Teori S-O-R Mengenai Respon

Tuhan yang tidak memiliki kebebasan dalam mengatur nasib. 14 Dengan teori ini menolak dari teori dua yang berlandaskan surat al- Ra’d ayat 11 dalam Quran. Dalam teori kedua ini manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Dengan akal manusia dapat menentukan pilihannya, jalan yang baikbenar dan jalan yang salahsesat. Manusia memiliki kehendak bebas menentukan nasibnya. Jadi, singkat kata menurut penulis nasib adalah ketentuan Tuhan yang memiliki pilihan untuk dipilih manusia. Mengenai dua teori mengenai takdir tadi merupakan teori yang dapat dibenarkan. Jabariah dan Qadariah ada di dalam hati manusia dan diselesaikan pula di dalam hati saat menghadapi realita kehidupan takdir yang sudah ditentukan Allah ada empat perkara. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits shahih yang berbunyi : Dari Abu Abdul Rahman, Abdullah bin Masud r.a, katanya Rasulullah SAW telah menceritakan kepada kami, sedangkan baginda seorang yang benar dan dibenarkan kata- katanya, sabdanya : Sesungguhnya sesaorang kamu dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari berupa setitik air mani, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian seketul daging seperti yand demikian itu juga, yaitu 40 hari. Kemudian diutuskan kepadanya malaikat, lalu ditiupkan roh kepadanya dan diperintahkan menulis empat pekara : rezekinya, ajalnya, amalannya, celaka dan bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain daripadaNya, sesungguhnya sesaorang kamu itu tetap akan beramal dengan amalan ahli syurga sehinggalah di antaranya dengan syurga itu jaraknya cuma sehasta saja. Tiba-tiba dia telah didahului oleh tulisannya suratan takdir sehingga dia beramal dengan amalan ahli neraka, maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan 14 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 231 sesungguhnya sesaorang kamu tetap akan beramal dengan amalan ahli neraka sehinggalah di antara dirinya dengan neraka cuma sehasta saja. Tiba-tiba dia telah didahului oleh tulisannya sehingga dia beramal dengan amalan ahli syurga, maka akhirnya masuklah dia ke dalam syurga itu. 15 Berdasarkan hadits shahih di atas maka jelas sudah dalam kehidupan di dunia ini mengenai rezeki, umur, pekerjaan, dan kecelakaan atau kebahagiaan hidupnya sudah ditentukan oleh Allah. Ketentuan ini disebut qadla, mengenai jumlah, jenis atau sifat dari qadla tersebut disebut qadar. Walau sudah ditentukkan, manusia tetap bisa mengubahnya dengan bantuan akal dan qalbu. Kita dapat memilih yang mana di antara takdir ukuran- ukuran yang ditetapkan Tuhan yang kita ambil. Uman bin Khaththab membatalkan rencana kunjungannya ke satu daerah karena mendengar adanya wabah di daerah tersebut. Beliau ditanya: “Apakah Anda menghindar dari takdir Tuhan?” Umar Menjawab: “Saya menghindar dari takdir yang satu ke takdir yang lain. 16 Berjangkitnya penyakit akibat wabah merupakan takdir Tuhan. Bila menghindar sehingga terbebas dari wabah, ini juga takdir. Kalau begitu ada takdir baik dan takdir buruk. Tetapi ingat, Anda diberi takdir untuk memilih. Karenanya, jangan hanya saat petaka terjadi, kita berucap: “Itu takdir.” Ucapkanlah juga pada saat kita meraih sukses. 17 Allah menentukan perjalanan manusia dan Dia pula yang memerintahkan agar manusia yang merubah nasibnya sendiri. Hal itu menunjukkan betapa adilnya Allah mengatur kehidupan ini. jika upaya perubahan yang dilakukan manusia menujurs kepada kebaikan, berarti perubahan itu sesuai skenario Allah. Tetapi, jika mengarah kepada keburukan, itu 15 http:islam-semua.blogspot.com201207hadist-arbain.html , diakses 18 September 2014 16 M. Quraish Shihab , Lentera Hati: kisah dan hikmah kehidupan, Bandung: Mizan, 1994, h. 99 17 M. Quraish Shihab , Lentera Hati: kisah dan hikmah kehidupan, Bandung: Mizan, 1994, h. 99 berarti buah dari ulah manusia sendiri. Sebab, Allah hanya menghendaki kebaikan. 