14 VCD Player
21 Buah 6 Rusak,
15 Baik 15 AC
3 Buah
Baik 16
Kursi dan Meja TU 7 Buah
Baik 17
Kursi Guru 60 Buah
Baik 18
Meja Perpustakaan 15 Buah
10 Baik, 5 Rusak
19 Kursi perpustakaan
24 Buah 15 yang ada
Sarana memiliki peranan penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, karena sarana dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, di SMP Negeri 1 Ciputat
keadaan sarana dan prasarana bisa dikatakan cukup memadai dalam keadaan baik untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Hanya ruang perpustakaan yang kurang
memadai jumlah kursi dan meja banyak yang rusak dan hilang, juga dari buku-buku bacaan yang kurang terawat dan kebanyakan buku edisi lama yang tidak terpakai,
sehingga kurang diminati oleh siswa untuk datang ke perpustakaan membaca buku. Begitu juga ruangan kelas yang jumlahnya hanya 20, sehingga ada siswa yang masuk
kelas siang hari yaitu kelas VII, sebaiknya agar pelaksanaan KBM terjalankan dengan baik maka perlu ditambah ruangan kelas sehingga tidak ada siswa yang
masuk sekolah pada siang hari.
B. Gambaran Umum Rohis
Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciputat, untuk membentuk kepribadian siswa yang Islami, hal yang
melatarbelakangi terbentuknya rohis di sekolah ini karena melihat situasi dan kondisi
siswa yang banyak menyimpang dari perilaku-perilaku yang baik. Ini dipengaruhi oleh maraknya teknologi yang menyajikan acara-acara yang tidak banyak dikonsumsi
pelajar selain itu meminimalisasi dan membentengi mereka dari dampak-dampak negatif dan pengaruh luar, walaupun pelajaran agama Islam diberikan di sekolah ini,
tapi karena waktu yang ditetapkan di sekolah ini tidak mencukupi untuk menutupi dan membina kepribadian siswa, maka sekolah inipun membentuk satu organisasai
kerohanian yang disebut dengan kegiatan Rohis Adapun tujuan dibentuknya Rohis di sekolah ini, selain untuk membentuk
kepribadian muslim yang Kaffah, juga untuk membentuk wadah pembinaan dalam bidang keagamaan dan menambah wawasan Islami khususnya dalam hal ibadah,
aqidah dan akhlak, selain itu Rohis ini diadakan untuk membentuk seni kreatifitas siswa yang Islami, khususnya dalam bidang marawis dan rebana.
Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan dalam Rohis ini terbagi kedalam kegiatan jangka panjang dan jangka pendek. Kegiatan jangka panjang meliputi
kegiatan yang diselenggarakan oleh Rohis bekerjasama dengan bagian kesiswaan, kegiatan ini memfokuskan terhadap perayaan hari-hari besar Islam yang dilakukan di
sekolah, selain itu Rohis menyelenggarakan pengajian bulanan dan kegiatan sanlatpesantren kilat pada bulan Ramadhan dan Qurban pada bulan Idul Adha.
Sedangkan kegiatan jangka pendek meliputi kegiatan bimbingan baca tulis Al-quran BBTQ yang dilaksanakan setiap hari mulai dari jam 11.00 sampai jam 12.00 untuk
siswa kelas VII dan 13.00-1400 untuk siswa kelas VIII, selain pengadaan BBTQ Rohis mewajibkan siswa dan siswi untuk melakukan shalat dzuhur dan ashar
berjamaah dan pengajian yang dilakukan seminggu sekali juga setiap hari jumat mengadakan kegiatan keputrian untuk siswi kelas VII dan VIII dan pelaksanaan
sholat jum’at untuk siswa, selain bekerjasama dengan bagian kesiswaan, Rohis pun mengadakan kerjasama dengan bagian BK Bimbingan Konseling yang menetapkan
kedisiplinan siswa bukan hanya dalam hal pembentukan kepribadian tapi juga dalam kedisiplinan berpakaian dan bersikap.
Dalam setiap kegiatan, pastilah akan ditemukan kendalan-kendala ini disebabkan karena siswa malas untuk beribadah dan tidak mau mengikuti kegiatan
rohis, selain itu minimnya fasilitas beribadah tempat wudhu dan masalah dan singkatnya waktu istirahat bagi siswa untuk melakukan ibadah.
