Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup di dunia pasti mempunyai tujuan. Tujuan hidup bagi umat muslim yaitu bahagia di dunia dan akhirat. Tujuan ini akan tercapai apabila manusia telah mempunyai ilmu yang dapat membuatnya bahagia. Ilmu itu dapat diperoleh melalui upaya pendidikan baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Oleh karena itu pendidikan sangat berperan penting dalam mencapai tujuan hidup yang dicita-citakan. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, “pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasasn, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.” 1 Pengertian tersebut mengandung makna bahwa pendidikan merupakan upaya yang disengaja, terencana, dan berkesinambungan untuk mengembangkan segala potensi baik yang ada pada diri pendidik maupun yang dididik. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha dalam menciptakan manusia beriman, 1 Undang-undang RI No 20 tentang Sisdiknas, Bandung : Fokusmedia, 2003 , Cet.ke-1, h.3 bertaqwa, beramal shaleh, dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Semua ini dapat terwujud dengan pendidikan yang diberikan kepada manusia itu sendiri baik melalui lembaga formal maupun non formal. Sebagaimana diketahui bahwa manusia lahir ke dunia ini mempunyai fitrah keberagamaan. Fitrah keberagamaan yang ada pada manusia inilah yang melatar belakangi perlunya manusia pada agama. Oleh karena itu ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru pada manusia agar beragama, maka seruan itu memang amat sejalan dengan fitrahnya itu. 2 Kenyataan tersebut mengharuskan manusia berusaha mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya, sehingga ia mampu mengaktualisasikan potensi tersebut dalam bentuk nyata. Aktualisasi pada manusia dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Salah satu lingkungan yang menjadi tempat anak dididik adalah keluarga. Keluarga mempunyai peranan penting dalam melaksanakan proses dan mencapai keberhasilan pendidikan seorang anak manusia. Dari keluarga pendidikan dimulai, dan dalam keluarga pula seorang anak lebih banyak menghabiskan waktunya. Oleh karena itu sangat tepat jika dikatakan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama. Namun demikian, mengingat keterbatasan orang tua sebagai pendidik kodrat dalam perkembangan selanjutnya dibutuhkan lingkungan dan lembaga pendidikan sekolah. 2 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001, cet ke 6, h. 16. Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah manapun pasti mempunyai tujuan dan harapan agar anaknya menjadi anak yang sholeh berakhlak mulia, berprestasi berguna bagi agama, keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan dan harapan itu semua orang tua harus berani berkorban tenaga, pikiran waktu dan harta, agar yang menjadi harapannya tercapai, dan memilih sekolah sebagai lembaga formal yang dapat membantu dalam mencapai tujuan yang diharapakan. Sekolah yang didalamnya terdapat pendidikan Agama Islam, dapat mengarahkan siswa untuk lebih mengatahui tentang tujuan hidupnya. Tujuan pendidikan agama di sekolah sangat penting untuk membina dan menyempurnakan pertumbuhan kepribadian anak didik yang dapat merealisasikan kehambaannya kepada Allah. Pendidikan agama mempunyai dua aspek penting. Aspek pertama dari pendidikian agama diarahkan kepada jiwa dan kepribadian. Anak didik diberi kesadaran kepada adanya Allah lalu membiasakan melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangannya. Dalam hal ini anak didik dibimbing kepada peraturan yang baik yang sesuai dengan ajaran agama, seperti yang diberikan keluarga yang berjiwa agama. Pendidikan agama di sekolah harus juga melatih anak didik untuk melakukan ibadah yang diajarkan dalam agama, yaitu praktek-praktek agama yang menghubungkan manusia dengan Allah, karena praktek-praktek agama itulah yang membawa dekatnya jiwa si anak kepada Allah, semakin sering dilakukannya ibadah semakin tertanam kepercayaan kepada Allah, yang semakin dekat pula jiwanya kepada Allah. Aspek yang kedua dari pendidikan agama diarahkan pada pikiran yaitu pelajaran agama itu sendiri, kepercayaan kepada Tuhan tidak akan sempurna bila isi dari ajaran Tuhan itu tidak diketahui betul-betul. Anak didik harus ditujukan apa yang disuruh dan apa yang dilarang, apa yang boleh, apa yang dianjurkan meninggalakannya menurut ajaran agama. 3 Tetapi dalam kenyataan yang sebenarnya, sekarang ini banyak sikap peserta didik yang meleset bahkan bertolak belakang dengan konsep pendidikan agama Islam yang tidak sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan itu sendiri dan harapan orang tua, seperti menjalankan apa yang dilarang oleh ajaran agama dan tidak melaksanakan apa yang diperintahkan ajaran agama Islam, diantaranya : melakukan tawuran diantara siswa, membantah, melawan kepada orang tua dan guru, memalak meminta uang kepada temannya dengan cara paksa, bahkan mereka berani melakukan pencurian, perkosaan, dan pembunuhan. Hal itu terjadi karena selain derasnya budaya barat yang negatif masuk ke negara Indonesia yang semakin sulit untuk di bendung dan mereka sangat merespon positif, juga karena mereka sudah menjauh dari nilai-nilai ajaran agama Islam yang sebenarnya. Berkaitan dengan persoalan tersebut Zakiah Darajat menyatakan bahwa : Bagi mereka yang telah duduk di sekolah lanjutan, pendidikan agama dan pendidikan 3 Abdurrahman an Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : PT Gema Insani Press, 1995, Cet ke-1. hal 117 akhlak amat diperlukan untuk menghadapi keadaan yang sedang mereka hadapi akibat perkembangan kejiwaan yang sedang dilalui dan pengaruh luar yang menggiurkan dan mendorong ke arah yang tidak baik. Ketentuan hukum agama, terutama yang berkenaan dengan kehidupan pribadi dan sosial perlu diketahui dan dipahami secara tepat, dan mengetahui makna dan hikmah dari ketentuan hukum tersebut, dengan ringkas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama pada tingkat lanjutan, hendaknya diberikan pengetahuian agama secara lebih luas dan mendalam, serta mencari hikmah dan manfaat pemahaman, pengamalan penghayatan agama Islam dalam kehidupan. 4 Siswa siswi yang terlibat dalam perbuatan tidak bermoral dan tidak mengamalkan ajaran agama Islam akan menimbulkan akibat yang tidak baik dan meresahkan orang tua, masyarakat, dan bangsa. Perbuatan tersebut akan menimbulkan efek negatif lainnya yang dapat merugikan dirinya sendiri. Dengan demikian pengamalan ajaran agama Islam sangatlah penting dalam kehidupan sehari- hari untuk menjadi sandaran agar tidak terperosok kedalam kesesatan, karena dengan mengamalkan ajaran agama Islam ia akan memperoleh kebaikan dan kesejahteraan serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Dewasa ini banyak siswa yang berperilaku menyimpang yang mengarahkan pada tingkat kemerosotan moral siswa sendiri, seperti malakukan tauran diantara siswa, membantah pada orang tua dan guru, memalak, mencuri, memperkosa bahkan 4 Zakiah Darazat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Bandung : PT Rosda Karya, 19195 , Cet ke-2, h. 93-94 membunuh, serta masih banyak lagi hal-hal lain. Hal itu pada intinya karena mereka tidak mengamalkan ajaran agama Islam yang sebenarnya. Seperti yang terjadi kasus di SMP Negeri I Ciputat pada hari Senin, tanggal 13 februari 2006, ada siswa kelas 2 yang tertangkap basah melakukan pencurian uang pada waktu upacara pagi sedang berlangsung, ternyata setelah diselidiki siswa tersebut sudah berkali-kali melakukan pencurian terhadap teman-temannya berupa uang dan HP hand phone. 5 Itulah salah satu bukti nyata ketika seseorang kurang pemahaman terhadap ajaran agama dan tidak memahami larangan yang harus dijauhi sehingga dia terjerumus kepada perbuatan-perbuatan yang tercela. Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam dengan efektif dan efisien bagi siswa Pengamalan ajaran agama merupakan hal yang sangat penting untuk membentengi diri dari segala perilaku menyimpang, juga sebagai bekal dan pedoman hidup untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akahirat. Salah satu upaya untuk menanggulangi hal itu adalah kegiatan keagamaan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di sekolah yang dikordinir oleh Rohani Islam Rohis di bawah naungan Organisasi Siswa Intra Sekolah. Kegiatan tersebut bertujuan agar siswa mampu mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits dengan sebaik-baiknya. Dalam kegiatannya siswa-siswi di bina dan didik dengan ilmu-ilmu agama yang mengarahkan pada tingkat keilmuan yang lebih luas dan mendidik, diantaranya diskusi, sholat berjamaah, sholat sunnah, hapalan surat, pelaksanaan hari-hari besar Islam, ceramah keagamaan, pembiasaan berinfaq dan 5 Kasus Siswa di SMP N I Ciputat, 13 Pebruari 2006 bershodaqoh, pengembangan seni budaya Islam juga masih banyak lagi kegiatan kegiatan yang terjadwal yang mengarahkan pada peningkatan khazanah keilmuan siswa-siwi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kegiatan tersebut yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang penulis ambil judul “ Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam Melalui Kegiatan Rohis di SMP Negeri I Ciputat”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

