Permasalahan manajemen Permasalahan sistim birokrasi Ketersediaan infrastuktur Pola Kemitraan

pengusaha kecil sehingga tehnologi ini tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. 5. Peran instansi pemerintah, non pemerintah dan perguran tinggi dalam mengidentifikasi, menemukan, menyebarluaskan dan melakukan 6. Pembinaan teknis tentang tehnologi baru atau teknologi tepat guna bagi usaha kecil masih kurang intensif.

E. Permasalahan manajemen

1. Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit ditemukan karena pengetahuan pengusaha kecil relatif 2. rendah. 3. Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan dan keluarga belum dilakukan sehingga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam 4. Mengontrol atau mengatur cash flow serta dalam membuat perencanaan dan laporan keuangan. 5. Kemampuan pengusaha kecil dalam mengorganisasikan diri dan karyawan masih lemah sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak jelas. 6. Pelatihan tentang manajemen dari berbagai instansi kurang efektif karena materi yang terlalu banyak tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan. 7. Produktivitas karyawan masih rendah sehingga pengusaha kecil sulit memenuhi ketentuan UMR. Universitas Sumatera Utara

F. Permasalahan sistim birokrasi

1. Perizinan yang tidak transparan, mahal, berbelit belit, diskriminatif, lama dan tidak pasti serta terjadi tumpang tindih dalam mengurus perizinan. 2. Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang tegas. 3. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha kecil. 4. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya cukup tinggi. 5. Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai

G. Ketersediaan infrastuktur

Listrik, Air dan Telepon bertarif mahal dan seringkali mengalami gangguan disamping pelayanan petugas yang kurang baik.

H. Pola Kemitraan

1. Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam pemasaran dan sistim pembayaran baik produk maupun bahan baku dirasakan belum bermanfaat. 2. Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam transfer tehnologi masih kurang. Usaha kecil dan menengah di Negara- negara berkembang sering dikaitkan dengan masalah masalah ekonomi dan sosial dalam negeri, seperti tingginya Universitas Sumatera Utara tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran terutama dari golongan masyarakat berpendidikan rendah, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan serta masalah masalah urbanisasi dengan segala efek efek negatifnya. Artinya keberadaan atau perkembangan usaha kecil menengah diharapkan dapat memberi suatu kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya upaya penanggulangan masalah masalah di atas.

