Tanggung jawab pembinaan ajaran agama Islam di sekolah

menjadi penganut agama yang baik. 37 Maka dalam hal ini yang berpengaruh dan bertanggung jawab dalam pembinaan ajaran agama Islam di sekolah yaitu semua yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut diantaranya kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah.

2. Tanggung jawab pembinaan ajaran agama Islam di sekolah

a. Peranan kepala sekolah Menurut H.M Daryanto “Kepala Sekolah merupakan personal sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, ia mempunyai tanggung jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpin dengan dasar Pancasila”. 38 Selain itu kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannnya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi banyaknya masalah baru yang timbul harus menjadi tangung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakannya. Dalam masalah pembinaan siswa terhadap pengamalan ajaran agama Islam yang di bina melalui kegiatan Rohis, kepala sekolah memantau semua kegiatan yang dilaksanakannya dan menciptakan komunikasi dengan pembina Rohis dan guru Pendidikan Agama Islam sehingga kegiatan yang dijalankan oleh Rohis tidak bertolak belakang dengan kebijakan kepala sekolah. 37 H. Alamsjah ratu Perwiranegara, Pembinaan Pendidikan Agama, Jakarta : Depag RI,182, h. 60 38 H. M Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2001, h. 80 Kepala sekolah juga memberikan petunjuk, pengarahan, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, memberikan usaha lainnya agar mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan. Karena arahan dan bimbingan merupakan bentuk bantuan fsikolagi yang sangat dibutuhkan oleh setiap bawahan, staf dan anggota organisasi dalam rangka manifestasi keterlibatan mereka pada tiap bentuk kegiatan yang di butuhkan. b. Peranan guru dalam pembentukan pribadi siswa Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak siswa anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun sikap pribadi anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun didikannya dan membangun bangsanya. Guru mempunyai tugas yang sangat penting, ia mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki masyarakat. Sekolah adalah sumber untuk tiap-tiap perbaikan dan guru yang ikhlas dapat mengangkat derajat umat, sehingga setarap dengan bangsa-bangsa yang telah maju. Gurulah yang menanamkan adat istiadat yang baik dalam jiwa para siswa, gurulah yang memasukkan pendidikan akhlak dan keamanan dalam hati sanubari mereka, bahkan gurulah yang memberikan pendidikan kemasyarakatan dan cinta tanah air. Pendapat tersebut diatas senada dengan pendapat S. Nasution mengatakan bahwa “Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada murid melainkan senantiasa membentuk pribadi anak”. 39 Oleh karena itu guru mempunyai kesempatan yang besar sekali untuk memperbaiki keburukan- keburukan yang ada dalam diri anak didik. Pengaruh guru terhadap siswa-siswanya sama juga dengan pengaruh seorang bapak terhadap anak-anaknya. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam proses belajar-mengajar, setiap guru mempunyai peranan penting terhadap pendidikan dan pengajaran terhadap peserta didik. Namun sudah barang tentu ada yang sifatnya berpengaruh secara positif dalam arti mendorong dan menggiatkan peserta didik untuk belajar dan sebaliknya ada pula yang negative, seperti sikap suka marah-marah, pilih kasih, pengancam dan sebagainya, yang mungkin dilakukan oleh seorang guru secara sadar atau tidak sadar. Perilaku demikian tentunya dapat merusak dan mengorbankan pendidikan dan pengajaran secara keseluruhan. Islam memandang seseorang untuk menjadi guru bukan hanya karena ia telah memiliki kualifikasi keilmuan dan akademis saja, tetapi lebih penting lagi ia harus terpuji akhlaknya, karena guru bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja tetapi lebih penting membentuk pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran agama Islam. Dengan demikian penilaian tentang guru sebagai figur tauladan dapat dilihat dari dua segi, yaitu kepribadian atau akhlaknya dan kualitas keilmuan hal-hal yang berhubungan dengan profesionalisme sebagai tenaga kerja. 39 S Nasution, Didaktik Asas- Asas Mengajar, Jakarta : Bimi Aksara,1995, h. 54 Guru sebagai tauladan dari sudut kepribadian guru, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr. Hossein Nass dan kawan-kawan dalam Konferensi Pendidikan Islam Pertama di Makkah tahun 1977 antara lain menyimpulkan “ Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan haruslah dapat diteladani akhlaknya disamping kemampuan keilmuan dan akademisnya. Selain itu guru harus mempunyai tanggung jawab moral untuk membentuk anak didiknya menjadi orang yang berilmu dan berakhlak”. 40 Patut disadari bahwa peranan guru, baik guru agama maupun guru umum di kelas sangat berpengaruh diharapkan sadar akan tanggung jawab sebagai guru, dapat mendorong dan menanamkan sikap tauladan akhlakul karimah dalam membentuk siswa yang berakhlakul karimah pula. Zakiah Darajat mengemukakan bahwa “Kepribadian itulah yang akan menentukan ibadah. Ia menjadi pendidik dan pembina baik bagi anak didiknya ataukah menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak”. 41 Sehubungan dengan fungsi sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri seorang guru, tak terkecuali guru agama. “Peranan guru ini kan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang 40 Azumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta : Wacana Ilmu , 1998, Cet ke-1, h. 167 41 Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, Jakarta : Bulan bintang, 1978, Cet ke-1, h. 16 diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan siswa yang terutama, sesama guru, maupun dengan staff yang lain”. 42 Peranan guru menurut Pocy Katz digambarkan “Sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai yang menguasai bahan yang diajarkannya”. 43 Dalam kaitannya, dengan peranan guru agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa, maka guru agama Islam “ Sedapat mungkin harus memahami hakikat anak didiknya sebagai objek pendidikan. Kesalahan dalam pemahaman hakikat anak didik menjadikan kegagalan total”. 44 Hubungan guru Agama Islam dengan anak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang dipergunakan, Namur jika hubungan guru-siswa tidak harmonis,maka hasil yang akan diperoleh tidak akan baik. Demikianlah seorang guru Agama Islam di tuntut untuk mempunyai peran lebih sebagai pendidik, penyalur informasi, pengganti kedudukan orang tua dan berbagai hal lain yang patut menjadi tauladan. Diantaranya mampu mengadakan 42 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Mengaja, Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, Jakarta : PT Grapindo Persada, 1994, Cet ke-4, h. 111 43 Ibid, h. 142 44 Muhaimin dan Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofi dan Kerangka Dasar Oprasionalisasinya, Bandung : Trigenda Karya, 1993 h 179 kegiatan di luar jam pelajaran yaitu kegiatan ekstra kurikuler di bawah naungan OSIS yang dinamakan kegiatan Rohis yang mengarahkan pada pembinaan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam.

