UKM 2.2.1. Pengertian dan Konsep Usaha Kecil Menengah