2.3. Pemberdayaan UKM

Secara umum pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk memulihkan atau meningkatkan keberdayaan suatu komunitas untuk mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak hak dan tanggung jawab mereka sebagai komunitas manusia dan warga negara Modul P2KP:2006 Shardlow 1998;32 dalam Adi 2003;54 melihat bahwa pemberdayaan pada intinya membahas bagaiman individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Upaya pemberdayaan masyarakat harus terarah targetted. Ini secara umum disebut pemihakan. Ditujukan langsung kepada yang memerlukan, dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai dengan kebutuhannya. Karena dasarnya adalah kepercayaan kepada rakyat, maka program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh Universitas Sumatera Utara masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang akan di bantu mempunyai beberapa tujuan, yaitu supaya bantuan tersebut efektif, sesuai dengan kehendak dan kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merancang, melaksanakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan kualitas hidup dan peningkatan ekonominya. Program pemberdayaan terhadap UKM merupakan suatu bentuk keberpihakan pemerintah dalam bentuk pembangunan pola hubungan yang lebih sinergis antara UKM dengan pemerintah sebagai fasilitator. Proses pemberdayaan terhadap UKM menekankan bahwa dukungan dari pemerintah terhadap penguatan UKM harus dilaksanakan secara selektif dalam bentuk perlindungan terhadap persaingan yang tidak adil, pengembangan sumber daya manusia lewat pendidikan dan pelatihan, diseminasi informasi mengenai bisnis dan tehnologi, penyediaan financial, lokasi usaha dan kemitraan usaha BUMN dan perusahaan swasta lainnya serta penyediaan fasilitas fasilitas fisik agrobisnis. Menyadari hal tersebut, pemerintah berupaya mendukung pengembangan UKM melalui berbagai kebijakan, program pembinaan, peraturan antara lain undang uundang No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil dan pemberian berbagai macam fasilitas Tambunan, 1999. Pasal 7 Undang undang No. 9 Tahun 1995, Pemerintah berusaha menumbuhkan iklim usaha dalam aspek pendanaan dengan peraturan perundang undangan dan kebijaksanaan untuk : 1. Memperluas sumber pendanaan; Universitas Sumatera Utara 2. Meningkatkan akses terhadap sumber pendanaan; 3. Memberikan kemudahan dalam pendanaan. Melalui pasal 8 Undang undang No. 9 Tahun 1995, Pemerintah berusaha untuk menumbuhkan iklim usaha dalam aspek persaingan dengan menetapkan peraturan perundang undangan dan kebijaksanaan untuk meningkatkan kerjasama sesama usaha kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi , dan himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar usaha kecil; mencegah stuktur pasar yang dapat melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk monopoli, oligopoly, dan monopsoni yang merugikan usaha kecil; mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang perseorangan atau kelompok tertentu yang merugikan usaha kecil; Pemerintah berusaha menumbuhkan iklim usaha dalam aspek kemitraan dengan menetapkan peraturan perundang undangan dan kebijaksanaan untuk: 1. Mewujudkan kemitraan; 2. Mencegah terjadinya hal hal yang merugikan usaha kecil dalam pelaksanaan transaksi usaha dengan usaha menengah dan usaha besar. Salah satu pendekatan dan strategi dalam mengembangkan akses pasar Usaha Kecil Menengah adalah melalui pendekatan keterkaitan usaha atau kemitraan, karena melalui pendekatan kemitraan akan tercipta efisiensi usaha dan peningkatan daya saing tanpa melalui persaingan pasar yang seringkali sulit dikendalikan. Dalam melaksanakan kemitraan selama ini, praktek kemitraan antara usaha kecil dan usaha besar lebih berdimensi sosial bahkan acapkali bersifat Universitas Sumatera Utara politis dan belum menekankan pada aspek aspek seperti tercantum dalam undang undang tentang usaha kecil tersebut. Oleh karena itu, kemitraan yang terjadi seringkali tidak saling menguntungkan, tidak berlangsung lama atau berkelanjutan, bahkan kadangkala mengeksploitasi salah satu pihak yang bermitra. Arah kebijaksanaan pengembangan UKM di Indonesia dinyatakan secara eksplisit di dalam Garis besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Pedoman kebijaksanaan Negara ini mengenai arah kebijaksanaan pembangunan ekonomi nasional yang terdiri dari tiga kebijaksanaan utama yaitu: 1. Sistim ekonomi kerakyatan yang didasarkan pada mekanisme pasar dengan persaingan yang adil, prioritas pada sosial, kualitas hidup, lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Sistim ini menjamin kesempatan kesempatan bisnis dan kesempatan kerja yang sama, perlindungan konsumen dan perlakuan yang adil terhadap masyarakat. Di bawah kerangka kerja kebijaksanaan ini, memberdayakan UKM menjadi prioritas utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Usaha usaha mengembangkan sistim ekonomi kerakyatan dapat ditunjukkan dengan: a. Adanya suatu system persaingan yang adil yang menjamin kesempatan bisnis. b. Peranan pemerintah efektif dalam menyempurnakan sistem pasar termasuk pengurangan pajak. c. Kebijaksanaan ekonomi yang menciptakan kesempatan berusaha bagi UKM. Universitas Sumatera Utara d. Suatu pertumbuhan kemitraan usaha antar pengusaha UKM. e. Meningkatkan penerimaan positif dari masyarakat dalam bisnis dan peningkatan dalam penerimaan dari masyarakat. 2. Penciptaan iklim bisnis yang kondusif untuk memberdayakan UKM sehingga menjadi efisien, produktif dan kompetitif. Kebijaksanaan ini bertujuan untuk menciptakan suatu mekanisme yang adil di mana UKM bisa mendapat keuntungan secara proporsional dan dapat bersaing secara adil dengan pemain pemain bisnis lainnya. 3. Kebijaksanaan peningkatan kapasitas UKM yang bertujuan untuk membuat UKM mampu bersaing dipasar pelaku bisnis lainnya. Pada dasarnya kebijaksanaan ini bertujuan untuk menghilangkam segala kendala yang dihadapi oleh UKM, seperti keterbatasan modal, pasar dan input input untuk berproduksi, kekurangan dalam kapabilitas manajemen, keterbatasan akses kemitraan.

