22
BAB II PETA KONDISI SOSIAL MUSLIM FILIPINA
A. Kelompok-Kelompok Etnik di Filipina
Filipina merupakan salah satu Negara di Asia Tenggara yang terletak di bagian Barat Daya lautan teduh. Negara yang ber-ibukota Manila ini mempunyai
luas wilayah 301.000 km
2
yang mencakup 7100 pulau. Dua pulaunya yang terbesar adalah pulau Luzon di Utara dengan luas 104.699 Km, dan Pulau
Mindanao di bagian Selatan dengan luas 94.630 Km
15
. Di Utara Filipina berbatasan dengan laut Cina dan Taiwan, di Selatan dengan wilayah laut
kepulauan Indonesia, sedangkan di Timur dengan Samudra Pasifik dan di Barat dengan Laut Cina Selatan.
Jumlah penduduk Muslim Filipina sejak adanya sensus penduduk tahun 1903 oleh Amerika, mengalami peningkatan. Namun dalam hal ini tidak
ditemukan data penduduk Filipina pada masa Spanyol. Pada tahun 1903 penduduk Muslim berjumlah 763.500, kemudian meningkat pada tahun 1918
sebanyak 1.314.000 jiwa. Kemudian dua tahun setelah Filipina merdeka, 1948 jumlah penduduk Muslim menjadi 1.9234.000 jiwa.
16
Dari sensus penduduk tahun 1990, penduduk Muslim Filipina berkisar antara lima sampai enam juta jiwa, atau sekitar 8,5 dari total penduduk negeri
itu yang berjumlah + 66.000.000.
17
Pada bulan Juli 2001, diketahui total penduduk Filipina berjumlah 82.841.518 jiwa. Dari total jumlah tersebut, 83 di
15
Alfian, Peran Pihak Ketiga Dalam Resolusi Konflik; Kasus Indonesia dan Libya dalam Penyelesaian Konflik Antara Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front
MNLF, Jakarta: UI, 2000. h.23
16
Ibid.h.36
17
Cesar Adib Majul, Filipina dalam Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Jakarta: Mizan, 2001. h.65
23 antaranya beragama Katolik, 9 Protestan, 5 Islam dan 3 Budha dan lain-lain.
Adapun mayoritas Muslim menempati bagian Selatan Filipina seperti Pulau Mindanao, Kepulauan Sulu, Palawan, dan Tawi-tawi.
18
Penduduk asli Filipina merupakan orang-orang yang telah mendiami wilayah Filipina sejak awal. Sampai kini, setidaknya ada tiga suku bangsa yang
dianggap sebagai penduduk asli Filipina, yaitu:
19
1. Negrito Suku bangsa negrito ini mendiami wilayah sekitar laut Sulu. Mereka adalah
suku bangsa pertama yang mendiami wilayah Filipina. Mereka mengembangkan pertanian dataran rendah, namun kemudian terdesak ke
daerah pegunungan. 2. Melayu
Suku bangsa Melayu merupakan kelompok penduduk kedua yang datang ke Filipina. Mereka datang dan kemudian melakukan kawin campur dengan
orang Negrito. Selanjutnya mereka terbagi ke dalam berbagai kelompok yang berbeda dan tersebar ke wilayah lain di Filipina.
20
3. Igorit dan Ifugao Orang-orang Igorit dan Ifugao mendiami wilayah pegunungan Cordilerra di
bagian Utara Filipina. Mereka sejak ratusan tahun silam terkenal sebagai petani terasing di Banaue. Daerah tersebut saat ini merupakan salah satu
tempat wisata yang favorit.