Berjalannya kegiatan Rohis karena banyaknya dukungan dari siswa dan guru, terutama guru agama yang mengajarkan tentang akhlak. Seiring dengan adanya
dukungan guru, siswapun antusias mengikuti kegiatan yang diadakan di sekolah, selain itu banyaknya kerjasama dengan bagian-bagian lain, seperti BK dan DKM
yang memantau kegiatan dan aktifitas siswa di sekolah. Untuk mengatasi kendala yang dialami Rohis dalam pembinaan ajaran Islam,
Rohis bekerjasama dengan pihak sekolah untuk menggalakan kedisiplinan dan pembentukan akhlakul karimah.
61
C.
Deskripsi dan Analisis Data
61
Program kerja Rohis dan Hasil wawancara dengan Pembina Rohis SMP Negeri I Ciputat, Bapak Isa S.Pd.
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa tekhnik yang diantaranya tekhnik angket dan observasi. Observasi yang penulis lakukan adalah
untuk mengetahui kondisi di sekolah baik itu keadaan gedung, guru-guru, siswa, terutama keadaan sarana dan prasarana hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-
data yang lebih akurat. Adapun angket yang penulis buat adalah angket tertutup sebanyak 20 item yang berbentuk pilihan ganda yang harus di jawab oleh siswa
dengan memberikan tanda silang dan disebarkan kepada 40 orang siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Ciputat. Yang beralamat di Jl. Cireundeu raya No. 2 Kec. Ciputat
Kabupaten Tanggerang. Kemudian hasil angket yang telah dikumpulkan kedalam bentuk presentasi
dan di olah, kemudian dapat di peroleh kesimpulan, hal ini dapat di lihat dan dijelaskan dalam analisis secara keseluruhan. Adapun hasil angket yang telah dijawab
oleh siswa akan ditabulasikan hasilnya sebagai berikut : Tabel-tabel berikut berisi tentang aspek pelaksanaan sholat berjamaah yang
dilakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Tabel-tabel berikut mewakili 5 item pertanyaan yang diajukan pada aspek pelaksanaan sholat berjamaah.
Tabel 5 Pelaksanaan shalat 5 waktu berjamaah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 1 2,5
Sering 4 10
Kadang-Kadang 35 87,5
1
Tidak Pernah -
Jumlah 40 100
Dari data di atas, responden yang menjawab selalu adalah sebanyak 2,5, sering: 10, kadang-kadang: 87,5, dan tidak pernah 0 Hal ini menunjukkan
bahwa siswa dalam kesehariannya kadang-kadang melaksanakan sholat 5 waktu berjamaah dan sebagian yang lainpun tetap rajin melaksanakan sholat wajib tetapi
tidak secara berjamaah dan tidak ada seorangpun yang menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat 5 waktu secara berjamaah.
Ketaatan beribadah salah satunya dapat ditunjukkan dengan ketaatan manusia dalam menjalankan perintah-Nya, salah satunya yaitu sholat wajib secara berjamaah .