2.4. Community Development

Berkembangnya konsep Community Development yang berbasis nilai nilai pemberdayaan, partisipasi, dan kemandirian self reliance dalam masyarakat tidak terlepas dari kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Terlepas dari masih kurangnya pemahaman terhadap konsep CD itu sendiri, tidak dapat dipungkiri bahwa CD merupakan salah satu metode yang tepat untuk menjawab issu-issu dan masalah masalah sosial pada saat ini dan untuk masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Arthur Dunham 1958:3 merumuskan konsep Community Development sebagai berikut: “Bahwa pembangunan masyarakat merupakan usaha yang terorganisasi yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat, memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan mengarahkan diri sendiri. Pembangunan masyarakat bekerja terutama melalui peningkatan dari organisasi organisasi swadaya dan usaha usaha bersama dari individu individu di dalam masyarakat, akan tetapi biasanya dengan bantuan teknis baik dari pemerintah maupun organisai organisasi sukarela. Metode kerja pembangunan masyarakat Community Development adalah “doing with the Community “ dan menghindari “doing for the community”. Metode kerja doing for the community akan membuat masyarakat menjadi pasif, kurang kreatif dan tidak berdaya dan bahkan mendidik masyarakat tergantung pada pemberi bantuan, sebaliknya metode kerja doing with the community dapat merangsang masyarakat lebih aktif dan dinamis serta mampu mengidentifikasikan mana kebuthan yang sifatnya real needs, expected needs. http:mahmuddisiwi.netdefenisi-community-development Pengembangan industri pada dasarnya ditujukan untuk memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat baik melalui pembukaan lapangan pekerjaan, mendatangkan devisa Negara, maupun meningkatkan pendidikan. Namun demikian, semua hal memiliki ‘harga beli’ yang harus dibayar oleh masyarakat itu sendiri. Salah satu bidang yang sering dilupakan adalah dampak sosial dari pengembangan industri yang tidak jarang menimbulkan social cost yang dapat lebih mahal daripada manfaat ekonomi yang diperoleh; yaitu berupa Universitas Sumatera Utara munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat baik yang berskala lokal maupun nasional. Kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan industri menunjukkan adanya kepedulian perusahaan terhadap masyarakat disekitarnya. Hal ini akan memunculkan adanya kepedulian masyarakat terhadap perusahaan dan memandang perusahaan sebagai pihak yang harus didukung dan dijaga oleh masyarakat. Selain memberikan manfaat pada tingkat makro dan tidak langsung, perusahaan juga harus menjalin hubungan baik dengan masyarakat local tempat perusahaan itu berada yang sifatnya tidak hanya bantuan sosial melainkan program bimbingan sosial yang berkelanjutan serta melibatkan partisipasi masyarakat secara penuh. Mekanisme kerjasama pihak perusahaan dengan masyarakat sekitar harus jelas, akuntabel, transparan dan menguntungkan semua pihak dengan kekuatan yang dimiliki. Banyak yang dapat dilakukan perusahaan berkaitan dengan perbaikan kehidupan komunitas setempat local community atau sebaliknya. Bentuk bentuk kepedulian dapat diselaraskan dengan kegiatan utama bisnis perusahaan, mulai dari bidang pendidikan komunitas, pembangunan infrastrktur, pelayanan kesehatan, pelayanan sosial dasar. Sebaliknya komunitas harus melihat perusahaan sebagai mitra yang salin tergantung dan menguntungkan. Nilai nilai sosial komuunitas yang positif seperti kerjasama, rasa memiliki, kejujuran harus diangkat sebagai orientasi nilai kemitraan partnership yang harus dihormati. Modal sosial yang penting yang harus dikembangkan adalah “kepercayaan sosial”. Kepercayaan sosial hanya efektif melalui jalinan pola hubungan sosial yang timbal balik antar pihak dan berkelanjutan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nawawi 1990; 64, bahwa metode deskriftif yaitu metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat actual, kemudian menggambarkan fakta fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Sedangkan kualitatif adalah mencari tahu lebih jauh dalam suatu jawaban atas suatu masalah tertentu Lisa Harison, 2007; 89-92. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menyajikan pelaksanaan Praktik CSR PTPN.IV Unit Usaha Kebun Adolina yang menyangkut masyarakat dan lingkungan dan menitikberatkan pembahasan pada pogram kemitraan pemberdayaan Usaha kecil Menengah disekitar perusahaan. Sedangkan Pendekatan kualitatif ; untuk dapat melihat proses CSR dalam kaitannya dengan Usaha kecil Menengah komunitas lokalnya .