3. Rohis sebagai wadah pembinaan ajaran agama Islam di sekolah

Dokumen yang terkait

:Komunikasi Kelompok Kecil dan Pengamalan Nilai-nilai Ajaran Islam (Studi Korelasional dengan Pendekatan Taksonomi Bloom pada Kelompok Mentoring Agama Islam di Rohani Islam (Rohis) SMA Negeri 2 Binjai).

1 39 249

Peranan pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa SMP Negeri 2 Ciputat

0 9 84

Pengaruh Kegiatan Rohani Islam (Rohis) terhadap Sikap Beragama Siswa Kelas IX SMP Negeri 14 Tangerang Selatan

1 10 122

Kegiatan Kerohanian Islam (ROHIS) dalam pembinaan ahklak siswa : studi kasus di smp al muhadjirin bekasi timur

0 4 97

Pembinaan kompetensi profesional guru di SMP Negeri 2 Ciputat

0 11 90

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) Implementasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonog

0 4 20

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) Implementasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonog

0 1 16

PERAN ROHIS DALAM PENINGKATAN MOTIVASI SISWA BELAJAR AGAMA ISLAM PERAN ROHIS DALAM PENINGKATAN MOTIVASI SISWA BELAJAR AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 2 SRAGEN.

0 1 14

KAJIAN PEMBINAAN AKHLAK MULIA SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DI SEKOLAH: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Lembang-Bandung Barat.

0 1 43

UPAYA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DI SMK NEGERI 2 PURWOKERTO

0 0 15