Tabel 5 diatas yang menunjukkan hasil angket yang telah dijawab oleh siswa pada item no 1, dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakn sholat wajib berjamaah
masih dapat dikatakan kurang dapat dilaksanakan dengan baik. Jawaban agak berbeda ketika mereka ditanya tentang pemahaman bacaan
sholat, 40 responden menjawab selalu memahami bacaan sholat, sementara 26 responden menjawab sering, dan 35 responden menjawab kadang-kadang, dan tidak
ada seorangpun dari jawaban responden yang menjawab tidak pernah memahami bacaan sholat. Hal ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang memahami bacaan
sholat. Lebih jelasnya data tentang hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6
Pemahaman bacaan shalat No Alternatif
Jawaban F
P
Selalu 16 40
Sering 10 26
Kadang-Kadang 14 35
2
Tidak Pernah -
-
Jumlah 40 100
Selanjutnya tabel 7 berikut ini memaparkan data tentang pelaksanaan sholat
dzuhur berjamaah yang dilaksanakan di sekolah. Tabel 7
Pelaksanaan sholat dzuhur berjamaah di sekolah No Alternatif
Jawaban F
P
Selalu 16 40
Sering 9 22.5
Kadang-Kadang 14 35
3
Tidak Pernah 1
2,5
Jumlah 40 100
Tabel di atas, menunjukkan 40 siswa SMP Negeri 1 Ciputat selalu melaksanakan sholat dzuhur secara berjamaah di sekolah, sementara 22,5
menjawab sering melaksanakan sholat dzuhur berjamah, dan 35 menjawab kadang- kadang melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, serta 2,5 siswa yang menjawab
tidak pernah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Dari data diatas menunjukan bahwa banyak siswa yang selalu melaksanakan sholat dzuhur secara berjamaah
disekolah. Jawaban yang hampir sama juga diberikan responden ketika ditanya tentang
pelaksanaan sholat ashar berjamaah di sekolah, 42 responden menjawab selalu melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah, 22 menjawab sering
melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah, sementara 32,5 responden lain menjawab kadang-kadang melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah dan 2,5
tidak pernah melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan siswa yang melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah cukup
banyak. Data tersebut lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 8 Pelaksanaan shalat ashar berjamaah di sekolah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 17 42
Sering 9 22
Kadang-Kadang 13 32,5
4
Tidak Pernah 1
2,5
Jumlah 40 100
Dalam program jangka panjang Rohis ada pembinaan dalam melaksanakan puasa bulan ramadhan. Maka pada tabel 4.9 memaparkan tentang pelaksanaan puasa
bulan ramadhan yang dilakukan siswa SMP Negeri 1 Ciputat.
Tabel 9 Pelaksanaan puasa Ramadhan
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 23 57,5
Sering 9 22,5
Kadang-Kadang 8 20
5
Tidak Pernah -
- Jumlah 40
100
Pelaksanaan puasa bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim, jawaban siswa ketika ditanya tentang pelaksanaan puasa di bulan ramadhan,
diperoleh kesimpulan bahwa 55 dari 100 siswa SMP Negeri 1 Ciputat setiap bulan Ramadhan tiba, mereka selalu melaksanakan puasa dan 22,5 menjawab
sering melaksanakan puasa bulan ramadhan, 20 menjawab kadang-kadang dan 0 menjawab tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan. Hal ini menunjukkan bahwa
ketaatan beribadah siswa dalam melaksanakan puasa Ramadhan sangat baik. Selanjutnya pada tabel – tabel berisi tentang aspek pelaksanaan sholat sunnah
yang dilakukan siswa SMP Negei 1 Ciputat, tabel-tabel berikut mewakili 3 item pertanyaan yang diajukan pada aspek pelaksanaan sholat sunnah.
Tabel 10 Pelaksanaan shalat dhuha
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu - -
Sering 2 5
Kadang-Kadang 14 35
6
Tidak Pernah 24
60
Jumlah 40 100
Ketika diajukan pernyataan tentang pelaksanaan shalat sunnah dhuha, sebagian besar siswa menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat sunah dhuha
60, sebagian besar lagi menyatakan kadang-kadang melaksanakan sholat sunnah dhuha 35, sebagian kecil menyatakan sering melaksanakan sholat sunnah dhuha
5. Dan tidak seorangpun yang menyatakan selalu melaksanakan sholat sunnah dhuha. Dengan demikain dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri
1 Ciputat tidak melaksanakan sholat sunnah dhuha baik di sekolah maupun di rumah. Jawaban yang hampir sama juga diberikan ketika responden ditanya tentang
pelaksanaan sholat sunnah qobliah sholat sunnah yang dilakukan sebelum sholat fardu, 50 responden menjawab kadang-kadang melaksanakan sholat sunnah
qobilah, 45 responden menjawab tidak pernah melaksanakan sholat sunnah qobliayah, dan hanya 2,5 responden yang menjawab selalu dan sering dalam
melaksanakan sholat sunnah qobliyah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seebagian besar mereka tidak melaksanakan sholat sunnah qobliyah. Hal ini dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11 Pelaksanaan shalat sunnah qobliyah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 1 2,5
Sering 1 2,5
Kadang-Kadang 20 50
7
Tidak Pernah 18
45
Jumlah 40 100
Begitu juga ketika responden ditanya tentang pelaksanaan sholat sunnah ba’diyah sholat sunnah yang dilakukan setelah sholat fardhu, bahwa sebagian besar
siswa menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat sunnah ba’diyah 60, sebagian besar lagi menyatakan kadang-kadang melaksanakan sholat sunnah ba’diyah
40, dan tidak ada seorangpun yang menyatakan selalu dan sering melaksanakan shalat sunnah ba’diyah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar mereka tidak
melaksanakan sholat sunnah ba’diyah. Lebih rinci dapat dilihat pada data tabel 4.12.