3.2 Defenisi konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai suatu kejadian, keadaan , kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian Singarimbun, 1989. Adapun yang menjadi defenisi konsep yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Praktik Coorporate Social Responsibility diartikan sebagai komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan tanggungjawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. 2. Konsep Usaha Kecil Menengah diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang bersifat marginal kecil kecilan, belum tersentuh peraturan, tempat tidak tetap dan tidak mengenal system perbankan, pembukuan maupun perkreditan. 3. Pemberdayaan UKM merupakan upaya pembinaan dan peningkatan daya dan kualitas kemampuan UKMPola pembinaan yang dapat memberdayakan dan mendorong peningkatan kapasitas Usaha kecil dan Menengah. 4. PTPN-IV Persero yang merupakan bagian dari BUMN yang kegiatan usahanya pada sector perkebunan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat disekitarnya karena perusahaan hidup berdampingan dengan masyarakat, oleh karena itu perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan lingkungannya.

3.3. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian Lexy 1998; 80. Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai masalah dalam penelitian ini Universitas Sumatera Utara ada dua jenis informan; yaitu informan kunci key informan yaitu orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian tersebut, dan informan biasa informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Mengingat informan penelitian ini cukup luas ruang lingkupnya mencakup seluruh keluarga yang menerima bantuan UKM mitra binaan PTPN IV Unit Usaha Kebun Adolina maka ditentukan informan pada penelitian ini adalah Dir. Sumber Daya Manusia Kantor Pusat dan Staff SDM PTPN IV Kebun Adolina keluarga yang menerima bantuan CSR selang waktu 4 empat tahun 2006, 2007, 2008, 2009 yang terdiri dari masing masing sektor, yaitu sektor industri, sektor jasa, sektor perikanan dan sektor peternakan serta sektor perdagangan, dan untuk setiap sektor ditetapkan 5 keluarga atau sebanyak 25 keluarga, serta masyarakat yang berada di sekitar Unit Usaha kebun Adolina. Sektor industri, yaitu: 1. Pono. S Industri pengawetan kayu} 2. Farida Hanum Industri Meubel 3. Deasi YantyDodol Deasy industri pembuat dodol dan makanan ringan 4. Ponijan pengrajin batu bata 5. Zulfikar industri sapu ijuk, sikat Sektor Jasa, yaitu: 6. H. Syafaruddin Bengkel dan Jual Beli Honda 7. Syamsuddin Bengkel dan Tambal Ban 8. Abdul Halim Menyewakan Alat-Alat Pesta Universitas Sumatera Utara 9. Wita yuningsih pengumpul Hasil Bumi 10. Lasmaria Pakpahan Salon Kecantikan Sektor Perikanan, yaitu: 11. Siti Kharianum kolam Ikan 12. Sukisno Ternak Ikan Lele 13. Kasman Nelayan 14. Sri Wahyuni Kolam Ikan Mas 15. Nandi Hidayat Kolam Ikan mas Sektor Peternakan, yaitu: 16. Sunaryo Ternak Sapi dan Domba 17. Darma Syahputra Ternak Ayam 18. Sunarni Ternak Kambing 19. Titin Suhaila Ternak Lembu 20. Idfin Budiono ternak Burung Puyuh Sektor Perdagangan, yaitu: 21. Suroto Waserda 22. Amran Penyalur BBM 23. Sahari Kedai Kelontong 24. Sopiyan Dagang Sparepat Honda 25. Sukiyem kios Kelontong Universitas Sumatera Utara

3.4. Tehnik Pengumpulan Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian Ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan mempergunakan wawancara mendalam depth interview yang diajukan kepada informan yang kemudian dianalisaobsevasi oleh peneliti. Disamping itu juga dikumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu kegiatan dengan menelah sejumlah buku, karya ilmiah dan dokumenarsip yang berhubungan atau memiliki relevansi dengan penelitian ini.