18
Peran Pihak Ketiga dalam Resoluisi Konflik. h 36
19
Lamijo, Syarfuan Rozi, Demografi dan Sejarah Kolonisasi di Filipina, Jakarta : LIPI, 2003. h.23
20
Wacana Ideologi Negara Islam. h. 61
24 Dari tiga suku asli Filipina, kemudian berkembang menjadi banyak etnik.
Setidaknya di Filipina terdapat lebih dari 75 kelompok etnis yang sebagian besar di antaranya merupakan keturunan Melayu, di mana saat ini sebanyak 91
merupakan kelompok Melayu Kristen dan 4 Melayu Muslim. Selebihnya adalah 1,5 Cina dan kelompok etnis yang lain sebesar 3. Adapun kelompok-
kelompok etnis yang ada di Filipina adalah sebagai berikut:
21
1. Kelompok etnis yang berada di Pulau Luzon, antara lain: Ivatan, Ilocano, Tinggian, Apayao, Kalinga, Balangao, Kankanay, Kankanaey,
Bago, Bontoc, Ifugao, Ibaloi, IkalahanKalanguya, Iwak, Isinay, Pengasinan, Ga’dang, Ibanag, Itawit, Malaweg, Yigad, Ilongot, Kampangan, Palanan,
Tagalog, Bicol, Negrito, dan Sambal. 2. Kelompok etnis yang berada di Kepulauan Visayas, antara lain:
Masbateno, Abaknon, Rombloanon, Bantoanon, Aklanon, KinitayaHamtikanon, Hiligaynon, Sulod, Bikidnon, Boholano, Cebuano, dan
Waray. 3. Kelompok etnis yang berada di Pulau Mindanao antara lain:
Manabo, SangilSangir, Maranao, Ilanun, Tiruray, Tasaday, T’boli, B’laan, Kamiguin, Subanun, Mamanwa, Butuanon, Kamayo, Bagobo, Mandaya,
Klagan, dan Kalibugan. 4. Kelompok etnis yang mendiami Pulau Palawan antara lain:
Tagbanwa, Agutayanaen, Kuyonen, Pala’wan, Milibog, Batak, dan Taut Batu. 5. Kelompok etnis yang mendiami Pulau SuluTawi-tawi antara lain:
Yakan, Sama, Sama dilaut, Tausug, dan Jama mapun.
22
21
Demografi dan Sejarah Kolonisasi di Filipina. h.20
22
Ibid.hal.21
25 Dari 75 kelompok etnis di Filipina, masyarakat Muslim Filipina menurut
John L Esposito dan Cesar Adib Majul, diklasifikasikan menurut 12 kelompok etnik, yakni: Manguindanao, Maranao, Iranun, Tausug, Samai, Yakan, Jama
mapun, Palawani, Kalagan, Kalibugan, Sangil dan Badjo.
23
Dengan demikian, Moro pada dasarnya hanya sebutan bangsa Spanyol terhadap Muslim Filipina,
bukan nama etnik. Karena masyarakat Muslim di Filipina terdiri dari berbagai etnik. Berikut ini data etnik yang mayoritas Muslim di Filipina Tahun 1975.
24
Nama Kelompok Populasi
perkiraan 1975
Manguindanao Maranao dan Iranun
Tausug Samal
Yakan Jama Mapun
Kelompok-kelompok Palawan Palawani dan Molbog
Kalagan Kolibugan
Sangil 674.000
670.000 492.000
202.000 93.000
15.000 10.000
5.000 4.000
3.000
Dalam hal ini berbeda dengan John L Esposito dan Cesar Adib Majul, Lamijo dan Syarfuan Rozi menyebut 13 kelompok etnik dalam masyarakat
Muslim Filipina. Perbedaannya hanyalah pada peletakkan etnik Badjao atau Samal Laut. Mungkin John L Esposito dan Cesar Adib Majul tidak
23
Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern. hal.65
24
Dinamika Islam di Filipina. hal 3
26 meletakkannya karena dianggap sama dengan etnik Samal. Di bawah ini adalah
13 etnik hasil sensus tahun 1980.
25
Kelompok Etno-Linguistic Jumlah
Presentase Maranao
Manguindanao Tausug Jolo, Sulu
Sama Sama’a, Samal Yakan
Sangil Sangir Badjao Samal Laut
Kolibugan Kalibugan Jama Mapun Samal Cagayan
Iranum Ilanun Palawanon Muslim Pinalawan
Kalagan Muslim Tagakalo Molbog Melebuganon
742.962 644,548
502,918 244.160
196.000 77.000
28.5346 15.417
14.347 12.542
10.500 7.902
7.500 29,7
25,7 20,1
9,7 7,8
3,2 1,1
0,6 0,6
0,5 0,4
0,3 0,3
Total 2.504.332 100
Mayoritas masyarakat Muslim tinggal di bagian Selatan Filipina, yakni di Pulau Mindanao dan di Kepulaun Sulu. Orang Manguindano marupakan
kelompok terbesar dan paling banyak tinggal di daerah Cotabato di Mindanao, Sultan Kudarat, Cotabato Utara dan Selatan. Orang Maranao tinggal di dua
proponsi Lanao del Sur dan Lanao del Norte., Iranun atau Illanun mendiami daerah Lanao sekitar Teluk Illana dan daerah sebelah Utara Cotabato. Tausug dan
Samal tinggal di Kepulaun Sulu. Jama Mapun tinggal di Cagayan desulu. Masyarakat Kalangan tinggal di sepanjang pantai Teluk Davao. Orang Yakan di
25
Demografi dan Sejarah Kolonisasi di Filipina. h.23
27 Basilan. Sangil tinggal di Davao. Orang Kalibugan tinggal di Zamboanga del Sur.
Sedangkan masyarakat Palawani tinggal di Pulau Palawan Selatan dan orang Molbog di dekat Pulau Balabae dekat pantai Utara Kalimantan.
26
Secara geografis, masyarakat Moro yang terdiri dari banyak etnik mendiami bagian Selatan Filipina dan memiliki identitas tersendiri. Dari segi
sejarah maupun secara sosio kultural berbeda dengan orang Filipina Utara. Sebutan Moro sendiri berasal dari bangsa Spanyol yang datang ke Filipina. Hal ini
bisa dimaklumi karena masyarakat Muslim Filipina mempunyai kepercayaan yang sama dengan bangsa Moor yang sejak lama mendiami Spanyol.
27
Ada lebih dari seratus bahasa dan dialek berbeda di Filipina. Namun bahasa Tagalog digunakan oleh lebih dari lima belas juta penduduk Filipina,
sedangkan bahasa Inggris dimengerti oleh tak kurang dari tiga belas juta penduduk Filipina. Adapun beberapa bahasa utama di Filipina antara lain:
1. Tagalog dan Cebuanon, dipakai di Cebu, Bohol, Negros Occidental, Bastern
Leyte, dan sebagian Mindanao. 2.
Hiligaynon, dipakai di Negros Iccidental dan popinsi Panay. 3.
Waray, dipakai di Samar dan Western Leyte. 4.
Bikolano, dipakai di Profinsi Bikol. 5.
Kampapangan, digunakan di Pampangan dan Tarlac. 6.
Ilokano, digunakan di Pengasinan, La Union dan propinsi Ilocos. 7.
Manguindanao, digunakan di beberapa wilayah Muslim Mindanao.
26
Peran Pihak Ketiga Dalam Resolusi Konflik. hal.24
27
Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern. h.65
28 8.
Tausog, digunakan oleh orang-orang Islam Zamboanga dan Kepulauan Sulu.
28
Banyaknya etnik dalam masyarakat Muslim Filipina menyebabkan tidak ada bahasa khusus yang digunakan masyarakat Muslim Filipina,
namun setidaknya mayoritas menggunakan bahasa Tausog dan Manguindanao.
Adapun sistem sosial dalam masyarakat Moro pada masa kolonial terbagi menjadi tiga kelas, yakni kelas Datu, orang bebas, dan budak. Kelompok Datu
merupakan keturunan aristokrat, kaya, memiliki jabatan politik, dan status sosial yang tinggi. Orang bebas freeman merupakan orang yang tidak memiliki
kekayaan, tidak punya prestise ataupun pengikut, tapi bukan budak. Sedangkan budak adalah kelas paling rendah. Saat ini budak tidak ada lagi, yang tersisa
hanyalah Datu dan orang biasa.
29
A.1. Dampak Pluralitas Etnis di Filipina Kondisi Muslim Filipina yang plural tentunya menimbulkan persaingan
antar etnis. Hal ini sebenarnya sudah terlihat sejak awal kedatangan Spanyol. Di mana tiga kesultanan Muslim di Filipina, yakni kesultanan Sulu, Mindanao dan
Buayan tidak melakukan kerjasama dalam menghadapi kolonialisme Spanyol. Setidaknya selama empat tahap Perang Moro dengan Spanyol, baru pada tahap
terakhirlah mereka sadar harus memunculkan sikap bersatu pada 1645.
30
Dalam tahap terakhir ini selama peperangan dengan Pihak Spanyol, pemerintahan Sultan
28
Demografi dan Sejarah Kolonisasi di Filipina. h. 27
29
Ibid. h. 25
30
Wacana Ideologi Negara Islam. h. 30
29 menjadi lebih disentralisasikan untuk tujuan-tujuan pertahanan terhadap Spanyol
sebagai common enemy.
31
Multi etnis di Filipina sebenarnya sangat merintangi proses integrasi. Bahkan dalam kelompok-kelompok Muslim pun perbedaan-perbedaan etno-kultur
cukup fundamental dalam memberi dampak serius persaingan bahkan pada saat- saat bahaya bersama dihadapi. Sultan dan Datu sering terjadi konflik, bahkan
bekerjasama dengan orang Kristen yang mereka benci untuk menghancurkan Sultan atau Datu di tempat lain.
32
Konflik antara elit ini bisa dilihat pada penguasa Muslim di Cotabato yang bernama Datu Uttu. Ia menyediakan perahu-perahu bagi orang Spanyol untuk
menyerang kelompok –kelompok Muslim yang menolak tunduk padanya. Selain itu, selama masa pendudukan Amerika, beberapa kelompok menandatangani
pakta perdamaian, sementara beberapa kelompok Muslim lainnya tetap mengadakan perlawanan.
Pemberontakan Datu Ali yang dimulai tahun 1903 merupakan salah satu pemberontakan yang sangat hebat pada periode Amerika, dapat dipatahkan karena
Datu Ali dibunuh berdasarkan informasi yang diberikan oleh Datu Piang. Kompetisi antara para Datu tersebut sebenarnya hanyalah mendapat harta
kekayaan dan pengaruh.
33
Kesamaan agama nampaknya tidak membuat persatuan masyarakat yang terdiri dari banyak etnis berjalan dengan lancar. Multi etnis justru mempersulit
integrasi masyarakat jika yang dicita-citakan masyarakat Islam menjadi sebuah
31
Al Chaidar, Ideologi Negara Islam di Asia Tenggara; Telaah Perbandingan Atas Terbentuknya Diskursus Politik Islam Dalam Gerakan-Gerakan Pembentukan Negara di
Indonesia dan Filipina Pasca Kolonialisme, Jakarta: Tesis Universitas Indonesia, 1992. h. 61
32
Ibid. hal.206
33
Ibid. h. 207
30 bangsa. Masyarakat Muslim yang terdapat di Thailand misalnya, multi etnis
menyebabkan masyarakat Muslim tidak bersatu dalam melakukan perlawanan terhadap diskriminasi pemerintah.
34
Ternyata sentimen etnis juga terlihat pada konflik internal Moro National Liberation Front MNLF pada tahun 1977, ketika itu petinggi MNLF yang tidak
suka dengan kepemimpinan Nur Misuari melakukan pembusukan dengan mengambil isu komunis dikatakan bahwa Nur Misuari sebenarnya orang Komunis
yang berlindung dalam selimut Islam. Hashim Salamat 1942-2003, yang ketika itu menjadi menjabat anggota Komite Sentral MNLF memecat Nur Misuari dari
kedudukannya sebagai Ketua Komite. Salamat menyatakan bahwa Nur Misuari sedang berpaling dari Islam, karena lebih menyukai metode Komunis, dan bahwa
ia sedang kehilangan kepercayaan dari banyak komandan lapangan Bangsa Moro Army BMA. Nur Misuari kemudian menyerang balik dengan cara memecat
Salamat dari Komite Sentral, dan memasukkan lebih banyak anggota dari etnisnya sendiri, yakni etnis Tausug.
35
B. Kebijakan Terhadap Sosial Keagamaan