Tabel 12 Melaksanakan sholat sunnah ba’diyah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu - -
Sering - -
8 Kadang-Kadang 16
40
Tidak Pernah 24
60
Jumlah 40 100
Berikutnya pada tabel 13 berikut ini memaparkan data tentang mendengarkan ceramah agama sebelum solat Zhuhursholat Jum’at.
Tabel 13 Mendengarkan ceramah agama sebelum sholat dzuhurjum’at
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 8 20
Sering 8 20
Kadang-Kadang 22 55
9
Tidak Pernah 2
5
Jumlah 40 100
Ceramah keagamaan sangat berpengaruh bagi siapa saja yang mendengarkannya. Ketika diajukan pernyataan tentang pelaksanaan mendengarkan
ceramah keagamaan sebelum shalat dzhurjum’at, sebagian besar siswa kadang- kadang mengikuti ceramah agama sebelum melaksanakan shalat dzuhur dan jumat,
dengan presentase sebesar 55, siswa yang menjawab selalu sebanyak 20, siswa yang menjawab sering sebanyak 20, dan yang menjawab tidak pernah
mendengarkan ceramah sebelum shalat sebanyak 5. Banyaknya siswa yang kadang-kadang mendengarkan ceramah sebelum shalat
dipengaruhi oleh singkatnya waktu untuk mengerjakan shalat sehingga siswa merasa malas untuk mengikuti ceramah, lebih memilih untuk menggunakan waktu luang
hanya untuk bermain dan jajan sambil menunggu waktu shalat tiba.
Dalam penyampaian isi ceramah agama tentunya banyak hal yang dirasakan oleh jamaah yang mendengarkannya, kadang rasa ingin terus mendengarkan karena
materinya menarik, kadang pula rasa jenuh yang dirasakan karena materinya membosankan. Pada tabel di bawah ini menjelaskan lebih rinci jawaban responden
ketika ditanya tentang rasa bosan terhadap materi ceramah agama.
Tabel 14 Rasa bosan saat mendengarkan ceramah agama
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 8 20
Sering 11 27
Kadang-Kadang 19 47,5
10
Tidak Pernah 2
5
Jumlah 40 100
Sebagian besar siswa kadang-kadang merasa bosan saat mendengarkan ceramah agama, sedangkan 20 siswa merasa selalu bosan ketika mereka harus
mendengarkan ceramah agama. Minimnya siswa yang tidak pernah bosan mendengarkan ceramah agama menunjukan kurangnya siswa dalam memahami
pentingnya pendidikan agama dan ini juga dipengaruhi oleh penyampaian ceramah yang tidak menarik perhatian siswa.
Materi ceramah yang disampaikan sangat menetukan bagi jamaah yang mendengarkannya, jika materi itu menyentuh dan menarik perhatian pendengar maka
apa yang disampaikan penceramah akan dilaksanakan dan diamalakan, berikut jawaban respoden ketika ditanya tentang pengamalan nilai-nilai ajaran agama islam
dari isi ceramah agama.
Tabel 15 Pengamalan nilai-nilai ajaran Islam dari ceramah agama
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 6 15
Sering 6 15
Kadang-Kadang 28 70
11
Tidak Pernah -
-
Jumlah 40 100
Siswa yang selalu mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dari ceramah agama yang diselenggararakan di sekolah ini sebanyak 15, yang sering mengamalkannya
sebanyak 15, yang menjawab kadang-kadang mengamalkannya sebanyak 70 dan tidak ada satupun siswa yang tidak pernah mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam
dengan presentase 0.
Dari hasil di atas, diketahui bahwa sebagian besar siswa kadang-kadang mengamalkan ajaran Islam dari ceramah agama yang mereka ikuti dan hanya
sebagian kecil yang selalu dan sering mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam di SMP Negeri I ciputat ini.
Selanjutnya pada tabel 16 berikut ini memaparkan data tentang kegiatan membaca Al-Qur’an yang dilakukan oleh siswa di rumah.
Tabel 16 Kegiatan membaca al-qur’an di rumah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 3 7,5
Sering 8 20
Kadang-Kadang 29 72,5
12
Tidak Pernah -
-
Jumlah 40 100
Membaca Al-quran adalah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan di SMPN I Ciputat, walaupun demikian masih banyak siswa yang tidak membacanya di rumah,
ini bisa terlihat dari jawaban siswa yang menjawab kadang-kadang membaca Alquran di rumah sebanyak 72,5, siswa yang menjawab sering sebanyak 20, siswa yang
menjawab selalu melaksanakannya sebesar 7,5. Dan tidak ada yang menjawab tidak
pernah membaca Al-quran dirumahnya dengan presentase 0. Jawaban yang hampir sama diberikan responden ketika ditanya tentang keikut
sertaan dalam pelatihan bacaan Al-Qura’an yang dilaksanakan di sekolah. Sebagian siswa yang menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan pelatihan bacaan Al-
Qur’an yang dilaksanakan di sekolah sebanyak 32, 5, siswa yang menjawab selalu mengikuti kegiatan tersebut sebanyak 17,5, siswa yang menjawab sering sebanyak
15 dan siswa yang menjawab tidak pernah sebanyak 5 . Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa kadang-kadang mengikuti pelatihan bacaan Al-Quran
baik di rumah ataupun kegiatan pelatihan yang diadakan di sekolah. Dalam hal ini, hanya sebagian kecil dari siswa SMP Negeri I yang selalu mengikuti pelatihan bacaan
Al-quran dengan presentase 17,5 , sebagaimana dapat diamati pada tabel berikut :
Tabel 17 Pelatihan bacaan Al-qur’an di sekolah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 7 17,5
Sering 6 15
Kadang-Kadang 25 32,5
13
Tidak Pernah 2
5
Jumlah 40 100
Begitu juga ketika disodori pernyataan ketika membaca Al-Qur’an, memahami isi kandungannya, jawaban responden tidak begitu berbeda dengan
kegitan membaca Al-Quran di rumah dan di sekolah. 2,5 Siswa SMPN I menjawab selalu memahami isi kandungan Al-quran, 15 menjawab sering
melakukannya, 75 menjawab kadang-kadang dan 7,5 menjawab tidak pernah memahami isi kandungan Al-Quran., ini diketahui bahwa 75 siswa kadang-kadang
mampu memahami isi kandungan Al-quran sedangkan sebagian kecil siswa tidak memahaminya. Sebagaimana tergambar jelas pada tabel 18.
Tabel 18 Pemahaman Isi kandungan Al-Qur’an
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 1 2,5
Sering 6 15
Kadang-Kadang 30 75
14
Tidak Pernah 3
7,5
Jumlah 40 100
Tabel-tabel berikut berisi tentang aspek pembiasaan berinfak dan bershodaqoh yang dlakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Tabel-tabel berikut mewakili 2 item
pertanyaan yang diajukan pada aspek pembiasaan berinfaq dan bershodaqoh.
Tabel 19 Pemberian sumbangan pada teman yang kena musibah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 15 37,5
Sering 15 37,5
Kadang-Kadang 9 22,5
15
Tidak Pernah 1
2,5
Jumlah 40 100
Sebagian besar siswa menjawab selalu memberi sumbangan pada teman yang terkena musibah dengan presentase sebanyak 37,5 dan yang sering memberi
sebanyak 37.5 sedangkan 22,5 menjawab kadang-kadang memberikan
sumbangan dan 2,5 menjawab tidak pernah memberi sumbangan pada teman yang kena musibah. Ini berarti sebagian besar siswa selalu menyisihkan sebagian dari
uang jajannya untuk diberikan pada teman yang kena musibah.
Tabel 20
Shodaqoh pada kotak amal setiap hari jum’at No Alternatif
Jawaban F
P
Selalu 8 20
Sering 8 20
Kadang-Kadang 23 57,5
16
Tidak Pernah 1
2,5
Jumlah
40 100
Sebanyak 20 siswa menjawab selalu memberikan shodaqoh pada kotak amal setiap hari jumat. 20 menjawab sering, 57,5 menjawab kadang-kadang dan
yang menjawab tidak pernah ada memberi shadaqoh pada kotak amal setiap hari jumat sebanyak 2,5. Hal ini membuktikan bahwasanya sebagian kecil siswa selalu
dan sering memberikan shodaqoh pada kotak amal setiap hari jumat, dan sebagian besar lagi siswa kadang-kadang memberikan shadaqoh dengan presentase 57,5 .