3.5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PTPN-IV Unit Usaha Kebun Adolina Kabupaten Deli Serdang. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena sebagai perusahaan perkebunan agribisnis yang besar dan tangguh, perusahaan ini telah banyak berkontribusi dalam melaksanakan praktik CSR baik melalui upaya pembinaan lingkungan, pendidikan, kesehatan serta mengalokasikan dana CSR pada pemberdayaan Usaha Kecil Menengah yang berada disekitar perusahaanmasyarakat lokalnya.

3.6. Tehnik Analitis Data

Analisa data dilakukan dengan menelah data yang diperoleh dari berbagai sumber atau informasi. Menurut Moleong 2001:103, analisis data adalah, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan oleh data. Dengan demikian, data yang telah terkumpul dari hasil wawancara dan studi kepustakaan atau dokumentasi akan dianalisi dan ditafsirkan unuk mengetahui maksud serta maknanya, kemudian dihubungkan dengan masalah penelitian. Data yang terkumpul disajikandalam bentuk narasi dan kutipan- kutipan langsung dari hasil wawancara. Analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan tahap tahap sebagai berikut; a. Reduksi data Data Reduction, pada tahap ini data diberi kode, disimpulkan, dan dikategorikan menurut aspek-aspek penting dari setiap tema yang diteliti. Tahap ini juga membantu dalam menentukan data apa lagi yang diperlukan dan bagaimana serta siapa yang akan memberikan informasi selanjutny, metode apa yang akan digunakan untuk menganalisis yang akhirnya akan membawa pada kesimpulan. b. Pengorganisasian data Data Organization yang telah ditentukan sebelumnya meliputi beberapa kategori yang ditetapkan, sehingga pada tahap ini adalah proses pengumpulan asembling informasi yang betul betul penting dianggap merupakan tema atau pusat penelitian. c. Interpretasi atau penafsiran Interpretation, Tahap ini meliputi proses mengidentifikasikan pola-pola patterns, kecenderungan trends, dan penjelasan explanations, yang akan membawa kepada simpulan Universitas Sumatera Utara yang telah teruji melalui data yang benar-benar lengkap, sehingga tidak ada informasi atau pengertian baru yang terlewatkan.

3.7. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dijadwalkan selama 6enam bulan. sejak bulan Nopember dan selesai pada bulan April 2010. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Singkat Kebun Adolina

Kebun Adolina adalah salah satu unit dari PT. Perkebunan IV Persero yang merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN, bergerak dalam usaha kelapa sawit, kakao dan pengolahan kelapa sawit dan Pabrik Pengeringan Biji Kakao PPBK, Produksi yang dihasilkan adalah : 1. CPO Crude Palm Oil 2. Inti Sawit 3. Biji Kakao Kering BKK Kebununit : Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926, dengan nama “NV CULTUUR MAATSCHAPPY ONDERNEMING NV CMO” yang bergerak dalam budi daya tembakau. Pada tahun 1938 Perusahaan ini beralih dari perkebunan tembakau menjadi perkebunan kelapa sawit dan karet dengan nama “NV SERDANG CULTUUR MAATSCHAPPY SCM”. Sejak tahun 1973 budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit tetap dipertahankan. Pada tahun 1942 diambil alih oleh Pemerintah Jepang dari Pemerintah Belanda dan pada tahun 1946 diambil alih kembali oleh Pemerintah Belanda dengan nama tetap NV SCM. Maka pada tahun 1958 perusahaan ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara Universitas Sumatera Utara PPN, tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN BARU SUMUT V. Pada tahun 1963 PPN BARU SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu : 1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, berpusat di Tanjung Morawa. 2. PPN ANEKA TANAMAN II PPN ANTAN II, Yaitu Kebun Adolina Hilir dan berpusat di Pabatu. Pada tahun 1968 PPN ANTAN II diganti menjadi PNP VI, dengan penggabungan kembali PPN KARET III Kebun Adolina Hulu dengan PPN ANTAN II Kebun Adolina Hilir. Kemudian pada tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi bentuk Persero dengan nama PT. Perkebunan VI Persero. Pada tahun 1994 PTP VI, PTP VII dan PTP VIII digabung dan dipimpin oleh Direktur Utama PTP VII. Dan pada tanggal 11 Maret 1996 hingga saat ini sesuai dengan PP No.91996 menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV Persero dan merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN.

4.1.1. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan