Mengenai Takdir dan Nasib

kehendaki kepada jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang Allah kehendaki, maka tidak ada baginya orang yang menyesatkan. Dan barangsiapa yang Allah menyesatkannya, maka tidak ada baginya orang yang menunjukkan’.” 20 Hidup ini sebenarnya tunduk pada hukum sebab-akibat. Ada asap karena ada api. Segala hal di kehidupan ini mengikuti sunnatullah, aturan-aturan qadla Allah yang memiliki ukuran qadar masing- masing. Manusia dengan akal dan qalbu adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki kemampuan dan kemauan dalam dirinya sendiri dalam memilih, memutuskan, dan berbuat mengenai sesuatu sesuai kemauan dan kehendaknya sendiri. Barangsiapa yang menciptakan sebab, dia pulalah yang menciptakan akibat yang muncul karenanya. Inilah landasan berpikir mengenai takdir. Allah menciptakan manusia yang memiliki kehendak dan kemampuan. Walaupun kehendak dan kemampuan ini berjalan sesuai kehendak Allah. Kehendak manusia ada yang positif ada pula yang negatif. Kemampuan manusia ada yang super mampu dan kurang mampu melakukan suatu hal. Di sini letak krusialnya akal dan qalbu manusia, berpikir, memilih, dan memutuskan kehendak apa yang akan diambil, positif atau negatif. Hal ini yang menjadikan di bumi ini ada manusia baik dan manusia jahat. Pada ayat 28-29 yang terdapat dalam Quran pada surat At-Takwir, kehendak manusia tidak lepas dari kehendak Allah, Sang Maha Pencipta. 20 Syeikh Muhammad Amin Al-Kurdi, Tanwirul Qulub Fi Mu ‘amalai ‘Allamil Ghuyub, Surabaya: Al-Hidayah h. 90 Ayat ini juga bisa menyimpulkan bahwa Allah mengatur kehidupan Manusia bukan seperti manusia bermain catur. Allah tidak mendikte manusia untuk melakukan hal a, b, c, d, dan lain sebagainya tanpa adanya freewill untuk manusia. Allah memberikann akal dan qalbu untuk manusia berpikir sebelum memutuskan dalam berikhtiar yang berujung pada nasib manusia itu sendiri. Hemat saya sebagai penulis, Manusia memiliki kehendak dan pilihan dalam berikhtiar yang dilakukannya secara sadar dan dengan keadan tidak terpaksa. Manusia bukan robot yang tidak sadar dan dalam keadaan terpakasa bekerja sesuai pemegang remote control. Manusia memiliki akal dan qalbu dengan besarkecilnya usaha manusia - yang dimana disebut ikhtiar ini - dalam mengikuti sunnatullah akan menentukan hasil. Hasil inilah yang kita sebut dengan nasib. Maka tak heran ada nasib baik dan buruk, hal ini ada karena keputusan manusia. Maka setiap manusia memiliki pertanggung jawaban masing-masing di hari akhir nanti untuk setiap perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan. Karena pelaku dari perbuatan manusia adalah manusia itu sendiri.

C. Mengenai Mahasiswa

Mahasiswa adalah siswa yang seusai menamatkan pendidikan akademis tingkat atas yang biasa di jumpai seperti SMA, SMK, maupun Madrasah Aliyah, yang melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Banyaknya pilihan perguruan tinggi mulai dari universitas, institut atau akademi membuat mereka semakin selektif dan bijak akan menentukan arah hidupnya kelak supaya lebih matang. Mereka yang sudah mendaftar dan dinyatakan lulus seleksi suatu perguruan tinggi inilah yang dapat disebut sebagai mahasiswa. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata, Mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai belahan dunia. 21 “Genarasi muda” atau pemuda merupakan istilah yang lekat dengan mahasiswa. Menurut Munandar Soelaeman dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar, beberapa literatur mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemuda ialah mereka yang berumur 10-35 tahun. Maka, dengan rata-rata umur mahasiswa yang sedang berguru diperguruan tinggi juga masih dalam rentan 10-35 tahun, secara psikologis mahasiswa mempunyai jiwa kepemudaan dan mempunyai identitas kepemudaan. Dalam status kehidupan bermasyarakat dan bernegara, terbukti peran mahasiswa sangat besar untuk memajukan bangsa ini. masih teringat jelas dalam memori kita bahwa berkat persatuan dan kesatuan mahasiswa se-Indonesia, mahasiswa berhasil menumbangkan rezim diktator Orde Baru menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Peranan mahasiswa ini semakin kuat dengan lebel-lebel yang melekat pada 21 http:lutfichakim.blogspot.in201204mahasiswa-serta-peran-dan- fungsinya.html?m=1 , diakes 18 September 2014 dirinya. Berikut berbagai label yang melekat pada diri mahasiswa, seperti : a Direct of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDMnya yang banyak. b Agent of Change, mahasiswa agent perbahan, maksudnya SDM untuk melakukan perubahan. c Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah habis. d Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yang memiliki moral yang baik. e Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,contoh mengontrol kehidupan sosial yang dilakukan masyarakat. 22 Dengan lebel-lebel yang demikian melekat pada mahasiswa, mahasiswa memang diharapkan dapat mencerahkan pola pikir di masyarakat. Mahasiswa yang notabene-nya merupakan generasi muda ini memang penuh dengan kuriositas tinggi, ide-ide kreatif, kritis, dan semangat menyambut perubahan yang lebih baik. Peranan Mahasiswa di masyarakat yang disegani dikarenakan mahasiswa diharapkan mampu memecahkan masalah yang ada di tengah masyarakat sesuai bidang keahlian masing-masing. Berbagai macam jenis fakultas dan jurusan pada perguruan tinggi tentu sangat menentukan minat khusus mahasiswa. Jika mahasiswa yang memilih fakultas ekonomi akan diharapkan mampu mandiri, memahami, dan dapat mengaplikasikan ilmu ekonominya untuk mencerahkan kegiatan ekonomi di tengah masyarakat. Pun dengan mahasiswa yang memilih fakultas dakwah, maka akan diharapkan mampu mandiri, memahami, 22 http:lutfichakim.blogspot.in201204mahasiswa-serta-peran-dan- fungsinya.html?m=1 , diakes 18 September 2014 dan dapat mengaplikasikan ilmu keagamaannya untuk meluruskan pandangan-pandangan atau ajaran-ajaran agama yang dikira menyimpang dari Al-quran dan Hadits. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kuantitatif dengan bertujuan umum penelitian eksploratif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode surveiangket. Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif analisis. “Penelitian deskriptif yaitu metode penelitian untuk menggambarkan mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. ” 1

B. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa Aqidah Dan Filsafat Islam angkatan 2011, Alasan mahasiswa AF angkatan 2011 penulis pilih sebagai responden karena setelah melakukan wawancara singkat dengan mahasiswa AF angkatan 2011 diketahui sejak semester awal perkuliahan Mahasiswa AF kerap sekali belajar, berdiskusi, dan memperdalam sejarah tokoh-tokoh filsuf maupun pemimpin Islam, menerima materi kuliah mengenai taqdir dan nasib, 1 Muhamad Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1999. Cetakan ke-4. Hal. 64