18 Menurut buku 13 Cara Nyata Mengubah Takdir karya Jamal Ma’mur Asmani, beliau menyatakan bahwa, “Selama nyawa masih di kandung badan, kita mempunyai peluang mengubah takdir yang buruk menuju takdir yang baik sesuai dengan tuntunan Islam. Mengapa? Karena takdir adalah rahasia Allah yang tidak diketahui oleh siapapun. ” 19 Perhatikan penjelasan berikut dalam kitab Tanwirul Qulub: “Imam Nawawi berkata dalam penjelasan hadits, ‘tidak ada jiwa yang bernapas kecuali sungguh Allah telah menulis tempatnya di surge dan neraka’.Imam Abu Al-Muzhaffar Al- Sami’ani berkata,’Jalan mengetahui bab ini adalah cukup menggantungkan kepada Al- Qur’an dan sunah, tidak hanya menggunakan qiyas analogi dan akal. Barangsiapa berpaling dari prosespenggantungan ini maka ia sesat dan hancur dalam samudra kebingungan. Ia tidak akan sampai kepada penyembuhan jiwa dan kepada sesuatu yang menenangkan hati, karena taqdir qadar Allah adalah rahasia dari rahasia-rahasia Allah yang dilapisi di bawahnya beberapatutup, yang dikhususkan bagi Allah dan Dia menutupinya dari akal-akal manusia dan pengetahuan- pengetahuannya.karena Allah mengetahui hikmahnya. Dan kita wajib menggantungkan menyerahkan - hal ini hanya kepada Allah. Jika Allah sudah memberi batas kepada kita, janganlah melewatinya. Allah merahasiakan ilmu qadar kepada orang-orang berilmu. Maka, nabi yang diutus dan malaikat yang dekat sekalipun tidak mengetahuinya. Oleh sebab itu, hendaknya Anda memahami apa yang kami tetapkan, meyakini apa yang kami sampaikan, dan tidak tertipu dengan indahnya kebohongan orang-orang sesat dan menyesatkan, jika tidak, Anda akan binasa bersama orang- orang yang binasa. Allah menunjukkan orang yang Dia 18 Ja al Ma’ ur As a i, 13 Cara Nyata Mengubah Takdir, Jakarta: Wahyu Media, 2010, h. 15. 19 Ja al Ma’ ur As a i, 13 Cara Nyata Mengubah Takdir, Jakarta: Wahyu Media, 2010, h. 13. kehendaki kepada jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang Allah kehendaki, maka tidak ada baginya orang yang menyesatkan. Dan barangsiapa yang Allah menyesatkannya, maka tidak ada baginya orang yang menunjukkan’.” 20 Hidup ini sebenarnya tunduk pada hukum sebab-akibat. Ada asap karena ada api. Segala hal di kehidupan ini mengikuti sunnatullah, aturan-aturan qadla Allah yang memiliki ukuran qadar masing- masing. Manusia dengan akal dan qalbu adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki kemampuan dan kemauan dalam dirinya sendiri dalam memilih, memutuskan, dan berbuat mengenai sesuatu sesuai kemauan dan kehendaknya sendiri. Barangsiapa yang menciptakan sebab, dia pulalah yang menciptakan akibat yang muncul karenanya. Inilah landasan berpikir mengenai takdir. Allah menciptakan manusia yang memiliki kehendak dan kemampuan. Walaupun kehendak dan kemampuan ini berjalan sesuai kehendak Allah. Kehendak manusia ada yang positif ada pula yang negatif. Kemampuan manusia ada yang super mampu dan kurang mampu melakukan suatu hal. Di sini letak krusialnya akal dan qalbu manusia, berpikir, memilih, dan memutuskan kehendak apa yang akan diambil, positif atau negatif. Hal ini yang menjadikan di bumi ini ada manusia baik dan manusia jahat. Pada ayat 28-29 yang terdapat dalam Quran pada surat At-Takwir, kehendak manusia tidak lepas dari kehendak Allah, Sang Maha Pencipta. 20 Syeikh Muhammad Amin Al-Kurdi, Tanwirul Qulub Fi Mu ‘amalai ‘Allamil Ghuyub, Surabaya: Al-Hidayah h. 90