Tabel –tabel berikut memuat data-data tentang aspek peringatan hari-hari besar Islam , terdiri dari 2 item pernyataan. Jawaban dari setiap pernyataan dimuat
pada satu tabel sehingga satu tabel mewakili satu pernyataan.
Tabel 21 Perayaan Hari Besar Islam di sekolah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 8 20
Sering 8 20
Kadang-Kadang 24 60
17
Tidak Pernah -
-
Jumlah 40 100
Perayaan hari-hari besar Islam selalu dinantikan oleh Umat Islam, dengan memperingatinya, Seorang manusia telah mengenang dan mengingat peristiwa-
peristiwa bersejarah dalam Islam, siswa yang menjawab selalu merayakan hari-hari besar Islam disekolah sebanyak 20, yang menjawab sering sebanyak 20, kadang-
kadang sebanyak 60 dan tidak pernah sebanyak 0. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kadang-kadang merayakan hari-hari besar Islam disekolah, dan
hanya 20 yang selalu dan sering merayakannya.
Tabel 22 Keikutsertaan dalam Perayaan Hari Besar Islam di sekolah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 20 50
Sering 10 25
Kadang-Kadang 10 25
18
Tidak Pernah -
-
Jumlah 50 100
Siswa yang memiliki daya kreativitas dan keaktifan dalam merayakan hari- hari besar Islam sebanyak 50 , terbukti dengan keikutsertaanya dalam setiap
perayaan hari-hari besar Islam.dan yang sering aktif dalam merayakannya sebanyak 25 dan yang kadang-kadang ikut serta merayakan hari-hari besar Islam sebanyak 25
. Dan yang tidak pernah 0. Hal ini menunjukan kreativitas siswa yang tinggi dan antusiasme siswa dalam merayakan hari-hari besar Islam yang harus selalu didukung
oleh para guru untuk menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap Islam. Tabel 23 dan 24 memuat data tentang aspek pengembangan seni budaya Islam
yang dilakukan oleh siswa di sekolah.
Tabel 23 Partisipasi dalam kegiatan seni budaya di sekolah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 2 5
Sering 5 12,5
Kadang-Kadang 30 7,5
19
Tidak Pernah 3
7,5
Jumlah 40 100
Sebanyak 5 siswa SMP Negeri I Ciputat menjawab selalu ikut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan seni budaya yang diadakan di sekolah, dan yang
menjawab sering sebanyak 12,5. Sedangkan siswa yang kadang-kadang berpartisipasi dalam kegiatan seni budaya sebanyak 7.5 dan yang menjawab tidak
pernah sebanyak 7,5. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan seni budaya yang diadakan di sekolah menarik perhatian dan minat siswa, terlihat dengan banyaknya
siswa yang ikut serta dan berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan seni budaya yang diadakan di sekolah.
Tabel 24 Respon terhadap kegiatan marawis dan rebana di sekolah
No Alternatif Jawaban
F P
Selalu 17 42
Sering 5 12
Kadang-Kadang 15 37,5
20
Tidak Pernah 3
7,5
Jumlah 40 100
Respon siswa terhadap kegiatan marawis dan rebana yang diselenggarakan disekolah amat baik, hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang menjawab selalu
mengikuti kegiatan marawis dan rebana disekolah sebanyak 42, yang menjawab sering sebanyak 12 dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 37,5 sedangkan
yang tidak pernah mengikuti kegiatan marawis dan rebana disekolah sebanyak 7,5. Hal ini menunjukan bahwa tingkat antusiasme siswa terhadap pegadaan
kegiatan seni budaya khususnya maarwis dan rebana amtlah baik, terlihat dengan
banyaknya siswa yang selalu mengikuti kegiatan marawis dan rebana disekolah. Marawis dan rebana adalah dua kegiatan seni budaya yang baru diselenggarakan
disekolah ini, kegiatan ini menumbuhkan keterampilan siswa dalam memainkan alat musik padang pasir yang dapat menambah kecintaan mereka terhadap Islam.
D. Pembahasan Hasil Penelitian