membawanya kepada tahap untuk mengerti dan selanjutnya menerima isi pesan. Dari penerimaan maksud pesanstimulus akan ada
kemungkinan untuk adanya perubahan sikap. Salah satu penyebab akan adanya perubahan sikap adalah kuat atau lemahnya stimulus atau pesan
yang diterima komunikan. Dalam teori S-O-R ini aspek perhatian, pengertian, dan penerimaan
merupakan seperangkat proses untuk terciptanya responefek dari komunikasi tersebut yang berbentuk emosi dan sikap yang mengemuka.
Dalam aspek perhatian merupakan kesungguhan, kesadaran, dan kerelaan komunikan dalam memberi perhatiannya untuk menerima
pesaninformasi yang sedang diterimanya dengan indra mereka. Jika pada aspek ini komunikan positif memberikan perhatian mereka, baik itu
melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, atau mencicipi maka dengan begitu dapat disimpulkan bahwa komunikator sukses untuk
mendapat celah
memberikan informasi-informasi
yang akan
disampaikan. Pada aspek pengertian adalah kemampuan intelegensi komunikan
dalam menangkap makna informasi-informasi yang disuguhkan pada suatu pesan yang telah komunikan berikan perhatiannya. Pada aspek ini
dilihat pengertian-pengertian yang didapat oleh komunikan, yakni pengertian yang mendukungmenyutujui informasi yang dia dapat dari
pesan.
Setelah memberikan perhatian dan pengertian terhadap pesan yang diterpanya, pada aspek penerimaan akan diketahui pesan-pesan
informasi-informasi apa saja yang dapat diterima oleh diri komunikan. Pada tahap response lah kita mengetahui aspek-aspek emosi dan sikap
dari komunikan setelah diterpa pesan.
B. Mengenai Takdir dan Nasib
Menurut
Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat,
bahwa : Kata takdir taqdir terambil dari kata qaddara berasal
dari akar kata qadara yang antara lain berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran, sehingga jika Anda berkata,
“Allah telah menakdirkan demikian,” maka itu berarti, “Allah telah memberi kadarukuranbatas tertentu dalam diri, sifat,
atau kemampuan maksimal makhluk- Nya.”
12
“Menurut istilah tauhid, takdir adalah bentukan kata dari qadar. Qadar ialah sesuatu yang telah ditentukan Allah pada zaman azali
zaman belum diciptakan semua ciptaan Allah ”
13
. Takdir adalah ketentuanketetapan Allah menurut ukurannorma tertentu. Takdir
merupakan rukun iman ke enam yang berasal dari sunnah Nabi. Dalam perkembangan zaman, Islam menemukan dua teori mengenai takdir.
Teori pertama disebut Teori Fatalisme yakni meyakini manusia di kuasai nasib, menganggap kekeuasaan Allah itu Mutlak, manusia adalah alat
12
Quraish Shihab, Wawasan Al- Quran: Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan
Umat, h. 61
13
Imam Nawawi Al-Bantani, Tsi arul Ya i ah Ala ‘iyadh Al-Badi ah, Surabaya: Al-
Hidayah, h. 4.
Tuhan yang tidak memiliki kebebasan dalam mengatur nasib.
14
Dengan teori ini menolak dari teori dua yang berlandaskan surat al-
Ra’d ayat 11 dalam Quran.
Dalam teori kedua ini manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Dengan akal manusia dapat menentukan pilihannya, jalan
yang baikbenar dan jalan yang salahsesat. Manusia memiliki kehendak bebas menentukan nasibnya. Jadi, singkat kata menurut penulis nasib
adalah ketentuan Tuhan yang memiliki pilihan untuk dipilih manusia. Mengenai dua teori mengenai takdir tadi merupakan teori yang
dapat dibenarkan. Jabariah dan Qadariah ada di dalam hati manusia dan diselesaikan pula di dalam hati saat menghadapi realita kehidupan takdir
yang sudah ditentukan Allah ada empat perkara. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits shahih yang berbunyi :
Dari Abu Abdul Rahman, Abdullah bin Masud r.a, katanya Rasulullah SAW telah menceritakan kepada kami,
sedangkan baginda seorang yang benar dan dibenarkan kata- katanya, sabdanya : Sesungguhnya sesaorang kamu
dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari berupa setitik air mani, kemudian menjadi segumpal darah
selama itu pula, kemudian seketul daging seperti yand demikian itu juga, yaitu 40 hari. Kemudian diutuskan
kepadanya malaikat, lalu ditiupkan roh kepadanya dan diperintahkan menulis empat pekara : rezekinya, ajalnya,
amalannya, celaka dan bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain daripadaNya, sesungguhnya sesaorang
kamu itu tetap akan beramal dengan amalan ahli syurga sehinggalah di antaranya dengan syurga itu jaraknya cuma
sehasta saja. Tiba-tiba dia telah didahului oleh tulisannya suratan takdir sehingga dia beramal dengan amalan ahli
neraka, maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan
14
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 231