:Komunikasi Kelompok Kecil dan Pengamalan Nilai-nilai Ajaran Islam (Studi Korelasional dengan Pendekatan Taksonomi Bloom pada Kelompok Mentoring Agama Islam di Rohani Islam (Rohis) SMA Negeri 2 Binjai).

1 39 249

Peranan pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa SMP Negeri 2 Ciputat

0 9 84

Pengaruh Kegiatan Rohani Islam (Rohis) terhadap Sikap Beragama Siswa Kelas IX SMP Negeri 14 Tangerang Selatan

1 10 122

Kegiatan Kerohanian Islam (ROHIS) dalam pembinaan ahklak siswa : studi kasus di smp al muhadjirin bekasi timur

0 4 97

Pembinaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri 2 Ciputat

0 11 90

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) Implementasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonog

0 4 20

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) Implementasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonog

0 1 16

PERAN ROHIS DALAM PENINGKATAN MOTIVASI SISWA BELAJAR AGAMA ISLAM PERAN ROHIS DALAM PENINGKATAN MOTIVASI SISWA BELAJAR AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 2 SRAGEN.

0 1 14

KAJIAN PEMBINAAN AKHLAK MULIA SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DI SEKOLAH: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Lembang-Bandung Barat.

0 1 43

UPAYA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DI SMK NEGERI 2 PURWOKERTO

0 0 15