9
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial masyarakat Muslim Filipina mengalami konflik yang berkepanjangan sejak
kolonialisme Spanyol. Hal ini berimbas pada masalah struktur sosial baik politik, ekonomi ataupun keagamaan. Ini memungkinkan adanya gerakan dari masyarakat
muslim Filipina untuk melakukan gerakan dalam rangka menunjukkan eksistensinya agar diperhitungkan oleh pemerintah. Sehingga dapat
diklasifikasikan permasalahannya sebagai berikut a.
Masyarakat Muslim Filipina mengalami konfllik yang berkepanjangan dari masa kolonialisme Spanyol
b. Masyarakat Muslim Filipina membutuhkan wadah dalam bentuk
organisasi untuk memperjuangkan aspirasinya. c.
Untuk itu, maka organisasi yang memperjuangkan masyarakat Muslim Filipina membutuhkan sebuah identitas perjuangan.
2. Batasan Masalah
Sebelum melangkah lebih jauh, agar pembahasan skripsi ini tidak mengalami pelebaran dan tetap fokus pada masalah yang akan diungkap, tentunya
kita akan menggunakan landasan teoritis mengenai siapa itu bangsa Moro? Apa itu Identitas?.
a. Munculnya Istilah Moro Masyarakat Muslim Filipina terdiri dari berbagai etnik yang sangat
beragam. Seperti yang akan dijelaskan dalam Bab II, setidaknya ada sebelas etnik
10 yang tersebar di Filipina Selatan. Banyaknya etnik ini tentunya memunculkan
pertanyaan para ahli mengenai etnik mana sebenarnya yang disebut Moro?. Menurut Cesar Adib Majul, kata Moro bukanlah istilah baru yang
dimunculkan pemerintah Filipina untuk menyebut sekelompok gerakan yang mengatas-namakan Moro Moro National Liberation Front. Namun tentunya
istilah tersebut tidak muncul dengan sendirinya seiring dengan dideklarasikannya kemerdekaan Filipina pada tahun 1946.
Kata Moro bagi masyarakat Muslim Filipina mempunyai kebanggaan tersendiri, karena menurut Majul merupakan simbol perlawanan yang berlangsung
selama ratusan tahun sejak masa Spanyol.
6
Tesis Majul dikuatkan dalam Ensiklopedi Tematis Islam yang menelusuri akar kata Moor dalam kamus Latin. Dalam hal ini Moro adalah komunitas
Muslim Filipina. Istilah Moro sendiri merupakan kosakata yang sudah beredar ratusan tahun di Filipina, tercatat sejak awal invasi Spanyol ke wilayah Filipina
pada tahun 1565. Moro, seperti yang dijelaskan dalam ensiklopedi tematis Islam berasal dari kata ‘Moor’ atau ‘Moriscor’ yang berasal dari istilah latin ‘Mauri’,
istilah yang sering digunakan orang-orang Romawi kuno untuk menyebut penduduk penduduk wilayah Aljazair Barat dan Maroko. Ketika bangsa Spanyol
tiba di Filipina dan menemukan komunitas yang memiliki adat dan istiadat seperti orang-orang Moor di Andalusia, maka mereka mulai menyebut orang-orang
Islam Filipina dengan istilah Moro.
7
Sampai saat ini tidak ada perdebatan di antara para ahli mengenai asal istilah Moro yang digunakan Muslim Filipina dalam beberapa organisasinya
6
Cesar A Majul, Dinamika Islam di Filipina Jakarta, LP3ES, 1989. h.113
7
Iik Arifin Mansurnoor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Vol.5 Jakarta, Ichtiar Baru van Hoeve, 2003. h. 477
11 MNLF dan MILF. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Moro
adalah seluruh masyarakat Filipina Selatan yang beragama Islam yang disatukan dengan perasaan terdiskriminasikan bersama sejak kolonialisme Spanyol.
b. Makna dan Istilah Identitas Identitas adalah sesuatu yang melekat di diri manusia maupun benda.
Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Serapan dijelaskan bahwa Identitas merupakan kondisi dimana dua benda atau keadaan sama atau identik, sifat dimana sesuatu
pada dasarnya tidak berubah dan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang;jati diri.
8
Namun dalam pembahasan skripsi ini, yang dimaksud Identitas adalah jargon yang diusung masyarakat Muslim dalam melakukan perlawanan terhadap
kolonialisme asing dan diskriminasi yang dilakukan pemerintah Filipina. Agar tidak terjadi pelebaran dalam masalah ini, maka penulisan skripsi ini
di batasi pada masalah identitas dari tahun 1965-1986.
3. Rumusan Masalah